|
org islam byk dosa. doa org yg berdosa takkan makbul, sbb itu org islam disuruh bertawassul. itu hujah mrk. org kristian pun sama juga, byk dosa. Kristian dakwa mrk tak sembah patung Saint, tapi cuma bertawassul melalui Saint (wali mrk). Demikian juga org islam, mrk kata mrk tak sembah kubur, mrk cuma bertawassul melalui yg empunya kubur. hujah mrk nampak mcm okay? |
|
|
|
|
|
|
|
u alone yg pegang kepercayaan begitu jgn buat generalisasi umum "org Islam" this n that, as far as I m concern I don't belong to that group
dh tau byk dosa taubatlah. Allah sentiSa menerima taubat selagi nyawa x smpi halqum
kita blh minta org alim yg masih hidup doakn utk kita bukn bertawassul pd yg dh mati.
sy x mau discuss lg it's so obvious bukn ajaran agama
kenapa nk kaitkn dgn org Kristian? mrk bli pengampunan dgn wang, byr dosa pd paderi. |
|
|
|
|
|
|
|
lainkali ngajile tasawuf,bersih kan perut yg penuh najis tu...barule xada dengki dan irihati...xgitu......
fathan Post at 10-5-2010 09:18
Aneh bukan? Mengapa kamu sendiri tidak menulis dan menyatakan ayat2 yang mencerminkan pengajian tasawuf kamu? |
|
|
|
|
|
|
|
org islam byk dosa. doa org yg berdosa takkan makbul, sbb itu org islam disuruh bertawassul. itu hu ...
tobby Post at 17-5-2010 22:55
Aku berharap kamu mengaji tentang ilmu tauhid, fiqh dan tasawuf dengan lebih mendalam lagi. Sebab agama Islam TIDAK BOLEH dibandingkan dengan apa-apa agama dan fahaman yang lain. |
|
|
|
|
|
|
|
An-Nawawi
Al-Imam An-Nawawi yang menganut mazhab Syafi'i dalam adab ziarah kubur Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa di antara adabnya adalah hendaklah peziarah kembali ke arah kubur Rasulullah SAW, lalu bertawassul, dan meminta syafaat dengannya kepada tuhannya.
Al-'Izz ibnu Abdissalam yang juga masih dari kalangan mazhab Asy-Syafi'i mengatakan bahwa hendaknya urusan bertawassul ini satu-satunya yang dibenarkan lewat seseorang hanya lewat Rasulullah SAW saja, tidak lewat nabi yang lain, atau para malaikat, apalagi para wali. Sebab Rasulullah SAW adalah sayyidu waladi Adam, jujungan semua anak Adam.
As-Subki mengatakan bahwa hukum bertawassul, istighatsah serta meminta syafaat kepada Nabi Muhammad SAW adalah hal yang merupakan kebaikan. |
|
|
|
|
|
|
|
Al-'Izz ibnu Abdissalam yang juga masih dari kalangan mazhab Asy-Syafi'i mengatakan bahwa hendaknya urusan bertawassul ini satu-satunya yang dibenarkan lewat seseorang hanya lewat Rasulullah SAW saja, tidak lewat nabi yang lain, atau para malaikat, apalagi para wali. Sebab Rasulullah SAW adalah sayyidu waladi Adam, jujungan semua anak Adam.
sunsuria3 Post at 18-5-2010 01:12
apa dalilnya tak boleh bertawassul dgn selain Nabi Muhammad? byk dok tgk org islam bertawassul dgn kubur2 tok guru tarekat. |
|
|
|
|
|
|
|
org islam byk dosa. doa org yg berdosa takkan makbul, sbb itu org islam disuruh bertawassul. itu hu ...
tobby Post at 17-5-2010 22:55
org islam byk dosa. doa org yg berdosa takkan makbul, sbb itu org islam disuruh bertawassul. itu hujah mrk. org kristian pun sama juga, byk dosa. Kristian dakwa mrk tak sembah patung Saint, tapi cuma bertawassul melalui Saint (wali mrk). Demikian juga org islam, mrk kata mrk tak sembah kubur, mrk cuma bertawassul melalui yg empunya kubur. hujah mrk nampak mcm okay?
Hang ni salah board ka? Posa, sembahyang orang kristian, hindu, hang takmau banding sekali..
Firman Allah:
"1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". "
Dalam bab tawasul, cuba hang bukak mata luas2, jangan mengaku ikut salafi soleh tapi amalan Nabi sendiri pun taktau..kenapa Nabi SAW perlu bertawasul? Doa Baginda tak makbul ka?
