|
@WonBin:
"A man cannot choose to be born as part of a certain race or ethnic group,and therefore discrimination must cease to exist" ...
So, bukan salah yang bersangkutan jika dia adalah orang Cina, India maupun Melayu ... Sebab seharusnya mereka diperlakukan sama oleh negara/kerajaan karena mereka semua adalah warga negara Malaysia ...This should be a "basic" principle of modern and democartic state like Malaysia ... Do you agree?
[ Last edited by jf_pratama at 4-11-2008 10:18 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Balas #20 jf_pratama\ catat
Anda tidak mampu menipu rakyat Malaysia jika anda mengatakan bahawa Indonesia tidak membedakan suku kaumnya.
Fakta mencatatkan bagaimana Acheh rasa terpinggir bilamana semua hasilnya dikaut dan dibawa kepada penjajah Jawa.
Rakyat bangsa cina di sana dipaksa menukar namanya, dilarang bertutur dalam bahasa sendiri bahkan tidak mempunyai sekolah tersendiri aliran cina di sana, tidak seperti di Malaysia.
Tetapi bangsa cina di sana menguasai lebih 90% ekonomi dan rakyat pribumi tetap miskin dan merempat.
Tiada bangsa yang setara di Indonesia bilamana suku kaum Jawa menguasai semua tampuk pemerintahan disana....
|
|
|
|
|
|
|
|
"A man cannot choose to be born as part of a certain race or ethnic group,and therefore discrimination must cease to exist" ...
So, bukan salah yang bersangkutan jika dia adalah orang Cina, India maupun Melayu ... Sebab seharusnya mereka diperlakukan sama oleh negara/kerajaan karena mereka semua adalah warga negara Malaysia ...This should be a "basic" principle of modern and democartic state like Malaysia ... Do you agree?
In contrast, we have many ambitious politicians who wouldn抰 think twice about prancing with crooked daggers screaming 揑f you question our Malay rights in the social contract, we will go AMOK |
|
|
|
|
|
|
|
Balas #23 SangSaka\ catat
Please "erase" your negative thinking from your mind if you want to make further comments in this thread ....
The Gov't of Indonesia and their people acknowledged the "problem" in the past in their country ..... but they have made many "corection" and "improvement" in the last 10 years ......
Malaysia? 營 want to know your "opinion" on this question |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #24 mamathir's post
before Merdeka, the malays themselves dah jadi minority.. if it is not because of The Great Despression in theUS , malays will always be the minority...a minority in their own land. That is why adanya Malay rights. But theproblem rite now when that issue dipolitikkan. If i'm not mistaken even Singapore pon ade Malay rights jugak. |
|
|
|
|
|
|
|
Balas #26 dCrook\ catat
Kita mengetahui bahwa selama 50 tahun bagaimana dasar Ketuanan Melayu telah "menghancurkan" dan "memecah belah" negara kita ini.
Please remember that the state has responsiblity to protect their people and thread their people "equally" no matter their ethnic, race and religion... Only "rascist" country don't want to "acknowledge" it ..
Even our Nabi Muhammad SAW has shown it to us ... |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #27 mamathir's post
Malay Rights tu tak equal ke? Ke DEB yang tak equal? Kalau kau kate DEB tak equal, itu aku setuju coz the wealth sampai kat certain group sahaje.
[ Last edited by dCrook at 5-11-2008 10:53 AM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Balas #25 mamathir\ catat
I dont see any improvement had been made by the Indonesian goverment in order to solved that kind of problem....
Did they? Nope, sorry, i dont see any concrete movement.
What's the problem with our Malaysia?
If u are not malay.... I can understand why..... |
|
|
|
|
|
|
|
nak kata apa pun katalah aku tetap seorang melayu walaupun korang nak kata aku bukan melayu, walaupun kalo dibuat ujian dna dipastikan aku bukan melayu. aku peduli ape.. sebab datuk aku bugis, nenek minang, mak aku patani.. jadik aku melayu la.. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by obelisk at 3-11-2008 09:11 AM
bapak aku pernah cakap kami keturunan lanun dari pilipina
ishhh takut dengar
ko ada pakai anting2 besar dan tutup mata sebelah tak? |
|
|
|
|
|
|
|
aduh, kenapalah byk kompius dgn bangsa melayu nieh..
nasib baik aku tak kompius,
melayu sbb ada raja dan sultan
melayu bukan bangsa tapi lebih kepada penyatuan lah
melayu bukan rupa paras tapi lebih kepada adat-adat dan pengekalan pusaka yg baik2..
jd apa masalahnya melayu dalam islam..
sbb orang putih campur melayu,
anak muka omputih , jadi melayu...
so takde masalahlah
sapa2 je boleh jadi melayu,
yg penting islam dan mengamalkan cara hidup org melayu |
|
|
|
|
|
|
|
Analisis yang menarik ....Apakah ini akibat over-islamization di Malaysia? Apakah betul menjadi orang Islam lebih penting daripada menjadi orang Melayu?
