|
WAHABI & ANCAMAN TERHADAP ASWJ (merged topics abusyafiq)
[Copy link]
|
|
Originally posted by kyas at 24-1-2007 03:47 PM
aku wahabi ke? ...
ada gak seorang mamat dlm jemaah surau tempat aku tak doa qunut... hanya letak tangan di dada masa kami berdoa... adakah mungkin dia 'wahabi' ... tapi dia solat berjemaah dgn kami... tak pernah pulak anggap kami yg berqunut ni sesat...
Rasanya bukan ko yg dia maksudkan kot. Orang wahabi tak buat semua bidaah2 tu seperti qunut,tahlil,wirid jemaah lepas solat dsbnya.
Tentang mamat wahabi tersebut tu ...... belum sampai masanya lagi. Aku pernah ikuti kuliah2 wahabi dan ustaz2nya pernah menyuruh agar memulaukan majlis2 ASWJ termasuk berjemaah dengan mereka kerana mereka banyak melakukan bidaah. Kami buat sembahyang raya pun berasingan serta zakat yang tidak dibayar kepada amil masjid. Bidaah sesat lah katakan!
Cuba baca seorang tokoh wahabi ni yang dituduh sesat semata-mata bersembayang di masjid yang dilabelkan sesat serta bergaul dengan kumpulan jemaah tabligh yang mereka kufurkan.
http://www.bilalphilips.com/index.php?option=com_content&task=view&id=77&Itemid=53 |
|
|
|
|
|
|
|
Benda bidaah ni asalnye remeh tapi dah dibesarkan oleh golongan wahabi.Yang berbahaya ialah akidah ,mudah sahaja kita dipesongkan.
Mufti asri yang saya namapak sekarang ini hanyalah mahu menjadikan orang lain
'salafi' sepertinya.Patutla kuar fatwa mengarut |
|
|
|
|
|
|
|
aku pun nak tau akidah mengarut mana yang si asri tu keluarkan? |
|
|
|
|
|
|
|
Cisss.....Asrilah satu2nya mufti yang berpegang teguh pada Quran dan sunnah. Mana ada mufti2 lain kat Malaysia ni yang macam dia. Menurut Asri, mufti2 lain cuma Tukang baca doa saja dan menjadi Pak turut semata. Dah lah mereka tua...tak berani pulak menghalang kemungkaran yang berlaku. Yang mereka minat hanya skodeng orang kat hotel2 saja.
Asri memang hebat dan macho jugak! |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by Gravedigger at 26-1-2007 02:59 PM
Cisss.....Asrilah satu2nya mufti yang berpegang teguh pada Quran dan sunnah. Mana ada mufti2 lain kat Malaysia ni yang macam dia. Menurut Asri, mufti2 lain cuma Tukang baca doa saja da ...
wah.... skodeng anak bulan.. tak nampak lak....! Puas la aku nunggu depan tv kot depa ada tunjuk gambar anak bulan tuh....! Last-last wat perisytiharan jer...
Tapi kalau skodeng orang kat hotel... siap boleh tunjuk kat tv..... hebat-hebat....!! |
|
|
|
|
|
|
|
membida'ahkan orang sambil mendakwa wahabi punya kerja.
kalau di amati lama-lama.
Apa yg dipost biasanya dakwaan hadith sunni pelik-pelik.
Sunni buat bida'ah, dan yg kata bida'ah ialah wahabi.
Siapa punya kerja agaknya?
[ Last edited by ibnur at 26-1-2007 05:02 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Betul tue... tak nampak pulak anak bulan.. boleh pulak isytihar tercepat satu hari ye
"Asri tak pernah keluarkan fatwa pelik2, janggal2, ganjal2, ataupun geli2."
Asrilah satu2nya mufti buat masa ni, yg makan gaji tanpa buta. Maknanya kerja sungguh2. Keep up your good works Asri!.
Sekolah Agama anak2 pipi pun, sekarang ni dah menyunatkan murid2nya bercita-cita menjadi mufti seperti Dr Asri. |
|
|
|
|
|
|
|
taksubnya pada asri
mufti lain makan gaji buta la yer?