Rasulullah bertawasul kepada nabi-nabi yang sudah wafat sebelum beliau:
"Dan sahabat Nabi Anas bin Malik, bahwasanya Nabi Muhammad Saw. berkata dalam do'a beliau begini : Ya Allah, ampunilah Fatimah binti Asad dan lempangkanlah tempat masuknya (ke kubur) dengan hak Nabi Engkau dan Nabi-nabi sebelum saya. Engkau yang paling panjang dari sekalian yang panjang". (Hadits riwayat Imam Thabrani - lihat kitab Syawahidul haq hal. 154). |
|
|
|
|
|
|
|
Dalam bab tawasul, cuba hang bukak mata luas2, jangan mengaku ikut salafi soleh tapi amalan Nabi sendiri pun taktau..kenapa Nabi SAW perlu bertawasul? Doa Baginda tak makbul ka?
baghal Post at 18-5-2010 11:10
meaning boleh bertawassul dgn selain Nabi Muhammad termasuk kubur tok guru tarekat? |
|
|
|
|
|
|
|
Ini dah masuk bab perbezaan mazhab. Kalau tak renti-renti jugak, thread akan dipindah ke board mazhab.
Korang semua bagi hujah terlalu general tapi digunakan untuk jadi specific.
Contoh macam tawassul di makam nabi muhammad s.a.w. tu tawassul yang macamana?
Ada orang hanya bertawassul dengan keberkatan berada di Raudhah.
Dan juga tawassul di makam nabi s.a.w. ada yang sampai sujud kat makam baginda, ini ke yang dimaksudkan imam nawai? Ada yang terus doa minta Nabi s.a.w.
Jadi kena la korang specific kan hujahnya sebelum guna hujah tu untuk korang punya kesukaan..... |
|
|
|
|
|
|
|
meaning boleh bertawassul dgn selain Nabi Muhammad termasuk kubur tok guru tarekat?
tobby Post at 18-5-2010 11:17
5. Hadits tawassul Nabi Muhammad kepada para Nabi yang telah wafat
At-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath. Rasulallah saw. bertawassul pada dirinya sendiri dan para Nabi sebelum beliau saw. sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, ketika Fathimah binti Asad isteri Abu Thalib, bunda Imam ‘Ali bin Abi Thalib kw. wafat, Rasulallah saw. sendirilah yang menggali liang-lahad. Setelah itu (sebelum jenazah dimasukkan ke lahad) beliau masuk kedalam lahad, kemudian berbaring seraya bersabda:
“Allah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah Allah yang Maha Hidup. Ya Allah, limpahkanlah ampunan-Mu kepada ibuku panggilan ibu, karena Rasulallah saw. ketika masih kanak-kanak hidup dibawah asuhannya, lapangkanlah kuburnya dengan demi Nabi-Mu (yakni beliau saw. sendiri) dan demi para Nabi sebelumku. Engkaulah, ya Allah Maha Pengasih dan Penyayang”. Beliau saw. kemudian mengucapkan takbir empat kali. Setelah itu beliau saw. bersama-sama Al-‘Abbas dan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhumaa memasukkan jenazah Fathimah binti Asad kedalam lahad. ( At-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath.)
Dalam kitab Majma’uz-Zawaid jilid 9/257 disebut nama-nama perawi hadits tersebut, yaitu Ruh bin Shalah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Ada perawi yang dinilai lemah, tetapi pada umumnya adalah perawi hadit-hadits shohih. Sedangkan para perawi yang disebut oleh At-Thabrani didalam Al-Kabir dan Al-Ausath semuanya baik (jayyid) yaitu Ibnu Hiban, Al-Hakim dan lain-lain yang membenarkan hadits tersebut dari Anas bin Malik.
Selain mereka terdapat juga nama Ibnu Abi Syaibah yang meriwayatkan hadits itu secara berangkai dari Jabir. Ibnu ‘Abdul Birr meriwayatkan hadits tersebut dari Ibnu ‘Abbas dan Ad-Dailami meriwayatkannya dari Abu Nu’aim. Jadi hadits diatas ini diriwayatkan dari sumber-sumber yang saling memper- kuat kebenarannya.
Imam Sayyid Muhammad Zaki Ibrahim dalam karyanya “al-Ifhaam wal Ifhaam @ Qadhaya al-Wasiilah wal Qubur” halaman 32, di mana beliau, rahimahUllah, menyatakan:-
Dan juga kita dapat perhatikan di sini bahawa para nabi yang Junjungan Nabi s.a.w. bertawassul dengan haq mereka kepada Allah dalam hadits tersebut dan lain-lain hadits telah pun wafat. Maka tsabit harus (jawaz) bertawassul kepada Allah dengan “haq” atau dengan “ahlil haq” yang hidup dan yang mati.
