|
Sesiapa yang ada pengetahuan atau info atau pengalaman dalam bab TAWAKKAL, silalah kongsi bersama, sebab saya baru nak blajar bab tawakkal... |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Reply #1 kuman's post
In pun nk tumpang belajar gak.... |
|
|
|
|
|
|
dina10 This user has been deleted
|
tawakal bermaksud terserah pada Allah, kita sbg manusia harus terima apa saje ketentuan Allah s.w.t, sebagai manusia kita harus bersyukur. Kita usaha mcmmanapun kalau itu sudah ketentuaNya kita harus terima. Mungkin ada khidmah sesuatu yang berlaku dan yang buruk dari kita dan yg baik datang dariNya. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
lepas usaha kita tawakal sambil berdoa.... setiap keputusan atau kejadian
diterima dengan hati reda...., bertindak megikut syarak dalam lunas islam
seandainya ingin membetulkan keadaan... |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
dina10 This user has been deleted
|
Reply #4 eastrun's post
i x berapa hafal kat Surah tu.. dari pengalaman hidup i, i selalu gagal. tp Allah tu Maha Besar. Hidup i selalu berkat. InsyaAllah..
yang penting kite selalu bersyukur, usaha dan bersabar. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Reply #7 dina10's post
Gagal pada pandangan manusia tak semestinya gagal yang sebenar. Hidup bertawakkal, sabar dan bersyukur serta dapat keberkatan adalah kejayaan yang pada zahirnya tidak nampak di mata manusia
Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: 揇emi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
capap This user has been deleted
|
Originally posted by kuman at 3-9-2007 05:14 PM
Sesiapa yang ada pengetahuan atau info atau pengalaman dalam bab TAWAKKAL, silalah kongsi bersama, sebab saya baru nak blajar bab tawakkal...
bab tawakkal ni byk... saya pun tau sikit2 jer...
yg saya tahu manusia ni kena sentiasa bertawakkal dlm apa juga pekerjaan yg dilakukan (x termasuk buat maksiat), ia juga bermakna kita berserah bulat2 kpd allah... bukan dgn manusia..
contoh spt kita memulakn perjalanan kita perlu tawakkal, jd perjalanan kita itu diberkati, perlu dpastikan keseluruhan perjlnn itu diberkati allah spt x tinggal solat, jgn menganiayai dlm perjalanan contohnyer langgar lari, nyusahkan pemandu lain dsbgnye... andai berlaku juga kemalangan, anggaplah itu qada' n qadar allah telah sampai... ada rahmat disebaliknya... jgnlah menyalahkn takdir.. cuba perhati betul2 mgkn kita akn dpt maksud sebenar kemalangan itu.... tp perlu juga berhati2.. x semesti dh tawakkal x perlu berhati2...
Dlm mncari rezki pun perlu tawakkal, x kira mkn gaji atau keje sendiri....byk lagi yg boleh diuraikan psl tawakkal ni...
setakat ni jer saya dpt uraikn buat masa ni... |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
Alhamdulillah...
Terima kasih semua...dapatlah sikit-sikit buat panduan....dari segi pengalaman anda pula macammana?
