|
takda sinopsis ke utk ari ni? ;) |
|
|
|
|
|
|
|
:cry: sedihnya dwi dah mati...... mesti si vivi suka banget bila dapat tau berita ni... takpun dia akan berlakon buat muka sedih dia tu.. |
|
|
|
|
|
|
|
err.. memandangkan amirdaa tak kasi sinopsis ari ni, saya copy paste ye..:bgrin:
Eps 105 (JUMAAT) - Astro Ria
Nadia..
Andy, nadia menagis dipelukan andy卛van hanya bisa memandang mereka.
Eka..kamu tabahkan hatimu 卥ata marsha
Ria dan marshapun berpamitan dengan ivan da nadia serta andy.
Ivan, saya ikut berdua cita yang sedalam-dalamnya kata andy
Terima kasih, merekapun berjabat tangan
Saya permisi dulu..pamit andy
Eka卻ayang 卲anggil nadia
Nadia,卥ita tungu dimobil |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Eka卪akan dulu yuk卥amu seharian kagak makan 卥agak minum ..
Eka lagi pengen sendirian ma |
|
|
|
|
|
|
|
Eka, aku tidak menganggu kamu khan? * marsha menjenguk eka*
Kebetulan aku baru les piano dan aku lewat rumah kamu ..makanya aku mampir...
Enggak apa2khan? Ini aku bawain kamu cd ...lagu2nya enak loh...yach mudah2an kamu suka..., eka..aku tahu kalau sekarang kamu tidak mau ngomong dengan siapa2 ..dan kamu lagi pengen sendirian, aku ngerti kok ...hm..ya udah dech , mendingan aku enggak usah menganggu kamu lagi ...aku pulang dulu yach....tabah yach eka..! ( eka hanya memandang marsha tanpa berkata sedikitpun....KACANG...Kacang...deileeee!!)
Dwi...kenapa kamu tinggallin kakak.., kakak tidak bisa hidup tanpa kamu ...kakak kangen sama kamu dwi..kakak mau pergi sama kamu....hiks hiks hiks....( jerit eka dalam hati)
Si eka pasti seneng dech elo tenggokkin |
|
|
|
|
|
|
aaffan This user has been deleted
|
terima kasih que_sha atas sinopsisnya |
|
|
|
|
|
|
|
huhu.. sedihnya dwi dah takde...
vivi tue  |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by aaffan at 14-4-2006 04:35 PM
terima kasih que_sha atas sinopsisnya
sama2..  |
|
|
|
|
|
|
|
meleleh air mata tgk episod semlm....
tapi vivi tu memang haram betul.... |
|
|
|
|
|
|
|
adeh bertimpa2 masaalah yg datang..
bila cite ni nak abis ekk.. |
|
|
|
|
|
|
|
mintak maaf semua....
:tq:
JUmaat hari tu tak dapat bg sinopsis sbbnya..... bz giler kat opis, lagipun saya ada amik halfday... pi bank, Celcom..PCFair...
lagipun...jumaat tu...besday saya... heheheheeeee...... pi celebrate ler... |
|
|
|
|
|
|
|
ma acih que_sha sbb tolong paste... bestnya dapat kacang ek... saya letak hari2... tak dapatpun  |
|
|
|
|
|
|
|
Ep: 106, Isnin 17-04-06 Astro Ria
takut minggu dpn ni bz lagi......
lagipun cuma tinggal 10 hari jer lagi... (2minggu)....
Benci giler sama si andi  
---------------------------------
Dia Epi 106
Selepas ketabrakan, Ivan keluar dari kereta dan kaget melihat Eka terbaring diatas jalan.
Lantas Ivan membawa Eka kerumah sakit. Kemudian Ivan menggendong Eka ke ruangan kecemasan.
(Kuat bener Ari bisa menggendong Eka)
Andi sampai dirumahnya Dia dan bertanyakan hal Eka. Dia maklumkan yg Eka blum pulang begitu juga dgn Ivan.