WAHABI TETAP WAHABI
aku pelik naper anak buah dia semua nak naikkan dia |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #667 ibnur's post
terasa ke?
ASWJ ada dua pengertian bidaah
WAhabi ada satu jer
Patuut la korang rasa tertekan sebb fatwa korang sendiri |
|
|
|
|
|
|
|
Assalamualaikum warahmatullah,
Masha Allah banyak perkembangan room nii, tapi yang sesat tetap sesat ajee Bagaimane nii?
Yaa ikhwatul islam, berhati-hatilah pada setiap ucapan kalian, kadang yang terucap begitu ringan tetapi amat berat siksanya di sisi Allah azza wa jalla.
Saudaraku seiman, yang memperingatkan tentang BID'AH itu adalah nabi kalian sendiri, Nabi kita, kekasih kita -shalallahu alaihis sholatu wassalam-, beliau berkata "sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah kitabullah, dansebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad alaihis shalatu wassalam (sunnah). Seburk-buruk perkara adalah yang di ada-adakan dalam agama, setiap yang di ada-adakan dalam agama adalah BID'AH, dan setiap BID'AH adalah SESAT, dan setiap kesesatan tempatnya di NERAKA" (HR. Tirmidhi etc).
Sungguh aneh antum-antum ini, Islam ini milik Allah yang di jelaskan oleh Rasulullah. Rasulullah sendiri sudah memperingatkan akan bahayanya bid'ah yang bisa memasukkah seseorang kedalam NERAKA, kalian malah meremehkan, 'sungguh ajaib kelakuan manusia memang. Sungguh berani mereka menentang Allah dan RasulNya.
Yaa ikhwah...Islam ini sudah sempurna sejak turunnya ayat :
.....الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
"...Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu Agama kamu..."(Al Maidah:3)
SEMUANYA sudah dijelaskan oleh Nabiyullah Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Siapa DISINI yang berani mengatakan Islam ini belumlah sempurna?!?!? SIAPA!?!? Tunjuk tangan!!!
Abu Dzar Al ghifary berkata:"Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekorpun burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Berkata Abu Dzar: Beliau telah bersabda:"Tidak tinggal suatu apapun yang MENDEKATKAN kamu ke surga dan menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu." (Hadith sahih Imam Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir, juga dikeluarkan oleh imam Ibnu Hibban di sahihnya).
Maka KETAHUILAH saudara2ku seiman, bahwa Islam itu sudah sempurna. Dan sesuatu yang sempurna itu TIDAK memerlukan tambahan atau pengurangan, jika sesuatu itu masih ditambah atau dikurang MAKA ketahuilah ITU belum lagi sempurna. Agree ker? Maka barangsiapa yang mengaku mencari jalan menuju surga dan menjauhkan diri dari neraka TANPA mengikuti Quran dan sunnah (Tidak ada dalil dari keduanya) meka sesungguhnya dia telah menempuh jalan yang tidak pernah dijelaskan oleh Allah dan RasulNya.
Hadith dari Mutthalib bin Hanthab: Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda:"Tidak aku tinggalkan sesuatupun/sedikitpun juga apa-apa yang Allah telah perintahkan kepada kamu, melainkan sesunggunya TELAH aku perintahkan kepada kamu. Dan tidak aku tinggalkan kepada kamu sesuatupun/sediktpun juga apa-apa yang Allah telah larang kamu untuk mengerjakannya, melainkan sesungguhnya telah aku larang KAMU dari mengerjakannya" (Dikeluarkan oleh Imam Syafi'i dalam kitab Ar Risalah dan Imam Baihaqi dalam sunannya).
Dari dalil-dalil diatas (Yang DATANG dari Nabi kita sendiri) bisa kita ambil kesimpulan bahwa ISLAM ini sudah sempurna, TIDAK memerlukan tambahan-tambahan atau pengurangan-pengurangan SEDIKITPUN jua. WALAU apapun alasannya, WALAU dianggap baik dan besar oleh segolongan orang tapi ketahuilah ini sangat dibenci oleh Allah dan RasulNya, dan pelakunya amat dicintai Iblis dan bala tentaranya. Dan orang-orang yang senang melakukan bid'ah adalah orang-orang yang tidak mampu mengucapkan kalimat tauhid pada akhir hidupnya dan tidak akan mampu menjawab pertanyaan malaikat di dalam qubr.
