Cacing Maut Mongolia (Mongolian death worm)

ninja9 · Post time 19-7-2012 07:19 PM

Post Last Edit by ninja9 at 20-7-2012 11:55

CacingMaut Mongolia adalah cryptid(dalam bidang cryptozoology ianya haiwan atau tumbuhan yang dikhabarkan wujud tetapi belum dijumpai secara saintifik seperti kes Yeti dan Lochness) yang dilaporkan ada di Gurun Gobi di Mongolia.

Penduduk tempatan di Mongolia mengatakan bahawa cacing ini boleh menyembur racun dan juga boleh memberikan renjatan elektrik yang mampu membunuh manusia.

Suku Nomad di Mongolia memanggil cacing maut ini sebagai khorkhoi allghoi atau kadang-kadang dipanggil allerghoi horhai atau olgoj chorchoj atau cacing usus kerana ianya seperti usus sapi. Cacing ini berwarna merah dan kadang-kadang dikatakan juga mempunyai bintik-bintik hitam dan mempunyai tubuh yang panjang dari 2 hingga 5 meter.

Rujukan pertama tentang binatang ini bermula dalam buku Roy Chapman Andrew yang berjudul “On the Trail of Ancient Man” memetik kata Perdana menteri Mongolia Damdinbazar pada tahun 1922 :

“Ia berbentuk seperti sosej denganpanjag 2 kaki, tiada kepala, tiada kaki dan sangat beracun hingga dengan menyentuhnya sahaja akan menyebabkan kematian sekelip mata. Ianya hidup dikawasan yang paling sepi di gurun gobi.”

Dia tidakberapa percaya dengan cerita raksasa tersebut. “Tidak ada yang pernah melihat makhluk itu tetapi mereka sangat yakin dengan adanya makhluk itu dan menggambarkannya dengan teliti.”

PengembaraCeko Ivan Mackerle menceritakan :

“Ianya seperti sosej dengan panjang lebih dari setengah meter, saiz sebesar lengan manusia dan serupa dengan usus sapi. Ekornya pendek dan seperti dipotong. Susah untuk menggambarkan kepalanya kerana kelihatan seperti tidak mempunyai mata, hidung atau mulut. Warnanya merah gelap seperti darah dan bergerak dengan cara yang pelik iaitu berguling ataumengeliat.

Makhluk itu tinggal di bukit pasir terpencil dan di lembah-lembah panas di bawah tanah di gurun Gobi. Ianya hanya kelihatan pada bulan-bulan panas dalam satu tahun iaitu bulan Jun dan Julai manakala pada bulan-bulan lain ia masuk ke dalam lubang pasir dan tidur. Ia sering keluar dari tanah terutama setelah hujan, ketika tanah basah.

Makhluk ini sangat berbahaya, karena dapat membunuh manusia dan haiwan dengan cepat dalam jarak beberapa meter. Makhluk itu dilaporkan dapat menyembur asid yang dapat menyebabkan kematian sekelip mata. Makhluk ini juga memiliki kemampuan untuk membunuh dari jarak jauh dengan renjatan elektrik. Banyak orang Mongolia telah melaporkan melihat makhluk ini. “

Di yakinijuga dengan menyentuh bagian mana saja dari tubuh cacing ini akan langsung mengalami kematian, yang diduga mengandung racun logam yang mengakis. Cerita rakyat setempat juga bercerita mahluk ini suka tanaman parasit lokal sepertiGoyo.

Mungkinkahia sejenis belut elektrik yang hidup di tanah?

Belut elektrik adalah cacing panjang seperti Mongolian Death Worm dan diketahui juga bahwa belut elektrik ini dapat menghasilkan elektrik yang cukup kuat untuk melumpuhkan ataumembunuh mangsanya.