Kalam yang kedua daripada al-Faqih Habib Zain bin Ibrahim Bin Sumaith dalam “al-Ajwibah al-Ghaaliyyah” halaman 76, di mana beliau, hafizahUllah, menyatakan:-
Lihatlah kepada sabdaan baginda : “dengan haq para nabi sebelumku“, maka itu adalah dalil yang jelas bagi mengharuskan / membolehkan bertawassul dengan para nabi setelah kewafatan mereka, sesungguhnya mereka itu hidup di alam barzakh. Dan demikian pulalah segala waris-waris mereka yang sempurna dari kalangan para shiddiqin dan awliya. (Yakni boleh bertawassul dengan mereka semuanya, sama ada yang masih hidup maupun yang telah wafat). |
|
|
|
|
|
|
|
5. Hadits tawassul Nabi Muhammad kepada para Nabi yang telah wafat
At-Thabrani dalam Al-Ka ...
baghal Post at 19-5-2010 11:55
klu gitu jom bertawassul di pulau besar melaka. |
|
|
|
|
|
|
|
klu gitu jom bertawassul di pulau besar melaka.
tobby Post at 19-5-2010 12:04
sedare nih sangat pelik {:1_126:} mcm2 keterangan di beri pon masih mcm tu gak.....
1. apa yg istimewa sgt kt pulor beso tu cuba terangkan ckit bg teman paham?
2. sbb apa beriya-iya sgt kena tawassul kt sana?
3. dan apa kene mengena dgn sembelih kamben kt sana? |
|
|
|
|
|
|
|
klu gitu jom bertawassul di pulau besar melaka.
tobby Post at 19-5-2010 12:04
Hang faham ka tawasul? |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 349# ibnur
[size=150%]"Lebih baik kita saling menggali dan memberi. Bukan saling menggali untuk menyakiti." |
|
|
|
|
|
|
|
Ini dah masuk bab perbezaan mazhab. Kalau tak renti-renti jugak, thread akan dipindah ke board mazh ...
ibnur Post at 18-5-2010 13:30
Macam saya dah tulis sebelum ni, semuanya bergantung pada niat..kalu seseorang itu mengatakan yg makhluk boleh memberi manfaat dan mudharat maka orang tu syirik semata2, sekalipun dia cuma makan krn mengiktiqad makanan itu yg mengenyangkannya..sedangkan Allah lah yg mengenyangkannya. Makan itu cuma ikhtiar usaha..mcm tu la jugak dengan tawasul..orang yang kita bertawasul, tidak boleh memakbulkan hajat melainkan Allah juga yg memakbulkan hajat..menggunakan pangkat kemuliaan seseorang sebagai tawasul hanyalah sebagai ikhtiar usaha sebab ianya kaedah yg digunapakai oleh Rasulullah SAW sendiri ,bahkan para sahabat dan ulama muktabar.. |
|
|
|
|
|
|
|
kenapa nak susahkan hal yg mudah?
tapi takper aku blh jawap sendiri |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by ibnur at 19-5-2010 15:56
Macam saya dah tulis sebelum ni, semuanya bergantung pada niat..kalu seseorang itu mengatakan yg ...
baghal Post at 19-5-2010 13:04
Pada saya, bab tawassul ni bukan niat sahaja. tetapi bergantung amat berat pada cara.
seorang boleh bertawassul dengan berada di depan kaabah iaitu dengan menggunakan keberkatan berada di tempat suci. Ini cara bertawassul yang semua ulamak sepakat tak kira salafi wahabi khalafi semuaiii.
tetapi, ada orang, contoh ler ni yang aku tengok, dia pergi dekat hajarul aswad tu macam hajarul aswad tu yang beri berkat. Ini cara tawassul yang tak betul.
dua contoh atas ni adalah contoh mudah. ada contoh yang lebih complicated macam berada di kubur orang alim tetapi tetap berdoa kepada Allah. Hanya ambil berkat berada dekat kubur orang alim. Ini satu contoh yang sangat kontroversi dan saya rasa cara ini perlu kita elak untuk elak syubhah yang tak betul. Kerana, ada orang berdoa minta dengan orang alim dalam kubur tu. Ini yang jadi isu panas ni.
tu yang saya tengok, forumer sini banyak main borong. cerita pasal tawassul, dia kata macam kat pulau besar. satu lagi pergi ambil imam zaman silam punya kata-kata tapi tak ada penerangan terperinci main borong untuk semua tawassul.
