CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: bobby2008

[Tempatan] AirAsia Indonesia (QZ8501): Bangkai Pesawat Telah Dikesan #2428

[Copy link]
Post time 1-1-2015 11:20 AM From the mobile phone | Show all posts
Vokuro replied at 1-1-2015 11:14 AM
kalau 10% rakyat mereka adalah golongan super rich, dah berapa juta sis kan?

Kan, kita kira 10% saja,  katakan 30%, dah berapa byk tu.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 1-1-2015 11:21 AM From the mobile phone | Show all posts
Muntz replied at 1-1-2015 11:15 AM
Yup. Kat sana Cina kaya sbb pasaran domestk diorg byk conquer bisnes yg besar2. Imagine jah 7 juta ...


So far Chinese Indon yg berurusan dgn aku baik2 belaka. Klu gi sana tak perlu risau psl depa akan jemput & bw aku jln2.
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:22 AM | Show all posts
Muntz replied at 1-1-2015 11:15 AM
Yup. Kat sana Cina kaya sbb pasaran domestk diorg byk conquer bisnes yg besar2. Imagine jah 7 juta ...

anti sosial mcm mana tu muntz??
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:22 AM | Show all posts
Vokuro replied at 1-1-2015 07:09 AM
tak upload kat youtube kah sis?
video st elmo's fire tak berapa ada kat youtube.
so far akak ada ...

itu screenshot dari video yg I sempat recorded, too short for youtube, tunggu nanti I buat collection.
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:24 AM | Show all posts
Peterpan17 replied at 1-1-2015 03:09 AM
Yg kata Indon naik AA jatuh ni ialah bibik mmg tak pernah keluar tgk dunia.

Indonesian paling r ...

hahahaha..

pelik la,i jumpa ramai malaysians dkt London,haram nak senyum tau..

sombong tau,mentang2 la depa shopping dkt oversea..hihihi

tp,indonesians selalu tegur kitaorg,although they knew i dr malaysia..

bahasa pun lebih kurang,dorang boleh faham kita..

yg dtg tmpt kita ni yg betul2 dr pedalaman,org susah betul,lebih susah dr org malaysia yg dah susah..

penduduk ramai kan..
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:26 AM | Show all posts
Vokuro replied at 1-1-2015 03:16 AM
kapten wan itu tinggal di alam impian, yg rumah semi d tak silap kakak.

dia ada condo juga x silap dkt shah alam..

biasa lah org berduit property merata..

mmg bukan org susah lah..

mungkin isteri arwah masih bersedih,benda jadi mengejut bukan boleh ok dlm sehari dua..


Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 1-1-2015 11:27 AM | Show all posts
AirAsia flight QZ8501 crash: Airlines were warned about over-reliance on automation 16 months ago


Report from US safety regulators expressed 'concerns about degradation of pilot knowledge and skills'

At the end of a year in which public attention was gripped by air disasters, the first bodies of victims of Sunday’s AirAsia crash arrived back in the Indonesian city of Surabaya.

The victims - one male, one female - were unloaded in numbered coffins from an Air Force transport plane in a sombre ceremony on the airport apron.

Three days earlier they had boarded flight QZ8501 at Surabaya, destination Singapore. Forty-two minutes into the flight, the Airbus A320 crashed into the Java Sea south-west of Borneo, killing all 162 passengers and crew.

As safety officials investigate how and why the pilots lost control of the jet, it has emerged that airlines were warned about over-reliance on automation 16 months ago. A report from US safety regulators expressed “concerns about degradation of pilot knowledge and skills” because modern aircraft are so technologically advanced.

The loss of Air France flight 447 five years ago, in which 228 people died, was due to pilot errors when equipment malfunctioned in stormy equatorial skies. Investigators in Indonesia will consider the possibility of inappropriate pilot responses among possible causes of the AirAsia crash.

The FAA’s Flight Deck Automation Working Group warned in September 2013 of “a perceived erosion in basic knowledge required to manage the flight path” and called for pilots to practice flying manual during normal passenger operations.

