|
[split thread] Dailog Ikhwanindo dan Billionaire
[Copy link]
|
|
3) Masih belum cukup?: (Maksudnya bill ini "Masih belum cukup kebodohanku?)
kalau Abu Bakar, Umar, Uthman dianggap sebagai Ahli Keluarga Nabi saw, mengapa Nabi saaw tidak mengajak mereka ketika bermubahalah dengan Nasrani Najran? (dan membataskan hanya kepada Ahlul Kisa' a.s)
Shahih Muslim Kitab Keutamaan para sahabat, Bab Keutamaan 慉li bin Abi Thalib no: 2404
diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqas bahwa Tatkala diturunkan ayat: Maka katakanlah kepada mereka: 揗arilah kita menyeru anak-anak kami serta anak-anak kamu厖(慉li Imran 3:61), Rasulullah shallallahu 慳laihi wasallam menyeru 慉li, Fathimah, Hasan dan Husain lalu berdoa: 揫b]Ya Allah! Merekalah ahli keluarga Aku.擺/color]
Ini qiyas yang batil.
Lihat hadits : "Zaid menjawab: "Mereka adalah keluarga 慉li, keluarga 慉qil keluarga Ja抐ar dan keluarga 慉bbas |
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ana nafikkan, memang terjadi ikhtilaf diantara para mufassirin (ahlussunnah tentunya) dalam memahami ayat ini. Dan mereka terbagi menjadi 3 pendapat.
1. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait dalam ayat ini adalah 'Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husein saja, tidak ada lagi selain mereka. Pendapat ini dipegang kuat oleh Syi'ah Rafidlah dan mereka berdalil dengan riwayat-riwayat dari Abu Sa'id Al-Khudri, Anas bin Malik, 'Aisyah dan Ummu Salamah radliallahu 'anhum. (Lihat Tafsir Al-Mawardi 4/401 dan Jami'ul Bayan 10/296)
2. Pendapat kedua mengatakan bahwa yang dimaksud adalah istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam saja, bukan yang lainnya. Yang berpendapat demikian adalah Ibnu 'Abbas dan 'Ikrimah radliallahu 'anhum. (Jami'ul Bayan 10/298 dan Tafsir Al-Mawardi 4/401 serta Ibnu Katsir 3/637-638)
3. Pendapat ketika mengatakan bahwa yang dimaksud adalah umum, meliputi 'Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husein dan istri-istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Yang berpendapat demikian adalah Adl-Dlahhak. (Tafsir Al-Mawardi 11/401)
Dalam hal asbabun Nuzul para mufassirin juga berbeda pendapat.Kepada siapakah ayat ini turun?
Mereka berikhtilaf dalam masalah ini sebagaimana mereka berikhtilaf dalam menentukan siapakah yang dimaksud dengan Ahlul Bait dalam ayat ini. Maka perkataan para mufassirin dalam hal sebab turun ayat ini terbagi tiga:
1. Abu Sa'id Al-Khudri, Anas bin Malik, 'Aisyah dan Ummu Salamah radliallahu 'anhum meriwayatkan bahwa ayat ini turun hanya kepada 'Ali, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husein. Pendapat ini dipegang kuat oleh Syi'ah Rafidlah, mereka menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait adalah Ali, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husein, sedangkan istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam sama sekali bukan Ahlul Bait dengan membawa riwayat: "Dari Ummu Salamah beliau berkata: "Ayat ini (Al-Ahzab:33) turun di rumahku, maka Rasulullah memanggil Ali, Fathimah, Hasan dan Husein, lalu menutupi mereka dengan kisa' (baju) buatan Khaibar seraya berucap: "Mereka adalah Ahlu Bait-ku." Kemudian beliau membaca Ayat ini (Al-Ahzab:33) dan berkata: "Ya, Allah, hilangkan dari mereka rijs dan bersihkan mereka sebersih-bersihnya." Maka aku (Ummu Salamah) berkata: "Saya bersama mereka wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Kamu diam ditempatku, dan kamu di atas kebaikan." (Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)
2. Ibnu 'Abbas dan 'Ikrimah menyatakan bahwa ayat ini turun hanya kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma, bahwa beliau mengatakan: "Ayat ini turun khusus kepada istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam saja." Ibnu Jarir At-Thabari meriwayatkan dari 'Ikrimah bahwa beliau menyeru di pasar: "Ayat ini turun tentang istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam saja." Bahkan beliau mengatakan: "Barang siapa yang mau, aku tantang dia mubahalah(1), ayat-ayat ini turun tentang istri-istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam saja." (Ibnu Katsir 3/637-638) Imam Asy-Syaukani mengatakan: "endapat inilah yang benar, karena ayat ini dan ayat sebelumnya dan sesudahnya turun kepada mereka (istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam), dan karena dalam ayat-ayat itu sedikitpun tidak disinggung tentang Ali, Fathimah dan anak-anaknya radliallahu 'anhum." (Zubdatut Tafsir 554) Catatan kaki (1) Mubahalah secara bahasa diambil dari kata bahala yang artinya: melaknat. Sedangkan menurut istilah mubahalah adalah dua pihak yang saling melaknat dan berdoa kepada Allah untuk membinasakan yang paling bersalah diantara keduanya.
3. Pendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat ini turun kepada istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein. Diantaranya para ulama mufassirin yang berpendapat demikian adalah:
a. Ibnu Katsir dalam Tafsirnya 3/368, beliau berkata: "Kalau yang dimaksud bahwa istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah sebab turunnya ayat ini, bukan yang lainnya maka itu benar. Tetapi kalau yang dimaksud bahwa istri-istri Nabi adalah yang dimaksud dengan Ahlul Bait dalam ayat ini, bukan yang lainnya, maka itu perlu dilihat kembali karena adanya riwayat-riwayat yang menunjukan bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait disini adalah umum."
b. Abu Abdillah Al-Qurtubi, beliau mengatakan: "Dhahir ayat ini menunjukan bahwa ayat ini umum mencakup semua Ahlul Bait, istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein." (Al-Jami' lil Ahkamil Qur'an 14/119)
c. Al-'Alamah Muhammad Amin As-Syanqithi dalam tafsir beliau yang masyhur Adlwaul Bayan 6/576. Pendapat yang ketiga inilah yang lebih kuat sebagaimana perkataan mereka tentangnya.
Untuk menutup penjelasan ini, kami tutup dengan penjelasan Al-Muhaddits Al-'Alamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani hafidzahullah. Beliau dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits As-Shaihah jilid 4 hal.359-360 dengan nomor hadits 1761 mengatakan:
"Ahlul Bait Nabi pada asalnya adalah istri-istri beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Termasuk pula dalam As-Shiddiqiyah 'Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq radliallahu 'anhuma sebagaimana yang jelas dinashkan dalam firman Allah Ta'ala surat Al-Ahzab ayat 33: "...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan ar-rijs dari kamu, hai Ahli Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Al-Ahzab:33)
Bukti kalau ahlu bait di sini adalah istri-istri Nabi adalah ayat sebelum dan sesudahnya. Sedangkan anggapan Syi'ah (Rafidlah) bahwa Ahlul Bait dalam ayat ini adalah 'Ali, Fathimah, Hasan dan Husein saja tanpa istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, maka hal itu adalah bagian dari tahrif (penyelewengan makna) mereka terhadap ayat-ayat Allah yang mereka lakukan untuk menolong, membantu dan membela hawa nafsu dan kebid'ahan mereka. Adapun hadits kisa' dan yang semakna dengan itu kemungkinan terbesar yang dimaksud adalah penunjukan perluasan ayat (yakni ayat ini umum mencakup istri-istri Nabi berikut 'Ali, Fathimah, Hasan dan Husein)." Jadi jelas dengan penjelasan Syaikh Nashiruddin bahwa hadits ini menunjukan 'Ali, Fathimah, Hasan dan Husein termasuk dalam pengertian Ahlul Bait dalam ayat ini dan bukan menunjukan bahwa mereka yang dimaksud dengan Ahlul Bait secara khusus.
Yup..inilah pendapat kami ahlussunnah wal jamaah sesuai dengan kaidah ilmiyyah haditsiyyah.
Antum terserah antum
|
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by mnm77 at 9-6-2008 22:25
Salam... maaf mencelah di sini....
Saya rasa perbincangan/dialog ni tak akan selesai, sebab masing2 dengan rujukan masing2 dan masing2 tak percaya rujukan lawan masing2 kecuali ada kesepak ...
