CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 2232|Reply: 13

Majlis Ikhwanindo: Karomah Para Sahabat Nabi dan orang-orang shalih

[Copy link]
Post time 21-4-2008 04:49 PM | Show all posts |Read mode
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,

Segenap puji hanya bagi Allah Yang maha Esa. Kami memohon pertolongan kepada-Nya, kami memohon ampunan kepada-Nya dan kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan diri dan dari keburukan amal-amal kami. Siapa saja yang dianugrahi hidayah oleh Allah, maka tidak ada yang menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah, Dia Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah hamba dan Rasul-Nya. Wa ba'du!

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 21-4-2008 04:57 PM | Show all posts
Kisah Karomah

Para Shahabat dan

Orang Saleh

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 21-4-2008 04:59 PM | Show all posts




PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS JURAIJ



l.Keterangan tentang akibat durhaka kepada kedua orang tua, tidak berbuat baik kepada keduanya dan memenuhi perintah keduanya. Hal itu bisa menjadi sebab musibah yang menimpa seseorang sebagaimana terjadi pada Juraij sang ahli ibadah.
2. Allah menyelamatkan hamba karena keshalihan dan ketaqwaannya, sebagaimana Dia meny elamatkan juraij dan membebaskannya dari tuduhan yang dialamatkan
kepadanya.
3.
Kemampuan Allah membuat seseorang berbicara dimana orang sepertinya belum berbicara, sebagaimana Allah membuat bayi itu berbicara untuk membebaskan

Juraij.

4. Pada kaum Isa terdapat orang-orang shalih yang terpilih. Juraij adalah pengikut Isa. Dan pencipta rahbaniyah adalah orang-orang Nashrani.
5. Jika salah satu dari bapak ibu memanggil untuk kepentingan yang dibolehkan secara syara', maka seseorang yang sedang shalat sunnah harus/wajib meninggalkan shalatnya. Hadis di atas menunjukkan bahwa Juraij bersalah kepada Allah karena tidak menjawab panggilan ibunya.
6. Akibat dari ujian adalah kebaikan, jika seorang hamba bersabar dan bertaqwa kepada Allah. Setelah Juraij ter-timpa ujian, ia bertindak lebih baik di mata manusia dan di mata Tuhan manusia, daripada sebelumnya.
7. Seorang hamba shalih bisa memiliki keteguhan, keyakinan dan kepercayaan diri kepada Allah. Dengan itu dia mampu menghadapi persoalan-persoalan besar dengan keberanian dan ketangguhan sebagaimana yang dilakukan Juraij.
8. Hadis ini menetapkan karamah para wali.
9.
Wudhu telah disyariatkan pada umat sebelum kita. Ju raij shalat setelah berwudhu lalu menyentuh perut bayi.

10. Orang-orang shalih akan berlindung kepada shalat jika mereka menghadapi musibah dan cobaan.
11.Para pengikut kenistaan berusaha membuat buram muka orang-orang shalih, sebagaimana wanita pelacur tersebut melakukannya kepada Juraij.
12. Tidak boleh tergesa-gesa mempercayai tuduhan tanpa bukti dan dalil, seperti yang dilakukan oleh penduduk desa manakala mereka mempercayai tuduhan pelacur itu kepada Juraij. Semestinya mereka mengecek kebenaran ucapan pelacur itu sebelum menyerang Juraij, mencaci dan memukulnya..

[ Last edited by  ikhwanindo at 21-4-2008 04:52 PM ]
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 21-4-2008 05:05 PM | Show all posts
to be continued tomorrow insya Allah

[ Last edited by  ikhwanindo at 21-4-2008 04:54 PM ]
Reply

Use magic Report

Post time 21-4-2008 05:22 PM | Show all posts
Khabarnya wali songo pun tak kalah juga dengan kekeramatannya sampai bisa aja terbang-terbangan. Gitu ya Pak?
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-4-2008 09:48 AM | Show all posts
2. SUAMI ISTRI YANG KELAPARAN LALU ALLAH MEMBERIKAN RIZKI UNTUK MEREKA MAKAN

TEKS HADITS

Thabrani meriwayatkan dalam Al-Ausath dan Baihaqi dalam Ad-Dalail dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seorang laki-laki tertimpa kelaparan, lalu dia pergi ke daratan. Istrinya pun ber-doa, "Ya Allah, limpahkan rizki-Mu kepada kami apa yang cukup Untuk menjadi adonan kami dan roti kami." Ketika suaminya pulang, nampannya penuh dengan adonan dan di atas tungku Terdapat daging yang siap dimasak serta penggilingan mereka berkerja menggiling. Suaminya bertanya, "Dari mana semua ini?" Istri menjawab, "Rizki dari Allah." Maka dia menyapu apa yang ada di sekeliling penggilingan. Rasulullah bersabda, "Seandainya dia membiarkannya niscaya penggilingan itu akan berputar atau menggiling sampai hari Kiamat."

TAKHRIJ HADITS

Hadis ini disebutkan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani silsilah Al-Ahadis As-Shahihah (6/1051),no.2937.
Dia menisbatkannya kepada Thabrani dalam Mu'jamul Ausath, Baihaqi dalam Ad-Dalail, Bazzar dalam Musnad-nya, Ahmad dalam Musnad-nya. Dia menyebutkan ucapan Al-Haitsami tentangnya dalam Majmauz Zawaid, "Diriwayatkan oleh . Ahmad, Bazzar, Thabrani dalam Al-Ausath dengan riwayat yang senada, rawi-rawinya adalah rawi-rawi Hadis shahih, selain Syaikh Bazzar dan Syaikh Thabrani, dan keduanya adalah tsiqah."

