|
|
Haram sakit hati baca thread endon ni! Kuat play victim!
https://b.cari.com.my/forum.php? ... mp;authorid=2462050
Assalamualaikum kakak dan abang, saya buntu dan stress karena madu saya sering cari gara-gara dan bertngkar dengan saya. Madu saya sering menyalahkan saya karena dituduh telah merampas suaminya sedangkan saya asalnya tidak mahu menikah dengan suaminya karena sadar yang bermadu itu tidak enak. Namun yang namanya jodoh, akhirnya saya nikah dengan suami saya sekarang ini, setelah dibujuk berulang kali sama beliau sehingga menangis dia jika saya tidak mahu nikah.
Ibarat makan buah simalakama, mau ke kiri salah, ke kanan salah, maju salah, mundur pun salah. Setelah 2 tahun nikah, cinta saya kepada suami semakin dalam. Berat hati ini untuk bercerai dari suami saya. Mungkin kakak dan abang bisa kasi nasihat dan solusi dari persepsi warga Malaysia, bagaimana saya bisa berdamai dengan madu saya. Terima kasih atas nasihat kakak, saya telah mencoba untuk sabar dan sesuaikan diri dan tidak berlebihan. Tapi madu saya suka bullying dan menindas saya. Sebagai manusia, kesabaran saya punya batas. Suami saya bersedia untuk ceraikan madu saya, tapi saya nasihatkan jangan karena kasihan dengan anak-anaknya. Habis saya harus bagaimana Kak? Awalnya saya tidak mahu sama suami saya ini karena bakalan bermasalah. Tapi suami saya bilang cinta mati sama saya dan akhirnya saya akur, sekian lama, saya makin cinta dengan suami saya, soal jodoh dan emosi Kak. Tujuan akhir dari pernikahan saya ini, agar madu saya bisa move-on dan berdamai dengan saya dan suami.
Saya tidak rampas suami saya dari madu saya, tapi suami saya yang bujuk rayu saya agar mau terima dia.
Saya stress berat Kak. Cerai itu tidak semudah membalikan telapak tangan Kak. Terima kasih atas saran masukannya Kak. Kata-kata Kakak mrsbob87 menyejukkan, tapi kata-kata Kakak CiliPadiSedap bikin tambah stress saya Maaf Kakak, saya nikah dengan suami saya bukan karena benefit, saya punya usaha sendiri, bisnis kecil-kecilan, cukup untuk membiayai kehidupan saya. Suami saya naksir saya duluan, bukan sebaliknya. Suami saya kerja pegawai kerajaan dan madu saya tidak bekerja. Saya tidak mahu menjelek-jelekan madu saya, tapi madu saya ada sakit gula kronis. Madu saya sudah tidak dapat membahagiakan suami karena madu saya sudah kurang mampu bergerak, ke mana-mana harus pakai kerusi roda. Saya 31 tahun, suami saya 50 tahun, madu saya 54 tahun. Saat nikah dengan suami, usia saya 29 tahun dan suami saya sudah 7 tahun tidak mendapat nafkah secara sempurna dari madu saya. Saya nikahi suami atas dasar kasian, simpati dan bujuk rayu suami saya. Setelah nikah, saya mulai mencintai suami saya. Suami saya bukan pengkhianat.