The group, comprising safety officials, aircraft manufacturers and airline executives, emphasised the extremely safe nature of 21st-century aviation - with the Flight Management System (FMS) an essential component. But the report warned that the dependence on automation could erode basic flying competence:

“Use of automated systems has not replaced the need for basic knowledge and skills, including hand flying, instrument cross-check, system knowledge and maintaining situation awareness and aircraft state awareness”.

The report said that long-term over-reliance on technology “may atrophy the skills needed to anticipate, monitor and react”. It called for “procedures that enable the practice, development and retention of manual flying skills”.

Airlines should encourage pilots to rely less on on-board computers - and tell them to switch from automated flight management to manual control during passenger flights: “Pilots should have opportunities to practice manual flight operations when appropriate.”

Sketchy data about the flight from radar will be augmented when the aircraft’s cockpit voice recorder and flight data recorder - the “black boxes” - are recovered and interrogated. A specially equipped Singaporean search vessel, MV Swift Rescue, is due to reach the crash site at 2pm local time on New Year’s Day to look for the recorders.


A coffin of a victim of AirAsia flight QZ8501 is transferred from a local hospital in Pangkalan Bun, the town with the nearest airstrip to the crash site of AirAsia flight QZ8501, in Central Kalimantan

The operation to recover bodies and debris was hampered on New Year’s Eve by high winds and rain. Meanwhile, speculation in South-East Asia has taken a macabre turn, focusing on the state of the bodies. There have been contradictory reports about whether one passenger was wearing a life jacket, and assertions that some victims appeared to be holding hands. But an aviation expert said little could be deduced from the dead passengers and crew.

“The state of bodies will tell us only that there was an impact, and we know that already,” said David Learmount, Operations and Safety Editor for Flightglobal. “The boxes will tell us the truth.”


Key recommendations from the FAA’s Flight Deck Automation Working Group

* The vulnerability in manual flight operations is a critical area that must be addressed

* Procedures that enable the practice, development and retention of manual flying skills are necessary

* Pilots must be prepared for dealing with the unexpected

* Focus on flight-path management, rather than automated systems.

* Airlines must identify appropriate opportunities for manual flight operations.


http://www.independent.co.uk/news/world/asia/airasia-flight-qz8501-crash-airlines-were-warned-about-overreliance-on-automation-16-months-ago-9952076.html
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:33 AM From the mobile phone | Show all posts
@Peterpan17 banyak sangat 30% tu...dengan Gini Ratio 0.41, maknanya 10% orang Indonesia menguasai 41% kekayaan negara...

25 juta orang menguasai  400 bilion usd gdp, seorang punya 8 billion usd...

saya nak minta nanti...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 1-1-2015 11:33 AM From the mobile phone | Show all posts
pinksarah replied at 1-1-2015 11:24 AM
hahahaha..

pelik la,i jumpa ramai malaysians dkt London,haram nak senyum tau..

Yg ni sesangat setuju. Last trip aku ke NZ bulan Oct baru ni. Jumpa Msian melayu muka kelat. Di tegur muka mcm mangga mentah. Indon aku jumpa kat Jepun, Aussie ramah saja dgn aku. Pdhal lg kaya
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:35 AM From the mobile phone | Show all posts
@Vokuro bagi ummah kaya sini :
Penerbangan Singapura/KL : penerbangan Shopping

Penerbangan Penang : penerbangan perubatan

cina sini suka berubat ke Penang, haritu pernah saya jumpa dari Bandung...
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:39 AM | Show all posts
Kapal 'Penghancur' Jepang akan Bantu Pencarian QZ8501

Kamis, 1 Januari 2015 10:12 WIB

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Jepang akan bergabung dengan tim pencari pesawat beserta penumpang dan kru AirAsia berkode penerbangan QZ8501. Dua kapal penghancur (destroyer) milik Pasukan Bela Diri Jepang segera meluncur ke lokasi pencarian.

"Dua kapal, Takanami dan Onami, kini bersandar di Pelabuhan Klang, Malaysia, dan akan segera memasuki perairan Indonesia untuk bergabung dengan tim pencari," kata Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yusuke Shindo, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (31/12/2014).

"Kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Basarnas, karena perkembangan di lapangan sangat cair dan cepat sekali berubah," lanjut Shindo.