Walaupun banyak orang-orang mengatakan "INI BID'AH HASANAH", bid'ah yang baik????? Apa benar ada bid'ah hasanah?!?!?
Kita biarkan Imam Malik bin Anas untuk menjelaskan dalam perkataanya yang terkenal. Beliau -rahimahullah- berkata:"Barangsiapa yang membuat bid'ah dalam Islam, yang dia menganggapnya sebagai bid'ah HASANAH (Bid'ah yang baik), maka sesungguhnya dia telah MENUDUH bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah berkhianat didalam menyampaikan risalah (dari Allah). Karena sesungguhnya Allah telah berfirman, "ada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu". MAKA Apa-apa yang tidak menjadi bagian dari agama pada hari itu, niscaya TIDAK AKAN menjadi bagian dari agama pada hari ini". (Al I'tisham juz 1 hal. 49)
Bersambung kebawah... |
|
|
|
|
|
|
|
Apakah perkataan Imam Malik diatas belum lagi jelas bagi saudara-saudara sekalian dalam memahami bahwa kita TIDAK BOLEH meremehkan bid'ah ini? Bagaimana mungkin kalian mengatakan dengan upset >>>"ini bid'ah, itu bid'ah, semuanya bid,ah!!!" Perkataan macam apa itu?!? Tidakkah kita diberikan Allah otak untuk berfikir dan mencerna semua amalan kita apakah sudah berdasarkan Al Qur'an dan hadith-hadith Nabi. Bukankah sifat seorang muslim itu jika mendengar perkataan Nabi adalah "kami dengar danKami Taat!", dan kita tidak bleh berkata seperti orang yahudi "Kami dengan dan kami ingkar".
Dan Nabi telah bersabda "Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang tidak pernah kami contohkan, maka ibadah itu PASTI tertolak" (HR. Muslim) Dan juga sabda Nabi alaihis shalatu wassalam:"Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara ibadah dalam agama ini sesuatu yang tidak pernah kami contohkan, maka dia pasti tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu sekarang, saudara-saudara sekalian mengatakan "sedap aje mereka bilang ini bid'ah dan itu bid'ah"...mari KITE obyektif dalam berfikir, Nabi sudah memperingatkan: Beliau bersabda:
"Bertaqwalah kalian kepada Allah, hendaklah kalian senantiasa mendengar dan taat kepada umara meski dia dari kalangan budak habasyah. Karena barangsiapa yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang dahsyat, maka WAJIB atas kalian untuk berpegang kepada sunnahku dan sunnah khulafaur Rasyidin setelahku. Pegang erat-erat dan gigit kuat-kuat dengan gigi-gigi geraham kalian. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama. Karena perkara baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan adalah neraka (balasannya)."(HR. Ibnu Hasyim, sahih).
Lalu sekarang, kalau kita melihat saudara-saudara kita seiman melakukan perbuatan bid'ah yang bisa membawa mereka ke neraka, HARUSKAH kita diam? Dan tidak memperingatkan? Mana kasih-sayang kita kepada kaum muslimin jika seperti itu? Apa antum mau masuk surga sendiri saja dan rela melihat saudara antum masuk neraka? Sama sekali tidak. Di situlah letak amar ma'ruf nahi mungkar, dan berdakwah dan memperingatkan manusia dari suatu kemungkaran adalah jihad kepada Allah.
