Ready Group Lands Down Under for Exercise Pitch Black 2016
JULY 27, 2016
Australia – Marine Fighter Attack Squadron 122, Marine Wing Support Squadron 171, Marine Aviation Logistics Squadron 12, Marine Aerial Refueler Transport Squadron 152 and other elements of Marine Aircraft Group 12 from Marine Corps Air Station Iwakuni, Japan, traveled to Royal Australian Air Force Base Tindal, Australia, July 22, 2016, to participate in Exercise Pitch Black 2016.
U.S. service members assigned to MAG-12 or the Ready Group are spending three weeks in Australia to partake in the host country’s multination exercise that also includes participation from Canada, France, Italy, Germany, Indonesia, Netherlands, New Zealand, Singapore and Thailand.
The flying squadron with the group is VMFA-122 home based out of MCAS Beaufort, South Carolina. They are currently assigned to MAG-12 at MCAS Iwakuni under the Unit Deployment Program.
The squadron is also participating in three additional weeks of unit level training known as Southern Frontier, helping the squadron gain experience and qualifications in low altitude, air-ground, high explosive ordnance delivery at the unit level.
Lt. Gen. Jon Davis, Marine Corps deputy commandant for aviation, highlighted the importance of a training readiness goal of T-2.0, the desired state of tactical readiness for a flying unit, in his latest Marine Aviation Plan.
“There are not a lot of live ranges where we can fly low altitude training, so Southern Frontier is a great opportunity to achieve that goal,” said Lt. Col. Derek M. Brannon, commanding officer of VMFA-122.
Pitch Black begins Aug. 1, 2016, affording Marines with VMFA-122 the opportunity to integrate and increase interoperability with their regional joint and coalition partners while developing operational concepts for conducting sustained combat operations.
“To partake in a large force exercise and integrate over 100 aircraft into a flowing exercise is an amazing opportunity, breeding familiarity between countries,” said Maj. Matthew Halbert, operations officer for VMFA-122. “Training in a dynamic and complex air-to-air environment strengthens the collective core mission goals.”
The main, multi-national exercise provides the highest level of collective training squadrons and units to exercise air combat assets and procedures.
“I view this as the capstone training exercise for the squadron,” said Halbert. “It allows the junior pilots to apply air-to-air and air-to-ground engagements, learned during the UDP at MCAS Iwakuni, to a real world situation with multiple countries in a different environment.”
Brannon considers the combination of these two exercises as the squadron’s culminating event before heading home to MCAS Beaufort after their 6 month deployment to the Pacific region.
“The squadron arrived with young pilots, but has gained ample experience during the UDP and will return to home base more skilled and prepared to take on anything,” said Brannon.
Video taken from inside the cabin of the Indonesian Marine Corps new RM-70 Vampir as barrages of 122mm rockets are launched from right & left side of the vehicle including rockets fired from the RM-70 Vampir they were in.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) in Multinational Peacekeeping Exercise Khaan Quest 2016
Khan Quest 2016 is an annual multinational peacekeeping operations exercise conducted in Mongolia and is the capstone exercise for this year’s Global Peace Operations Initiative program.
FIVE HILLS TRAINING AREA, ULAANBAATAR, MONGOLIA
May to June 2016
DKB Serahkan Kapal KRI Tarakan 905 Pesanan TNI AL
Akhmad Mabrori Senin, 08/08/2016 12:32 WIB
KRI Tarakan 905
Istimewa
Kabar24.com, JAKARTA - BUMN galangan kapal PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (DKB) menyerahkan kapal bantu cair minyak (BCM) KRI Tarakan-905 kepada TNI-Angkatan Laut (AL).
Penyerahan kapal tanker tersebut dilakukan secara simbolis dengan penandatanganan serah terima kapal BCM itu oleh Dirut DKB, SA Bandung Bismono kepada Kepala Staf TNI AL (KSAL) Ade Supandi, digalangan 2-DKB yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, pagi hari ini, Senin (8/8/2016).
Bandung Bismono mengatakan, kapal BCM merupakan kapal tanker dengan tehnologi mutakhir yang akan melengkapi jajaran armada TNI AL yang dibangun pertama kalinya oleh anak bangsa.
Kapal tersebut dilengkapi dengan sistem replenisment at sea (RAS) sesuai standar NATO yang dapat mengisi bahan bakar dua kapal sekaligus sambil berlayar di tengah laut.