Saking sebelnya kali yach, trus Andi bilang jangan terlalu memikirkan soal Ivan. Lebih baik memikirkan soal Eka.
Dia sepertinya kurang senang deh dgn pengucapan Andi terhadap Ivan. Andi mengagak mungkin Eka keluar ama temen2nya.
"Nggak mungkin. Kalau pun Eka keluar ama temen2nya, dia pasti menjenguk aku, Di" "Ya udah..sebaiknya kita ke polisi dulu utk memaklumkan hal Eka soalnya hanya polisi bisa membantu.
Selepas itu kita keliling-keliling mencari Eka" "Ok. Aku tukar baju dulu yach" Dia trus berlalui ke kamar.
Telefon berbunyi dan Andi menjawab. Ternyata Ivan yg nelefon. Ivan sempat hairan siapa yg mengangkat telefon "Ini aku" bilang Andi (ketikaa ini gwe sebel banget ngeliat mukanya Andi. Sombong amatttttttttt) Ivan mau berbicara dengan Dia tapi Andi memberitahu yg Dia lagi tukar pakaian. Ivan bilang ke Andi yg sekarang ini dia dirumah sakit.bersama Eka. Andi terus hang up.
Dirumah lama Ivan, Fifi sebel ama Susi kerana mengagalkan rancangannya. Susi cuma cuek aja mendengar Fifi. "Mama lakulan ini untuk kebahagian kita."
"Kebahagiaan kita? Bukannya kebahagiaan Mama & Gita?" "Kalau mama bahagia, kamu juga turut bahagia dongggg" :Mama itu nggak pernah memikirkan kebahagiaan aku. Mama cuma memikirkan soal mama & gita. Mama nggak ingat janji mama pada aku? Mama janji nggak mau mikirin soal Ivan lagi. Nyatanyaaaaa.....mama masih juga mengharapkan si Ivan itu*selepas ini gwe nggak ingat apa dibilang ama Susi. Gwe cuma ingat yg Susi ditampar ama Fifi*
Dirumah sakit, Dia terus mendapatkan Eka.
Ivan yg duduk ditepi katil cuma memerhati. Ivan berterus terang pada Dia yg dia yg menabrak Eka. Dia kaget.
Ivan coba meyakinkan Dia yg itu ada kecelakaan. Ivan nggak sengaja menabrak Eka.
Andi sepertinya menggunakan kesempatan ini dan mengugut Ivan kalau kejadian ini bukannya kecelakan, dia akan menuntut ke pengadilan. Ivan jadi emosinal. "Nggak mungkin saya sengaja menabrak Eka. Dia, kamu ingat kan, ketika itu saya nelefon kamu. Waktu itu Eka udah di hadapan mobil. Saya nggak sempat nyetir lalu ketabrak. "Kamu khan dari dulu benci sama Eka kerana Eka mengingatkan kamu kepada orang yg menghamili Dia*ini gwe nggak pasti apa yg dikatakan andi-kalau salah tolong betulin yach* "Andi!!!!" *gwe pingin ketawa melihat tampangnya Andi. You should see his face *
Andi keluar dari kamar Eka dan sempat mengingati Ivan kalau sampai ada apa2 terjadi sama Eka, dia akan bawa Ivan kepengadilan. *Gwe pikir Andi pulang kerumah malah Andi berjumpa dengan doktor yg merawat Eka* "Maaf, anda siapa ya?" Andi menghulurkan kartu namanya "Saya pengacara hukum korban"
"Ohhh...silakan duduk pak" "Saya minta bapak untuk menjalankan test darah untuk Ivan" "Test darah?" "Yachh....ini adalah untuk memastikan yg Ivan bukan dibawah pengaruh obat-obatan terlarang atau mabuk ketika kecelakaan itu. Kalau terbukti Ivan dibawah pengaruh obat-obatan terlaran atau mabuk, saya ingin menuntut kepengadilan sesuai permintaan korban" *Si Andi ini betul2 mengambil kesempatan ini untuk memojok Ivan* "Ya pak...akan saya laksanakan" "Test darah??? Untuk apa?" "Saya nggak tau, saya cuma diarahkan untuk mengambil sample darahnya Pak Ivan" "Ya....nggak apa2..silakan sus..." Ivan menghulurkan tangannya. "Sus, kenapa Eka masih belum siuman?" *gwe nggak ingat apa yang kata suster* Ivan berusaha utk meyakinkan Dia yang dia tidak sengaja menbabrak Eka.*Disini gwe betul2 kasihan melihat Ivan. Dia bersungguh2 meyakinkan Dia utk mempercayai kata2nya*. Dia bilang usah dipikirin lagi, Dia cuma bingung memikirkan akan musibah yg nggak henti2nya menganggu kehidupan keluarganya. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
"Marsha"
"Iya pa?"
