CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

12
Return to list New
Author: lynn135

maaf kan saya.....

[Copy link]
Post time 10-9-2007 02:04 AM | Show all posts
ambo pun amek kesempatan mintak maaf kat sumer2.... selamat berpuasa

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 10-9-2007 02:06 AM | Show all posts
Biggirl jua pohon ampun maaf dari semua.... selamat menjalani iibadat puasa...

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 10-9-2007 02:38 AM | Show all posts
Hehehee...ada fekdah rupanya....dapat kredit dari Tuan Hj. Mod.
Sapa nak kredit silalah bermaaf-maafan.
Dari ini aku maafkan semua dosa-dosa kalian yer!
Reply

Use magic Report

Post time 10-9-2007 02:54 AM | Show all posts
Originally posted by lipsofanangel at 10-9-2007 02:04 AM
ambo pun amek kesempatan mintak maaf kat sumer2.... selamat berpuasa


Waduh Lips...nampaknya Tuan Mod sudah memaafkan avatar mu yang seksi tu sampai 10 kredit yang dia beri pada mu. Kalu oghe lain pasti lamo dah kena sound nampak belah dada tu.
Reply

Use magic Report

Post time 10-9-2007 07:13 AM | Show all posts

Reply #24 Gravedigger's post

udah ditegur kt tred lain... tuannya xbaca tuh....

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report

Post time 10-9-2007 10:06 AM | Show all posts
dia saje nak provoke moderator jer tu.  
dia rindu lama tak polemik dengan moderator tu.
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 11-9-2007 09:49 AM | Show all posts
Originally posted by mnm77 at 7-9-2007 16:54
Doa Jibril AS dan diaminkan Nabi tentang sesiapa yang Ramadhan bulan yang mulia telah berlalu tetapi masih tidak dapat keampunan disebabkan oleh:

1. Tidak beristighfar dan bermaaf-maafan
2. T ...


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Inilah yang kita perlu perhatikan wahai saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah . Kenape perlunye kta beragama dengan pemahaman para salafus shalih, beraqidah, bermanhaj, bermuamalah, beribadah dengan keterangan dari mereka, contoh/example dari mereka dan pengamalan dari mereka. Karena mereka orang-orang yang belajar langsung dengan Nabi dan melihat practising dari Nabi shalallahu alaihi wasallam. Seperti yang akhi mnm said above, dia -hafidhahullah membawakan hadits diatas yang berbunyi:

"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah naik mimbar kemudian berkata : Amin, Amin, Amin" Ditanyakan kepadanya : "Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?" Beliau bersabda.
"Sesungguhnya Jibril 'Alaihis salam datang kepadaku, dia berkata : "Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan "Amin", maka akupun mengucapkan Amin...." (HR. Ibnu Khuzaimah, Ahmad & Baihaqi dari jalan Ibnu Hurairah. Hadits ini sahih dan asalnya dari Sahih Muslim)


, lalu dia (mnm) terjemahkan dan tafsirkan dengan pemahaman sendiri, atau dengan pemahaman orang/syaikh/guru/buya etc yang tidak memahaminya dengan pemahaman para sahabat. Dan untuk hadits ini maka ketahuilah, bukan seperti ini para sahabat memahami hadits diatas. Dan Para sahabat tidak pernah mengamalkan hadits ini dengan bermaaf-maafan dengan sesama mereka. Siapa ulama salaf yang memahami hadits diatas dengan mensyariatkan bermaaf-maafan? Bahkan mereka membid'ahkan perbuatan tersebut dan setiap bid'ah itu sesat dan tidak ada bagusnya wALAU orang banyak menganggapnya baik. Sebagaimana perkataan Ibnu Mas'ud:"Bid'ah itu sesat walau dianggat baik oleh manusia". Sekarang mana yang lebih tahu tentang agama ini? Kita yang beraafmaafan ataukah para sahabat? Tidak benar jike bertanya:"Bermaaf-maafan itu kan baik, kenapa sesat?". Ketahuilah saudaraku, yang sesat itu bukanlah bermaaf-maafannya nya, tapi kaifiyah dari bermaaf-maafan itu sendiri. Dengan menentukan waktu dan caranya lalu mendakwahkan manusia untuk melakukannya maka itu butu* kepada dalil. Dan ibadah itu tidak semuanya bisa di terima akal, actually akal itu HARUSLAH merujuk kepada dalil dari Quran dan sunnah.

