CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 2994|Reply: 4

Hukum Berjalan Beberapa Langkah Saat Adzan, Apakah Makruh?

[Copy link]
Post time 23-2-2021 09:23 AM | Show all posts |Read mode
Hukum Berjalan Beberapa Langkah Saat Adzan, Apakah Makruh?


Dalam keadaan tertentu, terkadang ada muadzin yang berjalan beberapa langkah di sela-sela mengumandangkan adzan. Ia lakukan biasanya karena hendak pindah ke tempat yang lebih baik. Sebenarnya, bagaimana hukum berjalan beberapa langkah saat adzan, apakah makruh?

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum berjalan beberapa langkah saat adzan atau berjalan beberapa langkah bagi muadzin di sela-sela mengumandangkan adzan. Menurut kebanyakan para ulama, berjalan saat mengumandangkan adzan, meskipun sedikit dan hanya beberapa langkah saja, hukumnya adalah makruh.

Oleh karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, maka dia dianjurkan untuk berdiri tegak, tidak duduk dan juga tidak berjalan meskipun hanya beberapa langkah saja. Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Mardawi dalam Kitab Al-Inshaf sebagai berikut:

يستحب أن يؤذن قائما فلو أذن أو أقام قاعدا أو راكبا لغير عذر أو ماشيا جاز ويكره على الصحيح من المذهب

Disunnahkan bagi seseorang untuk mengumandangkan adzan dalam keadaan berdiri. Jika dia adzan atau iqamah dengan cara duduk, atau naik kendaraan tanpa udzur, atau sambil berjalan, maka hukumnya boleh namun makruh, menurut pendapat yang shahih.

Bahkan menurut sebagian ulama, jika muadzin berjalan sampai hitungan yang dianggap banyak, maka adzannya dinilai batal dan dia harus mengulang adzannya dari awal. Ini sebagaimana disebutkan dalam Kitab Al-Mubdi’ fi Syarh Al-Muqni’ berikut;

إن أذن قاعدا أو مشى فيه كثيرا بطل

Jika seseorang adzan dalam keadaan duduk atau adzan dalam keadaan berjalan hingga banyak, maka hukumnya batal.

Sementara menurut sebagian ulama, seperti Imam Al-Asnawi, mengumandangkan adzan sambil berjalan beberapa langkah hukumnya tidak makruh. Oleh karena itu, tidak masalah bagi muadzin mengumandangkan adzan sambil berjalan, apalagi berjalan sedikit dan beberapa langkah saja.

قال الأسنوي: ولا يكره له أيضا ترك الاستقبال ولا المشي لاحتماله في صلاة النفل، ففي الأذان أولى، والإقامة كالأذان فيما ذكر، والأوجه أن كلا منهما يجزي من الماشي

Imam Al-Asnawi berkata: Juga tidak dimakruhkan bagi muadzin tidak menghadap kiblat, juga tidak dimakruhkan berjalan karena hal itu bisa dilakukan saat shalat sunnah, maka saat adzan lebih bisa dilakukan lagi. Iqamah sama seperti adzan dalam hal ini. Menurut pendapat yang kuat, baik adzan dan iqamah sama sah dari orang mengumandangkan sambil berjalan.

Hukum Menjawab Adzan Sambil Berjalan



Apabila sedang dalam perjalanan lalu mendengar adzan, bagaimana hukum menjawab adzan sambil berjalan?

Sudah maklum bahwa ketika kita mendengar adzan berkumandang, maka kita dianjurkan untuk menjawabnya. Namun bagaimana jika kita mendengar adzan pada saat kita sedang berjalan, apakah kita tetap dianjurkan untuk menjawabnya meski dalam keadaan sedang berjalan?

Menurut para ulama, menjawab adzan sambil berjalan hukumnya tetap disunnahkan. Oleh karena itu, jika kita mendengar adzan dalam keadaan sedang berjalan, maka kita dianjurkan untuk menjawabnya dan tidak perlu diam atau duduk untuk menjawabnya.

