CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

123Next
Return to list New
View: 5635|Reply: 41

apa itu Tawassul?

[Copy link]
Post time 30-4-2009 04:03 PM | Show all posts |Read mode
Assalamu'alaikum.... saya pernah dengar tentang "Tawassul".. apa itu tawassul? ada orang ckap ianya haram dibuat, jatuh hukum syirik.. manakala ada jugak yang cakap ianya boleh dibuat, malah perintah Allah dan Rasul...

ada sapa2 boleh bagi penerangan beserta dalil?
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 30-4-2009 04:11 PM | Show all posts
salam..

Berikut adalah artikel yang ditulis oleh Al-habib Munzir Almusawa, dimana beliau menghuraikan dengan panjang lebar.

---------------------

TAWASSUL
Saudara saudaraku masih banyak yang memohon penjelasan mengenai tawassul,
wahai saudaraku, Allah swt sudah memerintah kita melakukan tawassul, tawassul
adalah mengambil perantara makhluk untuk doa kita pada Allah swt, Allah swt
mengenalkan kita pada Iman dan Islam dengan perantara makhluk Nya, yaitu Nabi
Muhammad saw sebagai perantara pertama kita kepada Allah swt, lalu perantara
kedua adalah para sahabat, lalu perantara ketiga adalah para tabi’in, demikian
berpuluh puluh perantara sampai pada guru kita, yang mengajarkan kita islam, shalat,
puasa, zakat dll, barangkali perantara kita adalah ayah ibu kita, namun diatas mereka
ada perantara, demikian bersambung hingga Nabi saw, sampailah kepada Allah swt.

Allah swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah/patuhlah kepada
Allah swt dan carilah perantara yang dapat mendekatkan kepada Allah SWT dan
berjuanglah di jalan Allah swt, agar kamu mendapatkan keberuntungan” (QS.Al-
Maidah-35).

Ayat ini jelas menganjurkan kita untuk mengambil perantara antara kita dengan Allah,
dan Rasul saw adalah sebaik baik perantara, dan beliau saw sendiri bersabda :
“Barangsiapa yang mendengar adzan lalu menjawab dengan doa : “Wahai Allah Tuhan
Pemilik Dakwah yang sempurna ini, dan shalat yang dijalankan ini, berilah Muhammad
(saw) hak menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan untuknya
Kedudukan yang terpuji sebagaimana yang telah kau janjikan padanya”. Maka halal
baginya syafaatku” (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442)

Hadits ini jelas bahwa Rasul saw menunjukkan bahwa beliau saw tak melarang
tawassul pada beliau saw, bahkan orang yang mendoakan hak tawassul untuk beliau
saw sudah dijanjikan syafaat beliau saw.

Tawassul ini boleh kepada amal shalih, misalnya doa : “Wahai Allah, demi amal
perbuatanku yang saat itu kabulkanlah doaku”, sebagaimana telah teriwayatkan dalam
Shahih Bukhari dalam hadits yang panjang menceritakan tiga orang yang terperangkap
di gua dan masing masing bertawassul pada amal shalihnya.

Dan boleh juga tawassul pada Nabi saw atau orang lainnya, sebagaimana yang
diperbuat oleh Umar bin Khattab ra, bahwa Umar bin Khattab ra shalat istisqa lalu
berdoa kepada Allah dengan doa : “wahai Allah.., sungguh kami telah mengambil
perantara (bertawassul) pada Mu dengan Nabi kami Muhammad saw agar kau
turunkan hujan lalu kau turunkan hujan, maka kini kami mengambil perantara
(bertawassul) pada Mu Dengan Paman Nabi Mu (Abbas bin Abdulmuttalib ra) yang
melihat beliau sang Nabi saw maka turunkanlah hujan” maka hujanpun turun dengan
derasnya. (Shahih Bukhari hadits no.964 dan hadits no.3507).
Riwayat diatas menunjukkan bahwa :
Para sahabat besar bertawassul pada Nabi saw dan dikabulkan Allah swt.

(sambung)
Reply

Use magic Report

Post time 30-4-2009 04:15 PM | Show all posts
Para sahabat besar bertawassul satu sama lain antara mereka dan dikabulkan
Allah swt. Para sahabat besar bertawassul pada keluarga Nabi saw (perhatikan ucapan Umar ra : “Dengan Paman nabi” (saw). Kenapa beliau tak ucapkan namanya saja?,
misalnya Demi Abbas bin Abdulmuttalib ra, namun justru beliau tak mengucapkan
nama, tapi mengucapkan sebutan “Paman Nabi” dalam doanya kepada Allah, dan
Allah mengabulkan doanya, menunjukkan bahwa Tawassul pada keluarga Nabi
saw adalah perbuatan Sahabat besar, dan dikabulkan Allah.