Ali Bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata:"Jika agama itu dengan akal, niscaya yang di usap (ketika berwudhu dengan khuf (sepatu)) itu adalah bagian bawahnya dan bukan bagian atasnya".

Tapi justru yang diusap itu adalah bagian atas khuf yang tidak kotor, dan ini tentu mempunyai hikmah yang besar yang telah ditentukan Allah azza wa jalla, dan KITA dengan akal kita yang terbatas tidak perlu menggunakan akal kita untuk melawannya. Akal itu tunduk kepada wahyu, itulah makna ittibaur Rasul. (Mengikuti Rasul)
Cubalah jika salah seorang dari antum, especially bro nmn berikan riwayat yang mengatakan NAbi melakukan hal tersebut, atau dari sahabat, atau pengamalan dari Imam yang empat, atau dari para ahlul hadits yang masyhur?!?!? Cuba...cuba!!! Jika tidak bisa antum bawakan, LALU MENGAPA KITA MENGAMALKAN ?!?!? Mengapa kita mengamalkan sesuatu yang generasi yang paling terbaik dalam ISLAM tidak pernah mengamalkannya Apakah kita merasa lebih 'alim, lebih taqwa dari mereka?!?!? Walaupun hanya hal kecil yang bernama "maaf".

Sedangkan pengamalan maaf itu sendiri disunnahkan ketika kita merasa menyakiti atau menzalimi perasaan saudara kita, maka kita langsung meminta maaf. Dan bulan ramadhan yang mulia ini BUKANLAH tempatnya untuk bermaaf-maafan, tapi bulan yang mulia ini tujuannya untuk HAL YANG LEBIH BESAR dari itu, yaitu:
1. Pengampunan dosa. (Dan ini semua dosa termasuk dosa dengan manusia)

DariAbu Hurairah Rasulullah bersabda:"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari Muslim)

Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:

"Shalat yang lima waktu, Jum'at ke Jum'at. Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi di antara senggang waktu tersebut jika menjauhi dosa besar" [Hadits Riwayat Muslim]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah naik mimbar kemudian berkata : Amin, Amin, Amin" Ditanyakan kepadanya : "Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?" Beliau bersabda:
"Sesungguhnya Jibril 'Alaihis salam datang kepadaku, dia berkata : "Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan "Amin", maka akupun mengucapkan Amin...." (HR. Khuzaimah, Ahmad dan Baihaqi)


2. Dikabulkan do'a dan dibebaskan dari api neraka
Rasulullah bersabda:

" Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo'a akan dikabulkan do'anya" (HR. Ibnu Majah, Ahmad)

3. Orang yang berpuasa termasuk shiddiqin dan syuhada

Dari 'Amr bin Murrah Al-Juhani Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata : "Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?" Beliau menjawab.
"Artinya : Termasuk dari shidiqin dan syuhada" [Hadits Riwayat Ibnu Hibban]


Dan banyak lagi keutamaan puasa yang akan diberikan Allah kepada kita. Belum lagi profit-profit badaniyyah dimana puasa dapat menyehatkan dan lain-lain.
Maka MELIHAT keutamaan - keutamaan tersebut, kecillah makna bermaaf-maafan (Yang bisa dilakukan kapan saja) dibanding dengan masuknya seorang muslim kedalam surga dan dibebaskannya dia dari neraka. Jadi BERMAAF-MAAFAN ketika puasa dan juga idul Fitri TIDAK disyariatkan dan TIDAK TERMASUK kedalam syariat. Orang yang telah tahu tapi tetap mengamalkan dia terkena dosa telah melakukan suatu yang bid'ah, sedangkan orang yang tidak tahu tidak mendapatkan pahala apa-apa (Dan tidak berdosa karena tidak tahuna dia akan hukumnya) karena orang yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada contohnya dari Nabi dan para sahabat amalnya akan ditolah oleh Allah. Sebagaimana Rasulullah menegaskan dalam hadithnya:"Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada keterangannya dari kami, maka amalan itu tertolak". Sebaik-baik contoh adalah Rasulullah shalallah alaihi wasallam dan para sahabat ridhwanallah alaihim ajmain. Wallahu a'lam bisshowab, wabillahit taufiq wal hidayah.