Shindo menyebutkan, kedua kapal membawa empat ratus personel Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) dan tiga helikopter. Dua helikopter berjenis SH-60K ada di kapal Takanami dan satu heli SH-60J ada di kapal Onami.

Kedua kapal tiba di perairan Malaysia pada Selasa (30/12/2014) malam dan akan segera diberangkatkan menuju Selat Karimata yang sekarang menjadi pusat pencarian puing dan korban AirAsia QZ8501.

Waktu keberangkatan kedua kapal ke Selat Karimata menunggu koordinasi tim operasi Jepang--yang melibatkan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA)--dengan Basarnas.

"Mereka (seharusnya) akan tiba di Jakarta malam ini (Rabu malam) dan akan segera bertemu Basarnas," kata Shindo. Pengiriman misi bantuan ini merupakan tindak lanjut dari tawaran Pemerintah Jepang pada 29 Desember 2014, terkait insiden penerbangan ini.

Shindo juga menyatakan dapat mengerti sembari terus berkoordinasi dengan Basarnas dan Pemerintah Indonesia, bila memang bantuan dari luar negeri akan ditahan untuk sementara waktu menyusul penemuan puing dan sebagian jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ8501.

"Kami mengetahu bahwa pemerintah Indonesia telah mengubah permintaan bantuan dari Jepang, karena kondisi terkini di mana puing-puing dan beberapa jenazah telah ditemukan," kata Shindo.

"Oleh karena itu, kami juga menunggu untuk koordinasi lebih lanjut untuk memberangkatkan kedua kapal JSDF ke perairan Indonesia. Sebelumnya, prioritas utama tim operasi SAR Jepang adalah untuk mencari letak pesawat, dan sekarang mereka akan membantu proses pengambilan (puing dan jenazah korban)," lanjut Shindo.

Dalam wawancara terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Christian Nasir mengonfirmasi bahwa pemerintah telah memberikan izin melintas (clearance) pada Rabu siang, untuk kapal Takanami dan Onami memasuki teritori Indonesia.

Saat ini penanganan atas kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 telah mendapatkan bantuan dari Singapura, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Selandia Baru, Perancis, dan Inggris.


http://aceh.tribunnews.com/2015/01/01/kapal-penghancur-jepang-akan-bantu-pencarian-qz8501
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:40 AM | Show all posts
Peterpan17 replied at 1-1-2015 10:54 AM
Aku pernah berborak dgn businessman org Indonesia kat Auckland airport last year. Agak berumur ora ...

my friends kat uni dlu.. anak2 org kaya... bapak ada sekolah pasentren, bapa pengusaha gedung itu ini dan banyak lagi..memang kaya raya balik indonesia setiap kali cuti perayaan dan cuti semester yang panjang dan pakaian dorang pon semua bagus bagus.

infact one of my friends dlu DJ radio di Indonesia.. basically yang belajar di Msia mmg anak2 org kaya..
dan mereka mempunya keluarga  like paman yang memang sudah buka bisness di Malaysia atau memang professional di Malaysia..


dorang kat Malaysia pon bukan nak perabis duit mak bapak dorang. Some tu memang bekerja as part timer jugak. Ada yang bekerja dengan uncle mereka time takder kelas  dan ada sebahagian menjadi tenaga pengajar Al Quran.. ajar one to one dan dia punya upah mengajar lumayan juga..

ramai orang Indonesia kaya kaya dan very down to earth walaupun ada wang
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:41 AM | Show all posts
cancer_files replied at 1-1-2015 03:35 AM
@Vokuro bagi ummah kaya sini :
Penerbangan Singapura/KL : penerbangan Shopping

kenapaye ke penang utk tujuan perubatan?

ramai tabib hebat dr penang ke?

atau byk jenis herba?

or suka dgn kaedah perubatan di penang tu sendiri?
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:43 AM | Show all posts
Inilah Kerja Keras Tim Pencari AirAsia QZ 8501 di Lautan

Kamis , 01 Januari 2015 10:55



FAJARONLINE — Munculnya titik terang pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 tidak lantas membuat proses selanjutnya lebih mudah. Hambatan mulai bermunculan, terutama faktor cuaca.