Nak kongsi satu cerita, Beberapa bulan yang lepas saya balik kampung, ada ramai adik-beradik yang balik menjenguk keluarga dikampung, tapi hampir kesemuanya terkena sakit mata, lepas seorang-seorang kena jangkitan, apabila sampai, kedatangan kami disambut mereka, mata mereka macam-macam ragam, ada yang bengkak, merah, sepet, berair, sebab sakit mata, , mereka tersengih sahaja sambil memberi KLU, alamat korang semua tak selamat ler dari jangkitan, Apalagi, saya pun cepat-cepat baca doa nabi untuk lindungkan anak isteri kepada Allah swt dari terkena sakit mata, Alhamdulillah, semua mereka tak terkena jangkitan, sampai ahli kelarga pelik kenapa mereka tak dijangkiti, tapi malangnya saya lupa nak lindungkan diri saya dari kena jangkitan, akhirnya selepas 4-5 jam sayapun terkena sakit mata. padan muka saya. |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
sesungguhnya kami adalah milik ALLAH
dan hanya kepada ENGKAU kami kembali
semoga cepat sembuh
sekiranya itu LEBIH BAIK utk saudara di muka bumi ini |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
ana bukan nak cakap ana betul.. tp ini pendapat ana.. kebiasaanya orang akan melakukan situasi begini .. "kita usaha pastu tawakkal".. atau.. "kita buat bende ni dulu pastu doa minta dgn Allah".. pada pendapat ana.. perkara yg elok adalah.. sebelum melakukan sesuatu usaha itu.. kita berdoa lah kepada Allah dahulu.. lepas tu usaha.. lepas tu tawakkal..
sape2 ade cerita ttg Allah S.W.T tarbiah Nabi Musa apabila Nabi Musa sakit perut.. berkenaan pentingnyaa minta kepada Allah dahulu. ..ana berbesar hati kalu kawan2 dpt share cerita itu disini..
semoga saya dapat amal ape yg saya cakap..
Wallahu'alam
[ Last edited by sukabest at 5-9-2007 11:01 AM ] |
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
TAWAKAL ADALAH SARANA TERBESAR UNTUK MENDAPATKAN KEBAIKAN DAN MENGHINDARI KERUSAKAN
Oleh
Dr. Muhammad bin Umar Ad-Dumaiji
Tawakal adalah salah satu sarana terkuat di antara sarana-sarana yang bisa mendatangkan kebaikan serta menghindari kerusakan, berlawanan dengan pendapat yang mengatakan : bahwa tawakal hanyalah sekedar ibadah yang mendatangkan pahala bagi seorang hamba yang melakukannya, seperti orang yang melempar jumrah (ketika haji), juga berlawanan dengan orang yang berpendapat tawakal berarti men-tiada-kan prinsip sebab musabab dalam penciptaan serta urusan, sebagaimana pendapat yang dilontarkan oleh golongan "Mutakallimin" seperti Al-Asy-ari dan lainnya, dan juga seperti pendapat yang dilontarkan oleh para ahli Fiqh dan golongan shufi, (Risalah Fi Tahqiqi At-Tawakkul karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah hal. 87), hal ini akan diterangkan dalam bahasan mengenai prinsip sebab-musabab, Insy Allah.
Ibnul Qayyim berkata : Tawakal adalah sebab yang paling utama yang bisa mempertahankan seorang hamba ketika ia tak memiliki kekuatan dari serangan makhluk Allah lainnya yang menindas serta memusuhinya, tawakal adalah sarana yang paling ampuh untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah pelindungnya atau yang memberinya kecukupan, maka barang siapa yang menjadikan Allah pelindungnya serta yang memberinya kecukupan maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya. [Bada'i Al-Fawa'id 2/268]
Bukti yang paling baik adalah kejadian nyata, telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang disanadkan kepada Ibnu Abbas : Hasbunallahu wa nima Al-Wakiil, yang artinya : (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), ungkapan ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim saat tubuhnya dilemparkan ke tengah-tengah Api yang membara, juga diungkapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepadanya : Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk membunuh mu, maka waspadalah engkau terhadap mereka. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam bab Tafsir 4563 (Fathul Bari 8/77)]
Ibnu Abbas berkata : Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ketengah bara api adalah : "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung". [Hadits Riwayat Al-Bukhari bab Tafsir 4564 8/77]
Dan diriwayatkan oleh Al-Baihaqi yang disanadkan kepada Bastar bin Al-Harits, ia berkata : Ketika Nabi Ibrahim digotong untuk dilemparkan kedalam api, Jibril memperlihatkan diri padanya dan berkata : Wahai Ibrahim, apakah Kamu perlu bantuan ?, Ibrahim menjawab : Jika kepada engkau, maka saya tidak perlu bantuan, [Diriwayatkan oleh Ibni Jarir dalam Tafsirnya 17/45, Al-Baghwi dalam tafsirnya 4/243]
Iini adalah bagian dari kesempurnaan tawakal yang hanya kepada Allah semata tanpa lainnya.