Sekarang kita lihat contohnya:
Misal: Apa yang kalian panggil dengan nama tasbihan kematian, atau tahlilan kematian. Saudara-saudara kite berkumpul untuk berdoa dan makan-makan dan berkumpul-kumpul. Sekarang kami tanya,
1. APAKAH NABI PERNAH MELAKUKAN HAL TERSEBUT?
Jawabnya: TIDAK, karena tidak ada keterangan yang sahih bahwa Nabi melakukan berkumpul-kmpul, lalu berdo'a bersama, lalu makan-makan, etc di rumah ahli mayit. Lalu apa yang kalian akan tuduhkan kepada Nabi? Apa kalian yang melakukan hal ini lebih penyayang daripada Nabi? Lebih tahu daripada Nabi? Lebih berilmu daripada Nabi?Jika kalian punya bukti Nabi melakukannya hadirkan di room ini. Insha Allah kita akan discuss.
2. PERNAHKAH SAHABAT melakukannya? Apa kalian punya bukti hadith-hadith yang mengatakan sahabat Nabi radhiallahu anhuma PERNAH melakukannya? Setau kami tidak ada riwayat yang mengatakan demikian, kalau kalian lebih tahu hadirkan DISINI!!! Tapi kalau kalian tidak bisa memberi dalil, lalu apa kalian mengklaim kalian lebih tau daripada sahabat? Apa kalian lebih merasa lebih berilmu daripada mereka? Apa kalian lebih merasa beriman daripada mereka? Apa kalian merasa lebih bersegera kepada kebaikan daripada mereka?!?!? Jawabah semuanya dalam hati nurani masing-masing.
3. Pernahkan Tabiin dan tabiut tabiin melakukannya?
4. Pernahkan imam yang empat melakukannya? TIDAK, bahkan dalam kitabnya yang terkenal Imam Syafii berkata "Aku benci kumpul-kumpul setelah kematian". Dan dari 4 mahdzab beliaulah yang PALING KERAS mengingkari perbuatan kumpul-kumpul setelah kematian ini
5. APAKAH tidak ada yang mati pada ZAMAN Rasulullah? BANYAK, tapi apakah Rasulullah melakukanyang demikian, berkmpul dan berdoa dan berdzikir bersama dan lain-lain?!?!? Telah wafat anak tersayang beliau Ibrahim semasa beliau hidup, juge anak-anak perempuan beliau Ruqayyah dan Ummu Kultsum, apaan beliau melakukan tahlilan ini untuk memperlihatkan kasih sayang dan kesedihan beliau? Apa kalian yang melakukannya lebih merasa penyayang daripada Rasululah shalallahu alaihi wasallam?!?!? Padahal Allah telah berfirman
"DAN sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang AGUNG" (Al Qalam: 4)
JIKA semuanya tidak berdasarkan Quran dan hadith, darimana datangnya AJARAN INI?!?!? Jika Rasulullah tidak pernah mengajarkan dan mengamalkan mengapa kita MENGAMALKAN? Kalau kita melakukan perintah Rasulullah, MAKA beliaulah yang menjamin surganya, KALAU kalian melakukan tahlilan ini siapa yang menjamin SURGAnya?!?!? Apakah kalian mau membuat syariat tandingan terhadap Islam? Imam Syafi'i berkata dengan perkataannya yang masyhur sekali:
"Barangsiapa yang menganggap baik (istihsan) suatu amalan yang tidak ada nashnya dari kitab wasunnah, maka sesungguhnya dia telah membuat syariat baru". (Baca kitab Al Umm, Imam Syafii berbicara panjang lebar mengenai hal ini dengan judul "ibthaalul istihsan/membatalkan istihsan).
Dan tahlilan/selamatan kematian/tasbih kematian atau apalah mereka memanggilnya inilah contoh sesuatu yang bid'ah, dan pelakunya terancam dengan NERAKA seperti yang di beritahu oleh Nabi pada hadith diatas.BUKAN ana yang mengancam tetapi NABI kita terkasih Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
Dan wajib bagi kita untuk memperingatkan saudara-saudara kita tentang hal ini, karena kita mau saudara-saudara kita lainnya juga masuk surga dan jauh sejauh-jauhnya dari neraka, karena Allah berfirman:
"DAN TOLONG-MENOLONGLAH KAMU DALAM MELAKUKAN KEBAJIKAN DAN TAQWA, DAN JANGAN TOLONG-MENOLONG DALAM BERBUAT DOSA DAN PELANGGARAN" (Al Maidah:2)
Dan Allah juga berfirman:
"Dan barang siapa yang menentang rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan ang telah di kuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali". (An Nisaa:115).