Hehehe...ana tertawa melihat post akhil karim "mnm" ...spontan ana mengucapkan "benar" bahwa jika rujukannya berbeda maka dialog ini tak akan mencapai apa-apa kecuali yang buruk-buruk. Ana yakin tak akan nyambung jugak lah ucapan si bill ini dengan ucapan ana dan para ulama yang ana bawakan. Jugak kita semua mengenal orang-orang syiah ini oleh para ulama di kenal sebagai orang dan kelompok yang suka berdusta. Anggaplah si Bill ini orang yang jujur, tapi dia mengambil referensi dari orang/ulama syiah yang suka berdusta dan memalsukan hadits, jadi ana kira tak akan nyambung. Dari ilmu haditsnya ajer dah tak sama, dari cara menafsirkan Quran dan sunnah juga tak sama, kami dengan pasti menafsirkan segala sesuatu dengan tafsir para sahabat, dia ini syiah membenci para sahabat... . Makanyer sejak mula ana dah bilang its just wasting time ajer....and ana ini bukan penganggur yang tak punya kerja, Im so so busy
. Jadi ana merasa berdialog dengan si syiah ini seperti membuang garam ke laut, tak akan merubah apa-apa.
Tapi tetap ana doakan, wallahu yahdih, amin
|
|
|
|
|
|
|
|
salam
masyaAllah, lemah sungguh cara Ikhwan Indo berdalil. Selain tidak dapat menangkap jalan perbincangan, masih mahu mempertahankan sesuatu yang telah dibuktikan melalui Asbabun Nuzul.
walaubagaimanapun, waktu lunch ni saya curi sikit masa utk jawab Mnm77.
Benar, hadith tidak dinilai berdasarkan isnadnya semata-mata. Hadith juga dinilai atas setiap peribadi perawi. Nampaknya Imam Bukhari menerima peribadi Ikrimah, jadi adakah Ahli Sunnah (Imam Bukhari) menerima pembenci Ahlul Bait? Atau Ikrimah tu sebenarnya bukan pembenci Ahlu Bait cuma dilabelkan sedemikian kerana dia Ikrima (hamba Ibn Abbas) itu dilabel sebagai mempunyai ciri-ciri Khawarij?
Sebab tu saya rasa dialog takkan selesai, sebab peribadi seseorang itu dinilai dari sumber yang berbeza-beza, ada yang terima ada yang tidak terima. Tapi bagus juga kalau rajin nak rungkaikan semua2 yang kurang jelas ni. Saya di sini lebih sebagai pemerhati saja....
Errmmm hadith di bawah ni ada dari riwayat Ikrimah, cuma nak kena check balik riwayat tu Ikrimah yang mana satu sebab ada beberapa orang Ikrima sebenarnya
1) dialog takkan selesai apabila anda tidak mahu mengikut jalan yg yang telah dijelaskan oleh hadis2 dan sumber yang telah dibawakan. Adapun pendapat Hartatie aka Nafisah, tak perlu saya komen kerana saya setakat ini belum pernah mendapat satu jawapan ilmiah daripadanya. Dan apabila anda masih mempertahankan Ikrimah kerana al-Bukhari, maka itu terpulang anda, tetapi saya mahu tanya kepada anda, mengapa Bukhari sendiri tidak meriwayatkan hadis ikrimah (mengenai dakwaannya) tersebut?
2) Sekiranya anda masih belum faham perjalanan perbincangan apabila ada dua hadis dan riwayat yang bertentangan, maka cukuplah anda ketahui bahawa hadis yg lebih kuat di antaranya perlulah diterima. untuk memudahkan anda memahaminya perhatikan cara kerja pemahaman di bawah:
Muslim mencatatkan bahawa Aisyah menyatakan bahawa
Aisyah berkata: Pada pagi hari Nabi saw keluar dari rumah, membawa kain berbulu yang menyerupai rambut yang hitam. Kemudian datang Hasan bin Ali, lalu datang Husein kemudian masuk bersamanya, kemudian datang Fatimah lalu beliau mempersilahkan masuk, kemudian datang Ali lalu beliau mempersilahkan masuk. Kemudian beliau membaca ayat:
إنَّما يُريد اللهُ ليُذْهِبَ عنكم الرّجسَ أهلَ البيت ويُطهّركم تطهيراً
(sesungguhnya Allah berkehendak menjauhkan ar-Rijs dari kalian wahai Ahlul Bait, dan menyucikan kalian sesuci-sucinya al-Ahzab 33:33) (Dalam Sahih Muslim, kitab Fadhail Ash-Shahabah, bab Fadhail Ahlul bait (as):)
Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah yang berkata, 揫/b] Ayat berikut ini turun kepada Nabi Muhammad SAW, Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya.(QS Al Ahzab 33). Ayat tersebut turun di rumah Ummu Salamah , lalu Nabi Muhammad SAW memanggil Siti Fathimah,Hasan dan Husain,lalu Rasulullah SAW menutupi mereka dengan kain sedang Ali bin Abi Thalib ada di belakang punggung Nabi SAW .Beliau SAW pun menutupinya dengan kain Kemudian Beliau bersabda |
|
|
|
|
|
|
|
insya ALlah bila selsesai kerja ptg nanti, saya akan jawab Ikhwan Indo, yg hanya tau copy paste (dari website ini: http://members.fortunecity.com/s ... adap_ahlul_bait.htm) tapi tak faham perbicaraan artikelnya itu.