Para sahabat besar bertawassul pada kemuliaan sahabatnya yang melihat Rasul
saw, perhatikan ucapan Umar bin Khattab ra : “dengan pamannya yang melihatnya”
(dengan paman nabi saw yang melihat Nabi saw) jelaslah bahwa melihat Rasul saw
mempunyai kemuliaan tersendiri disisi Umar bin Khattab ra hingga beliau
menyebutnya dalam doanya, maka melihat Rasul saw adalah kemuliaan yang
ditawassuli Umar ra dan dikabulkan Allah.

Dan boleh tawassul pada benda, sebagaimana Rasulullah saw bertawassul pada
tanah dan air liur sebagian muslimin untuk kesembuhan, sebagaimana doa beliau saw
ketika ada yang sakit : “Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur
sebagian dari kami, sembuhlah yang sakit pada kami, dengan izin tuhan kami” (shahih
Bukhari hadits no.5413, dan Shahih Muslim hadits no.2194), ucapan beliau saw : “demi
air liur sebagian dari kami” menunjukkan bahwa beliau saw bertawassul dengan air liur
mukminin yang dengan itu dapat menyembuhkan penyakit, dengan izin Allah swt
tentunya, sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dengan izin Allah
pula tentunya, juga beliau bertawassul pada tanah, menunjukkan diperbolehkannya
bertawassul pada benda mati atau apa saja karena semuanya mengandung kemuliaan
Allah swt, seluruh alam ini menyimpan kekuatan Allah dan seluruh alam ini berasal dari
cahaya Allah swt.

Riwayat lain ketika datangnya seorang buta pada Rasul saw, seraya mengadukan
kebutaannya dan minta didoakan agar sembuh, maka Rasul saw menyarankannya
agar bersabar, namun orang ini tetap meminta agar Rasul saw berdoa untuk
kesembuhannya, maka Rasul saw memerintahkannya untuk berwudhu, lalu shalat dua
rakaat, lalu Rasul saw mengajarkan doa ini padanya, ucapkanlah : “Wahai Allah, Aku
meminta kepada Mu, dan Menghadap kepada Mu, Demi Nabi Mu Nabi Muhammad,
Nabi Pembawa Kasih Sayang, Wahai Muhammad, Sungguh aku menghadap demi
dirimu (Muhammad saw), kepada Tuhanku dalam hajatku ini, maka kau kabulkan
hajatku, wahai Allah jadikanlah ia memberi syafaat hajatku untukku” (Shahih Ibn
Khuzaimah hadits no.1219, Mustadrak ala shahihain hadits no.1180 dan ia berkata
hadits ini shahih dengan syarat shahihain Imam Bukhari dan Muslim).

Hadits diatas ini jelas jelas Rasul saw mengajarkan orang buta ini agar berdoa dengan
doa tersebut, Rasul saw yang mengajarkan padanya, bukan orang buta itu yang
membuat buat doa ini, tapi Rasul saw yang mengajarkannya agar berdoa dengan doa
itu, sebagaimana juga Rasul saw mengajarkan ummatnya bershalawat padanya,
bersalam padanya.
Lalu muncullah pendapat saudara saudara kita, bahwa tawassul hanya boleh pada
Nabi saw, pendapat ini tentunya keliru, karena Umar bin Khattab ra bertawassul pada
Abbas bin Abdulmuttalib ra. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari diatas, bahkan
Rasul saw bertawassul pada tanah dan air liur

(sambung)
Reply

Use magic Report

Post time 30-4-2009 04:18 PM | Show all posts
Adapula pendapat mengatakan tawassul hanya boleh pada yang hidup, pendapat ini
ditentang dengan riwayat shahih berikut : “telah datang kepada utsman bin hanif ra
seorang yang mengadukan bahwa Utsman bin Affan ra tak memperhatikan
kebutu*annya, maka berkatalah Utsman bin Hanif ra : “berwudulah, lalu shalat lah dua
rakaat di masjid, lalu berdoalah dengan doa : “: “Wahai Allah, Aku meminta kepada Mu,
dan Menghadap kepada Mu, Demi Nabi Mu Nabi Muhammad, Nabi Pembawa Kasih
Sayang, Wahai Muhammad, Sungguh aku menghadap demi dirimu (Muhammad saw),
kepada Tuhanku dalam hajatku ini, maka kau kabulkan hajatku, wahai Allah jadikanlah
ia memberi syafaat hajatku untukku” (doa yang sama dengan riwayat diatas)”, nanti
selepas kau lakukan itu maka ikutlah dengan ku kesuatu tempat.