[ Last edited by ikhwanindo at 31-1-2007 04:29 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Yeah..yeah.....Pak Haji Indon sudah kembali. Banyak shopping ka Pak haji di Mekah?
Marilah sama-sama kita ngucapkan Selamat Kepulangan pada Pak Haji ini. Semoga kehadirannya di board ini dapat memeriahkan lagi perbahasan dan perdebatan serta memulihkan kembali semangat ikhwan2 wahabinya yang lama menyepi diri.
:pompom: :pompom: :pompom:
[ Last edited by Gravedigger at 31-1-2007 05:12 PM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #673 Gravedigger's post
Pak Haji Indon agaknya sempat bertemu dengan Al-Mujtahid Tuan Haji Mod Ibnur Al-Hafiz erk? |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #674 pipi's post
Atau mungkin juga Tuan Hj. Mod ini mengundang Pak Hj. Indon ni ? |
|
|
|
|
|
|
|
Alhamdulillah akhi wa ukhty, Wallahi ana sebut nama-nama antum sekalian di arofah, alhamdulillah agar Allah memeri hidayah kepada kita sekalian.
Lanjut..........
Lalu kite kembalikan kepada akal dan logika kite. MISAL kite mengalami musibah, Ibu kite wafat. Lalu tentu kita amat bersedih hati dan hancur perasaan kite. Menangis terus-menerus bahkan sampai ade yag meratap sejadi-jadinye. Lalu ketika kite sedang berada dalam keadaan demikian, kite sudah dibebani dengan harus membuat tenda, harus menyediakan kursi-kursi tamu, harus memberi makan tamu yang datang, harus ini dan itu yang amat membebani. Belum lagi selesai kite dah harus memikirkan tahlilan selama tujuh malam berturut-turut yang akan memakan biaya yang mahal. Apa yang terjadi di Indonesia tidaklah beda dengan di Malaysia. Bahkan ana dengar ada orang miskin yang tertimpa musibah kematian dan karena ustadhnye memberi tahu bahwa die harus mengadakan selamatan kematian, maka die jual kebunnya dan ternaknye, karena die ingin orang tuanye masuk surga. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, ini musibah yaa ikhwah. Dan terasa Islam itu amat menyulitkan. Orang yang berakal pasti akan mengatakan "Kalau begini namanye SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA PULA", sedang ruh Islam itu adalah kemudahan. Seperti yang Rasulullah sabdakan "Islam itu mudah" dan beliau juga bersabda "permudah dan jangan mempersulit, beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari".
Maka BAGAIMANAKAH Menurut SUNNAH kalau ada orang yang mati?!?
1. Rasulullah bersabda ketika Ja'far bin Abi Thalib syahid di perang Mu'tah "berilah makanan kepada keluarga Ja'far sesungguhnya mereka sedang bersedih hati".
2. Kita ta'ziyah, lalu kita nasehati keluarga yang di tinggalkan untuk melakukan 3 hal, yaitu: Ucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, harapkan ganjaran dari musibah yang menimpamu ini, dan harapkan ganti yang lebih baik dari Allah"
3. Kita turut membantu proses shalat mayit dan penguburannya, karena dalamhadith di terangkan orang yang ikut shalat mayit maka akan dapat pahala 1 qirat (sebesar gunung uhud) dan yang juga ikut menguburkan sampai selesai akan dapat 2 qirat.
4. Rasulullah menerangkan jike kita sudah mati, maka tidak ada dari orang yang hidup ini akan sampai dan dinikmati oleh orang yang sudah mati kecuali tiga hal "amal jariyah (misal dia membuat masjid atau segala sesuatu yang bisa di manfaatkan orang dan mendatangkan manfaat), ilmu yang diajarkan (terutama ilmu agama) dan anak salih yang mendoakan". Dan selain itu juga sampai doa seorang muslim kepada saudaranya, dan lain-lain yang telah dijelaskan dalah sunnah yang mulia. Hanya itulah apa yang kite perlu lakukan dalam Islam, MUDAH bukan?