Kita akan tengok sejauh mana kebenaran Ikhwan Indo yg begitu galak menghina kaum Syiah.
wassalaam |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by billionaire at 10-6-2008 13:05
lalu bagaimana pada hemat anda pendapat Ikrimah - seorang tabien - bahawa ayat ini HANYA EKSKLUSIF UTK ISTERINABI boleh diterima, dan anda meninggalkan pendapat2 Aisyah dan Ummu Salamah, dua isteri Nabi saaw sendiri menyatakan Ahlul Kisa' termasuk ke dalam ayat? Malah kedua hadis tersebut langsung tidak mengikut sertakan para isteri ke dalamnya, apakah ini penipuan Syiah (spt yg kami sering dituduhkan) atau riwayat sahih Sunni sendiri? Bukankah Nabi saaw mengajarkan kita utk menerima kebenaran sekalipun pahit? Bagaimana kaedah anda membuat keputusan, apakah anda keberatan menerima pendapat kami hanya kerana kami adalah Syiah? lahawlawala Quwwatailla billahil 'Aliyyil 'Azhim
...
Mungkin antum yang terlalu lemah untuk memahami dan menjamak semua pendapat para ulama, dan terlalu bertaqlid kepada ulama-ulama sesat syiah rafidhah.
Dan soal hadits dari Ikrimah.... Antum bagus jelaskan dulu lah, ini Ikrimah yang mana? Apa antum tahu? Ikrimah bin Abu Jahal kah yang termasuk sahabat Nabi yang mulia, atau Ikrimah bin Abbas, ataukah Ikrimah yang hidup antara zaman Tabiin dan tabiut tabiin, ataukah Ikrimah yang dilemahkan oleh para ahli hadits.
Sedangkan jika Ikrimah bin Abu Jahal yang di maksud melakukan dosa-dosa, maka itulah dakwaan rafidhah yang membenci para sahabat, Al IMam Adz Dzahabi sendiri mengatakan itu tidak benar. Tapi biasalah...penyakit hati rafidhah tidak akan pernah terobati sampai mereka mematikan sanadnya para sahabat, yang pada akhirnya goal point mereka adalah mematikan syariat Islam itu sendiri.
Dan masuk atau tidaknya istri Nabi kedalam ahlulbait TETAP tidak mempengaruhi kemuliaan mereka, karena mereka tetaplah mulia walaupun orang-orang syiah rafidhah tidak suka dan selalu mencacinya. Tetap saja Allah dan Rasulullah telah bersaksi atas kemuliaan istri-istri Nabi dalam Quran dan sunnah.
Seperti hadits Dari 'Ali bin Abi Thalib radliallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sebaik-baik wanita (mereka) adalah Maryam binti 'Imran dan sebaik-baik wanita
(kita) adalah Khadijah binti Khuwalid."
Berkata Abu Kuraib: "Waki' (perawi
hadits) mengisyaratkan ke langit dan bumi." (Bukhari 7/165, 3810, Muslim 15/194,
6221, Tirmidzi 5/468, 3903, Ahmad 1/84 dan Al-Lalika'I 2742)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah 'Azza wa Jalla dan Jibril
mengucapkan salam kepada beliau radliallahu 'anha. (Bukhari 7/166, 3820, dan
Muslim 15/195, 6223)
Lalu tentang keutamaan Aisyah Radhiallahu anha:
Allah berfirman dalam kitab-Nya menjelaskan tentang kesucian 'Aisyah dari
tuduhan kaum munafik dan disebutkan dalam sepuluh ayat di surat An-Nur, Allah
berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah segolongan
diantara kalian. Janganlah kamu kita bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu
bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat
balasan dari dosa yang dikerjakannya dan siapa diantara mereka yang mengambil
bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar |
|
|
|
|
|
|
|
[quote]Originally posted by ikhwanindo at 10-6-2008 03:47 PM
Mungkin antum yang terlalu lemah untuk memahami dan menjamak semua pendapat para ulama, dan terlalu bertaqlid kepada ulama-ulama sesat syiah rafidhah.