Masa Lalu Malaysia DICURI: Wawancara dng Dr. Farish A Noor
by Jenny Daneels
Dr. Farish A Noor, sejarawan, Muslim Malaysia (moderat), bertanya : Mengapa orang Malaysia tidak mengenal budayanya sendiri ? Mengapa mereka sampai harus melancong jauh ke AS atau UK utk belajar budaya mereka sendiri spt mahyong atau gamelan ?
... Ia melihat sebuah Malaysia yg jauh dari apa yg sering ditayangkan oleh iklan-iklan di CNN dan juga industri pelacongan.
13 tahun ia menetap di UK & mengumpulkan barang-barang kuno Malaysia; buku-buku tua, peta-peta tua, seni Melayu, keris, emas dsb yg TIDAK LAGI DAPAT DITEMUKAN LAGI DI MALAYSIA ! Semua buku-buku dan keris-keris ini, ini gambaran dari sebuah Malaysia yg tidak lagi saya kenali. Malaysia kini sudah berubah sampai saya tidak mengenalinya lagi. Oleh karena itu di Unive**s saya mengajar sejarah Melayu kuno, khususnya sejarah pra-Islam. Masa lalu dgn era Hindu-Buddhisme inilah yg dilupakan dan coba untuk dihapus dari sejarah Malaysia kini.
Inilah yg sangat mengagetkan saya; kemampuan bangsa Malaysia mengidap amnesia kolektif ini, kemauan besar utk menghapuskan masa lalu, sungguh mengkhawatirkan.
Hanya ketika saya di England saya berkesempatan membaca hikayat-hikayat kuno Melayu, semua cerita epik dari masa pra-Islam yg sangat kuat. Hikayat Munshi Abdullah, Hikayat Melayu, cerita pembentukan Malacca, ini semuanya merupakan teks dasar yang seharusnya mampu dikuasai oleh siswa Melayu.
Hikayat-hikayat ini memberikan kedalaman sejarah, yg tidak lagi didapatkan dari sejarah kontemporer Malaysia. Sejarah Malaysia sekarang begitu datar, tidak ada kedalaman sejarah. Ini karena sejarah telah dipolitisasi oleh pihak kerajaan yang berkuasa.
Padahal hikayatpun merupakan teks politik. Mereka ditulis dlm masa transisi dari Hinduisme kpd Islam. Tapi dilakukan dgn cara yang sangat jitu dan halus, dibandingkan dgn sekarang. Mereka dulu ini adalah penulis Muslim yg mampu menghadapi masa transisi dgn sensitivitas pada masa pra-Islam.
Sedangkan kini Islamisasi di Malaysia sering dijelaskan dgn istilah2 mukjizat, magic .... (alias TAQQIYA !) ini masyarakat yg tidak dapat menjelaskan mengapa perubahan ini terjadi.
Tapi hikayat2 ini sekarang dianggap tidak cocok secara politis (politicially incorrect). Di Indonesia misalnya, Idul Fitri dirayakan dgn pertunjukan wayang, sebuah budaya pra-Islam. Di Malaysia, itu sudah tidak lagi mungkin.Rakyat Indonesia bangga akan sejarah Hindu mereka. Di Malaysia, pembahasan hikayat hanya terbatas di unive**s, dan itupun dianggap sbg bahan pelajaran. Di Indonesia, orang masih bisa dgn bangga mengutip cerita2 dari berbagai babad/hikayat. Orang Malaysia tidak mungkin bisa.
Di Indonesia, tidak atau belum ada upaya utk mensejajarkan budaya Indonesia dgn Islam. Mereka masih menghargai sejarah masa lalu mereka, tetapi mereka tetap merasa sebagai orang Indonesia. Di Malaysia, orang Hindu tidak lagi dianggap orang Malaysia/Melayu. Inilah akibat politisasi kategori rasiol yang selama ini dilakukan oleh pihak kerajaan.
...
Malaysia kini menghadapi dua ancaman akibat globalisasi. Pertama, 'Macdonaldisation.' Kedua, Islamisasi yg ortodox, kaku dan defensif. Budaya Melayu yg berada ditengah2 sedang terjepit. Oleh karena itu, orang Malaysia tidak lagi mengerti budayanya sendiri.
Masyarakat Malaysia saat ini sedang melewati masa yg sangat kompleks. Mereka sedang mencari jiwa mereka. Saya kaget kalau pada saat mengunjungi Museum atau Galeri Seni misalnya, saya satu2nya Melayu. Kebanyakan orang Cina, India dan Mat Saleh.
Kalau saya mengajar tentang hikayat di Unive**s misalnya, saya malah dimarginalisasi oleh siswa dan rekan-rekan lecturer saya. Mereka tidak mau menyentuh subyek2 ini. Bahkan akademisi kita sendiri takut, ini berarti, ada yg sangat tidak beres dgn bangsa kita. Ini berarti mereka belum apa2 sudah curiga duluan. Masalahnya, budaya hikayat ini sulit sekali dihidupkan kembali.
