View: 8590|Reply: 29
|
PAKISTAN: Wanita Di Rejam Batu Sampai Mati Kerana Menikah Dengan Lelaki Pilihan
[Copy link]
|
|
Police collect evidence near the body of Farzana Parveen, who was killed after being set upon by members of her own family outside a court in Lahore
The body of Farzana Parveen, who was killed by family members, lies on the ground at the site near the Lahore High Court building
Shock: Mohammad Iqbal sits next to his wife Farzana's body. He told reporters that they had been in love but her family did not agree with their marriage
Plot: He alleged that the woman's family wanted to fleece money from him before marrying her off
One of Ms Parveen's in-laws wails over her dead body after the attack in Lahore, Pakistan
Nikah dengan Pria Pilihan, Wanita Dilempari Batu Sampai Tewas
Liputan6.com, Islamabad - Nasib nahas menimpa seorang wanita di Pakistan. Farzana Parveen namanya. Perempuan berusia 25 tahun itu tewas karena dilempari batu oleh keluarganya sendiri. Lantaran ia memilih untuk menikah dengan pria yang ia cintai ketimbang yang dijodohkan keluarganya.
Farzana menikah dengan lelaki yang ia pilih, Muhammad Iqbal, meski sudah dijodohkan dengan sepupunya sendiri. Keluarga Farzana tak terima keputusannya. Keluarga pun menggugat Iqbal ke pengadilan atas tuduhan penculikan terhadap Farzana.
Kejadian pelemparan batu terjadi saat Farzana sedang berada di luar Pengadilan Kota Lahore, Pakistan, Selasa 27 Mei 2014. Ketika itu, dia tengah menunggu keputusan pengadilan terkait gugatan kasus yang mendakwa suaminya itu. Sementara Iqbal berada di dalam pengadilan, menjelaskan kepada hakim bahwa ia tak menculik, tapi menikahi Farzani.
Tiba-tiba, sekelompok orang yang ternyata merupakan keluarganya sendiri menyerang Farzana. Ada sekitar 20 orang anggota keluarga melemparkan tongkat dan batu bata ke arah Farzana. Sampai akhirnya perempuan tersebut tewas di lokasi.
Perwira polisi senior, Umer Cheema menjelaskan, setelah Farzana tewas, sebagian besar penyerang kabur, kecuali sang ayah. Si bapak yang juga melempar ke Farzana mengakui kesalahannya kepada polisi di lokasi.
"Kata dia, ia melakukannya demi kehormatan keluarga. Warga di sini menanggap bahwa wanita yang menikahi pria pilihannya justru menjatuhkan martabat keluarga," jelas Umer, seperti dimuat Al-Arabiya, Rabu (28/5/2014).
Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Aurat Foundation menyatakan, dalam setahun, ada sekitar 1.000 perempuan di Pakistas tewas dibunuh oleh keluarganya sendiri, karena alasan kehormatan. "Fakta sebenarnya mungkin jumlah korbannya lebih banyak dari yang kita temukan," demikian pernyataan Aurat Foundation.
Kasus pembunuhan seperti ini sudah beberapa kali dilaporkan pegiat HAM ke pengadilan. Namun pihak pengadilan disebut-sebut menunda-nunda untuk mengusut kasus tersebut.
Biasanya si pembunuh bisa bebas dari jeratan hukum karena kebanyakan keluarga korban memaafkannya. Dalam hukum Pakistan, pembunuh bisa bebas jika keluarga korban memaafkan.
Namun aturan itu justru menjadi celah bagi keluarga untuk menyewa orang agar membunuh anak perempuan yang memilih menikah dengan pria pilihannya. Karenanya, Wasim Wagha dari Aurat Foundation mengecam hukum tersebut. "Ini jelas kesalahan besar dalam hukum. Kami menentang keras hal ini," kecam Wasim.
Credits: Rizki Gunawan
Pregnant Pakistani Woman Stoned to Death by Family
A pregnant woman was stoned to death outside a Pakistani court for marrying the man she loved without the consent of her family. Farzana Parveen, who was 25, had married Mohammad Iqbal a few months ago against the wishes of her family. Police said nearly 20 members of the woman's family, including her father and brothers, attacked the couple with sticks and bricks in broad daylight Tuesday before a crowd of onlookers in front of the high court of Lahore. Her lawyer said Parveen's father had filed an abduction case against her husband and the couple were on their way to court to contest it. Iqbal told police his wife was three months pregnant. Arranged marriages are the norm among conservative Pakistanis, who view marriage for love as a transgression. Hundreds of women are killed every year in Muslim-majority Pakistan in so-called "honor killings" carried out by husbands or relatives as a punishment for alleged adultery or other alleged illicit sexual behavior.