Dan soal hadits dari Ikrimah.... Antum bagus jelaskan dulu lah, ini Ikrimah yang mana? Apa antum tahu? Ikrimah bin Abu Jahal kah yang termasuk sahabat Nabi yang mulia, atau Ikrimah bin Abbas, ataukah Ikrimah yang hidup antara zaman Tabiin dan tabiut tabiin, ataukah Ikrimah yang dilemahkan oleh para ahli hadits.
Sedangkan jika Ikrimah bin Abu Jahal yang di maksud melakukan dosa-dosa, maka itulah dakwaan rafidhah yang membenci para sahabat, Al IMam Adz Dzahabi sendiri mengatakan itu tidak benar. Tapi biasalah...penyakit hati rafidhah tidak akan pernah terobati sampai mereka mematikan sanadnya para sahabat, yang pada akhirnya goal point mereka adalah mematikan syariat Islam itu sendiri.
Dan masuk atau tidaknya istri Nabi kedalam ahlulbait TETAP tidak mempengaruhi kemuliaan mereka, karena mereka tetaplah mulia walaupun orang-orang syiah rafidhah tidak suka dan selalu mencacinya. Tetap saja Allah dan Rasulullah telah bersaksi atas kemuliaan istri-istri Nabi dalam Quran dan sunnah.
Seperti hadits Dari 'Ali bin Abi Thalib radliallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sebaik-baik wanita (mereka) adalah Maryam binti 'Imran dan sebaik-baik wanita
(kita) adalah Khadijah binti Khuwalid."
Berkata Abu Kuraib: "Waki' (perawi
hadits) mengisyaratkan ke langit dan bumi." (Bukhari 7/165, 3810, Muslim 15/194,
6221, Tirmidzi 5/468, 3903, Ahmad 1/84 dan Al-Lalika'I 2742)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah 'Azza wa Jalla dan Jibril
mengucapkan salam kepada beliau radliallahu 'anha. (Bukhari 7/166, 3820, dan
Muslim 15/195, 6223)
Lalu tentang keutamaan Aisyah Radhiallahu anha:
Allah berfirman dalam kitab-Nya menjelaskan tentang kesucian 'Aisyah dari
tuduhan kaum munafik dan disebutkan dalam sepuluh ayat di surat An-Nur, Allah
berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah segolongan
diantara kalian. Janganlah kamu kita bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu
bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat
balasan dari dosa yang dikerjakannya dan siapa diantara mereka yang mengambil
bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar |
|
|
|
|
|
|
|
sambung....
salam
kerana terlalu banyak ocehan Ikhwan Indo, maka terpaksalah juga saya menjawab panjang sekali lagi:
1) [quote]
Heehehe...mudah atau memudah-mudahkan. Itu kan pendapat antum
Antum ini bicara macam orang bingung bill, di satu sisi antum katakan
QUOTE:
Dalam Sahih Muslim: "...Hai Zaid siapa gerangan Ahlul Bait itu? Tidakkah istri-istri Nabitermasuk Ahlul Bait? Jawabnya 揫/color]Istri-istri Nabi termasuk Ahlul Bait.Tetapi yang dimaksud Ahlul Bait adalah orang yang tidak diperkenankanmenerima sedekah setelah wafat Nabi SAW擺/color]
Lalu antum bawakan hadits lain
QUOTE:
dan hadis,
"Kami berkata 揝iapa Ahlul Bait? Apakah istri-istri Nabi? .KemudianZaid menjawab |
|
|
|
|
|
|
|
[quote]
QUOTE:
Anas bin Malik berkata: Nabi saaw menghantar Abu Bakar mengumumkan Surah Baraah. Kemudian Baginda (saw) memanggil Abu Bakar pulang dan berkata: 揟idak patut ada yg mengumumkannya selain seorang lelaki dari keluargaku. |
|
|
|
|
|
|
|
Hadits dari Amr bin Ash, beliau bertanya: "Yaa Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?" Rasulullah bersabda: "Aisyah", Lalu aku bertanya lagi: "LAlu siapa", Rasulullah bersabda: "Bapaknya".