Madu saya menuduh suami tidak adil dan terlalu memanjakan saya. Emang saya akui, suami saya itu royal, senang sekali dia berbelanja buat saya. Saya sering menasihati suami saya agar bersabar dengan ulah madu dan memperlakukan madu saya dengan baik dan adil karena saya simpati dan ingin berdamai dengan madu saya. Jika bepergian ke mana-mana, saya sering beli buah tangan buat madu saya. Terima kasih Kakak atas kata-kata yang menyejukkan, Insyaallah saya berusaha untuk lebih banyak mengalah dan berdoa agar dilembutkan hati madu saya. Saya tidak bermaksud madu saya menyerang secara fisik, tetapi secara kata-kata mau pun lewat telpon dan Whatsapp. Terus menjelek-jelekkan saya sama tetangga, relasi saya dan juga anak-anak madu saya. Saya berusaha menghindar konfrantasi karena kondisi kesehatan madu saya tidak bagus. Saya khawatir dengan akan memperparah kondisi beliau. Soalnya rumah saya dan madu masih satu kompleks taman. Saya sering mengirim makanan buat madu dan anak-anak beliau. Saya punya usaha kedai makan kecil-kecilan dan katering buat asrama pekerja pabrik warga asing di tempat saya, hasilnya lumayan lah. Terima kasih atas nasihatnya, menyejukkan. Ya Kakak, pernikahan saya terdaftar di Mahkamah Syariah dan saya punya surat nikah yang sah. Sudah sering saya mohon maaf dengan madu saya karena menikahi suaminya, tapi yah, mungkin karena kondisi kasehatan madu saya membuatkan emosi beliau labil. Saya coba mengikuti saran dari Kakak di atas agar lebih banyak bersabar dan mengalah, mudah-mudahan lembut hati madu saya.
Cinta suami saya itu tulus, beliau sering mengungkapkan merasa sangat bahagia setelah menikahi saya. Saya melayan suami saya dengan sebaik mungkin. Saya tidak tega untuk bercerai dengan suami saya. Iya Kakak, suami saya itu orang baik dan saya yakin madu saya juga orang baik, tapi dikarenakan kondisi kesehatannya yang buruk, maka madu saya gampang emosi dan tidak rasional. Pertama-tama, saya tidak mengejar uang dari suami saya. Kedua, pernikahan saya ini sah dan rasmi di Mahkamah Syariah dan punya surat nikah. Dari penelitian saya, isteri kedua yang dinikahi dengan sah, bisa mendapat pensiunan dari suami.
https://www.facebook.com/bahagia ... a/2278655598890487/
Bahagian Pasca Perkhidmatan (PENCEN)
23 Jun 2019 ·
SOAL JAWAB ISU PERSARAAN:
TAJUK: PERKAHWINAN
Soalan:
Saya berkahwin dengan seorang warganegara Azerbaijian, adakah kelak kalau saya mati, pencen saya boleh dipindahkan kepada isteri saya tersebut?
Bagaimana pula kalau isteri pertama saya warganegara Malaysia dan isteri kedua saya bukan warganegara?
Atau ada syarat-syarat lain? Atau hanya warganegara sahaja? Adakah saya perlu kahwin hanya dengan warganegara Malaysia sahaja untuk membolehkan isteri saya dapat pencen saya kelak?
Tolong saya incik, saya buntu
Jawapan:
Tuan,
Pasangan yang dikahwini melalui perkahwinan yang diiktiraf oleh agama, adat atau undang-undang tetap akan layak menerima pencen terbitan setelah kematian suami/isterinya yang merupakan pesara Kerajaan.
Bukti secara dokumentasi perlu dikemukakan beserta pengesahan daripada Kedutaan Malaysia / Pesuruhjaya Tinggi di negara di mana berlakunya perkahwinan tersebut. Jika dapat dibuktikan bahawa perkahwinan tersebut sah dan diiktiraf, maka pasangannya layak menerima pencen terbitan.
Kalau perkahwinan tersebut berlaku di Malaysia, walaupun dengan pasangan bukan warganegara, tetap layak tanpa perlu pengesahan kedutaan atau pejabat consular kerana ia berlaku dalam negara, cukup sekadar sijil nikah atau sijil pengesahan perkahwinan yang dikeluarkan oleh Jabatan/Agensi Kerajaan yang berkaitan.
Yang tak layak tu kalau perkahwinan tersebut tidak berjaya dibuktikan kesahihannya, tanpa dokumen dan tanpa pembuktian.
