CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: wartakita

[2012] NEGERI 5 MENARA

[Copy link]
Post time 31-12-2011 07:31 AM | Show all posts
Beli kat Minerva Jalan TAR 16 hengget ja pun
kekure Post at 31-12-2011 02:38


eh? murahnyeer..
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 2-1-2012 09:26 PM | Show all posts
official teaser
Reply

Use magic Report

Post time 2-1-2012 10:10 PM | Show all posts
teaser ni dah lama kuar kan? bila lah nak kuar trailer pulak....
Reply

Use magic Report

Post time 3-1-2012 12:50 PM | Show all posts
dah baca buku ni
tapi tak habis lagi

nampaknya kena habiskan buku dulu la sebelum keluar kat panggung
Reply

Use magic Report

Post time 26-1-2012 01:16 AM | Show all posts
Official Trailer Negeri 5 Menara HD - 2012
Reply

Use magic Report

Post time 26-1-2012 01:18 AM | Show all posts
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 26-1-2012 03:41 AM | Show all posts
waaaa....besttt bestt.....

Man Jadda Wa Jadda
Reply

Use magic Report

Post time 26-1-2012 11:59 PM | Show all posts
kenapa film indon sllunye berkualitas?
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 27-1-2012 11:33 PM | Show all posts
Reply

Use magic Report

Post time 30-1-2012 09:40 AM | Show all posts
MAN JADDA WAJADA
Written n Produced by Yovie Widianto
Performed by YOVIE&NUNO courtesy of Sony Music Entertainment Indonesia
... Album OST. Negeri 5 Menara


Disetiap langkahku
Didalam detak jantung
Tak pernah aku meragu
Hanya engkau yang dihatiku

Berlelah-lelah dahulu
Bersenang-senang kemudian
Tiada suatu yang besar
Tanpa perjuangan yang hebat

Reff
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada

Air yang mengalir jernih
Takkan keruh mengenang
Jangan surutkan langkah
Yakin dan penuh ketulusan

Reff
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada

Siapa yang bersungguh-sungguh diakan berhasil
Siapa yang bersungguh-sungguh diakan berhasil

Bridge
Malam berteman bintang
Siang sang matahari
Takkan ku patah arang
Hadapi semua rintangan

Reff
Siapa yang bersungguh-sungguh diakan berhasil
Siapa yang bersungguh-sungguh diakan berhasil

Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada

Siapa yang bersungguh-sungguh diakan berhasil
Siapa yang bersungguh-sungguh diakan berhasil

Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Manjadda Wajada … Manjadda Wajada
Reply

Use magic Report

Post time 31-1-2012 10:50 PM | Show all posts
*intai2 tiket airasia ke Jakarta tanggal 1 maret
Reply

Use magic Report

Post time 11-2-2012 03:38 PM | Show all posts
Post Last Edit by OJey at 11-2-2012 15:39

pdfnya...

http://www.mediafire.com/?mn03kmdynnn

thread yg diskus ttg pondok modern GONTOR...

http://forum.cari.com.my/viewthread.php?tid=633385&extra=page%3D1

Reply

Use magic Report

Post time 19-2-2012 02:27 PM | Show all posts

[2012] NEGERI 5 MENARA

Yeay!




(posted by mobile)
Reply

Use magic Report

Post time 19-2-2012 05:30 PM | Show all posts
Reply 53# cmf_GAIA


    huhuu.. jelesnya aku..
Reply

Use magic Report

Post time 19-2-2012 07:49 PM | Show all posts

[2012] NEGERI 5 MENARA

Heheh...kebetulan outstation ke sini and terbaca tweet gramedia pasal pre-screening ni ;)


Penulis A.Fuandi sdg berotograf


Aktor sdg berotograf


Aktor dan penonton sdg bergambar


(posted by mobile)
Reply

Use magic Report

Post time 19-2-2012 08:34 PM | Show all posts
Post Last Edit by jasa_wisata at 19-2-2012 19:38
MAN JADDA WAJADA
Written n Produced by Yovie Widianto
Performed by YOVIE&NUNO courtesy of Sony Mus ...

yatt_takez Post at 30-1-2012 08:40





Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 2-3-2012 05:28 PM | Show all posts
Post Last Edit by wartakita at 2-3-2012 17:31



Para pemain film Negeri 5 Menara, Gazza Zubizzaretha sebagai Alif, Ernest Samudera sebagai Said, Rizki Ramdani sebagai Atang, Aris Adnanda Putra sebagai Dulmajid (kiri ke kanan), di newsroom Kompas.com, Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (29/2/2012). Film adaptasi dari novel laris dengan judul yang sama karya Ahmad Fuadi, mulai diputar di bioskop 1 Maret 2012./Admin (KOMPAS Images/Fikria Hidayat)


Semalam bersama seorang teman, saya berkesempatan menonton pemutaran perdana film yang diadaptasi dari novel laris berjudul sama. Ketertarikan menonton film ini lebih karena film ini diproduksi oleh Kompas Gramedia yang sebelumnya juga memproduksi film Sang Penari yang saya anggap terpuji.