Lalu hadits lainnya yang mengatakan jika iman Abu Bakr di letakkan di salah satu timbangan, lalu iman umat Muhammad di letakkan di timbangan lainnya, niscaya iman Abu Bakr masih lebih berat. Berkenaan hadis timbangan iman Abu Bakar itu nampaknaya dalah mustahil benar memandangkan Abu Bakar hidup paling kurang 40 tahun lamanya sebagai kafir, sedangkan dalam umat Muhammad saaw masih ada Ahlul Baitnya seperti Imam Ali a.s, Sayyidatina Fathimah az-Zahra s.a, Imam Hasan a.s dan Husein a.s yang sama sekali tidak pernah kafir walaupun sekali malah disucikan Allah di dalam al-Quran. Dan bukankah Sayyidatina Fathimah a.s sendiri yang tidak bercakap dengan Abu Bakar 6 bulan lamanya, tidak mengizinkan Abu Bakar solat dan hadir pengebumiannya. Bukankah seorang muslim dilarang bertegur sapa lebih dari 3 hari? Sedangkan Sayyidah Fathimah s.a adalah pemuka wanita seluruh alam! (Bukhari) Dan mengapakah dengan iman sedimikan besarnya, Abu Bakar kemudiannya kepingin menjadi seekor burung? Pernah Abu Bakar ketika melihat seekor burung hinggap di suatu pohon dia berkata: 揫i]Berbahagialah engkau duhai burung. Engkau makan buah2an dan hingga di pohon, tanpa ada hisab atau balasan. Aku lebih suka kalau aku ini adalah sebtg pohon yg tumbuh ditepi jln, kemudian datang seekor unta lalu memakannya. Kemudian aku dikeluarkan dan tdk menjadi seorang manusia. {Tarikh Thabari hl.41; art-Riyadh an-Nadhirah jil.1 hl.134 ; Kanzul Ummal hal 361; Minhaj as-Sunnah jil.3 hal.120.) Abu Bakar juga pernah berkata: "Oh, kalaulah ibuku tidak pernah melahirkanku. Oh, kalaulah aku hanya sebiji pasir dari satu batu bata." (ibid)
Ini dari buku Dr Aidh Abdullah Al-Qarni: 揇i dalam kitab "Az-Zuhd" Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang baik bahawa Abu Bakar Ash-Siddiq dan beberapa orang sahabat pernah memasuki ke sebuah perkebunan milik seorang lelaki dari kalangan Ansar di Madinah. Pada waktu itu buah kurma sedang masak dan kurma-kurma basah bergantungan di dahannya, sementara burung-burung hinggap di sana. Gembiralah sahabat-sahabat menyaksikan pemandangan itu kecuali Abu Bakar yang duduk menangis. Mereka bertanya: "Wahai Khalifah Rasulullah, apa gerangan yang terjadi pada dirimu?" Beliau menjawab: "Aku melihat burung ini, betapa bahagianya ia! Dia hinggap di satu pohon dan memakan buah-buahannya lalu terbang ke tempat air dan meminum airnya. Setelah itu dia mati tanpa hisab dan azab. Oh, seandainya aku seekor burung! Oh, seandainya ibuku tak melahirkanku!" Akhirnya para sahabat pun ikut menangis.擺/color]
"Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran terhadap mereka dan tiada (pula) mereka bersedih hati; (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar" (S: 10: 62, 63, 64)
----------- ------------------------- --------------------
Extra: (ini saya petik dari sebuah website, lupa nak copy URL nya) Pada perang Khandaq, Amru bin Abdul Wudd telah maju melangkahi parit lalu dengan beraninya mencabar tentera Islam utk bertanding duel dengannya. Tidak ada seorang pun dari sahabat Nabi saaw- diulang: TIDAK SEORANG PUN dari sahabat Nabi saaw yg sanggup menyahutnya KECUALI Imam Ali a.s.
Rasulullah saaw bersabda:
Satu tetakan pedang Ali di Khandaq lebih berat dari semua amalan baik umatku hingga hari Kiamat (Maqtal, al-Khawarzmi, hlm. 45, Yanabi |
|
|
|
|
|
|
|
Sudah ana katakan, memang ayat ini ajer yang di pegang oleh Rafidhah untuk menolak bahwa istri - istri Nabi (shalallahu alaihi wasallam) radhiallahu anha tidak termasuk kedalam ahlul bait. Baiknya kita tuliskan ayatnya secara lengkap.
((AYAT QURAN) : lihat posting Ikhwan Indo yg asal)
waqarna fii buyuutikunna walaa tabarrajna tabarruja ljaahiliyyati l-uulaa wa-aqimna shshalaata waaatiina zzakaata wa-athi'nallaaha warasuulahu innamaa yuriidullaahu liyudzhiba 'ankumu rrijsa ahla lbayti wayuthahhirakum tathhiiraa
[33:33] dan hendaklah kamu (istri-istri Nabi) tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Lihatlah , awal ayat untuk istri para nabi, tetapi ketika sampai kepada ahlul bait Rafidhah memperjuangkan agar istri-istri Nabi tidak termasuk di dalamnya...wallahu yahdihum.
Bagaimana ulama menjelaskan ayat ini?