Yang paling tak layak ialah kalau kahwin dengan makhluk asing
Sekian dimaklumkan, terima kasih.
http://www.jpapencen.gov.my/penerima_PT.html
Pencen Terbitan
Pencen Terbitan merupakan suatu faedah persaraan yang dibayar setiap bulan kepada balu atau duda, dan anak anggota berpencen atau pesara yang telah meninggal dunia. Formula penghitungan Pencen Terbitan adalah sama dengan formula yang digunakan bagi Pencen Perkhidmatan.
Takrif anak menurut undang - undang pencen ialah anak yang di bawah umur 21 tahun dan belum berkahwin, termasuk anak angkat, anak tiri dan anak tak sah taraf. Bagi anak yang cacat atau hilang upaya dari segi jasmani secara kekal serta tidak berupaya menanggung nafkahnya sendiri, tiada had umur ditetapkan.
Kadar bayaran pencen terbitan adalah mengikut pembahagian syer berikut :
Balu/Balu-balu/Duda
2 syer bagi tiap-tiap seorang balu/duda
Anak-anak
1 syer bagi tiap-tiap seorang anak Saya buntu dan stress berat, ingin mencari solusi terbaik agar saya dan madu bisa berdamai. Iya Kakak, menurut suami saya sudah register di pejabatnya. Karena itu suami sering bawa saya ke function rasmi jabatannya, rapat outstation, seminar, workshop. Cuman sekarang sudah kurang banget, gara-gara corona barangkali ya. Saya sudah bilang begitu ke suami, tapi beliau bilang uang tabungannya sudah lebih dari cukup untuk membiayai pengobatan sakit gula madu saya. Suami saya adalah pria yang bertanggungjawab. Kenapa Kakak bilang begitu? Saya keturunan Melayu Deli dari Kesultanan Melayu Deli, Sumatera. 100 persen Melayu. Malah famili saya masih punya hubungan kekeluargaan sama pengurus Istana Maimun di Medan sana, yang juga disebut Istana Putri Hijau. Kakak yang baik hati, saya di sini cari solusi, bukan cari berantem. Kakak yang baik hati, selain sakit gula kronis, madu saya juga ada jantungan, sudah 2 kali operasi bypass, gagal ginjal stadium 5 harus jalani hemodialisa. Ya sudah, saya tidak mahu menjelek-jelekan madu saya. Biarlah jadi rahasia dalam keluarga saya. Yang penting saya mencari solusi untuk berdamai dengan madu saya. Iya Kakak, suku saya Melayu Deli berasal dari Deli Serdang. Tapi saya lahir dan sekolah di Kota Medan, tepatnya kecamatan Medan Baru, kelurahan Babura. Generasi saya sudah tidak bisa berbahasa asli Melayu, generasi ortu saya juga sudah kurang, tapi onyang saya cakapnya macam dalam film P. Ramlee. Malah onyang dipanggil incik, bukan ibu atau bonda. Terima kasih atas nasihat dan saranan Kakak, iya banyak yang bilang saya tidak perlu berbaik-baik dengan madu saya. Akan saya usahakan dan saya coba melawan rasa bersalah dan berdosa mencuekin madu saya yang lagi sakit berat. Suami saya ada berencana untuk mengambil jasa home care nurse buat merawat luka dan dressing madu saya, barangkali saya bisa merasa tenang karena ada yang mengurus kebutuhan beliau, insyaallah. Soal isteri kedua bukan warganegara Malaysia, bisa dapat pensiunan atau tidak? Jawabannya bisa jika pernikahan ini sah dan terdaftar secara undang-undang, punya sijil nikah. Sudah saya informasikan di nomor 29. Saya copas di sini ya.
http://www.jpapencen.gov.my/penerima_PT.html
Pencen Terbitan
Pencen Terbitan merupakan suatu faedah persaraan yang dibayar setiap bulan kepada balu atau duda, dan anak anggota berpencen atau pesara yang telah meninggal dunia. Formula penghitungan Pencen Terbitan adalah sama dengan formula yang digunakan bagi Pencen Perkhidmatan.