PENJELASAN HADITS

Rasulullah menceritakan sepasang suami istri yang shalih. Keduanya dalam keadaan sangat lapar. Saking laparnya, suaminya tidak tahan berdiam di rumah. Dia pun keluar ke daratan. Lalu si istri berdoa kepada Allah agar memberinya rizki sebuah penggilingan dan memberinya adonan untuk membuat roti. Allah mengabulkan doanya. Ketika suaminya pulang, nampan besar yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan telah penuh dengan adonan, dan penggilingan terus berputar menggiling biji-bijian, sementara di atas tungku terdapat daging yang melimpah siap untuk dimasak.

Suaminya bertanya, "Dari mana ini?" Istrinya menjawab, "Dari rizki Allah." Lalu suaminya menyapu remahan di sekeliling penggilingan. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyampaikan bahwa seandainya laki-laki ini membiarkan penggilingan bekerja, niscaya ia terus bekerja sampai hari Kiamat.


Mungkin ada yang tidak percaya kepada kisah seperti ini dengan alasan karena tidak masuk akal. Orang yang seperti ini. dia lupa bahwa itu adalah rizki Allah kepada hamba-hamba-Nya yang shalih sebagai karomah bagi mereka dan Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dan hal seperti ini sudah sering terjadi di banyak peristiwa pada masa Rasulullah dan para Sahabatnya, di mana Allah melimpahkan makanan dan minuman, lalu mereka makan
dan minum dari makanan dan minuman yang hanya cukup un tuk sedikit orang saja.


PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADITS

1. Adanya karomah bagi hamba-hamba Allah yang shalih. Hal ini ditetapkan oleh banyak dalil yang sampai pada tingkat mutawatir, dan beriman kepada karomah para wali termasuk akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Akan tetapi, karomah hanya terjadi pada para wali yang benar-benar bertaqwa. Sesuatu yang di luar batas kewajaran mungkin saja terjadi pada orang terusak di muka bumi ini, dan di antaranya adalah Dajjal yang telah diberitakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Tidak boleh memberitakan karomah seorang hamba Allah kecuali diyakini kebenarannya atau dengan kesaksian atau penglihatan. Banyak sekali dusta dalam hal ini dari para pembual dan pendusta yang memainkan akal manusia. Mereka mengklaim secara dusta karomah untuk diri mereka atau syaikh mereka.

2. Besarnya keutamaan doa. Allah telah mengabulkan doa wanitaini. "Dan Tuhanmu berfirman,'Berdoalah kepada-Ku, niscayaAku perkenankan bagimu." (QS. Ghafir: 60)

3. Adanya orang shalih pada zaman umat terdahulu.

4. Dari Hadis ini kita mengetahui bahwa manusia sejak dulu telah mengenal adonan dan roti. Mereka mengenal penggilingan untuk menghaluskan biji-bijian, nampan untuk adonan, dan cetakan untuk membuat dan mematangkan roti.

[ Last edited by  ikhwanindo at 23-4-2008 01:27 PM ]
Reply

Use magic Report

Follow Us
 Author| Post time 22-4-2008 10:06 AM | Show all posts
3. ALLAH MENGHIDUPKAN ORANG MATI UNTUK SUATU KAUM

TEKS HADITS

Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda "Ada sekelompok orang dari Bani Israil yang keluar mendatangi sebuah kuburan. Mereka berkata, 'Sebaiknya kita shalat dua rakaat dan berdoa kepada Allah & agar mengeluarkan seorang yang telah mati, lalu kita bertanya kepadanya tentang kematian
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 22-4-2008 06:38 PM | Show all posts
4. Pengingkaran dan Sifat lupa
Adam Alaihis Salam

PENGANTAR
Para ahli purbakala pada zaman ini menelusuri kota-kota yang lenyap dan sisa-sisa umat terdahulu agar mereka mengenal kehidupan nenek moyang, mengetahui keadaan dan kondisi mereka. Di samping minimnya informasi yang berhasil mereka gali, ia juga ilmu yang tidak murni sehingga tidak menampakkan hakikat dan tidak menyisir kabut kelam yang menyelimutinya. Ia tidak kuasa menyibak tabir masa lalu yang dalam dengan kepas-tian. Lain halnya dengan wahyu Allah yang membawa berita tentang orang-orang terdahulu. Hal itu merupakan kekayaan tak ternilai harganya, karena ia menyuguhkan sesuatu yang nyata dalam keadaan bersih dan murni. Ia adalah ilmu yang ditu-runkan dari Dzat Yang Maha Mengenal lagi Maha Mengetahui, di mana tidak sesuatu pun di langit dan di bumi yang samar dariNya.
Sebagian ilmu ini tidak mungkin ditembus dengan jalan selain wahyu. Di antaranya, sebagian berita tentang bapak kita, Adam Alaihis Salam, tentang sebagian tabiat dan ciri-cirinya yang kita warisi darinya. Sebagaimana beliau menyampaikan kepada kita sebagian syariat untuknya dan anak cucu sesudahnya.