Akan tetapi apa yang terjadi setelah itu ?!, Allah berfirman :
"Kami berfirman : 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim', mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi". [Al-Anbiya : 69-70]
Dan befirman pula Allah tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya :
"Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" [Ali Imran : 174]
Ibnu Katsir berkata : Setelah mereka bertawakal kepada Allah maka Allah melindungi mereka dari bahaya yang mengancam mereka, dan Allah mencegah dari mereka bencana yang telah direncanakan oleh orang-orang kafir, lalu mereka kembali ke negeri mereka sesuai dengan firman-Nya, Dengan ni'mat dan karunia (yang besar dari Allah, mereka tidak dapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati musuh-musuh mereka dan (mereka mengikuti keridla'an Allah) dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Tafsir Qur'anul Adzhim 2/148]
Dan firman Allah tentang orang-orang beriman.
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal". [Al-Maidah : 11]
Kandungan dari ayat ini adalah bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati orang-orang yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak mencelakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Berita yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini ada tiga berita, semuanya membuktikan bahwa hanya Allahlah yang menjadi pelindung bagi Nabi-Nya dan Allah pula yang menjaganya dari kejahatan manusia, ketiga berita itu adalah:
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan lainnya dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam terpisah dari para sahabatnya lalu bernaung dibawah pohon (Disebutkan bahwa pohon itu adalah pohon yang berduri, An-Nihayah 3/255) beliau menggantungkan pedangnya di atas pohon itu, kemudian datang seorang Arab Badui (Diriwayatkan bahwa nama orang itu adalah Ghurata bin Al-Harits, lihat Shahihul Bukhari dalam kitab Al-Maghazy 4136 V/491 dan lihat pula Tafsir Ibnu Katsir 3/59) kepada Rasulullah dan mengambil pedang milik beliau, lalu orang itu bediri di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil bertanya : Siapakah yang dapat mencegahmu dari aku .?. Beliau menjawab : Allah !, orang Arab Badui itu bertanya dua atau tiga kali : Siapa yang dapat mencegahmu dari aku ?, dan Nabi menjawab : Allah, Jabir berkata : Kemudian orang Arab itu menyarungi pedangnya, lalu Nabi memanggil para sahabatnya, dan mengabarkan kepada mereka tentang kejadian Arab Badui itu, sementara Arab Badui itu duduk di sisi Rasulullah dengan tidak memberi hukuman kepada orang itu. [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/311, Bukhari bab Jihad 2910 6/113, diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/146]
Berita yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan lainnya dari Ibnu Abbas -tentang ayat ini ia menyebut ayat 11 dari surat Al-Ma'idah- dan ia berkata : Sesungguhnya orang-orang dari kaum Yahudi membuat makanan untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya, kemudian Allah mewahyukan kepada utusan-Nya itu tentang rencana mereka, maka Rasulullah dan para sahabatnya tidak makan makanan itu . [Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya 6/46 dan Ibnu Abu Hatim sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/59]
Dikisahkan bahwa orang-orang dari Kaum Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi dengan cara mengundang Nabi dalam suatu urusan, ketika Nabi datang kepada mereka, mereka membuat siasat untuk melempar beliau dengan sebuah batu besar pada saat Rasulullah bernegosiasi dengan orang-orang Yahudi, lalu Allah memberitahukan rencana mereka ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah kembali ke Madinah dengan para sahabatnya. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/144) maka pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang berbunyi :
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu" [Al-Maidah : 11]
Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla. Berita dan kejadian seperti ini banyak sekai dan cukup bagi kami dengan apa yang telah kami sebutkan.