Cerita film ini sendiri sangatlah sederhana. Menceritakan persahabatan 6 santri Pondok Pesantren Madani dengan kepribadian khasnya masing-masing. Baso (Billy Sandy) adalah anak Gowa yang paling pintar dan saleh di antara keenamnya. Ia menyukai hafalan Al Quran dan selalu memiliki ide-ide segar. Tatang (Aris Putra) adalah seorang anak Bandung yang ceplas-ceplos dan paling humoris di antara keenamnya.

Said (Ernest Samudra) adalah anak Surabaya yang berfisik paling dewasa dan bertubuh paling besar. Said adalah yang paling sigap jika dimintai bantuan. Raja (Jiofani Lubis) adalah anak Medan yang ekspresif dan menggemari musik. Dul Majid (Rizki Ramdani) adalah anak Madura yang sangat percaya diri dan gemar olahraga. Terakhir, Alif (Gazza Zubizareta) adalah tokoh sentral dari cerita ini.

Menjadi tokoh sentral cerita, porsi kehidupan Alif memang yang paling bayak diceritakan. Mulai dari kelulusannya di sekolah menengah di Maninjau hingga dewasa. Plot utama film ini adalah menceritakan kegelisahan batin seorang Alif yang sebetulnya tidak menyukai ide bersekolah di pondok pesantren. Alasan ia bersekolah di sana adalah karena keinginan dari sang Ibu (Lulu Tobing) dan nasihat ayahnya (David Chalik).

Di Pesantren ini ia bertemu dengan keenam sahabatnya itu dan mengalami suka duka menjadi santri dan saling mendukung satu sama lain. Karena mereka gemar sekali duduk-duduk berkumpul di bawah menara masjid, seorang santri lain menjuluki mereka “Shahibul (penghuni/pemilik) Menara”. Akhirnya di menara itu pula lah mereka mengikat janji untuk suatu saat bertemu kembali dan membawa foto-foto menara dari seluruh benua.

Cerita yang diangkat film ini sendiri sangatlah sederhana, cocok untuk ditonton oleh seluruh keluarga. Dari skala 1-10 saya memberikan nilai 9,5 untuk film ini. Ada banyak faktor mengapa saya memberikan nilai begitu tinggi. Yang pertama adalah penokohan yang baik. Setiap karakter mudah diidentifikasi, aktingnya tak berlebihan, dan semuanya berada dalam porsi yang seimbang. Plot yang terbangun secara berimbang membuat film ini nyaman diikuti dari awal hingga akhir.

Musik yang diaransemen Yovie Widiyanto dkk juga mengalir manis di film ini dan menghidupkan suasana sepanjang film. Sinematografi yang disajikan Roy Lolang juga cantik namun tidak berlebihan. Beserta setting dan wardrobe, yang nilainya termasuk tertinggi di film ini adalah editingnya. Tampak sekali perhatian sutradara Affandi Abdul Rahman terhadap detail film yang begitu tinggi.

Sebagai satu sajian yang utuh film ini hampir tidak memiliki cacat. Namun bagi Anda yang sudah pernah menonton Laskar Pelangi (LP), Anda akan menemukan kemiripan penokohan dan plot. Misalnya tokoh Baso yang kreatif dan cemerlang mirip dengan tokoh Mahar atau Lintang di LP. Kemalangan yang dialami Baso juga mirip dengan yang dialami tokoh Lintang di LP.

Cerita tentang sekumpulan sahabat yang berusaha menggapai dunia juga mirip dengan yang ada di LP namun minus tragedi-tragedi hidup yang dialami tokoh LP. Sebagai cerita monumental penonton akan lebih kuat menangkap kesan yang ditampilkan oleh LP dibandingkan film ini. Itulah mengapa saya menganggap film ini seolah miniatur atau pendekatan sederhana dari film LP yang lebih kompleks.Namun agar fair, saya juga memuji usaha berani mengangkat dunia pendidikan Islam, dalam hal ini pesantren, yang selama ini berada di bawah radar eksposur film Indonesia yang sejak awal mula terlalu maniak terhadap film berlatar belakang SMA, karena dianggap lebih potensial. Padahal dengan pengamatan jeli ternyata kehidupan Pesantren pun bisa dibuat hidup. Untuk itu kredit diberikan kepada Salman Aristo sebagai produser yang dulu juga terlibat di Laskar Pelangi sebagai penulis skenario adaptasi.