TEKS HADITS
Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan-nya dari Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah 慳laihis sholatu wasallam bersabda,


"Manakala Allah menciptakan Adam, Allah mengusap punggungnya, lalu dari punggung itu berjatuhan seluruh jiwa yang Allah akan menciptakannya dari anak cucunya sampai hari Kiamat. Dan Allah menjadikan di antara kedua mata masing-masing orang kilauan cahaya. Kemudian mereka dihadapkan kepada Adam. Adam berkata, 'Ya Rabbi, siapa mereka?' Allah menjawab, 'Mereka adalah anak cucumu."

Lalu Adam melihat seorang laki-laki dari mereka. Dia mengagumi kilauan cahaya yang memancar di antara kedua matanya. Adam bertanya, 'Ya Rabbi siapa ini?
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 22-4-2008 06:38 PM | Show all posts
Adam merasa umur Dawud pendek, dia pun memohon kepada Allah agar menambah umur Dawud. Allah menyatakan bahwa itulah umur yang ditetapkanuntuk Dawud. Lalu Adam memberikan sebagian umurnya kepada Dawud untuk menggenapinya menjadi seratus.

Nampak dari Hadis tersebut bahwa Allah memberitahu Adam tentang umur yang ditulis untuknya, bahwa dia akan hidup seribu tahun. Manakala umurnya telah mencapai seribu

tahun kurang empat puluh, Malaikat maut datang kepada Adam untuk mencabut nyawanya. Adam pun menyangkal keinginan Malaikat maut. Dia membantah Malaikat yang hendak mencabut nyawanya sebelum ajalnya tiba.
Nampak pula dari Hadis tersebut bahwa Adam menghitung sendiri umurnya tahun demi tahun. Maka Adam mengingkarinya karena lupa. Dan anak cucu Adam mewarisi sifat-sifat bapak mereka. Mereka mengingkari seperti Adam mengingkari. Mereka lupa seperti Adam lupa. Oleh karena itu, Allah memerintahkan penulisan dan kesaksian untuk mengantisipasi pengingkaran orang-orang yang ingkar dan kelupaan orang-orang yang lupa.


PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS

1. Allah menciptakan Adam secara lengkap dan sempurna sejak awal penciptaannya. Tidak seperti yang diklaim oleh orang-orang sesat, bahwa Adam diciptakan tidak sempurna, kemudian berkembang munuju kesempurnaan dalam rentang waktu yang panjang. Rasulullah telah menyampaikan kepada kita bahwa di antara kesempurnaan penciptaan Adam, adalah diciptakannya dia dengan tinggi enam puluh hasta dan bahwa manusia setelah Adam terus menerus menyusut sampai pada ukuran manusia saat ini.

Pada hari Kiamat Allah memasuk-kan orang-orang mukmin ke Surga dengan bentuk pen ciptaan yang sempurna seperti penciptaan Allah terhadap Adam.


Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing bahwa Rasulullah bersabda,


"Allah menciptakan Adam dan tingginya adalah enam puluh hasta, kemudian Allah berfirman kepadanya, 'Pergilah, ucapkan salam kepada para Malaikat itu. Dengarkanlah penghormatan mereka kepadamu, karena itu adalah penghormatanmu dan penghormatan anak cucumu.
' MakaAdam berkata, 'Assalamu-'alaikum.' Mereka menjawab, 'Assalamu 'alaika wa rahmat-ullah dengan tambahan 'Warahmatullah'. Dan semua orang yang masuk Surga dengan bentuk penciptaan Adam. Dan manusia terus menerus menyusut sampai saat ini." ( Diriwayatkan oleh Bukhari, 3/11, no. 6277, 6/332, no. 3326. Diriwayatkan oleh Muslim,4/2183, no. 2841.)


Kebenaran yang saya sebutkan di atas, bahwa Adam diciptakan secara sempurna sejak dihembuskannya ruh kepadanya ditunjukkan oleh Hadis tersebut. Allah menciptakan Adam dalam bentuk penciptaan yang sempurna. Dia tidak berkembang dan tidak berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, dari satu ciptaan ke ciptaan yang lain. Lain halnya dengan anak cucunya, Allah menciptakan mereka di dalam rahim ibu dalam bentuk setetes air, kemudian segumpal darah, kemudian seonggok daging, kemudian setelah dihembuskannya ruh, Dia menumbuh-kannya sebagai makhluk lain.


2. Mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bapak kita, Adam, di antaranya adalah bersinnya Adam, ucapan 慳lhamdulillah', jawaban Allah kepadanya (yarhamukallah), ucapan salamnya kepada para Malaikat, juga jawaban Malaikat kepadanya. Allah mengusap punggungnya dan peristiwa-peristiwa lain yang dikandung oleh Hadis ini.

3. Orang yang bersin mengucapkan hamdalah. Orang yang mendengarnya mengucapkan, "yarhamukallah" dan penghormatan salam termasuk syariat alami (internasional) yang dimiliki oleh seluruh syariat, tidak khusus untuk satu umat tertentu dan itu termasuk warisan bapak mereka, Adam Alaihis salam.

4. Penetapan takdir. Allah mengetahui hamba-hamba-Nya pada masa azali dan Dia menulis hal itu di sisi-Nya. Dia menunjukkan kepada Adam tentang anak cucunya sesudahnya, dan umur setiap orang telah ditulis di antara kedua matanya.