Bagaimana dengan tahlilan kematian? Karena ini tidak ada contohnye maka masuk dalah hadith :"Barangsiapa melakukan satu amalan (ibadah) yang tidak ada keterangannya dari kami, maka amalan itu tertolak". Dan dia terancam neraka sesuai hadith di atas. Kesian bukan saudara-saudara kite, sudah bersedih, sudah keluar wang banyak, tertolak pulak amalan mereka, masuk neraka pulak. Ini namanye"sudah jatuh tertimpa tangga, dan tertimpa orang yang sedang menaiki tangga, lalu langit-langit rumah runtuh bersamanya" |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by ikhwanindo at 31-1-2007 04:37 PM
Sekarang kita lihat contohnya:
Misal: Apa yang kalian panggildengan nama tasbihan kematian, atau tahlilan kematian. Saudara-saudarakite berkumpul untuk berdoa dan makan-makan dan berkumpul-kumpul.Sekarang kami tanya,
1. APAKAH NABI PERNAH MELAKUKAN HAL TERSEBUT?
Jawabnya: TIDAK, karena tidakada keterangan yang sahih bahwa Nabi melakukan berkumpul-kmpul, laluberdo'a bersama, lalu makan-makan, etc di rumah ahli mayit. Lalu apayang kalian akan tuduhkan kepada Nabi? Apa kalian yang melakukan halini lebih penyayang daripada Nabi? Lebih tahu daripada Nabi? Lebihberilmu daripada Nabi?Jika kalian punya bukti Nabi melakukannyahadirkan di room ini. Insha Allah kita akan discuss.
2. PERNAHKAH SAHABATmelakukannya? Apa kalian punya bukti hadith-hadith yang mengatakansahabat Nabi radhiallahu anhuma PERNAH melakukannya? Setau kami tidakada riwayat yang mengatakan demikian, kalau kalian lebih tahu hadirkanDISINI!!! Tapi kalau kalian tidak bisa memberi dalil, lalu apa kalianmengklaim kalian lebih tau daripada sahabat? Apa kalian lebih merasalebih berilmu daripada mereka? Apa kalian lebih merasa beriman daripadamereka? Apa kalian merasa lebih bersegera kepada kebaikan daripadamereka?!?!? Jawabah semuanya dalam hati nurani masing-masing.
3. Pernahkan Tabiin dan tabiut tabiin melakukannya?
4. Pernahkan imam yang empatmelakukannya? TIDAK, bahkan dalam kitabnya yang terkenal Imam Syafiiberkata "Aku benci kumpul-kumpul setelah kematian". Dan dari 4 mahdzabbeliaulah yang PALING KERAS mengingkari perbuatan kumpul-kumpul setelahkematian ini
5. APAKAH tidak ada yang matipada ZAMAN Rasulullah? BANYAK, tapi apakah Rasulullah melakukanyangdemikian, berkmpul dan berdoa dan berdzikir bersama dan lain-lain?!?!?Telah wafat anak tersayang beliau Ibrahim semasa beliau hidup, jugeanak-anak perempuan beliau Ruqayyah dan Ummu Kultsum, apaan beliaumelakukan tahlilan ini untuk memperlihatkan kasih sayang dan kesedihanbeliau? Apa kalian yang melakukannya lebih merasa penyayang daripadaRasululah shalallahu alaihi wasallam?!?!? Padahal Allah telah berfirman
"DAN sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang AGUNG" (Al Qalam: 4)
wahabi lagi...bidaah..bidaah..sesat..sesat...kafir laknat ;) itulah slogan puak wahabi
fuqaha memandang baik perbuatan membaca al-Quran di kubur (yakni di sisi kubur si mati), bahkan jika dikhatamkan al-Quran di sisi kubur itu adalah lebih afdhal. Inilah pendapat dalam mazhab kita kerana rahmat turun di tempat di mana al-Quran dibaca dan si mati yang di sisi kuburnya adalah seperti orang yang hadir pembacaan tersebut lalu diharapkanlah dia memperolehi bahagian dari rahmat yang diturunkan itu. Imam an-Nawawi dalam "Majmu" juzuk 5 halaman 164 menulis:-
"Mereka (yakni para ulama Syafi'i) berkata: " Dan adalah mustahab untuk dibacakan di sisinya sesuatu daripada al-Quran dan jika sekiranya dikhatamkan keseluruhan al-Quran ianya adalah lebih utama (afdhal)."