Last edited by abgsedapmalam on 28-5-2014 09:20 AM
|
Rate
-
1
View Rating Log
-
|
|
|
|
|
|
|
biar mati anak jangan mati adat
Negara yg majoritinya islam
yg busuk islam jugak
wahal islam itu cantek |
|
|
|
|
|
|
|
Apasal asyik pompuan jer yang kena rejam??? Tak pernah lagi aku dengar lelaki kena rejam. Lelaki dikecualikan dari hukum rejam kah??? |
|
|
|
|
|
|
|
orang pakistan ni walaupun mereka muslim masih lagi mengamalkan sistem kasta...tak tau la apa nak jadi...memalukan islam padahal kasta ni bukan ajaran islam... |
|
|
|
|
|
|
|
x paham ak.. islam tu okey je manusia yg buat islam tu nampak ganas di mata penganut agama lain.. |
|
|
|
|
|
|
|
em..kekejaman berleluasa.. |
|
|
|
|
|
|
|
nanacinta posted on 28-5-2014 10:07 AM
orang pakistan ni walaupun mereka muslim masih lagi mengamalkan sistem kasta...tak tau la apa nak ja ...
kan..sbb tu org takut nk masuk islam...nmpak mcm islam ni ganas...hemm.. |
|
|
|
|
|
|
|
Sanggup berlaku kejam hanya kerana adat dan budaya teruknya. |
|
|
|
|
|
|
|
kejam tu.......
tua lakinya ek?? |
|
|
|
|
|
|
|
hayati_hassan posted on 28-5-2014 09:33 AM
biar mati anak jangan mati adat
Negara yg majoritinya islam
yg busuk islam jugak
Begitulah apb manusia lebih mementingkan adat drp hukum agama. Dlm hal Parveen, ada beberapa perkara yg boleh kita semak. Pertama, Parveen sudah dijodohkan/ditunangkan oleh keluarga dgn pemuda lain. Bererti suaminya menikahi tunangan orang. Peraturan Islam, meminang atas pinangan orang lain aje sudah salah, apa lagi kalau menikahi. Kedua pompuan ini bernikah di luar pengetahuan walinya. Pernikahan di tempat yg kurang drp dua marhalah tidak sah, so taraf anaknya bagaimana? Boleh saja Parveen dihukum ala2 hudud. Kalau pula nikahnya sah, tetapi perbuatan Parveen sudah melanggar adat kaumnya. Namun menghukum sampai mematikan, masih boleh dipersoalkan. Agaknya bapa Parveen lebih rela kehilangan anak demi mempertahankan maruah keluarganya.
|
|
|
|
|
|
|
|
haishhh..mmg takdop toleransi, consideration lgsg....faith apatah lagik...tak paham lah..kejam.. |
|
|
|
|
|
|
|
memang naya sungguh! Islam ke kuarga die? mazhab mane die pakai.... berdosanye laa!! |
|
|
|
|
|
|
|
nolya posted on 28-5-2014 12:28 PM
Begitulah apb manusia lebih mementingkan adat drp hukum agama. Dlm hal Parveen, ada beberapa perk ...
iyalah kan walaupon da jadik anak derhaka
tapi maseh boleh dibawak berbincang
lagipun dia tu da preggy tunggulah smpai melahirkan
barulah nk menghukum bagai
caner agaknya ibubapak dia kalu xmaapkan dia tu
kesian terseksa anak dia
rasanya keluarga tanggung malu atau kena bayar dable kot pd pihak lelaki
haihhhh donia islam sedayyyy |
|
|
|
|
|
|
|
Ini semua gara gara dari kecil dah di biasa kan dengan undang undang ganas. Bunuh sana sini. |
|
|
|
|
|
|
|
Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un.
Die tgh mengandung kot.
Ape pun salah die.tak bole ke setel elok2
Tambahan lagi yg buat tu ahli keluarge sendiri |
|
|
|
|
|
|
|
nolya posted on 28-5-2014 12:28 PM
Begitulah apb manusia lebih mementingkan adat drp hukum agama. Dlm hal Parveen, ada beberapa perk ...
yer ke nolya...setahu saya pakistan mazhab hanafi dan perempuan tidak memerlukan wali untuk berkawin...dalam mazhab hanafi jugak, perempuan berhak menolak mana2 lelaki yang dia tidak ingin kahwini...sorry kalau saya salah...
|
|
|
|
|
|
|
|
biar mati anak jgn mati adat gitu |
|
|
|
|
|
|
|
nanacinta posted on 28-5-2014 06:29 PM
yer ke nolya...setahu saya pakistan mazhab hanafi dan perempuan tidak memerlukan wali untuk berkaw ...
mungkin saya juga salah kerana terlalu memikirkan mazhab syafie sedangkan orang pakistan mereka punya mazhab sendiri. Kena cek balek kat kitab saya ada beli ttng perbezaan mazhab ni.
|
|
|
|
|
|
|
|
zalim nya pakistan ni.....islam tak ajar membunuh la pakistan woi..... |
|
|
|
|
|
|
| |
|