View: 10707|Reply: 60
|
120 Tahun Migrasi Suku Jawa di Suriname
[Copy link]
|
|
Post Last Edit by jf_pratama at 7-8-2010 19:21
Suriname: 120 Tahun Migrasi Suku Jawa
Sabtu, 7 Agustus 2010 | 04:38 WIB
Konsentrasi terbesar masyarakat suku Jawa di luar Republik Indonesia terdapat di Suriname, Amerika Selatan. Tahun ini, pada tanggal 9 Agustus, diperingati 120 tahun kedatangan suku bangsa Jawa di Suriname yang kini memiliki populasi 20 persen dari republik berpenduduk setengah juta jiwa itu.
”Kalau tidak ada suku Jawa tidak ada Suriname. Suriname adalah pelangi tempat tinggal pelbagai suku bangsa. Kelompok terbesar adalah keturunan Afrika dan disusul keturunan India. Kelompok keturunan China, Eropa, dan campuran menempati posisi keempat dari penduduk Suriname,” kata Duta Besar Republik Suriname untuk Republik Indonesia Angelic Caroline Alihusain-del Castilho di Jakarta, Rabu (4/8). Kedatangan suku Jawa ke Suriname merupakan takdir sejarah. Menurut Del Castilho, Suriname merupakan wilayah yang bersamaan dengan Pulau Run di Kepulauan Banda diserahkan Inggris kepada Belanda. Sebaliknya, Belanda menyerahkan Manhattan atau Nieuw Amsterdam yang kini dikenal sebagai New York City kepada Inggris.
Pertukaran itu merupakan hasil Kesepakatan Breda tahun 1667 setelah berakhirnya Perang Inggris-Belanda ke-2. Suriname dikembangkan sebagai pusat perkebunan tebu, kopi, kakao, nila (indigo), dan kapas. Semula didatangkan budak dari Elmina (pos dagang Belanda) di Afrika Barat.
Seiring penghapusan perbudakan tanggal 1 Juli 1863, pemerintah kolonial mendatangkan buruh migran. Sebelumnya didatangkan orang Tionghoa dari Jawa sejak tahun 1850.
Selanjutnya datang imigran Portugis dari Pulau Madeira dan imigran Lebanon serta Suriah. Namun, mereka segera meninggalkan perkebunan setelah kontrak kerja selesai.
Orang India pun didatangkan tahun 1873 hingga tahun 1917. Lagi-lagi setelah kontrak selesai, mereka meninggalkan perkebunan dan bekerja di bidang lain.
”Akhirnya didatangkan buruh dari suku Jawa. Percobaan pertama dilakukan dengan kedatangan 94 kuli kontrak tanggal 9 Agustus 1890, diangkut kapal Rotterdamsche Lloyd. Seluruhnya terjadi 34 kali pengiriman dengan total migran dari Jawa sebanyak 32.956 orang,” Del Castilho menjelaskan.
Sebagian besar dari mereka datang dari Jawa Tengah di sekitar Surakarta. Ada pula migran yang datang dari Semarang dan Surabaya. Toekiman Saimbang, seorang diplomat Suriname di Jakarta, mengaku ”si mbah”-nya berasal dari Mojokerto, Jawa Timur. ”Wong Jowo isih isa basa Jawa ning Suriname. Acara selametan, bersih deso lan nanggap wayang isih ana,” kata Toekiman yang menjelaskan masyarakat Jawa Suriname masih memelihara tradisi wayang, bersih desa, selamatan, dan tentu saja berbahasa Jawa pasar yang dikenal sebagai ngoko.
Masyarakat Jawa di sana berbicara dalam bahasa Belanda atau Inggris dalam pergaulan sehari-hari. Sejak kemerdekaan Suriname tahun 1975, banyak warga Jawa yang hijrah ke Belanda.