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
ALLAH AKAN MENCUKUPI SEMUA URUSAN ORANG YANG BERTAWAKAL KEPADANYA
Oleh
Dr. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji
Hal ini berdasarkan dari firman Allah yang berbunyi :
"Artinya : Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". [Ath-Thalaq : 3]
Yaitu yang mencukupinya, Ar-Robi' bin Khutsaim berkata : Dari segala sesuatu yang menyempitkan (menyusahkan) manusia. [Hadits Riwayat Bukhari bab Tawakal 11/311]
Ibnul Qayyim berkata : Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutu*an yang bermanfa'at. [Taisirul Azizil Hamidh hal. 503]
Dan ini adalah ganjaran yang paling besar, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menjadikan diri-Nya sendiri sebagai yang memenuhi segala kebutu*an orang yang bertawakal kepada-Nya, dan sungguh Allah telah banyak menyebutkan kebaikan dan keutamaan yang menjadi ganjaran untuk orang-orang yang bertawakal kepada Allah, antara lain.
Firman Allah.
"Artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar". [Ath-Thalaq : 2]
"Artinya : Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan dan akan melipat gandakan pahala baginya". [Ath-Thalaq : 5]
"Artinya : Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya". [Ath-Thalaq : 4).
"Artinya : Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu ; Nabi-nabi, para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya". [An-Nisa' : 69]
Sedangkan ayat yang menyebutkan sikap tawakal adalah firman Allah : "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". [Ath-Thalaq : 3]
Ibnu Al-Qayyim berkata : Perhatikanlah ganjaran-ganjaran yang akan diterima oleh orang yang bertawakal yang mana ganjaran itu tak diberikan kepada orang lain selain yang bertawakal kepada-Nya, ini membuktikan bahwa tawakal adalah jalan terbaik untuk menuju ketempat di sisinya dan perbuatan yang amat dicintai Allah. [Madarijus Salikin 2/128]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata. " Bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : Jika seseorang keluar dari rumah, maka ia akan disertakan oleh dua orang malaikat yang selalu menemaninya. Jika orang itu berkata Bismillah (dengan menyebut nama Allah), kedua malaikat itu berkata : Allah telah memberimu petunjuk, jika orang itu berkata : Tiada daya dan upaya dan kekuatan kecuali kepada Allah, kedua malaikat itu berkata : Engkau telah dilindungi dan dijaga, dan jika orang itu berkata : Aku bertawakal kepada Allah, kedua malaikat itu berkata : Engkau telah mendapatkan kecukupan".[1]
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam bab Zuhud yang disanadkan kepada Amru bin 'Ash yang mengangkat hadits ini kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda : 'Sesungguhnya di dalam hati anak Adam terdapat celah-celah, dan barangsiapa yang mengabaikan Allah pada setiap celah di dalam hatinya maka ia akan binasa, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi celah-celah yang ada dalam hatinya itu". [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah bab Zuhud : 4166 (2/1395) di dalam Az-Zawaid dikatakan bahwa hadist ini lemah sanadnya, dan di dalam Al-Mizan dikatakan bahwa hadits ini tertolak]
Sebagaimana diriwayatkan pula bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang memutuskan gantungannya selain kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah akan mencukupi baginya segala kebutu*annya, dan Allah akan mendatangkan rezeki baginya dari yang tak terduga".[Dikeluarkan oleh Thabrani dalam Ash-Shagir 1/115-116 dan diriwayatkan oleh Ibnu Abu Halim seperti yang disebutkan dalam Ibnu Katsir 8/174 dan Abu Shaikh dalam At-Targhib 2/538 lihat Majmu' Az-Zawa'id 10/303]
Yang memberi kecukupan hanyalah Allah saja, sebagaimana firman-Nya :
"Artinya : Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu" [Al-Anfal : 64]
