View: 29433|Reply: 148
|
Roket Pengorbit Satelit Buatan Indonesia
[Copy link]
|
|
Mampukah Indonesia membuat sejarah??
Kalau Malaysia telah membuat sejarah dengan untuk pertama kalinya mengirimkan rakyatnya ikut dalam penerbangan ke luar angkasa menggunakan roket Russia, sekarang waktunya Indonesia mencipta sejarah dengan menjadi negara asia tengga pertama yang mengirimkan satelit dengan roket buatan putra-putri Indonesia.
Roket Kartika I & II
Pada tanggal 14 Agustus 1964, roket kebanggaan Indonesia Kartika 1 dengan berat 220 kg berhasil diluncurkan dengan sukses dari stasiun peluncuran roket Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, berselang kemudian dilanjutkan dengan peluncuran Kartika 2. Tidak banyak diketahui publik, bahwa keberhasilan peluncuran roket tersebut merupakan hasil kolaborasi atau kerjasama Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) AURI, Instansi LAPAN dan Perguruan Tinggi ITB. Bahkan kalau kita datang ke Skuadron Udara 7 Kalijati (Lanud Surya Dharma) dapat ditemukan Rudal SAM milik Uni Sovyet yang sudah diurai sebagai bahan latihan praktek perwira Angkatan Udara kecabangan roket. Rudal yang berhasil diurai tersebutlah yang menjadi cikal bakal atau embrio pembuatan Roket Kartika 1 dan 2. Namun sangat disayangkan program perintisan Rudal di Indonesia tersebut berhenti dan tidak dapat dilanjutkan kembali
Roket RX 250 LPN
Baru kemudian pada tahun 1987 LAPAN kembali membuat roket baru diberi nama RX-250 LPN, berbahan bakar cair dan padat dengan berat 300 kg memiliki panjang 5,30 meter berdaya jangkau 70 km. LAPAN berhasil meluncurkan roket RX-250 LPN pertama kali secara mulus dari stasiun peluncuran roket Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Kemudian pada tahun 1995 roket kedua RX-250 LPN juga berhasil diluncurkan dengan sukses. Bisa dibilang roket RX-250 LPN merupakan roket tercanggih buatan putra-putri terbaik Indonesia saat ini. Yang mungkin perlu dikembangkan lagi adalah sistem kendali roketnya yang dilengkapi sistem radar yang modern, sehingga dapat dikembangkan menjadi salah satu Alutsista militer unggulan.
[ Last edited by malon at 19-3-2009 23:37 ] |
|
|
|
|
|
|
|
Terus Melangkah.....
Setelah sukses dengan RX-250, kini LAPAN (lembaga/depertemen penerbangan dan antariksa nasional) mencoba membuat roket dengan diameter yang lebih besar.
RX-320 Meluncur Mulus
Lapan kembali melakukan uji terbang roket hasil penelitian dan pengembangannya. Setelah berhasil uji statik terhadap motor roket bertipe RX-320, Tim Peroketan Lapan melanjutkan dengan tahapan uji terbang pada Senin (19/05) di Stasiun Uji Terbang Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Roket dengan tipe RX-3228.02.01 sebagai roket terbesar buatan Lapan selama ini, berhasil meluncur mulus. Keberhasilan ini sebagai tanda program pembuatan Roket Pengorbit Satelit memasuki tahap awal.
Uji terbang yang untuk pertama kalinya terhadap RX-320 ini disaksikan langsung Deputi Bidang Teknologi Wahana Dirgantara (De Tekgan), Dr. Ing. Soewarto Hardhienata, Kepala Pusat Teknologi Wahana Dirgantara (Ka Pustekwagan), Ir. Yus Kadarusman Markis, Dipl. Ing., Kepala Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara (Ka Pustekelegan), Drs. Toto Marnanto Kadri, serta beberapa pejabat dan staf terkait.
Menurut Ka Pustekwagan, roket yang mempunyai daya dorong 52 tondetik tersebut dirancang dengan tujuan untuk mendukung program pembuatan Roket Pengorbit Satelit (RPS) secara mandiri. Rencananya, RPS terdiri dari empat tingkat kombinasi dari dua jenis roket, yaitu RX-420 dan RX-320. 揘ah, RX 320 ini nantinya menempati tingkatan terakhir, |
|
|
|
|
|
|
|
Melangkah Menuju Peluncuran Satelit
Kompas/Ninok Leksono
.
Jumat, 26 Desember 2008 | 07:05 WIB
OLEH YUNI IKAWATI
Beragamnya aplikasi satelit dan meningkatnya kebutu*an wahana ini, ditambah berlakunya pelarangan pembelian komponen pembuat roket, mendorong Indonesia mengumpulkan daya agar mandiri dalam bidang peroketan yang dikembangkan sebagai wahana pengorbit satelit.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang mencapai usia 45 tahun pada 27 November lalu, sejak 2007 melakukan percepatan dalam pengembangan teknologi peroketan dan satelitnya. Percepatan itu terjadi setelah berhasil melepas ketergantungannya pada pembuatan bahan bakar propelan dari pihak asing, antara lain amonium perklorat.