5. Penetapan dua Tangan bagi Allah dan Dia menggenggam keduanya, kapan Dia berkehendak dan bagaimana Dia berkehendak tanpa takyif (bertanya bagaimana) dan ta'thil (mengingkari). Tiada sesuatu pun yang menyerupai Dia. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

6. Keutamaan Nabiyullah Dawud dan besarnya iman yang dimilikinya dibuktikan dengan kuatnya cahaya di antara kedua matanya.

7. Kemampuan Adam berhitung. Dia menghitung tahun-tahun umurnya. Dia mengetahui umurnya yang telah berlalu dan yang tersisa. Dia membantah Malaikat maut ketika hendak mencabut nyawanya sebelum ajalnya sempurna.

8. Keterangan tentang umur Adam. Dia hidup seribu tahun. Ini merupakan pelurusan terhadap keterangan Taurat, yang disebutkan di dalam Ishah kelima buku penciptaan bahwa umurnya adalah 930 tahun. Yang benar adalah yang disebutkan oleh Hadis. Hadis ini juga menjelaskan umur Dawud.

9. Tabiat Adam dan anak cucunya adalah pengingkaran dan kelupaan.

10. Disyariatkannya menulis dalam akad dan muamalat untuk mengantisipasi pengingkaran dan sifat lupa manusia.



[ Last edited by  ikhwanindo at 22-4-2008 05:49 PM ]
Reply

Use magic Report

Post time 22-4-2008 11:33 PM | Show all posts
Boleh saya huraikan sedikit mengikut pemahaman saya..

Mukjizat dan keramat (sesuatu yang luar biasa) adalah merupakan suatu kurniaan dan kehendak ALLAH namun apa yang perlu diperhatikan oleh manusia adalah bahawa ia masih tertakluk dibawah hukum ALLAH yang telah ditetapkan olehNYA. (the Law of the Universe)

ALLAH tidak akan mengingkari hukumnya. Jika tidak Al-Quran perlu digantikan...

Insha-ALLAH, dengan kebijaksanaan dan ilmu maka sesuatu yang dianggap mukjizat tidak lagi dianggap sebagai mukjizat. (luar biasa)

Kemajuan sains akan membuktikannya. Antaranya:

Tongkat Nabi Musa.
Jubah Nabi Yusuf.
Kerajaan Nabi Sulaiman.

Melalui pemahaman Al-Quran (study & research)..
Supaya manusia berfikir.....

Insha ALLAH

Assalamualaikum
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 23-4-2008 03:52 PM | Show all posts
5. Kisah Hajar dan Ismail

PENGANTAR
Ini adalah kisah yang panjang dan alurnya mengalir jelas. Peristiwanya gamblang, yang menceritakan tentang bapak kita Ismail bin Khalilullah Ibrahim
dan tentang ibu kita Hajar Ummu Ismail. Semua orang Arab adalah keturunan Ismail. Ada yang menyatakan bahwa sebagian orang Arab berasal dari asal-usul Arab kuno yang bukan anak keturunan Ismail. Ibu kita Hajar adalah wanita Mesir yang dihadiahkan oleh penguasa zhalim Mesir kepada Sarah dalam sebuah kisah yang akan disebutkan selanjutnya.

Manakala Ibrahim belum kunjung dikaruniai anak dari istrinya, Sarah, maka Sarah memberikan hamba sahayanya kepada Ibrahim untuk dinikahi dengan harapan bahwa darinya Allah akan memberi anak. Hajar pun hamil dan melahirkan Ismail di bumi yang penuh berkah, Palestina.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam menceritakan kisah Hajar kepada kita, apa yang terjadi antara dia dengan Sarah dan bagaimana Allah memerintahkan Ibrahim agar pindah bersama Hajar dan Ismail ke belahan bumi termulia (Makkah). Rasulullah menjelaskan kondisi tempat di mana Hajar dan putranya, Ismail, berdiam. Beliau menjelaskan kepada kita tentang Ibrahim yang meninggalkan keduanya di tempat yang sepi, tanpa makanan, minuman dan penduduk. Beliau juga menjelaskan apa yang terjadi dengan Hajar dan Ismail sepeninggal Ibrahim sampai akhirnya Ibrahim dan Ismail membangun Baitullah Al-Haram sebagai rumah pertama yang diletakkan untuk manusia.
Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Said bin Jubair yang berkata bahwa Ibnu Abbas berkata,


"Wanita pertama yang membuat ikat pinggang adalah ibu Ismail. Hal itu ia lakukan agar dapat menutupi jejak kakinya dari Sarah. Kemudian Ibrahim membawa istri dan putranya, Ismail, yang masih disusuinya. Hingga akhirnya Ibrahim menempatkan keduanya di dekat Baitullah di sisi sebuah pohon besar di atas sumur Zamzam di bagian atas Masjidil Haram. Pada saat itu Makkah tidak berpenghuni seorang pun, dan tidak ada air. Beliau meninggalkan keduanya, juga meletakkan sebuah kantong berisi kurma dan kantong kulit berisi air. Ketika Ibrahim melangkah pergi, Hajar menyusulnya seraya bertanya, "Wahai Ibrahim, ke mana engkau akan pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia pun dan tidak ada sesuatu pun?" Hajar terus-menerus menanyakan hal itu, dan Ibrahim tidak menoleh kepadanya. Maka Hajar bertanya kembali, "Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?" Ibrahim menjawab, "Ya." Hajar pun berucap, "Kalau memang demikian, Dia tidak akan mengabaikan kami." Selanjutnya Hajar kembali.