Hal ini karena menjawab adzan dianjurkan dalam keadaan seperti apapun, baik dalam keadaan duduk, berdiri, sambil berjalan, atau sambil tiduran. Menjawab adzan sambil berdiri, duduk, berjalan, atau tiduran hukumnya sama, yaitu sama-sama diperbolehkan dan dianjurkan.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam Al-Suyuthi dalam kitab Al-Hawi li Al-Fatawa berikut;

فَيَجُوزُ لِلسَّامِعِ إِذَا كَانَ قَائِمًا أَنْ يَجْلِسَ، وَإِذَا كَانَ جَالِسًا أَنْ يَضْطَجِعَ، وَإِذَا كَانَ مُضْطَجِعًا أَنْ يَسْتَمِرَّ عَلَى الِاضْطِجَاعِ وَيُجِيبَ الْمُؤَذِّنَ حَالَ الِاضْطِجَاعِ، وَلَا يُكْرَهُ لَهُ ذَلِكَ ; لِأَنَّهُ لَمْ يَرِدْ فِيهِ نَهْيٌ، وَالْكَرَاهَةُ تَحْتَاجُ إِلَى دَلِيلٍ مِنْ نَهْيٍ خَاصٍّ

Maka boleh bagi orang yang mendengar adzan jika sedang berdiri untuk duduk, jika sedang duduk untuk tidur rebahan, jika sedang rebahan untuk tetap terus rebahan dan menjawab muadzin dalam keadaan rebahan, dan hal itu tidak dimakruhkan. Karena tidak ada larangan dalam hal itu, dan kemakruhan membutuhkan dalil larangan khusus.

Menurut para ulama, yang tidak dianjurkan menjawab adzan hanya orang yang sedang buang hajat atau sedang berhubungan badan. Selain keduanya, meskipun sedang haid, nifas, junub, sedang berjalan, sedang duduk, sedang tiduran, dan lainnya, tetap dianjurkan untuk menjawab adzan.

Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Nihayatuz Zain berikut;

والمجامع وقاضي الْحَاجة يجيبان بعد فرَاغ شغلهما كغيرهما مَا لم يطلّ الْفَصْل عرفا وَإِلَّا لم تسْتَحب لَهما الْإِجَابة

Orang yang berhubungan badan dan buang hajat, keduanya dianjurkan menjawab adzan setelah keduanya selesai selama jedanya tidak lama menurut kebiasaan. Jika jedanya lama, maka keduanya tidak dianjurkan menjawab adzan.



Sumber:https://bincangsyariah.com

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 3-5-2021 07:09 AM | Show all posts

Buat kita pula - semasa azan dikumandangkan elok berhenti buat kerja dan dengar azan dan jawap seruan azan.


Selepas lafaz " wa asyaduana muhammadarrasulullah" sebelum "Hayaalas Solah"


Kita baca:-

Wa'ana ash-hadu an laa 'ilaaha 'illallaahu wahdahu laa shareeka lahu
Wa'anna Muhammadan 'abduhu wa Rasooluhu,
Radheetu billaahi Rabban, Wa bi- Muhammadin Rasoolan Wa bil'islaami deenan.



Bila habis seruan azan iaitu selepas "La ilahaillallah"

Kita baca shalawat atas Nabi.

Lepas itu baru baca doa selepas azan.

Lepas itu kita berdoa lah utk ibubapa dan utk diri kita sendiri.
Reply

Use magic Report

Post time 20-5-2021 09:18 PM From the mobile phone | Show all posts
Edited by SenangMaju at 20-5-2021 09:22 PM

Ini pandangan saya. Boleh tolak jika tidak setuju.

Bukalah minda seluas pandangan diri melihat lautan, barulah jelas.

1) seorang Muslim yg melaungkan adzan, wajib berada ditempat yg suci (BERSIH). Jika seseorang Muslim itu melaungkan adzan sewaktu berkenderaan, TIDAKLAH MEMBATALKAN apa yg diadzankan melainkan dicatat pahala atas apa yg diucapkan. Tiap kalimah ITU dari Allah s.w.t Dan Rasul. TIDAK LAYAK UNTUK SESIAPA BERKATA BATAL ATAS APA YG DIADZANKAN ketika diri dalam keadaan suci ditempat yg suci sambil melafazkan. Penjelasannya : andaikata berlaku badai angin yg kuat, tetiba seseorang Muslim itu melaungkan adzan sewaktu berkenderaan, dikira TIDAK DIPANDANG oleh Allah s w.t? Saya dengan tanpa berbelah bahagi, MENOLAK keterangan, BATAL adzan ketika duduk berdasarkan fakta yg jelas, sesungguhnya Allah s.w.t itu Maha Mendengar!
2)  seorang Muslim yg mengucapkan adzan di dalam hatinya, ketika berada ditempat yg tidak suci, TIDAK MEMBATALKAN adzan berkenaan. Kerana urusan hati itu urusan Allah s.w.t Dan BUKAN urusan manusia untuk mentakwilnya. Ianya dikira sebagai pahala menyentuh urusan hati.
3) seorang Muslim yg belajar untuk melaungkan adzan secara peribadi, samaada duduk, melentang, berdiri, berjalan dan sebagainya, selagi diri dan tempat yg ia huni itu suci (BERSIH), maka TIDAK MEMBATALKAN ADZAN berkenaan. Malah dicatit-Nya sebagai pahala.
4) seorang Muslim yg melaungkan adzan sambil berjalan dikawasan luar dari rumah tanpa sebab kemudaratan (angin ribut Dan seumpamanya) kononnya belajar untuk mengadzan, dikira sebagai mengaibkan urusan adzan. Lagi pula, kawasan yg dimaksudkan belum boleh diklasifikasikan sebagai suci. Makanya, adzan jenis ini DITEGAH dalam beragama. (Mempersendakan agama-Nya). Hukumnya makhruh.