bila semua main borong, hujah dan fakta sebenar rujuk benda lain, forumer pi guna untuk kemenangan debat.... sampai bila-bila pun thread ni tak habis. bila perhatikan balik sebenarnya korang semua dah faham dan dah ada hampir-hampir persmaan. tetapi masing-masing dok nak menang. tu pasal nya. |
|
|
|
|
|
|
|
tgh tgk tanyalah Ust tv9, Ust Syukri bacakan satu hadis ,
seorang ibu/ayah, bertanya pd Allah kenapa kedudukannya disyurga dinaikkan, maka diberitahu kerana anknya sentiasa berisrighfar utkmya di dunia.
p/s: jgn lupa sentiasa mohon keampunan utk ibu ayah kita samada masih hidup atau telah meninggal |
|
|
|
|
|
|
|
agaknya dia sengaja nk Tarik pembaca disini buat sesuatu yg bercanggah dgn syarak asyik promote benda yg sama w/pun dh diterangkn berkali2 benda tu salah.
hmm ... dulu ada gak satu Id yg suka buat benda mcm ni |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 357# ibnur
seorang boleh bertawassul dengan berada di depan kaabah iaitu dengan menggunakan keberkatan berada di tempat suci.
Sebenarnya di mana2 dan bila2 masa saja kita boleh bertawasul, tidak semestinya pada tempat2 tertentu dan tidak juga menjadi kesalahan sekiranya kita pergi ke makam seseorang sebagai ziarah dan membacakan Al-Quran atau berdoa utk keselamatan si mati..
Tuan ada nas tentang tawasul menggunakan keberkatan di depan Kaabah?
tetapi, ada orang, contoh ler ni yang aku tengok, dia pergi dekat hajarul aswad tu macam hajarul aswad tu yang beri berkat. Ini cara tawassul yang tak betul.
Mana Tuan tau dia bertawasul? Mungkin dia hanya mengikuti sunnah Nabi SAW.
Umar bin Al-Khattab kita kenal dengan ungkapannya yang abadi:
"Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak membahayakan, dan tidak pula dapat memberi manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullaah s.a.w. menciummu, maka sekali-kali aku tidak akan menciummu." (H.R. Bukhari).
Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:
Ketika Umar bin Khathab mencium Hajar Aswad (batu hitam), ia berkata: Demi Allah, aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu, seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu
Kitab Sahih Muslim : 2228
Rasulullah SAW mencium hajar aswad karena batu itu mulia dan berasal dari surga. TApi bukan karena kita diajarkan untuk menyembah batu itu.
Dari Ibn Abbas bahwa Nabi Muhammad s.a.w. tidak melambaikan tangan (menyalami) kecuali kepada Hajar Aswad dan Rukun Yamani.
ada contoh yang lebih complicated macam berada di kubur orang alim tetapi tetap berdoa kepada Allah. Hanya ambil berkat berada dekat kubur orang alim. Ini satu contoh yang sangat kontroversi dan saya rasa cara ini perlu kita elak untuk elak syubhah yang tak betul. Kerana, ada orang berdoa minta dengan orang alim dalam kubur tu. Ini yang jadi isu panas ni.
Saya dah kata, niat seseorang itu yg menentukan samada dia menyembah manusia atau Allah.. Kerana Saidina Bilal juga pernah mencium makam Nabi..adakah Tuan juga nak menyalahkan perbuatan beliau? Jangankan perkara mengambil berkat malahan solat pun kalu tak betui niatnya dan takdak ilmu jadi syirik jugak..
Kerana, ada orang berdoa minta dengan orang alim dalam kubur tu
Imam Sayyid Muhammad Zaki Ibrahim dalam karyanya “al-Ifhaam wal Ifhaam @ Qadhaya al-Wasiilah wal Qubur” halaman 32, di mana beliau, rahimahUllah, menyatakan:-
Dan juga kita dapat perhatikan di sini bahawa para nabi yang Junjungan Nabi s.a.w. bertawassul dengan haq mereka kepada Allah dalam hadits tersebut dan lain-lain hadits telah pun wafat. Maka tsabit harus (jawaz) bertawassul kepada Allah dengan “haq” atau dengan “ahlil haq” yang hidup dan yang mati.
Imam Sayyid Muhammad Zaki Ibrahim membenarkan tapi bukan semua orang alim tu 'ahlil Haq' atau 'ahli ketuhanan'..maka kita kena kenal mereka dulu..
tu yang saya tengok, forumer sini banyak main borong. cerita pasal tawassul, dia kata macam kat pulau besar. satu lagi pergi ambil imam zaman silam punya kata-kata tapi tak ada penerangan terperinci main borong untuk semua tawassul.
Untuk apa semua hujah ulama tu kalu takmau pakai? Tapi saya borong hujah yg bersesuaian dgn ASWJ saja..wahabi saya tak pakai.. |
|
|
|
|
|
|
| |
|