Mengakar Kuat
Eksistensi suku Jawa kini menjadi unsur penting pluralisme di Suriname. ”Sekitar 50 persen kekayaan kuliner Suriname adalah sumbangan masyarakat Jawa. Mereka sudah tidak bekerja lagi di perkebunan. Banyak yang menjadi profesional dan mengisi pos penting di pemerintahan Suriname. Mereka juga memiliki partai politik tersendiri,” kata Del Castilho.
Banyak perempuan Jawa Suriname yang kawin campur dengan suku bangsa lain. Semua proses berlangsung alamiah.
Toekiman Saimbang dengan bangga mengatakan, dalam kabinet Suriname mendatang sudah disebutkan nama empat atau lima menteri suku Jawa dari 17 pos di kabinet baru.
Pelbagai desa dan permukiman suku Jawa kini tersebar luas di Suriname, yang memiliki luas lebih dari dua kali Pulau Jawa.
Menjelang peringatan 120 tahun kedatangan suku Jawa di Suriname, pelbagai acara kesenian digelar oleh masyarakat Jawa yang dibantu oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Suriname. Puncak acara digelar tanggal 9 Agustus di Sasana Budhaya di Paramaribo. (Iwan Santosa) |
|
|
|
|
|
|
|
Jadi hamba pun bangga jugak..... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 2# alphawolf
itukan salah satu budaya depa... harus diklaim |
|
|
|
|
|
|
|
Reply 3# kawaq83 |
|
|
|
|
|
|
|
jawa campur nigga surinam... mosti kelakar rupanyer... |
|
|
|
|
|
|
|
jawa campur nigga surinam... mosti kelakar rupanyer... |
|
|
|
|
|
|
|
nah, adik beradik pak patam kat suriname....merembes dak?
|
|
|
|
|
|
|
|
wow, mereka harus klaim ketuanan jawa gak.. |
|
|
|
|
|
|
|
jf,
apa pandangan anda tentang melayu, melayu indonesia, bangsa indo dan melayu malaysia,jawa ?
cuba terangkan supaya kami paham.. |
|
|
|
|
|
|
|
klaim la semua indon weii... kat surinam ka... kat afrika selatan ka... ada aku kesah?? tapi last2 jadi bangsa kuli gak. tu pun nak bangga |
|
|
|
|
|
|
|
citulla dulu ada kenal dengan sorang mamat ni...masa tu tgh praktikal...muka cam melayu...sbb tu citulla cakap melayu dengan dia masa jumpa first time...sekali dia kata dia x paham daaaa....rupa2nya dia org suriname...kacukan jawa....orangnya tinggi, berbidang besar dan muka sebijik melayu...and he's muslim ... |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by aiskrimvanilla at 9-8-2010 09:59
pak jf, jika kamu kata bahawa kami orang melayu malaysia bangga dengan bangsa melayu walaupun kamu dakwa bahawa kami bukan melayu asal... ya!! kami tetap berasa bangga! kami bangga kami berbangsa melayu malaysia walaupun kami berbagai suku. tidak kira kami ini keturunan jawa ke, acheh ke, minang ke, mandailing ke, batak ke, banjar ke, boyan ke atau seumpamanya tetapi kami bersatu di bawah nama melayu malaysia. kami sangat bersyukur kerana diberi peluang memerintah negara ini dan yang paling penting kami semua beragama islam. kami melayu mengikut konteks perlembagaan malaysia.
apa nak dihairankan bahawa ramai suku jawa di malaysia nie menjawat jawatan tinggi dlam negara, lihat saja datuk zahid hamidi, beliau itu jawa, fasih berbahasa jawa, tapi tetap diberikan peluang untuk jadi menteri, lihat datuk seri najib, dia itu bugis, kami tak kisah pun dia jadi perdana menteri negara ini, kerana kami bernaung di bawah satu nama iaitu bangsa melayu dan agama islam. masalah suku2 nie tak wujud pun di malaysia ini.