Makanya, jika mahu adzan, adzan sahajalah dengan adab yg benar. Semua itu PAHALA. Akan tetapi, perlu kepada adab2 berserta asbabnya.
Reply

Use magic Report

Post time 20-5-2021 09:39 PM From the mobile phone | Show all posts
Edited by SenangMaju at 20-5-2021 09:44 PM

Pandangan saya, ketika Mendengar adzan.

1) jika Mendengar laungan adzan dengar dan sahut laungan berkenaan.
2) jika tengah memandu, TERUSKAN MEMANDU jika ada urusan penting langsung menjawab adzan sehingga hilang dari pendengaran. (Jarak laungan adzan). Jangan tetiba Mendengar adzan, terus memberhentikan kenderaan ditengah jalan kerana ianya merupakan perkara MEMUDARATKAN pastinya telah dihukum HARAM oleh-Nya tanpa prasangka.
3) sekiranya Mendengar adzan ketika melakukan pekerjaan, laksanakan pekerjaan berkenaan seperti biasa2 sambil menjawab adzan berkenaan. Ini kerana, setiap kali Kita melakukan pekerjaan, dimulai dengan Basmallah. Tidak memerlukan Kita untuk memberhentikan pekerjaan Kita kerana sejak melakukan pekerjaan, ianya ibadat Kita kerana Allah s.w.t.

Okeylah ye. Saya terus terang ya. Buat apa nak berhenti melakukan pekerjaan yg merupakan ibadat kerana Allah s.w.t, sedangkan menjawab semula laungan adzan itu hukumnya sunat muakkad sedangkan pekerjaan yg merupakan ibadat kita kepada Allah s.w.t untuk urusan akhirat Kita, bukan urusan IJTIHAD!

Adalah sangat BODOH DAN TOLOL, lagi bahlol, bila selama hidup itu, tidak sebenar beribadat kepada Allah s.w.t. Nak jadi Waliyullah, jadilah orang yg benar beribadat.

Zaman ini, dinegara ini, majoriti MUSLIM, terpaksa akur dengan ketetapan masa bekerja. Jika memberhentikan tugas semata2 untuk hormat adzan, bukankah ianya suatu ketololan yg berakhir tidak disukai majikan?

Adzan itu merehatkan. Jika Kita berada di dalam Masjid atau surau, makanya, adzan itu merehatkan Kita. Ianya Sunnah Rasullullah s.a.w, bila berada di dalam tempat ibadat, laungan adzan akan merehatkan Kita. Jika Kita bekerja luar dari kawasan ibadat (masjid), makanya, Kita tetap dengan pekerjaan Kita Dan BUKAN pula perlu rehat. Kerana tempat ibadat Dan tempat kerja, TIDAKLAH sama.

Sunnah baginda Rasullullah s.a.w amat jelas, Mendengar adzan itu merehatkan diri di dalam kawasan ibadat BILA laungan adzan berlangsung!

Makanya, Saya TOLAK SEMUA IJTIHAD pasalnya, ianya diada2kan secara berlebih2an dalam beragama.

Ada yg nak bangkang? SILAKAN!
Reply

Use magic Report

Post time 20-5-2021 09:51 PM From the mobile phone | Show all posts
Untuk makluman semua, bila adzan mula berkumandang, rehatlah ketika diri berada ditempat ibadat berkenaan. Ianya Sunnah Rasullullah s.a.w.

Adapun sekiranya berlaku peperangan, sedangkan adzan berkumandang dikawasan ibadat, makanya, mereka yg tengah berperang TIDAK PERLU untuk menghentikan perang.

Adalah sangat BODOH lagi TOLOL, bila ijtihad yg dinyatakan dan dipegang oleh diri selama ini, merupakan KEMUDARATAN yg diharamkan oleh-Nya.

Sebab itulah, kena cari guru yg fakih. Bukan guru yg buat ijtihad yg diharamkan-Nya.

Nau'zubillahuminzalik.
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

27-11-2024 05:47 PM GMT+8 , Processed in 0.053562 second(s), 16 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list