"Semalam kamu diantar sama Rendy?" Kok papa tau aku diantar sama Rendy?"
"Ketika kamu pulang, papa belum tidur. Mobil kamu mana?" "Ermmm....semlm bannya kempes. Jadi Marsha tinggalin aja dirumahnya Shirley" "Ok...kamu bagi papa alamat rumahnya Shirley. Papa akan menghantar org utk menggantikan bannya" ?k" "Marsha, tidak lama lagi kamu akan habis SMA. Perancangan kamu gimana?" "Marsha sich maunya belajar jurusan Ekonomi" "Nahhhh...jadinya papa nggak salah pilih. Papa telah memutuskan untuk menghantar kamu ke salah satu sekolah terbaik di Australi"" Hahhhh....Australiii??"
[i]*Gwe miss part awalnya tapi gwe sempat ngeliat Dia dalam biliknya Ivan dan bergegas memberitahu Ivan yg dia ke rumah sakit dan cepet2 keluar dari bilik Ivan.*
"Walaupun kamu berusaha menutupi perasaan kamu, Dia tapi saya dapat merasakannya. Ya Tuhannn...bila semua ini akan berakhir" Diluar, ada dua orang polisi hendak mengetuk pintu tapi sempat dibuka oleh Dia "Maaf Ibu. Ini rumahnya Bapak Ivan?" "Iya. Ada apa ya?" "Maaf Ibu, disini kami ada membawa surat untuk Bapak Ivan. Bapak Ivan diminta untuk ke kantor polisi untuk di introgasi sesuai permintaan pengacara hukum" "Introgasi?" "Iya. Ini suratnya. Seharusnya secepatnya dibagi ke Bapak Ivan. Permisi Bu. Selamat pagi". Demi saja polisi pergi, Dia membelek2 surat itu. Dibelakangnya ada nama Andi.
"Andiiii??" "Andi, apa ini? Aku kan nggak nyuruh kamu utk menuntut ke pengadilan. Aku nggak mau masalahnya berpanjangan". Andi cuma memandang Dia dan menghulurkan fail. "Obat penenang??" "Test darah Ivan membuktikan yg Ivan dibawah pangaruh obat penenang ketika menyetir mobil. Jadi, ini bukan satu kecelakaan. Ivan nggak seharusnya menyetir kenderaan ketika dibawah pengaruh obat-obatan." "Obat penenang?" "Iya. Sewaktu kecelakaan tersebut, kamu dibawah pengaruh obat penenang. Kok aku nggak tau, Van yg kamu mengambil obat penenang?" "Kerana aku nggak pernah mengambil obat penenang, justru itu. Kamu harus percaya sama aku, Dia. Ini mesti rancangannya Andi. Kamu harus percaya sama saya. Siapa tau itu semua beli asli dong"
"Van, nggak mungkin ini hasil paslu. Ini *Dia menghulurkan fail test Ivan* hasil dari test darah kamu. Bagaimana mungkin Andi melakukan semua ini. Ini hasil asli dari dokter." *gwe nggak ingat exactly apa butir bicara Dia & Ivan. Jadi gwe ringkaskan aja yach* Kemudian Dia bilang dia juga menyuruh Andi mengugurkan dakwannya terhadap Ivan. Dia keluar dari rumah dan Andi menunggunya diluar. Andi menyanyakan bagaimana Ivan menerima semua itu. Dia bilang Ivan ok saja dan Dia bilang dia tidak mahu semua ini berpanjangan lagi dan ingin semua ini berakhir
Susi, temen2 dan Bu Guru melawat Eka dirumah sakit. Bu Guru mengharap Eka akan cepet2 sembuh. Eka hanya diam saja. Susi hairan melihat keolahan Eka.