Ibrahim terus berjalan hingga ketika sampai di sebuah bukit di mana mereka tidak melihatnya, beliau menghadapkan wajah-nya ke Baitullah, lalu berdoa dengan beberapa kalimat seraya mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan,

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah)yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berikanlah rizki kepada mereka dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37)
Hajar menyusul Ismail dan meminum dari air yang berada di dalam kantong kulit. Air sudah habis, ia merasa kehausan, demikian pula putranya yang merengek-rengek kehausan. Ia pun pergi karena tidak tega melihatnya. Hingga ia menemukan Shafa, gunung yang paling dekat dengannya. Maka ia berdiri di atasnya, menghadap ke lembah sambil melihat-lihat adakah seseorang, tetapi dia tidak melihat seorang pun. Setelah turun dari Shafa, ia sampai di lembah, ia mengangkat ujung bajunya dan berusaha keras seperti orang yang berjuang mati-matian, hingga berhasil melewati lembah. Lalu dia mendatangi Marwah, berdiri di atasnya sembari melihat apakah ada seseorang yang dapat dilihatnya, tetapi dia tetap tidak melihat seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali."

Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi S berkata, "Karena hal inilah orang-orang melakukan sa'i di antara keduanya (Shafa dan Marwah)."

Ketika mendekati Marwah, ia mendengar sebuah suara. Ia pun berkata kepada dirinya, "Diam. Kemudian ia berusaha men dengar lagi hingga ia pun mendengarnya. Lalu ia berkata, "Engkau telah memperdengarkan. Adakah Engkau dapat menolong?" Tiba-tiba ia mendapatkan Malaikat di tempat sumber air Zam-zam. Kemudian Malaikat itu menggali tanah dengan tumitnya (dalam riwayat lain, dengan sayapnya) hingga muncullah air. Ia membendung air dengan tangannya. Ia menciduk dan memasukkan air itu ke kantongnya. Air itu terus mengalir deras setelah ia menciduknya."
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi
bersabda, "Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada ibu Ismail, jika saja ia membiarkan Zamzam." Atau beliau bersabda, "Seandainya ia tidak menciduk airnya, niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir."


Lebih lanjut, Ibnu Abbas mengatakan bahwa kemudian ia meminum air itu dan menyusui anaknya. Lalu Malaikat berkata kepadanya, "Janganlah engkau khawatir akan disia-siakan, karena di sini terdapat sebuah rumah Allah yang akan dibangun oleh anak ini dan bapaknya. Dan sesungguhnya Allah tidak akan menelantarkan penduduknya." Posisi rumah Allah itu terletak lebih tinggi dari permukaan bumi, seperti sebuah anak bukit yang diterpa banjir sehingga mengikis bagian kiri dan kanannya.
Kondisi ibu Ismail terus seperti itu sampai sekelompok Bani Jurhum atau
sebuah
keluarga
dari kalangan Bani Jurhum melewati mereka. Mereka datang melalui jalan Keda'. Kemudian mereka mendiami daerah Makkah yang paling bawah. Mereka melihat seekor burung berputar di angkasa, mereka berkata, "Burung itu pasti sedang mengitari air. Kita mengenal bahwa di lembah ini tidak ada air." Mereka pun mengutus satu atau dua orang. Ternyata utusan itu menemukan air. Lalu mereka kembali dan memberitahukan perihal air tersebut. Maka mereka pun da tang. Ibnu Abbas selanjutnya menceritakan, "Ibu Ismail ketika itu masih berada di sumber air tersebut. Maka mereka pun bertanya kepadanya,' Apakah engkau mengizinkan kami untuk singgah di sini?' 'Ya, tetapi kalian tidak berhak atas air ini
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 23-4-2008 03:54 PM | Show all posts
Lebih lanjut Ibnu Abbas berkata, "di luar Makkah, kedua jenis itu (daging dan air) bisa didapatkan dengan mudah, hanya saja keduanya tidak cocok (sebagai makanan pokok)." Ibrahim berpesan, "Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan suruh ia untuk memperkokoh palang pintunya." Ketika datang, Ismail bertanya, "Apakah ada orang yang datang mengunjungimu?" Istrinya menjawab, "Ya, ada orang tua yang berpenampilan sangat bagus -seraya memuji Ibrahim dan ia menanyakan kepadaku perihal dirimu, lalu ku-beritahukan. Setelah itu ia menanyakan perihal kehidupan kita, maka aku menjawab bahwa kita baik-baik saja."
"Apakah ia berpesan sesuatu hal kepadamu?" tanya Ismail. Istrinya menjawab, "Ya, ia menyampaikan salam kepadamu dan menyuruhmu agar memperkokoh palang pintumu." Lalu Ismail berkata, "Ia adalah ayahku. Engkaulah palang pintu yang dimaksud. Ia menyuruhku untuk tetap hidup rukun bersamamu."
Kemudian Ibrahim meninggalkan mereka selama beberapa waktu. Setelah itu ia datang kembali, ketika itu Ismail tengah meraut anak panah di bawah pohon besar dekat sumur Zamzam. Ketika melihatnya, Ismail bangkit. Keduanya melakukan apa yang biasa dilakukan oleh anak dengan ayahnya dan ayah dengan anaknya jika bertemu. Ibrahim berkata, "Wahai Ismail, sesungguhnya Allah memerintahkan sesuatu kepadaku." "Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Tuhanmu itu," sahut Ismail. Ibrahim pun bertanya, "Apakah engkau akan membantuku?" "Aku pasti akan membantumu," jawab Ismail. Ibrahim bertutur, "Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk membangun sebuah rumah di sini." Seraya menunjuk ke anak bukit kecil yang letaknya lebih tinggi dari sekelilingnya.