Sedang yang termasuk keluarga beliau adalah istri-istrinya sebagai ibu kaum mu'minin Radhiyallahu 'anhunna wa ardhaahunna. Dan sungguh Allah telah berfirman tentang mereka setelah menegur mereka.
"Wahai wanita-wanita nabi ........". [Al-Ahzab : 32]
Kemudian mengarahkan nasehat-nasehat kepada mereka dan menjanjikan mereka dengan pahala yang besar, Allah berfirman.
"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya". [Al-Ahzab : 33]
Pada pokoknya ahlul bait itu adalah saudara-saudara dekat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang dimaksud disini khususnya adalah yang sholeh diantara mereka. Sedang sudara-saudara dekat yang tidak sholeh seperti pamannya, Abu Lahab maka tidak memiliki hak. Allah berfirman:
"Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya celaka dia". [Al-Lahab : 1]
1)
Telah dibuktikan baik melalui hadis maupun pendapat ulamak bahawa ini bukan pendapat Syiah semata2.
2)
Asbabun Nuzul ayat ini sendiri menyatakan ia turun untuk lima jiwa suci (Ahlul Kisa |
|
|
|
|
|
|
|
Untuk menutup penjelasan ini, kami tutup dengan penjelasan Al-Muhaddits Al-'Alamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani hafidzahullah. Beliau dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits As-Shaihah jilid 4 hal.359-360 dengan nomor hadits 1761 mengatakan:
"Ahlul Bait Nabi pada asalnya adalah istri-istri beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Termasuk pula dalam As-Shiddiqiyah 'Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq radliallahu 'anhuma sebagaimana yang jelas dinashkan dalam firman Allah Ta'ala surat Al-Ahzab ayat 33: "...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan ar-rijs dari kamu, hai Ahli Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Al-Ahzab:33)
Bukti kalau ahlu bait di sini adalah istri-istri Nabi adalah ayat sebelum dan sesudahnya. Sedangkan anggapan Syi'ah (Rafidlah) bahwa Ahlul Bait dalam ayat ini adalah 'Ali, Fathimah, Hasan dan Husein saja tanpa istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, maka hal itu adalah bagian dari tahrif (penyelewengan makna) mereka terhadap ayat-ayat Allah yang mereka lakukan untuk menolong, membantu dan membela hawa nafsu dan kebid'ahan mereka. Adapun hadits kisa' dan yang semakna dengan itu kemungkinan terbesar yang dimaksud adalah penunjukan perluasan ayat (yakni ayat ini umum mencakup istri-istri Nabi berikut 'Ali, Fathimah, Hasan dan Husein)." Jadi jelas dengan penjelasan Syaikh Nashiruddin bahwa hadits ini menunjukan 'Ali, Fathimah, Hasan dan Husein termasuk dalam pengertian Ahlul Bait dalam ayat ini dan bukan menunjukan bahwa mereka yang dimaksud dengan Ahlul Bait secara khusus.
Yup..inilah pendapat kami ahlussunnah wal jamaah sesuai dengan kaidah ilmiyyah haditsiyyah.
Antum terserah antum
Sedikitpun saya tidak kisah jika anda mahu terus menerus memburuk dan menghina kaum Syiah akibat gagal membatalkan hujjah. Lihat sekali lagi di atas, Albani hanya mengeluarkan pendapatnya dengan langsung mengabaikan hadis Ummu Salamah yg telah disahihkannya sendiri di mana hadis itu menyebutkan bahawa ayat ini turun hanya utk AHlul Kisa |
|
|
|
|
|
|
|
Dan seluruh keutamaan Abu Bakr yang tidak di punyai ahlul bait lainnya, yaitu dia orang yang paling sempurna imannya di antara iman umat Muhammad. Banyak sekali hadits yang menyebutkannya.
Hadits dari Amr bin Ash, beliau bertanya: "Yaa Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?" Rasulullah bersabda: "Aisyah", Lalu aku bertanya lagi: "LAlu siapa", Rasulullah bersabda: "Bapaknya".
TENTANG HADIS AMRU AL AS
1) Ibnu Hajar menyebutkan sebuah hadis dari Aisyah yang mengakui bahwa Ali lebih dicintai Nabi ketimbang Abu Bakar, ayahnya sendiri. Hadis itu diakui kesahihannya oleh Ibnu Hajar. Ibnu Hajar berkata, 揂hmad, Abu Daud dan an Nasa抜 meriwayatkan, dan ia mensahihkannya dengan sanad dari Nu抦an ibn Basyir, ia berkata, 慉bu Bakar meminta izin masuk ke rumah Nabi saw., lalu ia mendengar suara keras Aisyah, ia sedang mengangkat suaranya seraya berkata:
لَقَدْ عَلِمْتُ أَنَّ علِيًّا أَحَبُّ إليكَ مِنْ أبي
揂ku benar-benar telah tahu bahwa Ali lebih engkau cintai ketimbang ayahku.擺/size] (Fathu al B鈘i14/158-159.)