Maka orang itupun melakukannya lalu utsman bin hanif ra mengajaknya keluar masjid
dan menuju rumah Utsman bin Affan ra, lalu orang itu masuk dan sebelum ia berkata
apa apa Utsman bin Affan lebih dulu bertanya padanya : “apa hajatmu?”, orang itu
menyebutkan hajatnya maka Utsman bin Affan ra memberinya. Dan orang itu keluar
menemui Ustman bin Hanif ra dan berkata : “kau bicara apa pada utsman bin affan
sampai ia segera mengabulkan hajatku ya..?”, maka berkata Utsman bin hanif ra : “aku
tak bicara apa2 pada Utsman bin Affan ra tentangmu, Cuma aku menyaksikan Rasul
saw mengajarkan doa itu pada orang buta dan sembuh”. (Majmu’ zawaid Juz 2 hal
279).

Tentunya doa ini dibaca setelah wafatnya Rasul saw, dan itu diajarkan oleh Utsman bin
hanif dan dikabulkan Allah. Ucapan : Wahai Muhammad.. dalam doa tawassul itu
banyak dipungkiri oleh sebagian saudara saudara kita, mereka berkata kenapa
memanggil orang yang sudah mati?, kita menjawabnya : sungguh kita setiap shalat
mengucapkan salam pada Nabi saw yang telah wafat : Assalamu alaika
ayyuhannabiyyu… (Salam sejahtera atasmu wahai nabi……), dan nabi saw
menjawabnya, sebagaimana sabda beliau saw : “tiadalah seseorang bersalam
kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruh ku hingga aku menjawab salamnya” (HR
Sunan Imam Baihaqiy Alkubra hadits no.10.050)

Tawassul merupakan salah satu amalan yang sunnah dan tidak pernah diharamkan
oleh Rasulullah saw, tak pula oleh ijma para Sahabat Radhiyallahu’anhum, tak pula
oleh para tabi’in dan bahkan oleh para ulama serta imam-imam besar Muhadditsin,
bahkan Allah memerintahkannya, Rasul saw mengajarkannya, sahabat
radhiyallahu’anhum mengamalkannya.

Mereka berdoa dengan perantara atau tanpa perantara, tak ada yang
mempermasalahkannya apalagi menentangnya bahkan mengharamkannya atau
bahkan memusyrikan orang yang mengamalkannya.
Tak ada pula yang membedakan antara tawassul pada yang hidup dan mati, karena
tawassul adalah berperantara pada kemuliaan seseorang, atau benda (seperti air liur
yang tergolong benda) dihadapan Allah, bukanlah kemuliaan orang atau benda itu
sendiri, dan tentunya kemuliaan orang dihadapan Allah tidak sirna dengan kematian,
justru mereka yang membedakan bolehnya tawassul pada yang hidup saja dan
mengharamkan pada yang mati, maka mereka itu malah dirisaukan akan terjerumus
pada kemusyrikan karena menganggap makhluk hidup bisa memberi manfaat,
sedangkan akidah kita adalah semua yang hidup dan yang mati tak bisa memberi
manfaat apa apa kecuali karena Allah memuliakannya, bukan karena ia hidup lalu ia
bisa memberi manfaat dihadapan Allah, berarti si hidup itu sebanding dengan Allah?, si
hidup bisa berbuat sesuatu pada keputusan Allah?,

Tidak saudaraku.. Demi Allah bukan demikian, Tak ada perbedaan dari yang hidup dan
dari yang mati dalam memberi manfaat kecuali dengan izin Allah swt. Yang hidup tak
akan mampu berbuat terkecuali dengan izin Allah swt dan yang mati pun bukan
mustahil memberi manfaat bila memang di kehendaki oleh Allah swt.