Belut listrik yang dengan nama latinnya Electrophorus electricus ini terkenal dengan kemampuannya untuk menghasilkan arus elektrik yang kuat, mencapai 500-650 volt.Hal ini cukup membuat pingsan atau membunuh mangsanya tetapi belut listrik tidak mempunyai racun yang disemprotkan.

Mereka tinggal di dasar lumpur di dalam air yang tenang dan bila ia harus bernafas belut listrik naik ke permukaan setiap 10 menit atau lebih, binatang itu akan menelan udara sebelum kembali ke bawah. Hampir 80% dari oksigen yang digunakanoleh ikan diambil dengan cara ini. Ini menunjukkan bahwa mungkin cacing maut ini yang paling mungkin untuk memiliki variasi seperti ini di darat.

Namun kawasan seperti Gurun Gobi tampaknya akan terlalu keras untuk makhluk semacam itu.Namun mengingat kepercayaan penduduk lokal bahwa "cacing suka keluar dari dalam tanah umumnya setelah hujan, ketika tanah masih basah".

Mungkinkahseekor ular yang meludah?

Ludahan kobra sangat tepat pada jarak lebih dari 10 kaki. Ketika kobra itu ingin"meludah" atau "menyemburkan" bisanya, Cobra dapat menyemprotkan racun yang menyakitkan secara langsung ke dalam mata binatang yang berpotensial menginjaknya dari jarak yang aman.

Ular yang mirip cacing berbentuk sama seperti cacing "Mongolian Death Worm" dilaporkan ular kobra meludah akan tampak kemerahan dengan warna-mirip dengan laporan tentang cacing maut Mongolia ini.

Mungkinkah cerita-cerita tentang renjatan listrik dibuat karena kesalahan yang disebabkanoleh betapa terkejutnya melihat makhluk itu.

kesimpulan

Mungkin saja para saksi salah mengira dan salah melihat tentang cacing mongolia. Tetapi mungkin saja makhluk ini benar-benar ada. Menurut legenda, gurun gobi dahulunya adalah bekas tasik yang kemudian mengering akibat bencana, mungkin saja cacing itu adalah belut elektrik yang sudah berevolusi.who knows...

http://vhanzam.blogspot.com/2010/07/mongolian-death-worm.html

siapa yang nak melancong ke mongolia kim salam dgn cacing neh ...

..
btw tegezut aku bila kena sembur dengan racun pas tu kena telan hidup2 dengan binatang ni dalam game diablo..

momod kalau dah ada thread ni pancung aja..

update: penatnya aku edit tulisan indon ini...kalau tak faham lagi baca article bi kat bawah..kikiki...

ninja9 · Post time 19-7-2012 07:21 PM

Mongolian death worm

The Mongolian death worm (Mongolian: олгой-хорхой, olgoi-khorkhoi, "large intestine worm") is a creature reported to exist in the Gobi Desert. It is generally considered a cryptid: an animal whose sightings and reports are disputed or unconfirmed.

It is described as a bright red worm with a wide body that is 2 to 5 feet (0.6 to 1.5 m) long.[1][2]

The worm is the subject of a number of claims by Mongolian locals - such as the ability of the worm to spew forth acid that, on contact, will turn anything it touches yellow and corroded (and which would kill a human),[3] as well as its reported ability to kill at a distance by means of electric discharge.

Though natives of the Gobi have long told tales of the olgoi-khorkhoi, the creature first came to Western attention as a result of Professor Roy Chapman Andrews's 1926 book On the Trail of Ancient Man. The US paleontologist was not convinced by the tales of the monster that he heard at a gathering of Mongolian officials: "None of those present ever had seen the creature, but they all firmly believed in its existence and described it minutely."[1][2]

Etymology

The Mongolian name is олгой-хорхой (olgoi-khorkhoi) where olgoi means large intestine and khorkhoi means worm, so the full name means "intestine worm". The anglicized spelling of the name sometimes appears as allghoi khorkhoi, allerghoi horhai, or olgoj chorchoj.[1] The name refers to the worm's alleged appearance.