Takrif anak menurut undang - undang pencen ialah anak yang di bawah umur 21 tahun dan belum berkahwin, termasuk anak angkat, anak tiri dan anak tak sah taraf. Bagi anak yang cacat atau hilang upaya dari segi jasmani secara kekal serta tidak berupaya menanggung nafkahnya sendiri, tiada had umur ditetapkan.
Kadar bayaran pencen terbitan adalah mengikut pembahagian syer berikut :
Balu/Balu-balu/Duda
2 syer bagi tiap-tiap seorang balu/duda
Anak-anak
1 syer bagi tiap-tiap seorang anak.
https://www.facebook.com/bahagia ... a/2278655598890487/
Bahagian Pasca Perkhidmatan (PENCEN)
23 Jun 2019 ·
SOAL JAWAB ISU PERSARAAN:
TAJUK: PERKAHWINAN
Soalan:
Saya berkahwin dengan seorang warganegara Azerbaijian, adakah kelak kalau saya mati, pencen saya boleh dipindahkan kepada isteri saya tersebut?
Bagaimana pula kalau isteri pertama saya warganegara Malaysia dan isteri kedua saya bukan warganegara?
Atau ada syarat-syarat lain? Atau hanya warganegara sahaja? Adakah saya perlu kahwin hanya dengan warganegara Malaysia sahaja untuk membolehkan isteri saya dapat pencen saya kelak?
Tolong saya incik, saya buntu.
Jawapan:
Tuan,
Pasangan yang dikahwini melalui perkahwinan yang diiktiraf oleh agama, adat atau undang-undang tetap akan layak menerima pencen terbitan setelah kematian suami/isterinya yang merupakan pesara Kerajaan.
Bukti secara dokumentasi perlu dikemukakan beserta pengesahan daripada Kedutaan Malaysia / Pesuruhjaya Tinggi di negara di mana berlakunya perkahwinan tersebut. Jika dapat dibuktikan bahawa perkahwinan tersebut sah dan diiktiraf, maka pasangannya layak menerima pencen terbitan.
Kalau perkahwinan tersebut berlaku di Malaysia, walaupun dengan pasangan bukan warganegara, tetap layak tanpa perlu pengesahan kedutaan atau pejabat consular kerana ia berlaku dalam negara, cukup sekadar sijil nikah atau sijil pengesahan perkahwinan yang dikeluarkan oleh Jabatan/Agensi Kerajaan yang berkaitan.
Yang tak layak tu kalau perkahwinan tersebut tidak berjaya dibuktikan kesahihannya, tanpa dokumen dan tanpa pembuktian.
Yang paling tak layak ialah kalau kahwin dengan makhluk asing.
Sekian dimaklumkan, terima kasih. Terima kasih Kakak atas masukkan dan doanya, bisa juga itu, dikarenakan sakitnya, madu saya jadi depressi, gampang emosi juga paranoid lalu beliau melampiaskan rasa frustrasi dan kemarahannya ke saya dan suami. Yang namanya jodoh itu urusanNya Kakak, sekuat apapun Kita menolak, namanya jodoh akan tetap berpihak. Ujian buat saya dan suami. Cerai itu tidak semudah membalikan telapak tangan Kakak. Sebagai pria, suami saya juga kebutuhan yang perlu dipenuhi, suami masih sehat dan punya naluri manusia normal. Soal pensiunan itu, ada yang tanya ke saya, lalu saya coba beri pengertian. Menurut saya itu adalah hak suami saya, terserah beliau membagikan bagaimana. Ya hello juga Kakak, sudah jodoh saya Kakak. Saya punya usaha kecil-kecilan membiayai diri saya sendiri. Soal PR, semuanya suami saya urusin Saya tidak setuju dengan solusi suami saya yaitu beliau nekad untuk menceraikan madu saya. Untuk catatan, madu saya sudah 20 tahun menderita sakit gula kronis, ada jantungan sudah 2 kali operasi bypass, gagal ginjal stadium 5 harus rawatan hemodialisa, tidak bisa bergerak kemana-mana dan harus pakai kerusi roda. Simpati banget saya dengan kondisi madu saya. Suami saya punya 2 anak dari madu. 2 anak madu saya sudah bekerja dan tinggal satu atap dengan madu saya.