Ibnu Abbas pun melanjutkan ceritanya bahwa pada saat itulah keduanya meninggikan pondasi Baitullah. Ismail mengangkat batu, sedang Ibrahim memasangnya. Ketika bangunan itu sudah tinggi, dia meletakkan sebongkah batu untuk dijadikan pijakannya. Ibrahim berdiri di atasnya sambil memasang batu, sementara Ismail menyodorkan batu-batu kepadanya. Keduanya pun berdoa,

"Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami). Sesung guhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS.A1-Baqarah:127)

Ibnu Abbas meneruskan, bahwa keduanya terus mem bangun hingga menyelesaikan seluruh bangunan Baitullah. Keduanya berdoa,

"Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami). Sesung guhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS.A1-Baqarah:127)

Dalam riwayat lain dalam Shahih dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas berkata, "Ketika terjadi apa yang terjadi antara Ibrahim dan keluarganya, Ibrahim membawa pergi Ismail dan ibunya dan mereka membawa kantong air. Ibu Ismail minum air dari kantong itu dan menyusui anaknya, sampai Ibrahim tiba di Makkah. Lalu Ibrahim meletakkannya di bawah rindang pohor besar. Ibrahim pun meninggalkannya untuk pulang kepada keluarganya. Ibu Ismail menguntitnya. Sesampainya di Keda', ibu Ismail memanggilnya, "Wahai Ibrahim, kepada siapa kamu? meninggalkan kami?" Ibrahim menjawab, "Kepada Allah." Ibu Ismail menjawab," Aku rela dengan Allah."
Ibnu Abbas meneruskan, "Lalu ibu Ismail kembali, meminum air itu dan menyusui anaknya. Manakala air telah habis, dia berkata, 'Sebaiknya aku pergi memeriksa sekeliling, mungkin ada orang lain di sekitar sini." Lalu ibu Ismail pergi. Dia naik ke bukit Shafa. Dia melihat-lihat apakah ada seseorang. Tetapi tak seorang pun yang dilihatnya. (Lalu dia turun) ketika sampai di lembah, dia berlari-lari kecil. Dia mendatangi Marwah. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali putaran. Kemudian ibu Ismail berkata, 'Sebaiknya aku kembali menengok anakku, apa yang dilakukannya?' Ibu Ismail pulang menengok putranya, ternyata putranya masih dalam keadaan seperti semula. Dia mengerang-erang hampir mati kehausan, maka ibu Ismail tidak tenang karenanya. Ibu Ismail berkata, 'Sebaiknya aku pergi melihat-lihat mungkin ada seseorang.' Lalu dia pergi dan naik ke bukit Shafa, dia melihat dan melihat, tetapi tidak seorang pun yang dilihatnya sampai dia menggenapkan menjadi tujuh kali (putaran). Kemu dian ibu Ismail berkata, 'Sebaiknya aku kembali untuk melihat apa yang terjadi dengan anakku.' Ternyata dia mendengar suara, dia berkata, 'Bantulah aku jika kamu membawa kebaikan.' Ter nyata dia adalah Jibril. Ibnu Abbas berkata, "Lalu Jibril meng-isyaratkan dengan tumitnya begini. Dia menjejak bumi dengan tumitnya. Maka air memancar. Ibu Ismail terkagum-kagum, lalu dia menciduki air itu."

Ibnu Abbas berkata bahwa Abul Qasim berkata, "Seandainya dia membiarkannya, niscaya air itu akan mengalir." Ibnu Abbas mene ruskan, "Lalu ibu Ismail minum air itu dan menyusui anaknya."
Lanjut Ibnu Abbas, "Lalu sekelompok orang dari Jurhum melewati dasar lembah. Mereka melihat burung. Mereka terhe-ran-heran seraya berkata, 'Burung itu pasti terbang di atas air.' Mereka pun mengutus seorang utusan. Utusan itu melihat dan ternyata ada air. Lalu dia kembali dan menyampaikan hal itu kepada mereka. Maka mereka mendatanginya. Mereka bertanya, "Wahai Ibu Ismail, apakah engkau berkenan jika kami menyer-taimu atau tinggal bersamamu?" Ismail beranjak dewasa dan menikah dengan seorang wanita dari mereka.
Ibnu Abbas meneruskan, "Ibrahim ingin berkunjung. Dia berkata kepada keluarganya, 'Aku akan menengok anakku.' Ibrahim datang, dia memberi salam dan berkata, 'Di mana Ismail?' Istrinya menjawab, 'Pergi berburu.' Ibrahim berkata, 'Jika dia pulang katakan kepadanya agar mengubah palang pintunya.' Ketika Ismail datang, istrinya menyampaikan perihal kejadian yang baru dialaminya. Lalu Ismail berkata, "Kamulah orang yang dimaksud. Pulanglah kamu kepada keluargamu."
Kemudian Ibrahim ingin berkunjung lagi. Dia berkata kepada keluarganya, 'Aku akan menengok anakku.' Ibrahim pun datang dan bertanya, 'Di mana Ismail?' Istrinya menjawab, 'Pergi berburu.' Istrinya melanjutkan, 'Singgahlah untuk makan dan minum.' Ibrahim bertanya, 'Apakah makanan dan minuman kalian?' Istri Ismail menjawab, 'Makanan kami adalah daging dan minuman kami adalah air.' Ibrahim berkata, 'Ya Allah, berkahilah mereka pada makanan dan minuman mereka.' Ibnu Abbas berkata bahwa Abul Qasim
bersabda, "Keberkahan dengan doa Ibrahim"