Reply

Use magic Report

Post time 11-9-2007 09:52 AM | Show all posts
Originally posted by lipsofanangel at 10-9-2007 01:04
ambo pun amek kesempatan mintak maaf kat sumer2.... selamat berpuasa



Setiap hari antum berdosa dengan avatar antum tuuu....throw it out yaa akhi...tak ade manfaatnya buat antum bahkan berbuah dosa
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 11-9-2007 06:13 PM | Show all posts
Originally posted by ikhwanindo at 11-9-2007 09:49 AM

lalu dia (mnm) terjemahkan dan tafsirkan dengan pemahaman sendiri, atau dengan pemahaman orang/syaikh/guru/buya etc yang tidak memahaminya dengan pemahaman para sahabat. Dan untuk hadits ini maka ketahuilah, bukan seperti ini para sahabat memahami hadits diatas. Dan Para sahabat tidak pernah mengamalkan hadits ini dengan bermaaf-maafan dengan sesama mereka


Salam Ramadhan dan terima kasih atas penerangan ikhwan.

Hadith itu berbunyi tidak mendapat keampunan,dan sebenarnya saya agak keberatan untuk menerangkan secara terperinci kerana tidak mahu thread ini menjadi perdebatan yg mencelarukan banyak pihak. Namun saya khuatir mesej sebenar yang saya ingin sampaikan disalah-ertikan...

Secara ringkasnya, untuk mendapat keampunan, apakah amalan ini SALAH?
1. Bertaubat dan Istighfar
2. Taubat yang baik adalah dengan mohon ampun, menyesali dan berazam tidak mengulai kesalahan kita kepada Allah. Jika dosa kita berkait dengan manusia, sebaik-baiknya kita mohon ampun dan maaf dari orang yang kita zalimi

Apa yang saya ingin sampaikan bukanlah untuk menafsir hadith tersebut sesuka hati, TETAPI intisari dari apa yang boleh diambil iktibar dari hadith tersebut juga untuk dimanfaatkan di thread ini

Saya pohon Allah beri kefahaman kepada saya, kepada ikhwan dan kepada semua yang membaca thread ini tentang hadith tersebut. Ini tidak bermakna saya kata yang saya buat tafsiran paling betul dan semua orang mesti ikut. Saya dapati tafsiran yang dipastekan oleh ikhwan itu adalah sungguh baik dari segi ilmiahnya, dan saya pun memahami sebahagian besar penjelasan itu seperti yang dikatakan ikhawanindo.

Cuma yang saya tidak setuju ialah dia (ikhwanindo) terlalu cepat menghukum bida'ah dan sesat dalam hal2 yang difahaminya berlainan dari apa yang saya cuba terangkan

dan setiap bid'ah itu sesat dan tidakada bagusnya wALAU orang banyak menganggapnya baik. Sebagaimana perkataan Ibnu Mas'ud:"Bid'ah itu sesatwalau dianggat baik oleh manusia". Sekarang mana yang lebih tahu tentang agama ini? Kita yang beraafmaafan ataukah para sahabat? Tidak benar jike bertanya:"Bermaaf-maafan itu kan baik, kenapa sesat?".Ketahuilah saudaraku, yang sesat itu bukanlah bermaaf-maafannya nya, tapi kaifiyah dari bermaaf-maafan itu sendiri. Dengan menentukan waktu dan caranya lalu mendakwahkan manusia untuk melakukannya maka itu butu* kepada dalil