Bukan hanya itu. Kejelian sutradara terhadap detail diwujudkan dalam scene-scene sederhana yang mampu dibuat sangat intens. Dua scene favorit saya adalah ketika Alif dan ayahnya berbincang di tepi danau setelah menjual kerbau, dan ketika sang ibu meletakkan ulang brosur serta kliping koran di meja Alif.

Buat saya memunculkan momen quality time antara orang tua dan anak dalam film adalah sesuatu yang jauh dari mudah. Namun sutradara sanggup menampilkannya dengan dialog yang lembut dan gestur yang sarat pesan namun sama sekali tanpa kesan menggurui seperti yang biasanya terjadi di film lain.

Maka tak berlebihan rasanya jika film ini saya rekomendasikan sebagai film Indonesia paling terpuji untuk disaksikan di awal tahun ini. Jadi segeralah datang ke bioskop. Ajak pasangan dan keluarga Anda. Yang terpenting, ajak sahabat-sahabat Anda. Dan alami momen-momen ketika persahabatan kembali terasa polos dan penuh impian manis.

Selamat menonton!
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 2-3-2012 05:37 PM | Show all posts
Post Last Edit by wartakita at 2-3-2012 17:38

Fakta di Balik Film Negeri 5 Menara                
02 March 2012
                                                                                            
Satu kekuatan dari film Negeri 5 Menara adalah keberhasilan tim produksi film menggelar syuting di lokasi asli Negeri 5 Menara di Gontor, Agustus 2011 lalu. Saya yakin bukan perkara mudah meminta izin ke pimpinan pondok untuk urusan syuting film. Karena Gontor sangat ketat soal pelaksanaan kegiatan, khususnya yang diadakan oleh pihak luar. Hanya kegiatan yang mendukung proses pendidikan dan pengajaran yang boleh digelar di lingkungan pondok. Selebihnya, haram!