Ketahuilah bahwa pengingkaran akan kekuasaan Allah swt atas orang yang mati
adalah kekufuran yang jelas, karena hidup ataupun mati tidak membedakan kodrat
Ilahi dan tidak bisa membatasi kemampuan Allah SWT. Ketakwaan mereka dan
kedekatan mereka kepada Allah SWT tetap abadi walau mereka telah wafat.
Sebagai contoh dari bertawassul, seorang pengemis datang pada seorang saudagar
kaya dan dermawan, kebetulan almarhumah istri saudagar itu adalah tetangganya, lalu
saat ia mengemis pada saudagar itu ia berkata “Berilah hajat saya tuan …saya adalah
tetangga dekat almarhumah istri tuan…” maka tentunya si saudagar akan memberi
lebih pada si pengemis karena ia tetangga mendiang istrinya, Nah… bukankah hal ini
mengambil manfaat dari orang yang telah mati? Bagaimana dengan pandangan yang
mengatakan orang mati tak bisa memberi manfaat?, Jelas-jelas saudagar itu akan
sangat menghormati atau mengabulkan hajat si pengemis, atau memberinya uang
lebih, karena ia menyebut nama orang yang ia cintai walau sudah wafat.

Walaupun seandainya ia tak memberi, namun harapan untuk dikabulkan akan lebih
besar, lalu bagaimana dengan Arrahman Arrahiim, yang maha pemurah dan maha
penyantun?, istri saudagar yang telah wafat itu tak bangkit dari kubur dan tak tahu
menahu tentang urusan hajat sipengemis pada si saudagar, NAMUN TENTUNYA SI
PENGEMIS MENDAPAT MANFAAT BESAR DARI ORANG YANG TELAH WAFAT,
entah apa yang membuat pemikiran saudara saudara kita menyempit hingga tak
mampu mengambil permisalan mudah seperti ini.

Saudara saudaraku, boleh berdoa dengan tanpa perantara, boleh berdoa dengan
perantara, boleh berdoa dengan perantara orang shalih, boleh berdoa dengan
perantara amal kita yang shalih, boleh berdoa dengan perantara nabi saw, boleh pada
shalihin, boleh pada benda, misalnya “Wahai Allah Demi kemuliaan Ka’bah”, atau
“Wahai Allah Demi kemuliaan Arafat”, dlsb, tak ada larangan mengenai ini dari Allah,
tidak pula dari Rasul saw, tidak pula dari sahabat, tidak pula dari Tabi’in, tidak pula dari
Imam Imam dan muhadditsin, bahkan sebaliknya Allah menganjurkannya, Rasul saw
mengajarkannya, Sahabat mengamalkannya, demikian hingga kini.

Walillahittaufiq

(end)

[ Last edited by  mom2003 at 30-4-2009 16:30 ]
Reply

Use magic Report

Post time 30-4-2009 05:16 PM | Show all posts

Balas #1 gunblade712\ catat

...........perkara demikian tidak menjadi kesalahan kita mengunakannya tetapi sesetengah ulama takut org yang jahil akan menyalah erti @ menggunakannya dan boleh menjadi syirik..................cuba lihat kisah2 para sahabat juga pernah melakukannya.................
Reply

Use magic Report

Post time 30-4-2009 06:04 PM | Show all posts
Panjang sangat letih nak baca.
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 30-4-2009 06:54 PM | Show all posts
hmm.....so maksudnya jgn ada perantara lah kan ? minta direct ...yes why not tak minta direct kan Allah dekat lebih dekat than out very own jugular vein?

paman tu  bhs apa ?apa maksudnya?
Reply

Use magic Report

Post time 30-4-2009 10:43 PM | Show all posts
TAWASSUL itu adalah MAQAM yg paling kemuncak di capai oleh seorg hamba di dlm hubungan
dgn ALLAH SWT.

sebab tuh nabi SAW mengharapkan kurnia ini serta mengajarkan muslim berdoa kpd ALLAH
supaya anugerah ini di kurniakan kpd baginda SAW.

doa itu ialah DOA SELEPAS AZAN.


AAA TI  SAYYIDANAA  MUHAMMADANIL WASILAH ( TAWASSUL ).

( kurniakan kpd baginda muhammad SAW akan WASILAH/PENGHAMPIRAN )


syafaat NABI DI AKHIRAT juga adalah tawassul.


benda yg sama, karekter yg BERBEZA.


seperti jiwa, roh, nafsu, akal, hati adalah perkara yg sama juga WALAU KAREKTER BERBEZA.













WALLAHU A'LAM.