Tidakkah ikhwan telah baca apa yang saya tulis sebelum itu:
Originally posted by mnm77 at 7-9-2007 05:54 PM

Saranan di atas bukannya untuk bulan Ramadhan saja, namun kalau bulanRamadhan yang penuh dengan keberkatan dan sepatutnya mudah untuk mendapat keampunan tetapi tidak juga dapat keampunan maka sebab itu didoakan sedemikian oleh Jibril AS


Jika apa yang saya terangkan ini silap, boleh ikhwanindo bersabar dari menghukum bida'ah sesat untuk seketika, justeru tolong terangkan bagaimana nak amalkan hadith tersebut untuk mendapatkan keampunan dari Allah. Tolong senaraikan...
1.
2.
3.
4.

Daripada intisari hadith tersebut, adakah ikhwanindo menghukum berdosa, bida'ah dan sesat kepada sesiapa yang bertaubat (ciri-ciri taubat adalah termasuk mohon  maaf) dan beristighfar sebagai usaha untuk mendapatkan keampunan Allah?

Saya pohon kepada Allah supaya Allah beri kekuatan kepada saya untuk betaubat dan beristighfar sebanyak-banyaknya. Nabi yang maksum pun beristighfar, apatah lagi kita yang banyak dosadan selalu membuat kesalahan lebih2 lagi perlu istighfar untuk mendapat keampunan.

Saya juga mohon maafkepada semua atas kesalahan saya di sini, terutamanya kepada ikhwanindo di atas segala penulisan saya yang tidak disukainya samada yang salah atauyang betul.

Saya pohon kepada Allah supaya saya dikurniakan sifat pemaaf. Nabi itu pemaaf sifatnya.

Dan saya juga pohon Allah mengampuni kita semua Muslimin Muslimat. Semoga Allah melapangkan dada kita dan mencari keredhaan Allah dan keAMPUNan dari Allah sempena bulan Ramadhan yang mulia bakal menjelma

Wabillahi taufiq

Wassalam

[ Last edited by  mnm77 at 12-9-2007 08:19 AM ]
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2007 10:05 AM | Show all posts
Originally posted by mnm77 at 11-9-2007 17:13

Salam Ramadhan dan terima kasih atas penerangan ikhwan.

Hadith itu berbunyi tidak mendapat keampunan,dan sebenarnya saya agak keberatan untuk menerangkan secara terperinci kerana tidak mahu thread ini menjadi perdebatan yg mencelarukan banyak pihak. Namun saya khuatir mesej sebenar yang saya ingin sampaikan disalah-ertikan...

Secara ringkasnya, untuk mendapat keampunan, apakah amalan ini SALAH?
1. Bertaubat dan Istighfar
2. Taubat yang baik adalah dengan mohon ampun, menyesali dan berazam tidak mengulai kesalahan kita kepada Allah. Jika dosa kita berkait dengan manusia, sebaik-baiknya kita mohon ampun dan maaf dari orang yang kita zalimi

Apa yang saya ingin sampaikan bukanlah untuk menafsir hadith tersebut sesuka hati, TETAPI intisari dari apa yang boleh diambil iktibar dari hadith tersebut juga untuk dimanfaatkan di thread ini