Nah, jelas dihukumkan mustahab dan afdhal mengkhatamkan al-Quran di sisi kubur si mati. Mengkhatamkan al-Quran di sisi kubur ini sudah tentu akan memakan masa. Oleh itu di mana kesilapannya jika seseorang duduk di sisi kubur dan membaca al-Quran sehingga khatam ? Inilah rupa bentuk "tunggu kubur" yang dikenali oleh ulama kita, tak kiralah dia nak berada di kubur itu siang-malam sampai khatam atau berulang-alik ke kubur sehingga khatam. Dan tunggu kubur yang dimaksudkan ini tidaklah sampai melakukan perbuatan maksiat dan meninggalkan kewajipan. Dalil untuk membaca al-Quran di kubur bolehlah dirujuk dalam karangan-karangan ulama kita dan telah banyak ditulis dan diperkata orang. dari " Tahqiiqul Aamaal fiimaa yanfa`ul mayyit minal a'maa " karangan Dr. Habib Muhammad bin Alawi al-Maliki rhm. di mana pada halaman 60 beliau meriwayatkan bahawa asy-Sya'bi berkata:-
"Adalah golongan Anshar apabila mati seseorang daripada mereka berulang-aliklah mereka ke kuburnya untuk membaca al-Quran."
adakah mereka tu semua ahli bida'ah???
tapi wahabi kata bida'ah ;) |
|
|
|
|
|
|
|
terbatal amalan kita jikalau akidah kita tak betul,
Macam mana Akidah dah tak betul nak cerita bab fiqh lak,
|
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by ikhwanindo at 31-1-2007 05:47 PM
Alhamdulillah akhi wa ukhty,Wallahi ana sebut nama-nama antum sekalian di arofah, alhamdulillahagar Allah memeri hidayah kepada kita sekalian.
Lanjut..........
Lalu kite kembalikan kepada akaldan logika kite. MISAL kite mengalami musibah, Ibu kite wafat. Lalutentu kita amat bersedih hati dan hancur perasaan kite. Menangisterus-menerus bahkan sampai ade yag meratap sejadi-jadinye. Lalu ketikakite sedang berada dalam keadaan demikian, kite sudah dibebani denganharus membuat tenda, harus menyediakan kursi-kursi tamu, harus memberimakan tamu yang datang, harus ini dan itu yang amat membebani. Belumlagi selesai kite dah harus memikirkan tahlilan selama tujuh malamberturut-turut yang akan memakan biaya yang mahal. Apa yang terjadi diIndonesia tidaklah beda dengan di Malaysia. Bahkan ana dengar ada orangmiskin yang tertimpa musibah kematian dan karena ustadhnye memberi tahubahwa die harus mengadakan selamatan kematian, maka die jual kebunnyadan ternaknye, karena die ingin orang tuanye masuk surga. Inna lillahiwa inna ilaihi rajiun, ini musibah yaa ikhwah. Dan terasa Islam ituamat menyulitkan. Orang yang berakal pasti akan mengatakan "Kalaubegini namanye SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA PULA", sedang ruh Islam ituadalah kemudahan. Seperti yang Rasulullah sabdakan "Islam itu mudah"dan beliau juga bersabda "permudah dan jangan mempersulit, beri kabargembira dan jangan membuat orang lari"...
ye betul..tapi anta jgn terus hukum secara semberono tanpa kajian yg lebih jauh.