"Eka...ka...kok diam aja sich...Kaaaa?" "Bu Guru" "Oh Ibu Dia...kami kemari untuk menjenguk Eka." Dia berterima kasih atas kedatangan Bu Guru dan temen2. Kemudian, bu guru & temen2nya pulang termasuk Susi. "Eka, ini mama. Kamu kok diam2 aja. Kamu bilang sesuatu donggg...." tapi Eka diam terus. Dia kemudiannya berjumpa dg dokter. Dokter mengusulkan Eka dibawa ke hsyscritist (kejiwaan) kerana hanya itu yg boleh membantu Eka tapi Ekanya sudah boleh dibawa pulang.
"Disneyland?" "Iya..Disneyland. Kita akan kesana sama Mama, Papa dan Gita" Gita gembira bila mendengar Fifi mau membawanya ke Disneyland tapi Gita sempat gengsi apa Ivan mau ikut. Fifi bilang sudah tentu Ivan mau ikut kerana kalau anak kecil mau ke Disneyland harus ditemanin sama papa & mamanya. Lalu, Fifi dail number ke restoran & menyuruh gita bilang ke Ivan. "Halo. Bisa bicara dgn Ivan? Sakit??? Makasih ya?" "Papa sakit?" "Halo Van. Tadi aku nelefon ke restoran. Katanya kamu sakit. Kamu kenapa? Apaaaa???? Skrg kamu nggak apa2??? Kemudian Fifi hang up the phone. Susi minta pertolongan Ayu untuk menggunakan kuasa paranormalnya setelah melihat Eka berbicara seorang diri. Mulanya Ayu menolak kerana sudah berjanji. Susi trus2an membujuk Ayu kerana in bukannya untuk Susi tapi untuk nolong Eka. Lama2 Ayu setuju dan Susi terus membawanya kerumah sakit.
Marsha minta Ria menemanin dia ke rumah sakit memlawat Eka. Ria sempat melahirkan rasa simpati ke Eka. "Dwi baru aja meninggal. Skrg Eka masuk hospital. Kasihan ya keluarga itu" "Ri, Eka itu masuk rumah sakit ketabrakann!! Ayo dongggg!!!" Dihospital, Susi dan Ayu melawat Eka. Aku masih takut2 untuk menggunakan kuasanya tapi Susi insist herto do so dan terus menarik tangan Ayu ke tangak Eka. Eka seperti terkena kejutan listrk dan terus memandang Ayu. Nggak lama kemudian, Marsha dan Ria datang. Marsha hairan melihat Susi ada disitu. Susi bilang dia lagi menolong Eka. Ria sempat memberitahu Marsha untuk tidak mempercayai Susi "Eka...kamu nggak aap2 kan?" "Eka nggak bakalan menyahut. Kalaupun mulut kamu sampai berbusa pun, dia nggak akan menyahut." Susi kemudiannya membawa Ayu meningggalkan Marsha dan Ria.
[ Last edited by Amirdaa at 15-4-2006 07:18 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Yu, kamu nampak apa tadi sih?" Mulanya Ayu seperti ketakutan tapi Susi terus mendesak. Akhirnya Ayu memberitahu yg Eka masih berkomunikasi dengan Dwi. Eka sepertinya nggak rela berpisah dengan Dwi. Lagi pula Dwi ada hasrat yg perlu dilaksanakan oleh Eka. "Papa" "Gita" "Van, kamu nggak apa2, kan? Kok aku nggak dikasi tau kamu sakit?" "Skrg saya udah baikan kok. Nggak apa2".