Sangat betul apa yang bro Mnm jelaskan diatas tentang taubat dan istighfar, tapi sayang amat sayang sekali seperti yang telah ana katakan, para ulama, para sahabat Nabi tidak memahami hadits itu untuk bermaaf-maafan dihari raya atau ketika akan ramadhan. Jika ini di masyhurkan, dan didakwahkan atau mendukung manusia untuk melakukannya, maka inilah yang butu* kepada dalil dari Quran dan sunnah. Jika tidak ada, maka inilah yang disebut bid'ah. Dan Nabi sendiri yang mengatakan bid'ah itu sesat dan tempatnya di neraka, jadi bukan ana yang berkata demikian. Dan ana katakan itu bid'ah dan sesat BUKAN untuk bro Mnm, tapi tentu Islam itu mengandung ancaman pulak right? Bukan hanya pujian dan kabar baik. Maka kita yang beriman jika mendengan ancaman itu, maka ahsan kita rujuk kepada kebenaran. Karena orang-orag yagn melakukan bid'ah dan mendakwahkannya ini sadar atau tidak telah berusaha mengnhancurkan Islam dan pondasinya, dan berusaha mengubur hidup-hidup sunnah Nabi. Karena seperti kata ulama, sunnah dan bid'ah itu tak mungkin bersatu, jika salah satu menang maka akan ada yang dikalahkan. Maka sudah tentu kita yang mencintai sunnah nabi saling beramar makruf nahi mungkar untuk memperingati kaum muslimin yang kita syaangi ini untuk menjauhi bid'ah, karena bisa menuntun mereka ke dalam neraka.
Untuk apa kita dakwahkan bermaaf-maafan ketika puasa, apa sunnah tidak mengajarkan bagaimana targhib puasa yang sesuai ajaran Nabi sehingga kita harus mengada-ngadakan ajaran baru? Apa tidak lengkap sunnah Nabi bagi kita sehingga kita seakan-akan bilang Nabi terlupa untuk mengajarkan bermaafan ketika mau puasa? Apa kita lebih tahu dari Nabi. Jika kita bicara itu "BAIK", maka apa kita lebih tahu yang baik dari nabi? Ketahuilah, jika sesuatu itu baik tentu itu sudah ada dalam sunnah dan di amalkan para sahabat.


Cuma yang saya tidak setuju ialah dia (ikhwanindo) terlalu cepat menghukum bida'ah dan sesat dalam hal2 yang difahaminya berlainan dari apa yang saya cuba terangkan


Apa-apa yang setau ana bid'ah maka harus di sebutkan, agar yang menulis, atau terutama kaum muslimin selamat dari yang sesat-sesat. Inilah salah satu bukti kecintaan kita kepada kaum muslmiin. Semuanya ingin masuk surga dan bukan ana yang tahu saja. Disinilah letak amar makruf nahi mungkar, dan inilah juga yang termasuk jihad

[ Last edited by  ikhwanindo at 12-9-2007 04:12 PM ]
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2007 10:06 AM | Show all posts
Originally posted by mnm77 at 11-9-2007 17:13

Salam Ramadhan dan terima kasih atas penerangan ikhwan.

Hadith itu berbunyi tidak mendapat keampunan,dan sebenarnya saya agak keberatan untuk menerangkan secara terperinci kerana tidak mahu thread ini menjadi perdebatan yg mencelarukan banyak pihak. Namun saya khuatir mesej sebenar yang saya ingin sampaikan disalah-ertikan...

Secara ringkasnya, untuk mendapat keampunan, apakah amalan ini SALAH?
1. Bertaubat dan Istighfar
2. Taubat yang baik adalah dengan mohon ampun, menyesali dan berazam tidak mengulai kesalahan kita kepada Allah. Jika dosa kita berkait dengan manusia, sebaik-baiknya kita mohon ampun dan maaf dari orang yang kita zalimi

Apa yang saya ingin sampaikan bukanlah untuk menafsir hadith tersebut sesuka hati, TETAPI intisari dari apa yang boleh diambil iktibar dari hadith tersebut juga untuk dimanfaatkan di thread ini


