View: 1728|Reply: 0
|
Pentingnya Sholat dan Berdoa Bagi Muslim
[Copy link]
|
|
Suatu tepat Abu Thalhah ra shalat di kebunnya. Tiba-tiba seekor burung terbang di pada pepohonan. Burung itu terbang kesana kemari. Lalu masuk ke di dalam rerimbunan daun yang lebat dan terjerat disana.
Melihat tentang ini perhatian Abu Thalhah ra terarah pada tingkah laku burung selanjutnya sehingga ia lupa kuantitas rakaat yang sudah ia lakukan. Ia terlalu kesal atas tentang ini. Ia memahami gara-gara kebunnyalah ia menjadi lalai di dalam shalatnya. Dan bagi Abu Thalhah itu merupakan musibah baginya.
Seusai shalat, ia segera menjumpai Nabi Muhammad SAW untuk berikan tambahan semua tentang tersebut. Lalu ia berkata, “ Ya Rasulullah, kebunku ini sudah mengakibatkan aku lalai di dalam shalat. Oleh gara-gara itu aku sedekahkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah sekehendakmu.”
Peristiwa semacam ini juga dulu terjadi pada jaman Khalifah Ustman ra. Ketika seorang anshar tengah shalat di kebun kurmanya, matanya konsisten menerus memandang ke arah kurma yang tengah berbuah lebat. Hatinya puas gara-gara panennya dapat bagus. Perhatiannya kepada kurma selanjutnya mengakibatkan ia lupa kuantitas rakaat yang sudah dilakukannya.
Hatinya menjadi sedih. Ia memahami bahwa gara-gara kebunnyalah ia ditimpa musibah di dalam shalatnya.
Ia segera menemui Khalifah Ustman ra. dan berkata, “Ya Amirul Mu’minin, aku infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakan sekehendakmu.” Kebun itu sesudah itu dijual seharga 50 ribu dirham, dan hasilnya digunakan fi sabilillah. ( Himpunan Fadhilah Amal : 70)
Sungguh luar biasa para rekan baik pelihara mutu shalat mereka. Hal ini gara-gara kesadaran yang prima dapat hakikat shalat. Begitu pentingnya shalat sehingga shalat disebutkan pada kronologis ke dua sesudah iman.
Mari kami mengingat hadis Nabi saw dari Abu Hurairah ra, “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dapat dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika baik shalatnya maka ia dapat menguntungkan dan selamat. Dan kalau tidak baik shalatnya maka ia dapat merugi. Jika ditemui tersedia kekurangan pada shalat fardhunya maka Rabb (Allah SWT) dapat berbicara (kepada malaikat), ”Lihatlah apakah hambaKu miliki amalan shalat sunah?” Maka kekurangan shalat fardhu dapat ditambah bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan shalat-shalat sunah. Kemudian amal-amal lainnya dapat dihisab layaknya itu. (Tirmidzi)
Coba memperhatikan shalat kita. Tidak juga berapa kali kami lupa rakaat di dalam shalat. Alih-alih bersedih bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan “lupa rakaat” shalat, seringkali kami justru menunda shalat gara-gara urusan dunia. Atau terutama meninggalkan shalat. Astaghfirullahal ‘adzim. Kita menjadi terlalu sibuk sehingga shalat kami terabaikan. Padahal shalatlah yang pertama kali dapat dihitung pada hari kiamat.
Dalam konteks berharganya shalat, Rasulullah saw. dulu bersabda, “Barang siapa yang terlepas satu shalatnya, seolah-olah ia sudah kehilangan semua keluarga dan hartanya. (Ibnu Hibban-At Targhib).
Kedua kisah diatas seharusnya menyentil hati kita. Mari melaksanakan perbaikan Shalat. Sholat tidak lagi ditunaikan tepat ”sempat”. Melainkan menjadi amalan utama yang mesti paling kami perhatikan.
Bagi yang sudah mobilisasi shalat lima waktu, mari kami perbaiki lagi bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan pelihara shalat di awal waktu. Kemudian kami menambah lagi bersama dengan bersama dengan bersama dengan doa setelah sholat taubat bersama dengan shalat sunah dan amalan ibadah lain.
Dengan demikianlah peran shalat di dalam menahan kemunkaran dapat menjadi nyata di dalam kehidupan kita. “Sesungguhnya shalat itu menahan dari (perbuatan) keji dan munkar.” (QS. Al-Ankabut : 45) Dalam skala yang lebih luas, Shalat dapat melaksanakan perbaikan ethical bangsa yang kian terpuruk. Wallahua’lam
|
|
|
|
|
|
|
| |
|