"Lho..ada tamunya ya" Dia lembut menyapa Fifi dan Gita "Kenapa? Kamu nggak suka saya dan Gita kemari?" Fifi trus marah2 apabila melihat Dia masuk kerumah. Nadia bengong kerana dia cuma menyapanya doang. Fif kemudian menarik Gita keluar dari rumah Dia. Dia keluar jumpa Fifi. Fifi terus marah2 dan menuduh Dia macam2. "Kamu nggak ada hak untuk menahan Ivan diruamh kamu, Kamu udah kehilangan Dwi tapi saya masih ada Gita." Dia kesal dan masuk kerumah. Dia nggak berpuas hati dengan keolahan Fifi dirumahnya. Ivan meminta maaf dan mengakui tidak seharusnya Fifi berkeolahan begitu dirumahnya Dia. Lagipun, Ivan juga sadar yg dia juga menumpang di rumanya Dia. "Aku tidak bermaksud begitu, Van" "ya...aku minta maaf. Kalau kamu nggak senang, saya boleh memberitahu ke Fifi untuk tidak kesini lagi." telefon berdering. "Halo" Muka Dia berubah "Untuk kamu" "Van, apa haknya dia memalukan aku begitu. Kamu tau apa dikatan Dia ke aku dan Gita." Ivan sepertinya udah letih mendenger pembohongan Fifi terus hang up. Fifi ketawa licik. Gita nggak suka bila mamanya menipu papanya.
Setelah menghantar Ayu, Susi kembali lagi kerumah sakit. Susi menyakinkan Eka. Susi sanggup menolong Eka menyempurnakan hasrat Dwi yg terakhir. Susi percaya yang Eka juga *Susi memanfaatin info yg diberi oleh Ayu*
"Bener, Sus?" *akhirnya mau juga dia berbicara. "Iya. Aku mau kok nolong kamu menyempurnakan hasrat Dwi" "Makasih Sus" Eka trus memeluk Susi. Susi terkejut dipeluk begituan tapi seperti biasa, sempat tersenyum licik.
Marsha memberitahu ke Ria yg dia akan dihantar ke Australi oleh papanya. Ria menyokong usul papa Marsha tapi Marsha pinginnya belajar di sana supaya bisa dekat sama Eka. Kebetulan Rendy hendak melalui jalan itu & terdengar bicara diantara Marsha & Ria. "Kemana aja kamu pergi, Sha..Saya tetap akan ikut" |
|
|
|
|
|
|
|
"Susi?" "Iya Bu Dia." "Kenapa?" "Nggak tau Bu" "Ya..suruh saja dia masuk" Susi kemudiannya masuk. Susi sepertinya tersipu2 melihat Dia tersenyum padanya.
"Apa ada Sus?" "Maaf tante. Saya kesini untuk membicarakan soal Eka"
"Eka?" "Apa?" "Iya. Susi bilang Eka masih berkomunikasi dengan Dwi. Masih ada hasrat Dwi yg belum terlaksana." Ivan cuba meyakinkan Dia utk tidak mempercayai benda2 tahyul seperti itu dan tetap saja menyuruh Dia mengikut saran dokter "Saya setuju dengan Dia". Si muka tebal tiba2nya masuk memutuskan perbualan Dia & Ivan. Malah dia menawarkan seorang ustaz untuk mengobati Eka. Ivan masih nggak setuju Dia menggunakan dukun atau segala macam nonsense. Ivan masih percaya pakar kejiwaan bisa menolong Eka.