Sangat betul apa yang bro Mnm jelaskan diatas tentang taubat dan istighfar, tapi sayang amat sayang sekali seperti yang telah ana katakan, para ulama, para sahabat Nabi tidak memahami hadits itu untuk bermaaf-maafan dihari raya atau ketika akan ramadhan. Jika ini di masyhurkan, dan didakwahkan atau mendukung manusia untuk melakukannya, maka inilah yang butu* kepada dalil dari Quran dan sunnah. Jika tidak ada, maka inilah yang disebut bid'ah. Dan Nabi sendiri yang mengatakan bid'ah itu sesat dan tempatnya di neraka, jadi bukan ana yang berkata demikian. Dan ana katakan itu bid'ah dan sesat BUKAN untuk bro Mnm, tapi tentu Islam itu mengandung ancaman pulak right? Bukan hanya pujian dan kabar baik. Maka kita yang beriman jika mendengan ancaman itu, maka ahsan kita rujuk kepada kebenaran. Karena orang-orag yagn melakukan bid'ah dan mendakwahkannya ini sadar atau tidak telah berusaha mengnhancurkan Islam dan pondasinya, dan berusaha mengubur hidup-hidup sunnah Nabi. Karena seperti kata ulama, sunnah dan bid'ah itu tak mungkin bersatu, jika salah satu menang maka akan ada yang dikalahkan. Maka sudah tentu kita yang mencintai sunnah nabi saling beramar makruf nahi mungkar untuk memperingati kaum muslimin yang kita syaangi ini untuk menjauhi bid'ah, karena bisa menuntun mereka ke dalam neraka.
Untuk apa kita dakwahkan bermaaf-maafan ketika puasa, apa sunnah tidak mengajarkan bagaimana targhib puasa yang sesuai ajaran Nabi sehingga kita harus mengada-ngadakan ajaran baru? Apa tidak lengkap sunnah Nabi bagi kita sehingga kita seakan-akan bilang Nabi terlupa untuk mengajarkan bermaafan ketika mau puasa? Apa kita lebih tahu dari Nabi. Jika kita bicara itu "BAIK", maka apa kita lebih tahu yang baik dari nabi? Ketahuilah, jika sesuatu itu baik tentu itu sudah ada dalam sunnah dan di amalkan para sahabat.

Cuma yang saya tidak setuju ialah dia (ikhwanindo) terlalu cepat menghukum bida'ah dan sesat dalam hal2 yang difahaminya berlainan dari apa yang saya cuba terangkan


Apa-apa yang setau ana bid'ah maka harus di sebutkan, agar yang menulis, atau terutama kaum muslimin selamat dari yang sesat-sesat. Inilah salah satu bukti kecintaan kita kepaa kaum muslmiin. Semuanya ingin masuk surga dan bukan ana yang memiliki ilmu saja. Disinilah letak amar makruf nahi mungkar, dan inilah termasuk jihad

[ Last edited by  ikhwanindo at 12-9-2007 04:01 PM ]
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2007 10:17 AM | Show all posts
Originally posted by ikhwanindo at 12-9-2007 10:05 AM

Dan ana katakan itu bid'ah dansesat BUKAN untuk bro Mnm, tapi tentu Islam itu mengandung ancamanpulak right? Bukan hanya pujian dan kabar baik. Maka kita yang berimanjika mendengan ancaman itu, maka ahsan kita rujuk kepada kebenaran.


tapi sebelum tu...

Originally posted by ikhwanindo at 11-9-2007 09:49 AM

lalu dia (mnm) terjemahkan dantafsirkan dengan pemahaman sendiri, atau dengan pemahamanorang/syaikh/guru/buya etc yang tidak memahaminya dengan pemahaman parasahabat.....

....
dan setiap bid'ah itu sesat dan tidakada bagusnya wALAU orang banyak menganggapnya baik


Dua kenyataan yang bertentangan

Apapun saya berterima kasih kepada ikhwanindo kerana memperbaiki post anda...
Reply

Use magic Report

Post time 12-9-2007 02:51 PM | Show all posts
memang,hdits tu ana cntumkn tuk antm prbdi,tpi yg ana lebih utamakn adlah smua yg mbaca.krn antm  minta maaf kpd ana,anapun dmikian.ana ykin byk kta2 ana yg mbuat antm mrah aw ofensed.tpi ana lakukan tu smua krn ana syang kpd antm sbgaimana ana syang kpd smua kaum muslimin.
Reply

Use magic Report

12
Return to list New
You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

5-1-2025 03:46 PM GMT+8 , Processed in 0.865582 second(s), 27 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list