Maksudnya ; cukuplah Allah bagi kamu, dan cukuplah bagimu orang-orang yang beriman mengikutimu (Tafsir Ath-Thabari 10/37), maka kalian semua tak akan membutu*kan seseorang jika kalian bersama Allah, ini adalah pendapat dari Abu Shaleh Ibnu Abbas, dan juga berpendapat Ibnu Zaid, Muqatil (Zaad Al-Masir 3/556). Asy-Sya'bi (Tafsir Ath-Thabari 10/37) dan lain-lainnya, dan Ibnu Katsir tak menyebutkan selain pendapat ini (Tafsir Ibnu Katsir 4/30) Ada juga yang mengatakan bahwa artinya adalah : cukuplah bagimu Allah, dan cukuplah bagimu orang-orang yang beriman, yaitu pendapat yang diriwayatkan dari Al-Hasan dan diikuti oleh An-Nuhas. [Tafsir Al-Qurthubi 8/43]
Ibnu Al-Jauzy berkata : Bahwa yang benar adalah pendapat yang pertama (Zaad Al-Masir 3/256), hal itu berdasar pada petunjuk bukti kajian bahwa sesungguhnya yang bisa memberi kecukupan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. [Adlwa'u Al-Bayan]
Ibnu Al-Qayyim berkata : Ini begitu juga dengan pendapat sebagian orang adalah suatu kesalahan yang nyata, tidak boleh mengartikan ayat ini seperti ini (pendapat kedua), dan bahwa sesungguhnya yang bisa memberi kecukupan hanyalah Allah semata, begitu juga dengan tawakal, taqwa dan penyembahan hanyalah kepada Allah, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman dalam Al-Qur'an
"Artinya : Dan jika mereka bermaksud hendak menipu, maka sesungguhnya cukplah Allah (menjadi pelindung). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin". [Al-Anfal : 62]
|
|
|
|
|
|
|
|
Lalu dia (Ibnu Al-Qayyim) membedakan antara memberi kecukupan dengan memberi kekuatan yang bisa memberi kecukupan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala semata, sementara yang bisa memberi kekuatan adalah hanyalah Allah dengan membantunya dan juga bersama hamba-hamba Allah lainnya, Allah telah memuji kepada orang-orang yang bertauhid serta orang-orang yang bertawakal di antara hamba-hambanya, yang mana Allah menghususkan mereka untuk mendapat kecukupan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah berfirman :
"Artinya : (Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan :' Sesungguhnya manusia telah mengupmpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka', maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab : 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". [Ali Imran : 173]
Dan mereka tidak pernah mengatakan : cukuplah Allah bagi kami dan Rasulnya.
Jika mereka berpendapat seperti ini dan Allah memuji mereka seperti itu, maka bagaimana mungkin Allah mengatakan kepada utusan-Nya dengan mengatakan : Allah dan pengikut-pengikutmu akan memberimu kecukupan, sementara para pengikut Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjadikan Allah satu-satunya yang memberi kecukupan, dan mereka tidak pernah men-sekutu-kan Allah dengan Rasul-Nya dalam masalah memberi kecukupan, bagaimana mungkin mereka (para pengikut Muhammad) melakukan hal seperti ini ?! ini adalah kemustahilan yang paling Mustahil dan Kesesatan yang paling sesat.
Hal yang serupa dengan bahasan ini adalah firman Allah yang berbunyi :
"Artinya : Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata. 'Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah', (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)". [At-Taubah : 59]
Maka perhatikanlah, bagaimana Alllah menjadikan kewajiban untuk mematuhi diri-Nya dan Rasul-Nya, sebagaimana firman-Nya
"Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia". [Al-Hasyr : 7]
Dan menjadikan kecukupan itu hanya dengan diri-Nya semata, Allah tidak pernah mengatakan : dan mereka berkata : cukuplah Allah dan Rasul-Nya bagi kami, akan tetapi Allah menjadikan diri-Nya sendiri satu-satunya yang bersifat memberi kecukupan, seperti fiman Allah :
"Artinya : Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah". [At-Taubah : 59]
Dan Allah tidak pernah mengatakan : "dan kepada Rasul-Nya", akan tetapi Allah menjadikan berharap hanya kepada-Nya semata, sebagaimana firman Allah :
"Artinya : Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap"
Maka berharap, bertawakal, berlindung dan memberi kecukupan hanyalah kepada Allah semata, sebagaimana bahwa ibadah, taqwa dan sujud hanyalah milik Allah semata, begitu juga dengan sumpah dan bernadzar tidak diperbolehkan kecuali hanya kepada Allah semata.