Memasuki hari keempat pencarian kemarin, Basarnas membatalkan rencana penyelaman di area penemuan jenazah karena cuaca buruk.

Sejak pagi, di kawasan Teluk Kumai Kalteng turun hujan. KN 224 SAR yang ditumpangi Jawa Pos sempat menunda keberangkatan hingga cuaca di sekitar pelabuhan Teluk Kumai membaik, sebelum akhirnya memutuskan berangkat ke titik pencarian pukul 09.15. Belum lama lepas dari Teluk Kumai, kondisi cuaca makin buruk.

Hujan deras disertai angin kencang menerjang kawasan yang dilalui KN 224 SAR. Pengamatan Jawa Pos, jarak pandang kurang dari 50 meter. Sementara, kapten kapal sempat menyebut tinggi ombak mencapai tiga meter dan kecepatan angin mencapai 20-30 knot.

Berulang kali kapal KN 224 SAR diempas ombak, sehingga juru mudi harus berjibaku mempertahankan arah dan keseimbangan.

Sementara, para penumpang berupaya bertahan di kursinya masing-masing. Hanya sedikit yang berani beranjak, dan harus tetap berpegangan apabila tidak ingin terpelanting.

Dalam kondisi tersebut, Kapten Kapal KN 224 Ahmad memutuskan untuk kembali ke Teluk Kumai. Kondisi cuaca tersebut dia nilai membahayakan nyawa para penumpang apabila nekat meneruskan perjalanan. Cobaan belum usai.

Begitu kapal berhasil putar balik, terjadi blackout (genset atau listrik mati). Beruntung, KN 224 SAR memiliki genset cadangan, sehingga tidak lama kemudian kondisi kembali normal. Perlahan namun pasti, kapal bergerak menjauhi badai menuju teluk Kumai.

Sekitar pukul 11.00, KN 224 SAR akhirnya berhasil tiba di pelabuhan Panglima Utar, Kumai. Cuaca di sekitar teluk gerimis, namun semua penumpang bernapas lega karena berhasil lepas dari badai.

Sorenya, KM 224 SAR memutuskan kembali ke tengah laut. Kali ini yang dituju bukan lokasi pencarian, melainkan lokasi KRI Banda Aceh lego jangkar. KN 224 SAR mengantar 59 penyelam dari Basarnas dan TNI-AL yang akan menyelam dari KRI Banda Aceh.

Mereka terdiri dari tim Basarnas Special Group (BSG) sejumlah 12 orang, Penyelam TNI-AL (12), Kopaska (14), Denjaka (14), dan Taifib (7).

Ratusan kilogram peralatan selam dinaikkan ke kapal berukuran 40×7 meter itu hingga memenuhi buritan. Mulai tabung oksigen, peralatan selam standard, wetsuit, alat komunikasi bawah air, peralatan Remote Operated Underwater Vehicle (ROV), hingga perahu rakitan.

Komandan Kompi BSG Charles Batlajery menjelaskan, pihaknya bersama TNI sudah siap untuk menyelam. Hanya saja, sampai kemarin sore belum ada koordinat pasti di mana mereka akan menyelam.

Sebab, lokasi bangkai pesawat sendiri hingga saaT ini belum bisa dipastikan. Sehingga belum bisa diperkirakan apakah masih ada penumpang yang terjebak di dalam pesawat tersebut

Disinggung mengenai prosedur evakuasi korban dari dalam pesawat, Charles menyebutkan beberapa opsi. Seluruhnya harus didahului oleh kepastian lokasi dan kedalaman peaawat berada. Di situlah ROV berperan. Apabila posisi pesawat belum bisa dipastikan, maka pencarian akan seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Hal senada juga disampaikan pilot ROV dari Ikatan Surveyor Indonesia dan Asosiasi Kontraktor Surveyor Laut Indonesia Sari Darmarani. Menurut dia, fungsi ROV lebih pada untuk menyurvei sebuah area tertentu untuk memastikan keberadaan sebuah objek.

Apabila sesuai dengan gambaran awal, dia langsung melapor ke otoritas setempat untuk diidentifikasi apakah benar objek tersebut yang dimaksud. “Kami hanya menyurvei, keputusan tetap di Basarnas,” ujarnya saat dikonfirmasi kemarin.