Dia mengatakan, guna menjami kapal tanker BCM/KRI Tarakan-905 ini benar benar aman dan siap untuk dioperasikan, maka kegiatan seluruh pembangunan dan pengawasan tehnis telah dilakukan sesuai standar yang yang ditetapkan.
"Ini merupakan rangkaian kegiatan proses pembangunan kapal yang merupakan satu kesatuan dalam kontrak pengadaan material," paparnya.
Bandung menyatakan,BUMN tersebut akan terus mendukung TNI AL dalam menjaga pertahanan RI, dan saat ini dua kapal Tank lainnya pesanan pesanan TNI AL juga masih dikerjakan di DKB.
"Kapal Tank 1 dan 2 yang masih dalam pengerjaan itu juga kami targetkan dapat selesai pada pertengahan 2017,"tuturnya.
Pesanan kapak BCM atau KRI Tarakan -905 berdasarkan kontrak jual beli antara Kementerian Pertahanan dan PT.DKB pada tahun 2011.
Kepala Staf TNI AL Ade Supandi mengatakan, KRI Tarakan 905 dipacu penyelesaiannya dan membutuhkan kesempurnaan.
KSAL berharap, kapal ini bukan hanya angkut minyak di daerah operasi tetapi bisa melaksanakan pembekalan di laut sambil tetap berlayar untuk mendukung kapal-kapal perang RI.
Dengan adanya kapal BCM ini,imbuhnya menjadikan peran yang lebih strategis terhadap kapal kapal TNI AL sekaligus membangun kemandirian tehnologi dan industri nasional.
"Ini sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, spesifikasi kapal ini harus bisa dibangun dan diselaikan oleh industri galangan dalam negeri,"ujar KSAL.
Indonesia allocates USD 215 million for new minesweepers
The Indonesian government has approved a sum of USD 215 million for the Indonesian Navy's (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut, or TNI-AL) bid to acquire new mine countermeasures vessels (MCMVs) and associated systems. The approval covers the 2015-19 timeframe and will be funded through the country's foreign defence credit programme. Indonesia currently operates a fleet of nine Type 89 (Kondor II)-class and two Pulau Rengat (Tripartite)-class MCMVs. The vessels were commissioned between the early 1970s and the mid-1980s. TNI-AL chief of staff, Admiral Ade Supandi, told reports in February 2015 that the service is seeking to replace its two Pulau Rengat boats, KRI Pulau Rengat and KRI Pulau Rupat .
[Dunia] Empat Anggota Militan Abu Sayyaf Dibunuh MNLF
Empat militan Abu Sayyaf tewas dalam pertempuran dengan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), seperti dilaporkan The Philippine Star, Rabu (10/8/2016).
MNLF dilaporkan sedang dalam perjuangan untuk mejamin pembebasan tujuh pelaut Indonesia, dan pertempuran itu terjadi di Sulu pada Selasa (9/8/2016) pagi.
Pihak MNLF mengatakan, di antara korban yang tewas itu diduga salah satu pemimpin Abu Sayyaf yakni Jennor Lahab alias Kumander Jim Naga, anaknya dan dua orang lain.
Korban yang tewas itu adalah pengikut dari pemimpin Abu Sayyaf, Alhabshy Misaya.
Militer mengatakan MNLF menyita beberapa senjata api setelah baku tembak yang terjadi di Barangay Tanjung, kota Kalinggalang Caluang.
Mayor Filemon Tan Jr, juru bicara Komando Militer Mindanao Barat, mengatakan, para pejuang MNLF dipimpin oleh Taib Sahibad, Alih Kipli, dan Abraham Joel.
Tan mengatakan, Lahab terlibat dalam penculikan 10 pelaut Indonesia pada 26 Maret. Korban dibebaskan dua minggu kemudian.
Menurut Tan, pertemuan itu merupakan hasil dari upaya berkelanjutan dari MNLF untuk membantu membebaskan tujuh pelaut Indonesia, yang diculik Abu Sayyaf Juni lalu.
Kelompok MNLF ini juga yang turut membantu membebaskan 10 pelaut Indonesia pada April dan empat sandera lainnya beberapa waktu kemudian.
Abu Sayyaf masih menawan lima pelaut Malaysia, empat warga Filipina, tiga warga Timor dan dua warga Barat di Sulu.
Tan mengatakan, operasi MNLF melawan kelompok bandit Abu Sayyaf tidak disetujui Angkatan Bersenjata Filipina.
Namun, kata Tan, militer menyambut baik bantuan untuk pemeliharaan perdamaian dan ketertiban di provinsi di Filipina selatan itu.