lihat saja negara kamu, kamu kan suka meneliti negara orang lain sampaikan negara sendiri tidak diteliti. kamu bangga kamu jadi bangsa indonesia, tetapi kenapa masih ada wilayah yang tidak sama rata kemajuannya? kenapa masih ada wilayah yang mundur jika kamu kata negara kamu ada segalanya melebihi negara kami? kenapa ada rakyat di negara kamu seolah-oleh dipinggirkan terus? mengapa perlu bangsa acheh dan papua berjuang untuk melepaskan diri dari menjadi sebahagian negara kesatuan indonesia? kalau kamu bilang kamu itu adil nak saksama?
mengapa negara kamu tidak membela anak-anak yang tidak mampu bersekolah? mengapa mereka perlu dibebankan dengan biaya sekolah yang tinggi? sedangkan mereka juga ingin belajar di sekolah? jangan kamu lihat itu di pulau jawa atau jakarta, kamu lihat di wilayah yang lain juga. kenapa negara kamu gagal menangani maslah pekerjaan bagi rakyatmu?
kamu bangga menjadi bangsa indonesia, tetapi kenapa sebahagaian wargamu perlu menjadi rezeki halal di negara lain? kenapa? negara kamu tidak cukup tanahkah? tidak cukup perusahankah?
yang paling tidak enak bagi saya soal agama, kamu lihat sahaja kepada sebahagian wargamu, kenapa mereka dibenarkan berkahwin tetapi berlainan agama? tidak perlu memeluk islam, boleh sahaja bernikah dan tinggal serumah. hukum apakah yang digunakan? kalau kamu kata tidak boleh kenapa masih ada yang berlaku? apakah kedudukan agama islam itu sama dengan kristian, hindu, budhha dan kejawen?
pak jf, sudah lama saya lihat kamu posting perkara2 yang menyebabkan forumer2 disini berasa kurang enak terhadap kamu. ya tidak ada salahnya tetapi nampaknya kamu cuba memancing perbalahan disini walaupun kamu kata untuk tujuan perdebatan ilmiah atau seumpanya. semua negara dan bangsa di dunia ini ada kelemahan dan kelebihannya, oleh itu, kita di nusantara ini mesti sedar dan bersatu padu memajukannya, bukan membangkitkan perkara2 yang dah lapuk dan lama. niat saya bukan mengajar kamu tetapi agar kita sama2 sedar bahawa akhirnya bila perbalahan berlaku. lambat untuk menjernihkannya kembali.
harus diingat bahawa bukan yang banyak itu lebih baik dari yang sedikit, tetapi kualiti yang paling penting. yang kecil itu bukan anak dan yang besar pula bukan bapa. |
|
|
|
|
|
|
|
waaaaa......
Indon sejak dulu mmg kuli ya pak...
wakakaka!!! |
|
|
|
|
|
|
|
Wak Pratama ada bukak Kedai Mustika Ratu di Kampung Baru.....
Tirai Pratama Enterprise |
|
|
|
|
|
|
|
MIGRASI SUKU JAWA: Suriname hingga Kepulauan Kokos...
Senin, 9 Agustus 2010
Suasana pabrik kayu lapis di Kota Paramaribo, Republik Suriname, pada tahun 1950-an. Warga Suku Jawa banyak yang bekerja di pelbagai sektor industri di Suriname setelah berakhirnya era perkebunan.
Oleh Iwan Santosa
Migrasi suku bangsa Jawa ke mancanegara umumnya hanya diketahui berlangsung ke Suriname di Amerika Selatan. Masyarakat Jawa Suriname yang mulai didatangkan sebagai kuli kontrak tahun 1890 sudah mengorganisasi diri pada tahun 1918 dalam perkumpulan bernama Tjintoko Moeljo.
Duta Besar Republik Suriname untuk Republik Indonesia Angelic Caroline Alihusain-del Castilho mengatakan, masyarakat Jawa Suriname terkonsentrasi di sejumlah distrik, seperti Commewijne, Saramacca, dan Nickerie.