Untuk opsi pertama, posisi pesawat sudah dipastikan beserta kedalamannya. Apabila masih dalam batas toleransi, maka akan dilakukan penyelaman. “Kami memakai standard US Navy, yakni maksimal 40 meter,” tuturnya. Lebih dalam dari itu, penyelam berpotensi mengalami dekompresi, bahkan tewas.

Setelah sampai di bangkai pesawat, penyelam akan mencari celah untuk masuk. Apabila di dalam masih banyak yang terjebak, penyelam punya dua opsi. Pertama, mengeluarkan jenazah-jenazah itu dari pesawat dan membiarkannya naik ke atas sampai terapung.

Atau bisa juga penyelam mengeluarkan satu persatu jenazah dan membawanya ke permukaan.

Charles menuturkan, penyelam tidak boleh menyelam dua kali di kedalaman yang sama secara simultan. Bila nekat, dia berpotensi terkena dekompresi dan nyawanya sendiri bisa terancam.

Opsi kedua, mengapungkan pesawat tersebut menggunakan sling dan kapal yang memiliki crane. Opsi terakhir adalah meminjam submersible vehicle (kapal selam mini tanpa awak) milik Amerika Serikat atau Inggris (selengkapnya lihat grafis). “Opsi-opai ini akan kami bicarakan terlebih dahulu dengan tim lain,” ucapnya.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis pukul 21.00, KN 224 SAR belum berhasil merapat ke KRI Banda Aceh untuk memindahkan para penyelam. Sebab, cuaca di tengah laut masih buruk.

“Kami masih menunggu perintah lanjutan, apakah tetap diupayakan transfer atau ada instruksi lain,” tambah Kapten KN 224 SAR Ahmad. Apabila semalam bisa ditransfer, maka pagi ini KRI Banda Aceh bisa berlayar menuju titik penyelaman.(jpnn)

http://fajar.co.id/2015/01/01/inilah-kerja-keras-tim-pencari-airasia-qz-8501-di-lautan.html

Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:44 AM From the mobile phone | Show all posts
poison_paradise replied at 1-1-2015 07:39 AM
Rasenyer 16k tu bkn kapten lg.. Maybe co pilot yg muda2 lg.. Kalau pilot yg da lama gaji 26k - 5 ...

Harus la uang berkepok sis. Ada yg mampu hantar sendiri 2 anak study kat us at one time.
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:48 AM | Show all posts
Bos AirAsia: Saya Tidak akan Lari…

Rabu , 31 Desember 2014 13:49



FAJARONLINE — Tiga hari setelah menjadi misteri, lokasi hilangnya AirAsia QZ8501 akhirnya ditemukan oleh Tim Gabungan di perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). CEO AirAsia, Tony Fernandes menegaskan penemuan ini pantas disyukuri dan proses selanjutnya harus dilakoni dengan sabar.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (31/12), Fernandes berjanji tidak akan menjauh, atau lari dari tanggung jawab. “Saya tidak akan lari dari kewajiban saya. Meskipun hingga saat ini kita tidak tahu apa yang salah. Namun itu penumpang saya, dan saya harus bertanggung jawab,” jelasnya.

Fernandes juga berharap keluarga penumpang dan awak pesawat tetap tabah. “Saya mencoba untuk selalu jujur dengan apa (informasi) yang saya dapat, seterbuka mungkin,” ujarnya.

Bos AirAsia ini menegaskan siap bekerjasama dengan pihak berwenang demi membuka tabir kecelakaan ini. “Ini pengalaman mengerikan. Saya akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang untuk penyelidikan,” singkatnya. (jpnn)


http://fajar.co.id/2014/12/31/bos-airasia-saya-tidak-akan-lari.html
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 1-1-2015 11:50 AM | Show all posts
Ahli Forensik: Baju Jenazah Jangan Langsung Dicopoti

Kamis , 01 Januari 2015 10:59

FAJARONLINE — TERKAIT dengan penemuan beberapa jenazah penumpang pesawat Air Asia QZ 850, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri  harus bekerja keras mengidentikasi  jenazah para korban yang kebanyakan ditemukan tenggelam tersebut.