Dalam buku "Ulama Besar Dari Fathani" susunan Ustaz Ahmad Fathi al-Fathani yang diterbitkan oleh Universiti Kebangsaan Malaysia, disebut kisah seorang ulama Fathani Darussalam, Haji Abdullah Bendang Kebun yang menulis sebuah kitab berjodol "al-Kawaakibun-Nayyiraat fi Raddi Ahlil-Bida` wal 'Aadaat" di mana beliau memfatwakan bahawa buat makan kematian atau kenduri arwah selepas kematian itu bid`ah makruhah dan boleh menjadi haram. Fatwanya ini lebih kurang sama dengan fatwa-fatwa tokoh-tokoh anti tahlil dan kenduri arwah zaman kita ini.
Fatwa ini telah membuat keluh-kesah dan perpecahan dalam masyarakat di wilayah-wilayah Fathani yang rata-rata mengamalkan tradisi bertahlil dan berkenduri arwah ini. Menyedari hakikat ini, maka Lujnah Ulama Fathani telah mengambil inisiatif untuk mengadakan mudzakarah dan mesyuarat berhubung isu ini yang dihadiri oleh 17 orang ulama ternama Fathani termasuklah Haji Abdullah Bendang Kebun tersebut.
Yang Dipertua Lujnah, Tuan Guru Haji Abdur Rahman mempengerusikan mesyuarat tersebut yang berjalan dengan lancar serta membuahkan keputusan dan natijah yang memuaskan. Setelah hujjah-hujjah pihak yang menentang dan menyokong dikemukakan, mesyuarat tersebut telah mencapai keputusan dan mengeluarkan satu resolusi pada 21 Januari 1974 yang antara lain menyebut:-
- Ahli si mati membuat makanan kerana kematian untuk sedekah pahala kepada mayyit dengan ketiadaan menyeru (mengundang - p) oleh mereka, hukumnya sunnat dengan ittifaq Lujnah Ulama Fathani.
- Ahli si mati membuat makanan dan memanggil mereka itu akan manusia pergi makan kerana qasad sedekah pahalanya, dan (meng) hadiah (kan) pahala jamuan itu kepada mayyit, maka hukumnya boleh (harus) kerana masuk dalam nas ith`aam yang disuruh dalam hadits Thaawus, kerana ith`aam itu melengkapi jamuan di rumah si mati atau di tempat lain.
- Ahli si mati membuat makanan di rumahnya atau di rumah si mati pada hari mati atau pada hari yang lain kerana mengikut adat istiadat, tidak kerana qasad ibadah dan niat pahalanya kepada mayyit, maka hukumnya makruh dengan ittifaq ahli Lujnah Ulama Fathani.
- Ahli si mati membuat makanan daripada tirkah yang bersabit dengan umpama hak anak yatim atau kerana dipaksa ahli si mati membuatnya dengan tidak sukarelanya dan ikhlas hatinya, maka hukumnya haram dengan ittifaq ahli Lujnah Ulama Fathani.
|
|
|
|
|
|
|
|
sambungan..
Menghukum sesuatu hendaklah dibuat secara teliti dan tafsil melihat rupa bentuk sesuatu, bukan menghukum secara membabi-buta dan main pukul rata haram dan bid`ah dhalalah sahaja. Lihat dahulu keadaannya, bagaimana hendak dihukumkan haram jika ahli mayyit yang telah aqil baligh dengan rela hati tanpa terpaksa dan tidak merasa susah untuk menjemput jiran-jiran dan kenalan untuk hadir ke rumah si mati untuk berdoa buat si mati dan kemudian dijemput makan yang semuanya diniatkan sebagai sedekah kepada si mati.
Yang ditentang oleh ulama kita ialah mereka yang menjalankannya sehingga menyusahkan diri dan keluarga si mati atau semata-mata menjalankan adat atau lebih jahat lagi dengan niat bermuka-muka atau riak. Ini yang difatwakan oleh Sayyidi Ahmad Zaini dalam "I`anathuth - Tholibin" yang sengaja dikelirukan oleh Ustaz Rasul yang dikasihi dengan sengaja meninggal menterjemahkan soalan yang dikemukakan kepada Sayyidi Ahmad dan jawapan beliau sepenuhnya. Menghukum haram secara total amatlah tidak wajar dan tindakan sembrono. |
|
|
|
|
|
|
| |
|