Selanjutnya masyarakat Jawa mendirikan masjid dan Perkumpulan Islam Indonesia pada tahun 1932. Namun, ada keunikan karena perbedaan soal kiblat bagi masyarakat Jawa di Suriname. Suriname berada di sebelah barat Kota Suci Mekkah, Arab Saudi, sedangkan masjid di Indonesia, yang berada di sebelah timur Arab Saudi, memiliki kiblat ke barat.
”Akhirnya ada kelompok yang membangun masjid dengan berkiblat ke barat seperti di Jawa. Tetapi, ada juga yang membangun masjid dengan berkiblat ke arah timur sesuai letak Suriname yang berada di barat Arab Saudi. Meski demikian, semua hidup rukun,” kata Del Castilho.
Selepas Republik Indonesia merdeka, sempat satu rombongan Jawa Suriname kembali ke Tanah Air. Presiden Soekarno memberikan lahan di Sumatera Barat yang dinamakan para migran Jawa Suriname sebagai Tongar. Proyek tersebut gagal sehingga tidak ada rombongan berikut yang kembali dari Suriname ke Indonesia.
Semasa persiapan hingga kemerdekaan Suriname, Toekiman Saimbang, diplomat Suriname di Jakarta, mengatakan, banyak warga suku Jawa yang memilih hijrah ke Negeri Belanda.
”Keluarga Jawa Suriname pasti punya kerabat di Holland. Demikian pula keluarga saya,” ujar Toekiman. Mereka memiliki kedekatan khusus dengan Belanda sebagai rumah kedua orang Jawa Suriname.
Toekiman memperkirakan ada sekitar 40.000 orang Jawa Suriname yang tinggal di Belanda saat ini. Keberadaan mereka menambah jumlah masyarakat Indisch (Indo) di Belanda yang berasal dari Maluku, Sulawesi, Jawa, Tionghoa, dan Indo-Eropa.
Kaledonia Baru
Selain Suriname, De Castilho mengakui adanya komunitas Jawa di Kaledonia Baru. Kaledonia Baru merupakan wilayah jajahan Perancis di sebelah timur Australia dan berada di utara Selandia Baru.
Masyarakat Jawa di Kaledonia Baru dulunya juga didatangkan sebagai buruh perkebunan dan pertambangan. Kini mereka hidup beranak-cucu di Kaledonia Baru dan berbahasa Perancis dalam komunikasi sehari-hari.
De Castilho mengatakan, komunitas asal Indonesia seperti suku Jawa juga ada yang hijrah di Curaçao, wilayah Belanda di Lautan Karibia di sebelah utara Venezuela.
Wartawan senior Rosihan Anwar dalam buku Sejarah Kecil (Petite Histoire) terbitan Penerbit Buku Kompas (PBK) mencatat adanya komunitas Suku Jawa di Kepulauan Kokos-Keeling di sebelah barat Pulau Christmas, wilayah Australia di sebelah barat daya Pulau Jawa.
Pada satu kesempatan Kompas pernah bertemu beberapa warga Jawa Kokos yang hijrah ke Tawau, pelabuhan di Negara Bagian Sabah, Malaysia. ”Kami ini Jawa Kokos. Bukan orang tempatan,” kata pedagang nasi yang mengaku keturunan dari suku Jawa asal Kepulauan Kokos.
Kokos adalah satu-satunya wilayah Australia yang memiliki bendera dengan lambang Bulan Sabit sebagai identitas agama Islam dari masyarakat Jawa Kokos. |
|
|
|
|
|
|
|
Aku ada kawan dari Suriname, belajar sama2 masa kat UIA. Somoe Dikroemoe namanya.. sekarang dah balik Suriname, jadi manager kat Telesur. |
|
|
|
|
|
|
| |
|