|
Kisah genius org indonesia yg berkarya di luar negeri
[Copy link]
|
|
bapak jf tertinggal MANOHARA ODELIA PINOT sama ibunya DESY FAJARINA...
mereka ini ya famous banget gitu, dari amerika, paris, singapura, indonesia...di malaysia lebihan lagi famous nya...
jangan m ...
nazurah Post at 24-8-2009 20:14
Kedua-dua ada vacancy...hahahahahaha |
|
|
|
|
|
|
|
MANOHARA lom kena cerai lagi... soon kot...
kalau mak dia mmg sah single and available... rasanya orang Indon pun tak sudi kat Daisy ni, mintak dijauhkan juga dari orang2 Malaysia... biar dia kawin matsaleh aje, boleh collect beg hermes lebih sikit... huhu.. |
|
|
|
|
|
|
|
lu paste banyak2 pon tak guna la ndon, kami tak paham langsung bahasa celaka apa yang lu pakai and we don't even give a shi.t who the fuc.k they are. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by kiblatku30 at 27-8-2009 02:30
hahaha...kesian nengok tuan bonang ni...tu le...lenkali before register apa2 forum,
usha le dlu,lepas dot com tu ada ke xde dot my. huhu...
ada lagi kebanggaan indon, Indonesia berjaya melatih rakyatnya menjadi PERENANG dan PEMAIN KAPAL LAYAR yg KENTAL dan TAK MAKAN SAMAN!!>....hehehehe....kok di sini rejekinya
banyak!!.... |
|
|
|
|
|
|
|
ni macam salah satu projek diaorang yg anti-malaysia..
tak payah nak provoke la tuan rumah..
jangan jadi mangsa demokrasi.. jangan biarkan diri di manipulasi oleh media..
tak perlu la sampai join demonstrasi jalanan..
aku nak tengok bangsa MELAYU - tak kira dari malaysia, indonesia, brunei, filipina, selatan thailand ni bersatu..
mereka semua berasal dari bangsa yg sama iaitu MELAYU, dan beragama ISLAM..
tapi di pisahkan melalui sempadan negara mengikut sistem korup demokrasi..
dalam sistem khilafah tiada sempadan negara..
muslim's world unite under one banner..
dalam Islam takde semangat nasionalisma, itu semua ciptaan musuh2 Islam..
semangat nasionalisma mengikut sempadan negara hanya akan melemahkan penyatuan umat Islam... |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by capiloton at 27-8-2009 10:53
there is no such thing bahasa malaysia..
there is no such thing bahasa indonesia..
yg ada hanya BAHASA MELAYU...
there is no such thing bangsa malaysia..
there is no such thing bangsa indonesia..
yg ada cuma BANGSA MELAYU..
tapi sistem korup demokrasi memecahkan segalanya..
pecah dan perintah adalah sistem musuh2 Islam..
semua ni ada tujuan..
menghalang kebangkitan ISLAM kedua dari TIMUR ! |
|
|
|
|
|
|
|
tak gendong gendong tak gendong kemana-mana.Orang Malaysia pun ada ramai yg genius.Yang pernah kerja sebagai pakar komputer dengan NASA pun ada. |
|
|
|
|
|
|
|
nDon , lu lupa sekor lagi genius ni, manoharan, genius dlm menipu |
|
|
|
|
|
|
|
kesian nDon sekor ni, selalu ja paste brita2 psl indon yg panjang2 dlm bahasa dia, lu bajet kami baca ka ndon? |
|
|
|
|
|
|
|
perlu ek thread ni ade disini? kalu dia nak kata serumpun or kehebatan melayu.. rasa leh masuk akal.. tp terang2 tulih org indonesia... jd ini utk menunjukkan kehebatan indonesia pada kami org malaysi ...
anne83 Post at 21-8-2009 15:27 buka minda.... fikir secara rasional...
apa yg baik kita ambil sebagai tauladan...
mengapa perlu berfikiran sempit?
contoh nyata.... indonesia telah ada angkasawan mereka sendiri...terlatih sebagai angkasawan - pilot astronaut, payload specialist, dll sejak tahun 80an lagi.
