Popiah Sebenarnya Makanan Warisan Indonesia, Bukannya Malaysia!
Kumpulan aktivis budaya yang dikenali sebagai Forum Masyarakat Peduli Budaya Indonesia (Formasbudi), mendakwa popiah atau lumpia merupakan makanan khusus dari Semarang. “Formasbudi mengambil langkah ini supaya nanti popiah Semarang tidak didakwa sebagai milik negara Malaysia. "Pada 17 Oktober 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Lumpia Semarang sebagai warisan budaya nasional bukan benda,” ujar Penyelaras Formasbudi, Rahmulyo Adiwibowo. Tambahnya, Pejabat Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah juga akan mengusulkan ke UNESCO agar Lumpia Semarang diiktiraf sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Dalam demonstrasi tersebut, lumpia dikatakan telah diasaskan oleh Tjoa Thay Joe, seorang lelaki keturunan Cina yang menetap di Semarang, yang kemudian menikah dengan wanita pribumi bernama Mbok Wasi pada tahun 1870 lalu. Sementara itu, Duta Besar Malaysia ke Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim melalui Twitternya telah maklum tentang perkara tersebut. Popiah sebenarnya popular sebagai makanan tradisi di seluruh Asia Tenggara dengan persamaan yang jelas antara beberapa negara jiran seperti Filipina dan Vietnam. Ia juga sudah sebati dalam masyarakat Korea, Taiwan dan Hong Kong. Popiah di Malaysia mempunyai sejarah tersendiri. Pengaruh kulinari ini hadir bersama kedatangan para pedagang Cina bermula pada Zaman Kesultanan Melayu Melaka hinggalah kemasukan bersistematik komuniti tersebut sewaktu pendudukan British di Pulau Pinang dan Singapura pada abad ke-18. Di China, popiah merupakan hidangan tradisional yang dipercayai wujud sejak zaman Dinasti Jin Timur sekitar tahun 265 hingga 420 Masihi. Beberapa kumpulan pendesak di Indonesia selama ini sering kali memperbesarkan beberapa hal berkaitan hal-hal budaya etnik dan gastronomi yang didakwa milik mereka seperti tarian dan seni kraf. Namun, kumpulan-kumpulan itu sering saja membelakangkan hakikat sejarah penghijrahan etnik dan sosiobudaya di rantau ini.
|
20
Bagus |
10
Marah |
16
Terkejut |
27
Sedih |
18
Lawak |
11
Bosan |
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Anonymity
Bedah.Cun posted on 20-2-2015 01:59 PM
Pegi mamposlah!
Kerêta_Angin replied at 20-2-2015 02:18 AM
awak mesti bantah...sila berdemo di depan kedutaan indunisia...
cmf_herrhughie posted on 20-2-2015 02:22 PM
Berapa kerat indon masih boleh tutur hokkien selain mereka dari medan?
ADVERTISEMENT