Dan yang serupa dengan ayat ini adalah firman Allah yang berbunyi :
"Artinya : Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya". [Az-Zumar : 36]
Maka yang mencukupi berarti Dia pula yang melindungi, di sini Allah mengabarkan bahwa hanya Dia seoranglah yang memberi perlindungan kepada hamba-Nya, sekali lagi bagaimana mungkin Allah menjadikan hambanya para pengikut Nabi bersama Allah sebagaimana yang memberi kecukupan ?!, dalil-dalil yang membuktikan kesesatan penafsiran yang merusak ini lebih banyak lagi untuk disebutkan. [Zaad Al-Ma'ad 1/36-37]
[Disalin dari buku At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab oleh Dr Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji dengan edisi Indonesia Rahasia Tawakal & Sebab Akibat hal. 84 - 89 Bab Buah Tawakal, terbitan Pustaka Azzam, Th 1999, Penerjemah Drs. Kamaluddin Sa'diatulharamaini dan Farizal Tirmidzi]
_________
Fote Note.
[1]. Hadits Riwayat At-Tirmidzi bab do'a 3426 (5/490) dan ia juga mengatakan bahwa hadits ini adalah : hadits baik, benar dan asing, kami tak mengetahuinya kecuali dengan ungkapan seperti ini. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah bab do'a 3886 (2/178), ia berkata di dalam Kitab Az-Zawaid : Bahwa di dalam sanad hadits ini terdapat Harun bin Abdullah, ia adalah seorang yang lemah. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari hadits Anas bab Adab 5073 (13/437), Ahmad dalam Musnadnya (1/66) yang lebih sempurna dari ungkapan ini. Hadits ini dibenarkan oleh Al-Albani sebagaimana dalah shahih Al-Jami Ash-Shagir 513, 227 (1/1950). |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #1 kuman's post
mlm kang aku belek kitab tasauf aku. Nanti aku cite panjang |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by sukabest at 5-9-2007 10:55 AM
sape2 ade cerita ttg Allah S.W.T tarbiah Nabi Musa
Allah tarbiah Nabi Musa (AS) bertawakkal dalam berdakwah kepada Fir'aun
Surah Taha
[ 9] Dan sudahkah sampai kepadamu (wahaiMuhammad) perihal Nabi Musa?
[10] Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepadaisterinya: "Berhentilah! Sesungguhnya aku ada melihat api semoga aku dapatmembawa kepada kamu satu cucuhan daripadanya, atau aku dapat di tempat api itu:penunjuk jalan.
[11] Maka apabila ia sampai ke tempat api itu(kedengaran) ia diseru: "Wahai Musa! " -
[12] "Sesungguhnya Aku Tuhanmu! Maka bukalahkasutmu, kerana engkau sekarang berada di Wadi Tuwa yang suci.
[13] "Dan Aku telah memilihmu menjadi Rasul makadengarlah apa yang akan diwahyukan kepadamu.
[14] "Sesungguhnya Akulah Allah; tiada tuhanmelainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah sembahyang untukmengingati Daku.
[15] "Sesungguhnya hari kiamat itu tetap akan datang- yang Aku sengaja sembunyikan masa datangnya - supaya tiap-tiap diri dibalasakan apa yang ia usahakan.