Memang pemerintah sekarang mulai menghidupkan kembali seni wayang, tapi ini sudah terlambat. Partai Islam spt PAS misalnya, menolak ini karena 82 ulama menolak setiap bentuk politik yg berpusat pada etnisitas. Mereka menolak ethno-nationalisme sbg sebuah ideologi. Mereka menganggap pembangkitan kembali budaya Melayu lama pre-islam sebagai tanda murtad. Bagi mereka, menjadi Muslim lebih penting daripada menjadi orang Melayu. |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #34 jf_pratama's post
setuju dengan beliau.. dah lama dah perasan.. |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #37 naen's post
kalau bahasa jowo , melayu = lari/pelarian
kalau tamil = bukit
ade sejarah kate asal dari sungai melayu.
Kalau pasal sejarah melayu semenanjung pulak, ini personal opinion aku, dahulunya orang2 semenanjung bukanlah orang melayu, malah ade bahasa sendiri, bila dijajah oleh srivijaya, mereka menerapkan bahasa melayu dan budaya kepada orang2 semenanjung... cthnya Batu Bersurat Terengganu tu tercipta tahun 1303, dan menggunakan bahasa melayu, kiranya bahasa melayu sudah digunakan sebelum kewujudan melaka lagi. Apabila melaka wujud, dan menjajah seluruh semenanjung, maka dari situ la orang-orang semenanjung terus jadi melayu.. |
|
|
|
|
|
|
|
Melayu itu orang yang bijaksana
Nakalnya bersulam jenaka
Budi bahasanya tidak terkira
Kurang ajarnya tetap santun
Jika menipu pun masih bersopan
Bila mengampu bijak beralas tangan.
Melayu itu berani jika bersalah
Kecut takut kerana benar,
Janji simpan di perut
Selalu pecah di mulut,
Biar mati adat
Jangan mati anak.
Melayu di tanah Semenanjung luas maknanya:
Jawa itu Melayu, Bugis itu Melayu
Banjar juga disebut Melayu,
Minangkabau memang Melayu,
Keturunan Acheh adalah Melayu,
Jakun dan Sakai asli Melayu,
Arab dan Pakistani, semua Melayu
Mamak dan Malbari serap ke Melayu
Malah mua抋laf bertakrif Melayu
(Setelah disunat anunya itu)
Dalam sejarahnya
Melayu itu pengembara lautan
Melorongkan jalur sejarah zaman
Begitu luas daerah sempadan
Sayangnya kini segala kehilangan
Melayu itu kaya falsafahnya
Kias kata bidal pusaka
Akar budi bersulamkan daya
Gedung akal laut bicara
Malangnya Melayu itu kuat bersorak
Terlalu ghairah pesta temasya
Sedangkan kampung telah tergadai
Sawah sejalur tinggal sejengkal
tanah sebidang mudah terjual
Meski telah memiliki telaga
Tangan masih memegang tali
Sedang orang mencapai timba.
Berbuahlah pisang tiga kali
Melayu itu masih bermimpi
Walaupun sudah mengenal universiti
Masih berdagang di rumah sendiri.
Berkelahi cara Melayu
Menikam dengan pantun
Menyanggah dengan senyum
Marahnya dengan diam
Merendah bukan menyembah
Meninggi bukan melonjak.
Watak Melayu menolak permusuhan
Setia dan sabar tiada sempadan
Tapi jika marah tak nampak telinga
Musuh dicari ke lubang cacing
Tak dapat tanduk telinga dijinjing
Maruah dan agama dihina jangan
Hebat amuknya tak kenal lawan
Berdamai cara Melayu indah sekali
Silaturrahim hati yang murni
Maaf diungkap senantiasa bersahut
Tangan diulur sentiasa bersambut
Luka pun tidak lagi berparut
Baiknya hati Melayu itu tak terbandingkan
Segala yang ada sanggup diberikan
Sehingga tercipta sebuah kiasan:
揇agang lalu nasi ditanakkan
Suami pulang lapar tak makan
Kera di hutan disusu-susukan
Anak di pangkuan mati kebuluran擺/size]
Bagaimanakah Melayu abad dua puluh satu
Masihkan tunduk tersipu-sipu?
Jangan takut melanggar pantang
Jika pantang menghalang kemajuan;
Jangan segan menentang larangan
Jika yakin kepada kebenaran;
Jangan malu mengucapkan keyakinan
Jika percaya kepada keadilan.
Jadilah bangsa yang bijaksana
Memegang tali memegang timba
Memiliki ekonomi mencipta budaya
Menjadi tuan di negara Merdeka
Allahyarham Usman Awang |
|
|
|
|
|
|
|
rujuk daripada sudut penakrifan undang2 dalam perlembagaan malaysia,
perkara 160(2) :
orang melayu itu ditakrifkan sebagai
+ seseorang yg beragama Islam
+ bertutur dalam bahasa melayu
+ lahir sebelum hari merdeka sama ada di Persekutuan atau di Singapura atau pada hari merdeka,
dia bermastautin di Persekutuan atau di Singapura
jadi .. apakah & siapakah sebenarnya melayu?
apa pulak description bagi orang melayu?
tapi, tak dinafikan .. istilah 'orang melayu' yg digunakan kat malaysia ni,
banyak berkait rapat dgn 'keperluan' & 'kepentingan' dalam faktor politik .. |
|
|
|
|
|
|
| |
|