"Tapi semuanya terserah kamu Dia." Kemudian Ivan meninggalkan Dian dan Andi. Andi tersenyum senang bila melihat Ivan mengalah. dia memutuskan utk tidak menggunakan bomoh atau dukun utk mengubati Eka. Dia akan segera ke dokter utk mengubati Eka. Dia juga sempat memberitahu Andi yg dwi pingin melihat keluarganya menyatu semula. Dia & Irvan rujuk. Malah Dia juga memberitahu yang Susi dtg ke kantornya petang tadi. Dalam bilik, Ivan terasa dirinya semakin terpojok kerana apa saja cadangan yg diberikan, ditolak dan dia juga dpt merasakan yang Dia seperti lebih mempercayai Andi dari dirinya. Ivan sempat berbicara dgn potret Dwi, dia tidak dapat memaksa utk Dia utk mencintainya. Dia sempat bingung apa kah betul Dwi masih lagi panasaran.
Dia menghantarkan minuman ke bilik Ivan tapi Ivan udah nggak ada. Dia terlihat sepucuk surat diatas bantal. Ivan minggat. Ivan bilang dia keluar dari rumah utk menenangkan fikiran dan menyelesaikan kekalutan yg berlaku. Ivan harap Dia mengerti. Ivan juga bilang, sepatutnya setelah Dwi tiada, dia sudah tidak lagi tinggal di rumah itu. Demi saja Dia habis menbaca surat itu, dia menangis dan mengusap bantal dan selimut Ivan.
Susi mau Ayu menolong Eka lagi. Ayu nggak mau dan itu adalah kali terakhir dia menolong Eka. Susi terus2an berusaha untuk memujuk Ayu. Ketika Susi sedang berusaha, Fifi ada dibelakang Susi lantas Susi hang up phone. Fifi tanya sama siapa Susi berbicara. susi nggak menjawap. Nggak lama, Andi menelefon Fifi. Andi memberi amaran ke Fifi kalo Susi itu bisa merosakan rencana Fifi utk mendapatkan Ivan semula. Andi juga memberitahu yg Susi datang ke kantor Dia. fifi menjadi geram lantas bertanyakan Susi kenapa dia berjumpa Dia.
Susi dan Fifi bergaduh sesama sendiri. Susi teriak ke Fifi yg dia nggak mau punya papa tiri. Dia nggak mau Ivan jadi papa tirinya. Fifi marah banget sama Susi menampar Susi. Susi makin marah dan mengatakan yg dia nggak akan punya papa tiri. Lantas Fifi bertambah2 marah lalu mencekik Susi.
"Kamu anak mama!!! Kamu seharusnya mengikut cakap mama bukannya melawan cakap mama!! Mama yg melahirkan kamu maka kamu harus ikut cakap mama!! Kalau mama tau kamu begini, mama menyesal melahirkan kamu!! Susi dicekik semau2nya. Tiba2 Gita keluar dan kaget ngeliat fifi mencekik Susi.
"Ma...mamaaa....maaaa" Fifi jadi terkejut melihat Gita "Gita.....Oooh...Susiii...Susiii....mama minta maaf..mama hilaff...Sussssssss....." Fifi panik setelah melihat Susi nggak bangun2 " apa" "Gita" Ketika ini Ivan ada dihotel tapi kayaknya mcm bukan di hotel dech.... " a..papa harus kesini.."
"Gita..kamu kenapa" "Gita takuttttt...pokoknya papa harus kesini' "Iya...Gita bicaranya pelan2 dong..kenapa?" "Mama bikin Kak Susi nggak bangun. Gita takut" "Apa?????????"
....sambung hari selasa plak yer....:hatdown::hatdown: |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by Amirdaa at 15-4-2006 07:01 PM
mintak maaf semua....
:tq:
JUmaat hari tu tak dapat bg sinopsis sbbnya..... bz giler kat opis, lagipun saya ada amik halfday... pi bank, Celcom..PCFair...
lagipun...jumaat tu...besday saya... he ...
happy belated besday....:love: |
|
|
|
|
|
|
| |
|