Di pesisir pantai utara, dekat dengan Pelabuhan Tegalsari Kota Tegal, ada sebuah perkampungan yangberdiri di atas tanah timbul. Kampung tersebut dikelilingi oleh air laut dantermasuk wilayah kategori miskin serta terpencil. Listrik menyala hanya padamalam hari serta tidak ada air bersih. Oleh masyarakat sekitar, kampung itudikenal sebagai Kampung Tirang. Kondisi tersebut menginspirasi sineas mudaTegal, Wicaksono Wisnu Legowo, untuk mengangkat kisah hidup para warga diKampung Tirang melalui film layar lebar dengan lakon Turah. Prosesproduksi film itu dilaksanakan di Kampung Tirang, dengan menggandeng para aktorteater, wartawan, dan masyarakat sekitar.Film ini menggambarkan problema sosial masyarakat setempat.
Sinopsis
Kerasnya persaingan hidup menyisakan orang-orang kalah diKampung Tirang. Mereka dijangkiti pesimisme dan diliputi perasaan takut.Terutama kepada Darso, juragan kaya yang telah memberi mereka ‘kehidupan’.Pakel, sarjana penjilat di lingkaran Darso dengan pintar membuat warga kampungmakin bermental kerdil. Situasi tersebut memudahkannya untuk terus mengerukkeuntungan. Setitik optimisme dan harapan untuk lepas dari kehidupan tanpa dayahadir pada diri Turah dan Jadag. Peristiwa-peristiwa terjadi, mendorong Turahdan Jadag untuk melawan rasa takut yang sudah akut dan meloloskan diri darinarasi penuh kelicikan. Ini adalah usaha sekuat daya dari mereka, orang-orangdi Kampung Tirang, agar mereka tidak lagi menjadi manusia kalah, manusiasisa-sisa.