Suami sama madu nikah saat mereka kuliah di Amerika, ketika itu suami baru berusia 22 tahun dan madu saya 26 tahun. Suami saya lagi kuliah S1 dan madu saya lagi kuliah S2. Anak pertama ldan kedua suami saya lahir di Amerika. Terus selesai S1 suami saya nyambung S2 dan madu saya milih untuk tidak bekerja. Madu saya anak orang kaya, anak semata wayang. Soal keuangan, madu saya tidak punya masalah, uang dan hartanya banyak terus kedua ortu madu saya sudah meninggal dunia. Karena itu beliau memilih untuk tidak kerja.
Kepribadian madu saya ada seorang yang sangat dominan, mungkin karena madu saya ini anak tunggal maka setiap keinginannya harus senantiasa dituruti. Setelah mederita sakit gula kronis, madu saya semakin banyak tingkah. Maafkan saya, bukan niat saya menjelek-jelekan madu saya tapi agar Kakak dan Abang bisa bikin penilaian sendiri.
Saya sangat keberatan jika suami saya menceraikan madu saya karena kasihan dengan kondisi beliau dan anak-anak madu (kedua-duanya perempuan) saya butuh kehadiran seorang ayah.
Suami saya pegawai kerajaan Jusa C, beliau sudah cape bekerja dan niatnya usai pensiunan mahu menikmati kehidupannya dengan jalan-jalan ke mana-mana. Uang dan harta bukan masalah, tapi beliau butuh teman hidup yang bisa dinikmati bersama, anak-anaknya sudah dewasa dan punya kehidupan sendiri. Jodoh saya sama suami bukan kemahuan saya, 15 bulan lamanya suami membujuk rayu saya agar mahu menikah. Saya tidak tega melihat beliau menangis teriba-iba setiap saya menolak. Tapi ternyata sudah memang jodoh terbaik buat saya, setelah menikah saya semakin mencintai suami saya dan beliau sering mengungkapkan betapa bahagianya beliau sekarang setelah menikahi saya. Iya terima kasih Kakak, saya dan suami saling cinta mencintai. Kalau dalam bahasa Inggrisnya soul mate. Saya sama suami berusaha untuk hamil tapi belum ada rezeki. Setiap hari saya berdoa untuk kebahagian rumahtangga dan kesehatan madu saya. Saya memilih untuk berbagi rasa di sini karena saya lagi buntu dan stress dan butuh masukan dan saran dari persepsi warga Malaysia. Semalam saya sama suami diskusi panjang buat cari solusi untuk kondisi madu saya. Setelah solusinya matang, saya share di sini ya.
Kasar sekali bicara Kakak, yang namanya pria normal itu punya kebutuhan dan keinginan. Tapi bukan sekedar itu, pria juga butuh dukungan emosi.
Nama saya Friska Kakak, bukan Frisna. Seawal nikah lagi sudah saya tanyakan ke suami apa dia mahu nambah isteri lagi, terus dia nangis dan bilang pertanyaan saya ini kejam buat dia. Suami bilang, saya cinta terakhir dan terunggul buat dia. Oleh itu saya tidak tega menanyakan lagi. Seterusnya dari mana Kakak bisa tahu jika nambah isteri ke 3, madu saya tidak tambah emosi? Bisa kumat jantungan dia. Saran dari Kakak sama dengan yang lain yaitu agar saya menghindar dari madu saya karena realitanya tidak mungkin madu saya mahu berdamai. Buat pertanyaan Kakak seterusnya, tidak perlu saya rincikan masalah saya, suami dan madu karena pastinya akan menjelek-jelekan madu saya.
Kakak tidak tahu sejarah penderitaan suami saya, puluhan tahun beliau menahan sabar dalam abusive relationship.