Ibnu Abbas melanjutkan, "Kemudian Ibrahim ingin berkunjung lagi. Dia berkata kepada keluarganya, 'Aku hendak menengok anakku.' Ibrahim datang pada saat Ismail sedang meraut anak panah di belakang Zamzam. Ibrahim berkata, 'Wahai Ismail, sesungguhnya Tuhanmu memerintahkan kepa-daku agar aku membangun rumah untuk-Nya.' Ismail menja wab, 'Taatilah perintah Tuhanmu.' Ibrahim berkata, 'Dia telah memerintahkanku agar kamu membantuku.1 Ismail menjawab, 'Kalau begitu akan aku lakukan.' Atau sebagaimana yang dia katakan.
Ibnu Abbas berkata, "Lalu keduanya berdiri. Ibrahim membangun sementara Ismail menyodorkan batu kepadanya, dan keduanya berkata,

Reply

Use magic Report

 Author| Post time 23-4-2008 04:13 PM | Show all posts
Penjelasan dan fadhail tomorrow insya Allah. Semoga bermanfaat
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 28-4-2008 03:23 PM | Show all posts
PENJELASAN HADIS

Di dalam Hadis ini Rasulullah
menyampaikan kepada kita tentang kisah bapak kita, Ismail, dan ibunya, Hajar, yang tinggal di tanah suci Makkah. Keduanya adalah orang pertama yang tinggal di sana. Tempat keduanya tinggal adalah belahan bumi tersuci di muka bumi ini, yang terdapat Baitul Haram. Di sanalah kaum muslimin berhaji. Di sanalah mereka menghadap dalam shalat. Di sanalah wahyu turun kepada Ismail dan orang setelahnya, yaitu Rasul termulia Muhammad .

Penyebab keluarnya Hajar dari Palestina ke Makkah adalah persoalan yang terjadi antara Hajar dan Sarah setelah Hajar melahirkan Ismail. Hajar terpaksa menjauh dari Sarah manakala dirinya tidak merasa aman di sisinya, sebagaimana hal itu diisyaratkan oleh Hadis. Rasulullah
menyampaikan kepada kita bah wa dalam kepergiannya Hajar menyeret bajunya di belakangnya untuk menghapus jejak kakinya agar Sarah tidak mengetahui ke mana dia pergi.

Dan Allah memerintahkan Ibrahim agar memindahkan Hajar dan putranya ke Baitullah, tempat jauh yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan kecuali dengan kelelahan jiwa.
Ini adalah perkara yang mungkin sulit dari berat bagi Ibra him yang sudah tua, yang diberi anak Ismail dalam usia lanjut. Perkaranya bertambah sulit manakala Ibrahim meletakkan belahan jiwanya dan ibunya di tempat yang sepi tanpa air, tanpa makanan dan tanpa penduduk.
Akan tetapi Allah memiliki hikmah yang mendalam. Walaupun secara lahir perkara itu sulit dan berat, akan tetapi ia banyak memuat rahmat dan kebaikan. Dan kita melihat rahmat dan kebaikan ini pada hari ini secara jelas dan gamblang. Dengan didiami oleh Ismail, daerah itu tumbuh menjadi sebuah kota tempat dibangunnya Baitullah yang banyak direalisasikan ibadah-ibadah, syiar-syiar dan segala kebaikan. Dengannya Ibrahim dan Ismail memperoleh pahala dan balasan yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Itu adalah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang dikehejndaki-Nya, dan Allah adalah Pemilik karunia yang besar.
Ibrahim membawa anak kecil, Ismail, dan ibunya dari tanah yang penuh berkah dengan udaranya yang sejuk, kebunnya yang hijau, airnya yang mengalir ke lembah itu, dan kemudian mele takkan keduanya di bawah pohon. Lalu dia meninggalkannya tanpa berpikir untuk membangunkan rumah sebagai tempat berlindung keduanya. Dia juga tidak mencarikan orang-orang yang bersedia tinggal di sisinya untuk melindunginya dari ancaman para begal atau serangan binatang buas.
Allah telah memerintahkan Ibrahim agar meninggalkan keduanya di lembah itu, maka dia pun melakukan seperti yang Allah perintahkan kepadanya. Dia menyerahkan keduanya ke pada Allah, karena Dialah yang memerintahkannya untuk melakukan hal itu. Tentunya, Dia mampu melindungi keduanya, memberi makan dan minum kepada keduanya, serta menghibur keterasingan keduanya. Ibrahim tidak mempedulikan protes Hajar yang membuntutinya. Hajar berkata, "Engkau membiarkan kami dan pergi begitu saja?" Hajar mengulangi pertanyaan itu berkali-kali, sementara Ibrahim tidak meladeninya. Ini adalah perintah Allah, dan perintah Allah tidak boleh dibantah. Inilah Islam di mana Ibrahim membawa dirinya kepadanya. "Ketika Tuhannya berfirman kepadanya, 'Tunduk patuhlah Ibrahim menjawab, 'Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam." (QS. Al-Baqa-rah:131)