[ Last edited by  sirri_khafi at 30-4-2009 22:44 ]
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 30-4-2009 11:55 PM | Show all posts
tawassul itu penghampiran/penyambungan.

syirik pula mempersekutukan & mengada2kan tuhan SELAIN NYA.

penghampiran itu boleh dibuat melalui amalan2 yg baik & hubungan dgn org2 yg hampir.

hanya nabi muhammad SAW yg boleh direct dgn ALLAH.

makhluk lain xlayak.

dlm bab ni kena hati2 sebab garis pemisahnya amat halus.





WALLAHU A'LAM.
Reply

Use magic Report

Post time 2-5-2009 07:05 PM | Show all posts

Reply #1 gunblade712's post

tawassul dengan orang2 yang soleh..berkah...tapi tetap hanya meminta dengan Allah..hal ni dibolehkan...contohnya "Dengan berkat si fulan bin si fulan aku POHON KEPADAMU YA ALLAH".. lebih kurang mcm tu la...
Reply

Use magic Report

Post time 2-5-2009 09:21 PM | Show all posts

Bertawasullah pada perkara yang dibenarkan oleh agama yang jugak mempunyai contoh daripada Nabi.

Agama Islam ini suci dan penganutnya wajiblah membersihkan diri mereka daripada perkara-perkara yang boleh mengotori akidahnya.

Kita kena bezakan antara berdoa dengan bertawasul. Kedua-duanya dilihat seperti ada persamaan iaitu berdoa tetapi ada bezanya.

Yang dibolehkan seperti dianjurkan oleh agama:

1. Berdoa dengan menyebut nama-nama Allah (bertawasul le tuu)
2. Berdoa dengan menyebut kebaikan yang kita yang terunggul kepada Allah(bertawasul dengan kebaikan kita)
3. Berdoa dengan menyebut orang yang dekat dengan Nabi(pertalian). Rasanya,sekarang ini tidak ada orang yang dekat dengan pertalian dengan Nabi. Jadi perkara 1 dan 2 saje yang praktikal buat masa ini.

Komen untuk hadis in: Diberitakan bahawa Umar berdoa semasa paman Nabi Abbas berada disisinya.

Dan boleh juga tawassul pada Nabi saw atau orang lainnya, sebagaimana yang
diperbuat oleh Umar bin Khattab ra, bahwa Umar bin Khattab ra shalat istisqa lalu
berdoa kepada Allah dengan doa : “wahai Allah.., sungguh kami telah mengambil
perantara (bertawassul) pada Mu dengan Nabi kami Muhammad saw agar kau
turunkan hujan lalu kau turunkan hujan, maka kini kami mengambil perantara
(bertawassul) pada Mu Dengan Paman Nabi Mu (Abbas bin Abdulmuttalib ra) yang
melihat beliau sang Nabi saw maka turunkanlah hujan” maka hujanpun turun dengan
derasnya. (Shahih Bukhari hadits no.964 dan hadits no.3507).
Riwayat diatas menunjukkan bahwa :
Para sahabat besar bertawassul pada Nabi saw dan dikabulkan Allah swt.

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 3-5-2009 09:05 AM | Show all posts
ok.. saya faham sikit2lah..

jadi boleh tak kalau kita bertawasul dengan orang yang telah wafat? (contohnya, kita bertawasul dengan Nabi Muhammad s.a.w. dan 'Ulul-Azmi yang lain)
Reply

Use magic Report

Post time 3-5-2009 11:05 AM | Show all posts

Balas #12 gunblade712\ catat

nak bertawassul macamana tu?  kena bagi contoh dulu.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 3-5-2009 12:23 PM | Show all posts
saya telah mendapat info daripada seseorang bahawa tawassul itu haram...
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 3-5-2009 12:24 PM | Show all posts

Balas #13 ibnur\ catat

hmm.. bertawassul.. dengan berselawat ke atas ke lima-lima 'Ulul Azmi...
Reply

Use magic Report

Post time 3-5-2009 02:02 PM | Show all posts

Reply #14 gunblade712's post

wahabi menolak tawasul.

suruh org itu berikan dalil & fakta dari QURAN & SUNNAH.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 3-5-2009 02:49 PM | Show all posts
tawasul menurut pendapat saya adalah lebih kpd konsep HUBUNGAN.

ramai yg menyangka tawasul itu MEMINTA, ini pendapat yg salah!