Appearance

The olgoi-khorkhoi is said to resemble a cow's intestine. It is reported to be red in color, and is sometimes described as having darker spots or blotches. Sometimes it is said to have spiked projections at both ends. The worms are purportedly between 2 and 5 feet long, and thick-bodied.[1] They are believed to somewhat resemble polychaetes, in many respects, looking much like a land-dwelling Bobbit worm.

In his book "On the Trail of Ancient Man" (1926), Roy Chapman Andrews (an American explorer, adventurer and naturalist who became the director of the American Museum of Natural History) cites Mongolian Prime Minister Damdinbazar who in 1922 described the worm allergorhai-horhai:

"It is shaped like a sausage about two feet long, has no head nor leg and it is so poisonous that merely to touch it means instant death. It lives in the most desolate parts of the Gobi Desert…"

In 1932 Andrews published this information again in the book "The New Conquest of Central Asia", adding: "It is reported to live in the most arid, sandy regions of the western Gobi". Andrews didn't believe that the animal was real.

Czech explorer Ivan Mackerle described the animal from second-hand reports as a "sausage-like worm over half a metre (20 inches) long, and thick as a man's arm, resembling the intestine of cattle. Its tail is short, as [if] it were cut off, but not tapered. It is difficult to tell its head from its tail because it has no visible eyes, nostrils or mouth. Its colour is dark red, like blood or salami..."[1]

Habitat and behavior

The worm is said to inhabit the southern Gobi Desert.[1] The Mongolians say that the olgoi-khorkhoi can kill at a distance, either by spraying a venom at its predators or by means of electric discharge.[1][3] They say that the worm lives underground, hibernating most of the year except for when it becomes active in June and July. It is reported that this animal is mostly seen on the surface when it rains and the ground is wet.[1]

The Mongolians also believe that touching any part of the worm will cause instant death. Its venom supposedly corrodes metal and local folklore tells of a predilection for the color yellow. The worm is also said to have a preference for local parasitic plants such as the goyo.[1]

Mentions, investigations

British zoologist Karl Shuker brought the animal back to the general attention of the English-speaking public in his 1996 book The Unexplained,[4] followed a year later by his Fortean Studies paper on this subject, which was reprinted in The Beasts That Hide from Man in which it was hypothesized that the death worm was an Amphisbaenid.[5]

Loren Coleman included this animal in Cryptozoology A to Z.[6]

A joint expedition in 2005 by the Centre for Fortean Zoology and E-Mongol[clarification needed] investigated new reports and sighting of the creature. They found no evidence of its existence, but could not rule out that it might live deep in the Gobi Desert along the prohibited areas of the Mongolian–Chinese border.

In 2005, zoological journalist Richard Freeman mounted an expedition to hunt for the death worm but came up empty-handed. Freeman's conclusion was that the tales of the worm had to be apocryphal, and that reported sightings likely involved non-poisonous burrowing reptiles.[2]

Reality-television series, Destination Truth conducted an expedition in 2006–2007.

A New Zealand television entertainment reporter, David Farrier of TV3 News took part in an expedition in August 2009[2][7][8] but came up empty-handed as well.[9] He conducted interviews with locals claiming to have seen the worm and mentioned on his website that the sightings peaked in the 1950s.

The series Beast Hunter, hosted by Pat Spain on the National Geographic Channel, featured an episode on the disputed existence of the creature as well.

http://en.wikipedia.org/wiki/Mongolian_death_worm

soptg · Post time 19-7-2012 07:51 PM

Meludah kobra sangat akurat pada jarak lebih dari 10 kaki. Ketika kobra itu ingin "meludah" atau "menyemprotkan" bisanya. Cobra dapat menyemprotkan racun yang menyakitkan secara langsung ke dalam mata binatang yang berpotensial menginjaknya dari jarak yang aman.
nyemprot...kah kah kah...