Manakala Hajar merasa gagal mengorek jawaban, dia ber-kata, "Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk melakukan ini?" Ibrahim menjawab, "Ya." Pada saat itu tenanglah hati dan jiwa Hajar. Seorang mukmin mengetahui bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang menjawab perintah-Nya dan mewu-judkan keinginan-Nya.
Ibrahim terus berjalan pulang. Ketika sampai di Tsaniyah dan tidak terlihat oleh Hajar, dia berhenti menghadap ke arah Baitullah, mengangkat kedua tangannya ke langit dan berbisik kepada Tuhannya,
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37).

Allah telah mengabulkan doanya dan merealisasikan harapannya.
Ibu Ismail tinggal selama berhari-hari. Dia minum dari kantong air yang ditinggalkan oleh Ibrahim untuknya dan makan kurma serta menyusui putranya. Akan tetapi kurma dan air itu cepat habis. Ibu Ismail haus dan lapar. Anaknya pun ikut lapar dan haus bersamaan dengan lapar hausnya ibunya. Dia bergu-ling-guling karena kehausan. Ibu Ismail tidak tega melihatnya. Kondisi itu mendorongnya untuk mencari sesuatu yang bisa menghapus rasa hausnya dan menghidupi dirinya. Ibu Ismail melihat Shafa, bukit paling dekat dengannya.
Jika seseorang ingin mengetahui apa yang ada di sekelilingnya, maka dia akan naik ke tempat yang tinggi agar bisa leluasa memandang dan mencari apa yang dia inginkan.
I
Ibu Ismail naik ke Shafa. Dia memandang dengan cermat. Tak seorang pun terlihat. Maka dia turun ke lembah untuk menu-ju bukit lain yang dekat, yaitu Marwah. Dia naik ke Marwah. Dia melihat seperti yang dia lakukan di bukit Shafa. Tak ada yang membantunya, tak ada yang menolongnya. Begitulah dia mondar-mandir di antara Shafa dan Marwah sampai tujuh kali. Pada saat dia mondar-mandir itu, dia menyempatkan diri menengok anaknya, untuk menghilangkan rasa cemas dan mengetahui keadaannya. Kemudian dia meneruskan mondar-mandir. Inilah sa'i pertama di antara bukit Shafa dan Marwah. Dan sa'i yang pertama kali dilakukan oleh Hajar ini menjadi salah saru syiar ibadah haji dan umrah.
"Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya." (QS. Al-Baqarah: 158)
Setelah putaran ketujuh dia mendengar suara. Dia mencermatinya. Dia berkata kepada dirinya, "Diamlah." Sepertinya dia ingin agar bisa mendengar sejauh mungkin. Ternyata suara itu terdengar oleh telinganya untuk kedua kalinya. Dia berkata kepada sumber suara itu, "Aku telah mendengar suaramu, jika kamu berkenan untuk menolong." Dia meneliti sumber suara itu. Dia melihat, ternyata suara itu berasal dari putranya. Ternyata Malaikat Allah, Jibril, sedang memukulkan tumitnya atau sayap-nya ke tanah di tempat Zamzam. Air pun memancar.
Ibu Ismail telah mencari air dari atas bukit-bukit yang ting gi, lalu Allah mengeluarkan air untuknya dari bawah kaki putra nya yang masih bayi. Tentu kebahagiaan ibu Ismail sangatlah besar sekali. Tidak ada air, itu berarti kematian untuknya dan putranya. Memancarnya air adalah kehidupannya dan kehidupan putranya beserta kehidupan lembah di mana dia tinggal.
Menurut pengamatanku, Jibril menjelma dalam bentuk seorang laki-laki, sehingga Hajar melihatnya dan berbicara kepadanya dan dia pun berbicara kepada Hajar. Sebagaimana Jibril juga pernah menjelma menjadi seorang laki-laki pada masa Rasulullahdan dilihat oleh para Sahabat, dan mereka pun mendengarkan ucapannya. Hal ini berdasarkan kepada bukti bahwa Rasulullah
tidak pernah melihat Jibril dalam bentuk aslinya seperti yang diciptakan oleh Allah kecuali dua kali. Pada kali pertama Rasulullah
sangat ketakutan.


Ibu Ismail, karena didorong oleh insting untuk mengumpulkan air dan menjaga persediaannya sebanyak mungkin, maka dia membendung air itu hingga dia bisa mengisi kantong airnya. Seandainya dia membiarkannya mengalir dan berjalan, niscaya ia akan menjadi mata air yang mengalir. Tentang hal ini Rasu lullah
bersabda, "Semoga Allah memberi rahmat kepada ibu Ismail. Seandainya dia membiarkan Zamzam" -atau beliau bersabda, 'Tidak
menciduk air-' niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir."



Tobe Continued...  so busy these days masya Allah
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

9-1-2025 11:46 PM GMT+8 , Processed in 1.521255 second(s), 27 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list