tawasul jika kita tinjau dari segi bahasa arab ialah SAMBUNG.

dari segi istilah pula ialah PENGHAMPIRAN.

kalau ikut bahasa moden ialah REKOMEN, namun konsep tawasul LEBIH LUAS lagi.

saya lebih suka dgn konsep HUBUNGAN.

yg di maksudkan ialah HUBUNGAN HATI.

hubungan hati tidak terbatas dgn fizikal & pertalian darah semata2, krn ALLAH SWT juga pernah menafikan hubungan nabi nuh AS & anak isterinya.

walaupun salman RA tidak ada pertalian keluarga dgn nabi SAW, namun nabi SAW menyebut salman sebagai AHLULBAIT.

begitu juga dgn uwais qorni, tidak pernah bertemu nabi, namun nabi SAW sangat2 mengenali nya.

FIRMAN ALLAH SWT :

SEGALA PERKASIHAN ( HUBUNGAN ) PD HARI ITU AKAN MENJADI MUSUH BAGI SEBAHAGIAN YG LAIN KECUALI ORG2 YG BERTAQWA. ( surah zukhruf ayat 67 )



WAHAI KECELAKAAN BESARLAH BAGI KU, ALANGKAH BAIKNYA AKU TIDAK MENJADIKAN SI FULAN SEBAGAI KEKASIH KU. ( surah alfurqon ayat 28 ).



tiap2 hari muslim bertawasul dgn nabi SAW sebanyak 5 kalli setiap hari di dlm solat fardhu seperti sebutan ASSALAMU 'ALAYKA AYYUHAN NABI.  

kalau ikut gaya pemikiran wahabi, apa perlunya kita beri salam kpd nabi, bukankah kita sedang menyembah & meminta kpd ALLAH ? ini contoh pemikiran yg jumud & rigid.

tawasul itu ada di dlm ayat :

TUNJUKILAH KAMI JLN YG LURUS.

JLN ORG2 YG TELAH ENGKAU BERI NI'MAT KPD MEREKA, BUKAN ORG2 YG DI MURKAI DAN TIDAK ORG2 YG SESAT. ( alfatihah 6 & 7 ).


DARI ABU HURAIROH RA BAHAWA NABI SAW BERSABDA : SESEORG ITU ADALAH MENURUT AGAMA KEKASEHNYA, MAKA HENDAKLAH SESEORG DARI KAMU MELIHAT ORG YG MENJADI KEKASIHNYA. ( imam tirmizi RAH berkata: hadis hasan )


DARI ANAS RA , BAHAWA SEORG ARAB BADWI BERKATA KPD RASULULLAH SAW : BILAKAH HARI KIAMAT ? RASULULLAH  BERKATA KPD NYA : APAKAH PERSEDIAAN ENGKAU UTK ( MENGHADAPI ) NYA ? ARAB BADWI MENJAWAB : CINTA KPD ALLAH & RASULNYA. BELIAU SAW BERSABDA : ENGKAU AKAN BERSAMA DGN ORG YG ENGKAU CINTAI. ( telah di sepakati oleh 2 imam )


hebat amalah hati yg di panggil CINTA sehingga mampu membawa org itu bersama dgn yg di cintai.


TAUHID ITU HABLUMMINALLAH.

TAWASUL ITU ADALAH HABLULMMINANNAS.


kalau kita MUHASABAH diri kita & amalan kita, LAYAK KAH KITA NAK DIRECT TERUS DGN ALLAH ?

cuba renungkan dalam2...........







WALLAHU A'LAM.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 3-5-2009 04:08 PM | Show all posts

Balas #16 sirri_khafi\ catat

ahh... persoalan wahabi.. ini yang saya tak berapa jelas lagi...

siapa wahabi sebenarnya?

dan pasti ada sebab kenapa mereka menolak tawassul, kan?
Reply

Use magic Report

Post time 3-5-2009 05:51 PM | Show all posts

Reply #17 sirri_khafi's post

Satu huraian yang cukup jelas. I harap boleh diteruskan lagi.
Reply

Use magic Report

Post time 3-5-2009 05:55 PM | Show all posts

Reply #15 gunblade712's post

hmm.. bertawassul.. dengan berselawat ke atas ke lima-lima 'Ulul Azmi...

selawat apasal pulak nak haram?  kau pi tanya website wahabi pun tak kata haram.
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

27-1-2025 05:17 AM GMT+8 , Processed in 0.057473 second(s), 32 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list