Menurut Ahli Forensik Universitas Indonesia (UI) dr. Oktavinda Safitry, SpF, proses evakuasi yang benar mampu memudahkan identifikasi jenazah.

Dia menguraikan, dalam proses evakuasi, seringkali pakaian atau property yang melekat di tubuh jenazah dilucuti. Padahal, hal tersebut akan sangat membantu  proses identifikasi oleh tim DVI.

“Jadi kadang evakuasi itu ada yang baik, ada yang buruk. Kalau yang baik, saat dievakuasi, jenazah langsung dimasukkan body bag, diberi label dan diserahkan langsung ke tim DVI. Karena biasanya , masih ada property yang melekat di tubuh korban. Tapi kadang ada juga, saat evakuasi itu baju jenazahnya dicopotin, takutnya ada dompet atau benda apa lainnya yang penting tercecer,” papar Oktavinda saat dihubungi Jawa Pos, kemarin (31/12).

Ketua Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Forensik FKUI itu melanjutkan, setelah jenazah diterima tim DVI, mereka langsung memberikan label pada masing-masing tubuh korban.

Sebelum itu, tim antimortem DVI, telah bergerilya mencari data antemortem seluruh korban pada keluarga korban. Data antimortem tersebut biasanya terdiri dari sampel dna, data sidik jari, rekam medis gigi, rekam medis kesehatan.

“Bahkan kalau bisa, data primer seperti barang pribadi korban yang nggak pernah dipakai orang lain, seperti sisir atau sikat gigi. Dari barang-barang pribadi itu, bisa diperiksa dna-nya,”katanya.

Dokter yang pernah terlibat dalam identifikasi jenazah korban Bom Bali I, II serta Sukhoi Superjet 100 itu menguraikan, selama tim antimortem mengumpulkan data, tim postmortem sudah bisa melakukan pemeriksaan jenazah untuk mendapatkan data postmortem.

Karena dalam kasus ini, jenazah tenggelam di laut, maka dipastikan organ-organ tubuhnya telah mengalami kerusakan. Di samping itu, proses pembusukan juga telah terjadi.

“Jadi tim postmortem tidak bisa mengambil sample darah, karena sudah proses pembusukan. Jadi diambil dari tulang untuk proses dna. Tim DVI juga harus sangat teliti melihat tanda lahir atau mungkin tato dan semacamnya. Yang penting proses evakuasinya benar,” tegas dokter berkacamata itu.

Dosen FKUI itu mengatakan, setelah tim postmortem melakukan pemeriksaan dan diperoleh hasilnya, maka dilakukan tahapan rekonsiliasi oleh tim rekonsiliasi. Tahapan tersebut mencocokkan data antimortem dan postmortem untuk memastikan identitas jenazah. Jika data antimortem korban lengkap, proses identifikasi jenazah bisa berlangsung cepat.

“Jadi setelah sudah teridentifikasi, kita lapor komander, administrasinya diselesaikan, lalu dirilis datanya,” ujar dokter forensik yang juga menangani jenazah korban bom JW Marriott itu. (jpnn)

http://fajar.co.id/2015/01/01/ahli-forensik-baju-jenazah-jangan-langsung-dicopoti.html

Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:54 AM From the mobile phone | Show all posts
@pinksarah  mungkin kesemuanya...kaidah perubatan lebih utama sebab dianggap tuntas...lagi murah dari Singapura juga alasan lain...
Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 11:58 AM | Show all posts
Vokuro replied at 1-1-2015 11:09 AM
tak upload kat youtube kah sis?
video st elmo's fire tak berapa ada kat youtube.
so far akak ada ...

video yg ni ke?...


Reply

Use magic Report

Post time 1-1-2015 12:02 PM From the mobile phone | Show all posts
cancer_files replied at 1-1-2015 11:33 AM
@Peterpan17 banyak sangat 30% tu...dengan Gini Ratio 0.41, maknanya 10% orang Indonesia menguasai 41 ...

Hahaha!! Tu br kira 10^, cuba 30%. Berapa punya byk tu
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

6-11-2024 07:09 AM GMT+8 , Processed in 0.120452 second(s), 30 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list