Setelah sukses dengan peluncuran roket eksperimen berdiameter 320 mm atau Rx-320, Lapan berhasil melakukan uji statik Rx-420 pada Selasa (23/12) di Pusat Teknologi Wahana Dirgantara Lapan Rumpin, Tarogong, Tangerang. Pelaksanaan uji statik ini menyusul uji peluncuran roket kendali berdiamater 100 mm dan 300 mm serta roket balistik 122 mm yang diluncurkan akhir pekan lalu di Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Seusai menyaksikan pelaksanaan uji statik Rx-420 itu, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan akan terus mendorong Lapan untuk konsisten mengembangkan roket sesuai dengan kompetensinya hingga mampu mengorbitkan satelit. 擴ntuk program roket tahun 2009, saya telah mengusulkan kepada DPR dana sebesar Rp 25 miliar, |
|
|
|
|
|
|
|
dasat..
ni baru la betoi.. teknologi angkasa secara praktikal...
m'sia ada buat ker? tak penah dengar pun..
setakat hantar angkasawan tumpang roket orang.. pastu habis juta2..
takde ape yg bole di banggakan..
setakat anak melayu pertama pi angkasa.. xde sape yg heran..
bangsa lain dah berzaman naik angkasa...
w'pun indon tak penah hantar angkasawan...
tapi teknologi angkasa diaorg lagi mantap dari msia..
siap bole cipta roket lagi.. |
|
|
|
|
|
|
|
LAPAN Sukses Uji Statik RX-420
Langkah Penting dalam Pengembangan Roket Pengorbit Satelit (RPS-420)
Selasa, (23/12), Lapan menutup tahun 2008 dengan berhasil melakukan uji statik RX-420 di Tarogong, Jawa Barat. Uji statik disaksikan antara lain oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Dr. Koesmayanto Kadiman, Kepala Lapan, Dr. Adi Sadewo Salatun, M. Sc., Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Dr. Ing. Soewarto Hardhienata, dan Dirjen Ranahan Dephan, Marsda TNI Eris Herryanto, MA.
揚egujian RX-420 ini terkait dengan program Roket Pengorbit Satelit (RPS) yang diharapkan terbang pada tahun 2014, |
|
|
|
|
|
|
|
LAPAN Melakukan Uji Terbang Roket
PENELITIAN ROKET KENDALI TERUS DIKEMBANGKAN
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali menguji terbang roket ilmiah di Instalasi Uji Terbang Lapan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Senin (22/12), Kepala Pusat Teknologi Wahana Dirgantara Lapan, Ir. Yus Kadarusman Markis, Dipl. Ing., dan Asisten Deputi Urusan Program Riptek Unggulan & Strategis, Deputi Bidang Program Riptek, Drs. Goenawan Wybiesana menyaksikan langsung peluncuran empat buah roket yang berhasil terbang mulus ke udara.
Empat buah roket ilmiah itu terdiri dari Roket RX122 panjang 1 meter, Roket RKX T05, Roket RX122 panjang 1.3 meter, dan Roket RWX-02. Pada uji kali ini roket tipe RX122 mampu terbang dengan jangkauan kurang lebih 20 km. Dan pada roket RKX T05 pada saat meluncur mampu menjangkau jarak 6 km, sistem kendali berjalan namun sayangnya saat pada ketinggian tertentu, salah satu sayap kendali roket patah. Roket ini memang didesain untuk dapat dikendalikan sehingga diharapkan dapat mencapai sesuai target yang diinginkan.
Selanjutnya, pengujian peluncuran roket RWX-02 berhasil dilakukan. Roket yang memiliki dua bagian booster dan membawa muatan strain gage dan takeoff engine, berhasil melakukan separasi di udara. Selain itu, Lapan juga menguji peluncuran satu buah roket petir. Roket yang muatannya berfungsi untuk menguji alat anti petir.
Sehari sebelumnya, Minggu, (21/12), Lapan pun menguji pesawat simulator High Speed Flying Test-Bed (HSFTB) dengan menggunakan roket M100-20 di Lapangan Terbang, Pameungpeuk, Jawa Barat. Pesawat simulator HSFTB ini memiliki bentuk, berat dan pusat massa yang sama dengan HSFTB yang sungguhan. Uji terbang ini, untuk menguji sistem separasi dan sistem peluncur yang digunakan untuk menerbangkan pesawat simulator dengan peluncur roket. Dari hasil pengujian, saat meluncur, pesawat simulator melaju vertikal, sehingga sistem separasi tidak berjalan. Namun, muatan telemetri dapat mengirimkan data dengan baik. Dan gambar dari kamera yang dipasang di bawah pesawat pun bisa diterima.
Menurut Peneliti Lapan, Robertus Heru Triharjanto, seharusnya, pesawat yang dipasang roket M100-20 ini bisa meluncur parabola dan mempunyai kecepatan yang cukup lalu terjadi separasi dan pesawat simulator ini bisa terbang. Dari penelitian ini, ke depan, pesawat tanpa awak akan bisa diterbangkan dengan menggunakan peluncur roket. HSFTB merupakan alat untuk menguji instrumen yang akan dipakai untuk roket kendali nantinya. Kemampuan untuk bisa meluncurkan unmaned aero vehicle dengan roket merupakan tahapan penting dalam pengembangan roket kendali lapan.■
Sumber: Humas/JAB |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #7 capiloton's post
Sayang duitnya ya boss? Coba dikongsi ke Indonesia, pasti akan lebih cepat selesainya project SLV LAPAN.
|
|
|
|
|
|
|
|
Uji Statistik RX 420
Rencananya Bulan mei 2009 akan uji/test terbang |
|
|
|
|
|
|
|
malaysia pn boleh buat..
tp tukar government dulu la..dok rembat duit rakyat banyak sangat
mana nak ada duit nak salur kat bahagian R&D |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #16 slier81's post
Korupsi memang perbuatan yang paling kejam boss!
|
|
|
|
|
|
|
| |
|