Berikut beberapa fakta yang ingin saya kemukakan, merujuk ke tayangan visual dan dialog dalam film Negeri 5 Menara, khususnya selama cerita ini bergulir di lingkungan pondok:
  • Nama asli Pondok Madani adalah Pondok Modern Darussalam. Pondok yang berlokasi di desa Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, ini didirikan pada tanggal 20 September 1926 oleh tiga orang bersaudara, yaitu KH Ahmad Sahal (1901 - 1977), KH Zainudin Fananie (1908 - 1967) dan KH Imam Zarkasyi (1910 - 1985). Pondok ini lebih dikenal dengan sebutan Pondok Modern Gontor atau Gontor saja. Saat ini, Pondok Modern Gontor dipimpin oleh KH Hasan Abdullah Sahal, Dr KH Abdullah Syukri Zarkasyi dan KH Syamsul Hadi Abdan.
  • Pintu gerbang tempat Alif pertama kali menginjakkan kaki di Gontor bukanlah pintu gerbang utama. Pintu yang berada jauh di depan masjid itu dulunya merupakan pintu timur pondok yang sekarang bertambah lebar seiring perkembangan pondok. Pintu utama pondok berada di sisi selatan masjid. Begitu masuk pondok, pengunjung akan melewati lapangan sepak bola utama, deretan tembok asrama, menara masjid baru kemudian tangga utama masjid. Di dekat tangga masjid itulah, tepatnya di tembok asrama santri baru, terpampang tulisan besar “KE GONTOR APA YANG KAMU CARI”.
  • Saat Alif mengeluhkan masa pendidikannya akan lebih lama satu tahun, ada sistem sekolah yang tidak dijelaskan di film tersebut. Gontor selama ini menerapkan dua program, yaitu program atau kelas reguler dan kelas intensif (dulu bernama kelas eksperimen):
    • Kelas Reguler berlaku untuk lulusan SD, masa sekolah selama enam tahun (kelas satu sampai kelas enam)
    • Kelas Intensif berlaku untuk lulusan SMP, masa sekolah selama empat tahun (kelas 1 intensif, kelas 3 intensif, kelas 5 dan kelas enam)
  • Saat ujian masuk, meja-meja dipasang secara terbalik, lacinya menghadap ke depan. Aturan baku ini berlaku di semua ujian yang diadakan di pondok. Posisi meja harus dibalik agar siswa tidak bisa menyelipkan contekan di dalam laci. Sebenarnya, tanpa dibalik pun, sangat sulit untuk nyontek ujian di Gontor. Karena setiap kelas dijaga oleh sedikitnya tiga orang pengawas yang tidak pernah berhenti keliling memantau para peserta ujian.
  • Begitu jadi santri, rambut Alif dipotong pendek. Ini memang peraturan baku pondok. Setiap bulan, santri harus memotong rambutnya pendek-pendek. Rambut belakang tidak boleh menyentuh kerah. Tidak boleh memotong rambut dengan model ini atau itu. Potongannya seragam, modelnya pun satu: Model Gontor. Rambut juga jadi alat hukuman untuk pelanggaran kategori berat. Ada hukuman berupa rambut botak ala tentara (masih ada sisa rambut di depan), ada juga hukuman berupa cukur rambut botak. Buat santri kelas lima yang naik kelas enam, semuanya dibotak ala tentara sebagai bentuk syukuran dan identitas baru yang membanggakan.
  • Setting kamar di film jauh lebih sepi dari aslinya. Di Gontor, satu kamar asrama rata-rata diisi oleh sekitar 30-40 santri, tergantung luas kamar. Mereka menyusun kotak atau lemarinya di sekeliling kamar dan menumpuk lembar-lembar kasur di sudut tertentu. Ketika waktu tidur tiba, kasur digelar berjajar di atas lantai.
  • Adegan yang menggambarkan sohibul menara makan bersama di depan asrama sebenarnya kurang lazim. Santri makan di Dapur Umum atau Dapur Keluarga (dapur yang dikelola oleh keluarga pendiri pondok yang menyebar di kawasan pondok). Kalau makan di Dapur Umum, harus bawa piring sendiri-sendiri. Yang ketahuan pinjam piring akan dihukum. Tapi kalau makan di Dapur Keluarga yang daya tampungnya hanya ratusan orang, piring sudah disediakan di dapur.
  • Alif dan teman-temannya terlihat menggunakan papan nama berwarna hijau. Papan nama merupakan kelengkapan yang wajib dipakai setiap saat. Dulu, warna papan nama mengacu ke angkatan. Artinya, mulai dari kelas satu sampai kelas enam, warna yang digunakan sama. Tapi sekarang peraturannya berubah drastis. Warna papan nama mengacu ke kelas. Artinya, papan nama untuk kelas satu berbeda dengan kelas dua. Seorang santri, dengan peraturan baru ini, akan mengenakan papan warna dengan enam warna yang berbeda.
  • Saat Alif dan kawan-kawannya dihukum di depan masjid, ada dialog antara Petugas Keamanan dan seorang guru (dari Pengasuhan Santri). Dialog antara keduanya dilakukan dalam bahasa Indonesia. Aslinya, semua percakapan di Gontor harus dilakukan dalam bahasa Arab atau Inggris, bergantian setiap minggu. Bahasa Indonesia haram digunakan oleh para santri. Untuk santri baru, mereka masih dibolehkan berbicara dalam bahasa Indonesia selama beberapa bulan pertama. Setelah itu, mereka wajib membiasakan diri berbicara dalam bahasa Arab/Inggris.





Saya berpose bersama lebih dari 130 teman-teman alumni 696 di depan masjid dalam rangkaian acara Reuni Emas 696, 1-3 Juli 2011. Pertanyaannya: Where am I? (JET)

Reply

Use magic Report

Post time 2-3-2012 11:24 PM | Show all posts
Heheh...kebetulan outstation ke sini and terbaca tweet gramedia pasal pre-screening ni ;)


Penul ...
cmf_GAIA Post at 19-2-2012 19:49

Wah jelesssssssssssssssssss
Reply

Use magic Report

Post time 5-3-2012 09:43 PM | Show all posts

[2012] NEGERI 5 MENARA



Berhasil menonton kali kedua, reason: kerana terbaca Tweet A.Fuadi yg show di bioskop XXI ada English subtitle, so decide tgk skali lagi pasal 1st time dulu missed 15 minit awal n takda sub jadi tak faham kat some part. Surprisingly versi kat plaza Senayan ni mmg 2D digital punya, gambar sharp gila...permandangan Danau Maninjau d Bukit Tinggi, Padang kat awal filem tampak sangat2 menajubkan kat layar 2D.


(posted by mobile)
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

11-1-2025 08:47 AM GMT+8 , Processed in 0.556358 second(s), 29 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list