[16] "Maka janganlah engkau dihalangi daripadamempercayainya oleh orang yang tidak beriman kepadanya serta ia menurut hawanafsunya; kerana dengan itu engkau akan binasa.
[17] "Dan apa (bendanya) yang di tangan kananmu ituwahai Musa?"
[18] Nabi Musa menjawab: "Ini ialah tongkatku; akubertekan atasnya semasa, berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayusupaya gugur kepada kambing-kambingku, dan ada lagi lain-lain keperluanku padatongkat itu".
[19] Allah Taala berfirman: "Campakkanlah tongkatmuitu wahai Musa!"
[20] Lalu ia mencampakkannya, maka tiba-tiba tongkatnyaitu menjadi seekor ular yang bergerak menjalar.
[21] Allah berfirman: "Tangkaplah akan dia, danjanganlah engkau takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya yang asal.
[22] "Dan kepitlah tanganmu di celah lambungmu;nescaya keluarlah ia putih bersinar-sinar dengan tidak ada cacat; sebagai satumukjizat yang lain.
[23] "(Berlakunya yang demikian itu) kerana Kamihendak memperlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yangbesar.
[24] "Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya ia telahmelampaui batas". |
|
|
|
|
|
|
|
Alhamdulillah...
Info yang sangat berharga, TQ ikhwanindo, sumber yang sangat baik dari Quran dan hadist dan ulama2 muktabar dan dari kitab2 terkenal. Jazakallah.
Kesimpulannya, Tawakkal adalah kesempurnaan perasaan dalam hati kita dalam pergantungan kepada Allah,
Ciri-ciri:
1. Penyerahan diri secara total seperti tawakkal nabi Ibrahim dan Nabi SAW
2. Keyakinan yang tidak ada ragu-ragu.
3. Keteguhan, kepercayaan, keyakinan bahawa Allah swt sentiasa akan menjaga dan memelihara hamba-hambanya apabila mereka bertawakkal kepadanya.
Sebagai satu contoh, sebelum kita duduk diatas bangku, kita lihat dulu keadaannya samada teguh atau goyang, jika kukuh maka kita tidak ada ragu untuk duduk diatasnya, merasa selamat, yakin dan tenang. Jika didapati sebahagian kaki bangku itu hampir patah atau rosak maka kita duduk dengan rasa cemas, gelisah, ragu-ragu dan tidak ada rasa selamat.
Apabila kita bertawakkal kepada Allah, maka kita akan merasa tenang dan tenteram, hilang segala ketakutan dan kekuatiran kerana Allah swt adalah tuhan yang maha kuasa, maha sempurna pengetahuannya dan maha pengasih dan penyayang. dia juga telah berjanji akan mencukupkan atau menyempurnakan urusan kita selepas kita bertawakkal kepadanya.
Sekarang nie, saya nak praktikkan...bajet kewangan memang tak cukup, kalau dikira2 keperluan melebihi pendapatan, sebab banyak perkara nak cover bulan ini, untuk mengatasi masalah ini, nak blaja bertawakkal bulat-bulat kepada Allah, duit adalah makhluk, nilai juga makhluk tidak boleh beri manafaat atau mudharat, yang beri manafaat dan mudharat hanyalah Allah swt, sama sahaja duit banyak atau sedikit, semuanya dalam takluk kuasa Allah, sebab hanyalah ujian keimanan, kalau Allah swt nak selesaikan masalah saya, mudah sahaja bagi Allah, samada saya ada cukup duit atau tak cukup, hasibiallahu wanikmal wakil. Insyaallah. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by mnm77 at 5-9-2007 06:22 PM
Allah tarbiah Nabi Musa (AS) bertawakkal dalam berdakwah kepada Fir'aun
Surah Taha
[ 9] Dan sudahkah sampai kepadamu (wahaiMuhammad) perihal Nabi Musa?
[10] Ketika ia melihat api, lalu ...
die mintak cerita nabi musa sakit perut laaaaaa |
|
|
|
|
|
|
| |
|