Masya Allah...
For this is the importance of 'Tabligh' that is to convey Islam to the whole world... so therefore brothers and sisters in Islam... go out to the Path of Allah... like 'Nabi Muhammad SAW' and 'the sahabat' did...
True out the world so that we are now muslims, so we are able to witness that there is no other lord to worship but Allah... and to witness that Muhammad is The Messenger of Allah...
Please convey to others... spread the sunnah, spread Islam!
Insya Allah... Allah The Almighty! Allahu Akbar.
Memakai gamis putih panjang dan dagu yang ditumbuhi jenggot yang tebal, Fadzlan Rabbani Al-Garamatan berjalan memasuki desa-desa terpencil di pedalaman Papua Barat untuk menyebarkan Islam.
"Saya menawarkan bentuk kehidupan yang berbeda kepada para penganut animisme dan non-muslim di sini dengan menggunakan pendekatan kemanusia," tutur Ustadz Fadzlan kepada iol dalam suatu wawancara.
Papua Barat yang dulu merupakan bagian dari Irian Jaya adalah provinsi paling jarang penduduknya di Indonesia. Kira-kira 2,6 juta orang berdiam dalam provinsi di ujung timur Indonesia tersebut.Menurut data kependudukan, umat Islam mengisi 21 % dari keseluruhan populasinya.
Ustadz Fadzlan, 40 tahun, sudah sejak tahun 1990 keluar masuk daerah terpencil untuk menyebarkan indahnya ajarana Islam. Beliau coba mengajarkan beberapa ajaran Islam yang mudah mengenai kehidupan sehari-hari mulai dari kebersihan, kesehatan, kesopanan dan lainnya.
"Saya berjalan selama 12 hari untuk mencapai satu desa yang terpenci; dan saay mereka mulai untuk bersyahadat, saya pun menangis."
Dia coba menceritakan pengalamannya mengunjungi suatu daerah dimana para penduduknya sangat curiga padanya.
"Beberapa dari mereka melempari saya dengan batu dan bahkan dengan panah, namun sekarang meraka bersama kami.
Melalui Yayasan Al-Fafti Kaffa Nusantara, Ustadz Fadlan mengatakan bahwa pihaknya telah membangun 900 masjid di sana, ditambah dengan pelayanan kesehatan dan pendidikan tentang Islam.
Paling tidak 10,000 orang berhasil diajaknya untuk memeluk Islam.
Ditambahkannya pula, keberadaan Islam di Papua begitu membantu untuk mencegah separatisme, karena menurutnya saat mereka masuk Islam, aspirasi untuk menjadi individu yang bebas juga dikenalkan. Kebebasan dari kemusyrikan dan kebodohan yang selama ini identik dengan rakyat dari Papua.
"Paling tidak seratus sembilan kepala suku telah masuk Islam. Tiap kepala suku memimpin 500 penduduk lokal.
Lahir dari keluarga Muslim, 17 Mei 1969 di Patipi, Fak-fak, sejak kecil dia sudah belajar Islam. Ayahnya adalah guru SD, juga guru mengaji di kampungnya. `'Kami di Irian, khususnya di kampung kami, ketika masuk SD kelas 1 sudah harus belajar Alquran,'' tuturnya.
Pengetahuan ilmu agamanya kian dalam ketika kuliah dan aktif di berbagai organisasi keagamaan di Makassar dan Jawa. Anak ketiga dari tujuh bersaudara ini akhirnya memilih jalan dakwah. Dia mendirikan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara.
Melalui lembaga sosial dan pembinaan sumber daya manusia ini, Ustadz Fadzlan --begitu ia kerap disapa-- mengenalkan Islam kepada masyarakat Irian sampai ke pelosok. Dia pun mengembangkan potensi dan sumber daya yang ada, mencarikan kesempatan anak-anak setempat mengenyam pendidikan di luar Irian.
(muslimdaily.net/rmd/iol)
Alhamdulillah, Islam adalah nikmat terbesar yg tiada taranya.
teringat kisah saidina umar bersama kabilah nya yg dalam perjalanan melawat gebenor2 dan melalui satu denai lalu sambil meletakkan kedua kasutnya di bahunya.
Dari Thariq bin Syihab, beliau berkata: “ ‘Umar bin al-Khattab keluar menuju Syam dan bersama kami Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah, kemudian mereka datang pada air yang dangkal dan ‘Umar berada di atas untanya kemudian beliau turun dan melepas kedua khufnya dan meletakkannya di atas bahunya dan memegang tali kekang untanya kemudian menyeberang air yang dangkal tersebut.
Maka Abu ‘Ubaidah berkata :
” Wahai amir al-mukminin! Engkau melakukan ini? Engkau melepas kedua khufmu dan meletakkannya di atas bahumu? dan Engkau memegang tali kekang untamu? dan Engkau menyeberang air yang dangkal ini?
Sungguh akan membahagiakan diriku kalau penduduk negeri memuliakanmu!”
Maka ‘Umar berkata:
“Awih! Tidak ada yang berkata demikian kecuali Engkau wahai Abu ‘Ubaidah! Engkau menjadikannya pelajaran bagi ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Kita dahulu adalah kaum yang paling hina kemudian ALLAH memuliakan kita dengan Islam, maka apabila kita mencari kemuliaan dengan selain apa yang dengannya ALLAH memuliakan kita (Islam) niscaya ALLAH akan menghinakan kita!””