--------------------------------
2) Telah diriwayatkan dengan berbagai jalur periwayatan (sanad) bahwa Nabi saw. diberi hadiah seekor burung panggang, lalu beliau bersabda memohon kepada Allah SWT:
اللَّهُمَّ إئْتِنِي بِأَحَبِّ خَلْقِكَ إلَيْكَ يَأْكُلُ مَعِيْ هَذَا الطَيْرَ.
揧a Allah datangkan kepadaku makhluk-Mu yang paling Engkau cintai agar makan bersamaku burung ini.擺/b]
Lalu Ali datang dan Anas pun menolaknya dengan alasan bahwa Nabi saw sedang sibuk tidak dapat menerima kehadiran siapapun, sementara itu Nabi saw. menantikan kedatangan Ali as. untuk makan bersama beliau hidangan tesebut, hinga ketiga kalinya, Ali meminta izin dan Nabi pun mendengar suara Ali, kemudian mempersilahkannya masuk dan menanyakan keterlambatannya. Ali berkata bahwa ia telah datang namun Anas menolaknya dengan alasan bahwa Anda sibuk. Nabi saw. menegur Anas atas ulahnya, setelahnya Ali makan bersama beliau hidangan tersebut
Sunan at Turmudzi dengan syarah Al Mubarakfuuri, 10/240-241, bab 95, hadis 3820 dan ia berkata, 擨ni adalah hadis hasan. |
|
|
|
|
|
|
|
Meneliti hadis Amr al As
1. Hadis ini hanya diriwayatkan dalam Ahlus Sunnah sahaja, dan dalam dialog antara mazhab, pendapat yg tidak dipersetujui kedua pihak tidak layak dijadikan dalil pemutus. Hadis Amru dan yg seumpamanya hanya tercatat dalam riwayat Ahlus Sunnah, sedangkan hadis berkenaan keunggulan Imam Ali a.s ke atas sahabat yg lainnya dinyatakan oleh Sunni dan Syiah. Pendapat yg dipersetujui Sunni dan Syiah menjadi hujjah.
2. Amru Al-As adalah musuh tradisi Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s.
3. Hadis tersebut diucapkan selesai perang Dzatul Salasil di mana, Abu Bakar dan Umar sendiri diletakkan utk berada di bawah Amru. Ini sahaja sudah menunjukkan bahawa Rasulullah saw telah membuktikan bahawa Amru mempunyai keutamaan tertentu atas Abu Bakar dan Umar.
4. Ummul Mukminin Aisyah sendiri menyaksikan bahawa Imam Ali a.s lebih dicintai oleh Rasulullah saw berbanding bapanya. Dalam hal ini, Aisyah lebih unggul berbanding Amru, dan hadisnya lebih layak dinilai berbanding Amr dalam hal ini.
5. Umat selepas Rasulullah saaw tidak sepakat akan keutamaan Abu Bakar ke atas Imam Ali a.s. seperti yg disangkakan Ikhwan Indo kebanyakan dan orang. Bahkan sebahagian di antara mereka meyakini keunggulan Imam Ali a.s ke atas semua sahabat yg lain, sebagaimana dicatatkan Ibnu Hazm.
7. Lebih 20 org sahabat Nabi saw yg telah mengunggulkan Imam Ali a.s ke atas seluruh sahabat telah dicatatkan dari pelbagai sumber. Salman, Abu Darr, al- Miqdad, Khabbab, Jabir ibn Abdillah, Abu Said al Khudri dan Zaid ibn Arqam telah dicatatkan termasuk sebahagian dari mereka membuktikan tiada kesepakatan/ijmak atas ketinggian Abu Bakar ke atas Imam Ali a.s
wassalaam |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #37 ikhwanindo's post
jadi panjang bukan? ini adalah gara2 anda tidak punya kepandaian berbincang dan seringkali membawakan pelbagai isu tambahan kepada isu pokok. Isu hanya: Apakah isteri, Abu bakar, Umar, Uthman termasuk keluarga...dan itu semuapun alhamdulillah telah saya bantah.
wassalaam |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #38 billionaire's post
syabas bro bill. :handshake:
best btul
[ Last edited by pipi at 11-6-2008 08:09 PM ] |
|
|
|
|
|
|
| |
|