Saya sama suami sepakat untuk tidak akan menceraikan madu saya.
Saya tidak bisa merubah persepsi Kakak, saya di sini cari solusi dari warga Malaysia sendiri saya bukan cari berantem. Saya apresiasi masukan dari Kakak.
2 hari lamanya saya diskusi panjang dengan suami buat mencari solusi terbaik. Masukan dari Kakak-kakak dalam forum ini saya pergunakan. Konklusi yang bisa tarik dari hasil diskusi adalah:
1. Saya tidak perlu akrab dengan madu saya, cukup sekedar menghormati dan menghargai beliau.
2. Bisa jadi kondisi kesehatan madu saya yang mengakibatkan emosi beliau labil dan terganggu, disinyalir menderita depresi akut, butuh pemeriksaan ke dokter.
3. Buat perawatan di rumah, suami setuju untuk mengambil jasa nursing home care yang datang ke rumah 4 hari seminggu buat memeriksa luka dan dressing.
4. Buat bersih-bersih dan penjagaan di rumah, suami akan lanjutkan jasa pembantu harian yang hadir pada jam 10.30 pagi hingga 2.30 sore.
5. Saya harus lebih bersabar dan banyak mengalah karena ulah madu saya ini adalah ulah orang tidak waras.
6. Jatah giliran madu saya ditambah 1 hari, sebelumnya 3 hari semingg mulai sekarang jadi 4 hari seminggu, saya memilih untuk mengalah karena kasian kondisi madu saya.
7. Ini adalah pengorbanan saya buat suami, karena dari kondisi kesehatan madu saya, bisa jadi usianya tidak lama, biarlah suami menghabiskan masa lebih lama dengan isteri pertama sebelum tutup usia.
Terima kasih buat yang ngasih masukan buat saya. Semalam saya dan suami survei jasa home care nurse buat madu saya. Biayanya sekitar RM2,000 - RM4,000 perbulan termasuk biaya obat-batan dan alatannya. Lagi buat pertimbangan yang mana yang cocok.
Tidak semua orang Indonesia di Malaysia ini profesinya sebagai pembantu rumah tangga. Ini adalah prasangka yang tidak benar, ibarat orang Korsel bilang profesi warga Malaysia di Korsel itu sebagai tukang sampah atau tukang petik buah doang. Masih ramai warga Indonesia ini yang kerja di Malaysia ini sebagai pebisnis atau profesional. Saya punya ijazah sarjana S1, kalau bahasa Inggrisnya, bachelor degree.
Saya dan suami sudah memilih private nurse provider yang akan merawat madu saya sebanyak 4 hari dalam seminggu. Hari ini saya akan interview perawat atau nurse yang akan bertugas dan memberi beberapa petunjuk dan instruksi. Stress saya semakin berkurang, alhamdulillah.
Alhamdulillah, stress saya sudah berkurang banyak. Sudah ada yang merawat madu saya, paket RM3200 sebulan, private nurse sekalian fisioterapi. Saya ikutin saranan dari forum ini untuk coba menghindar dari akrab dengan madu saya, karena hal ini tidak realistis. Mending saya jaga hubungan saya sama suami, jatah giliran saya 3 hari dalam satu minggu. Saya korbankan 1 hari buat kebahagian saya, suami dan madu. Sesekali saya kirim makanan buat suami dan anak-anaknya karena mereka senang dengan masakan saya. Moga sisa-sisa kehidupan madu saya akan lebih tenang dan tabah menghadapi penyakitnya. Cuman suami mengeluh karena harus sering menahan sabar menghadapi tingkah madu saya. Saya nasihatin agar sabar demi menjaga hubungan beliau dan anak-anak.
Ini orang ngomongnya tidak bagus, pemikiran jadul. Udah 2021 masih percaya takhayul
Saya senantiasa mendoakan kesehatan madu saya, tapi kesehatannya sangat tidak bagus, we have to prepare for the worst.
|
|