walaupun mereka tidak berkesempatan ke angkasa kerana tragedi Challenger...
tetapi terlatihnya mereka menjaadi astronaut bertauliah..
di malaysia pula hanya berbangga dgn seorang pelancong angkasa....
jadi, apa yg bagus tentang indonesia tidak salah utk rakyat malaysia ambilnya sebagai cabaran |
|
|
|
|
|
|
|
70# lambaian
Betul dalam bab tu.Tapi perlu diingat yg pembuka thread adalah kaki provokasi.Dia ingat org Malaysia mudah diprovokasi macam org Indonesia.Stesen TV Indonesia berlumba-lumba menjemput Manohara sebagai tetamu pelbagai rancangan bagi tujuan memburuk-burukkan Malaysia.Apa saja mengenai Malaysia akan diburuk-burukkan di Tv diorang. |
|
|
|
|
|
|
|
Wow .. komentar-komentarnya banyak yang skeptis .. tapi mudah-mudahan tidak menggambarkan "MINDA" anda yang masih terkukung di dalam kepompong ....... Hehehehe |
|
|
|
|
|
|
|
Prof. Ir. Said D. Jenie, ScD (Aernautics) - Chief Designer and Technology IPTN
"Ia adalah seorang yang luar biasa di bidangnya," kata pakar dirgantara Adi Sadewo Salatun saat menyampaikan kesannya terhadap pakar aerodinamika, Prof Dr Said Djauharsjah Jenie, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat pukul 07.48 WIB. Ilmu dan keahlian di bidang dinamika wahana antariksa berbadan besar yang elastis yang ditekuni Said adalah bidang yang sangat rumit dan disegani.
"Karyanya yang paling menonjol adalah N-250, pesawat pertama di dunia kelas two-engine, fly by wire (terkomputerisasi) dengan 50 penumpang, yang dirancangnya dari mulai disain hingga terbang," ujarnya.
Doktor lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat (AS) itu, menurut Salatun, bahkan tidak segan-segan turut terbang ke udara pada percobaannya. Saat itu, Said masih menjabat sebagai Direktur Teknologi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI).
Salatun juga menyesalkan, maha karya tersebut terpaksa dihentikan setelah dibuat dua unit. Padahal, ia menilai, permintaan masyarakat dunia dan domestik untuk pesawat sekelas N-250 itu tinggi, apa lagi harganya bersaing.
Selain N-250, Said juga menjadi salah seorang tokoh untuk pesawat hasil kerjasama dengan Casa Spanyol, CN-235 yang kemudian sangat laku di pasar dunia, termasuk Angkatan Udara AS yang membeli 50 unit untuk versi Casa.
"Tidak ada orang Indonesia seahli dia, selain teorinya kuat, praktiknya pun kuat. Kita kehilangan putera terbaik di bidang kedirgantaraan yang banyak menyumbangkan keahliannya dalam soal pesawat dan roket," katanya.
Sementara itu, Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, berkomentar bahwa Said Djauharsjah Jenie adalah sosok yang sangat pendiam, namun akan menjadi sangat cerewet jika dipancing untuk bicara seluk-beluk teknologi dirgantara, baik mengenai sejarahnya sampai pada hal-hal yang futuristik.
Said juga memegang teguh nilai-nilai luhur dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) khususnya soal validitas, ujar Kusmayanto, sehingga ia tidak pernah terperangkap pada berita selentingan, rumor dan cerita isapan jempol.
"Sebagai insinyur, beliau selalu mengatakan bahwa jangan pernah mengaku insinyur, jika tak punya kemampuan dan pengalaman merancang karya teknologi, yang dia pegang teguh dan sungguh-sungguh diterapkannya di BPPT dan PT Dirgantara Indonesia," katanya.
Sebagai pengajar, Said yang wafat pada usia 58 itu sangat disiplin, dan terkenal sebagai orang yang mengajar sepenuh hati dengan menyampaikan teori-teori lengkap dengan contoh-contoh nyata sesuai pengalamannya, tambah Kusmayanto.
Said mengawali karirnya sebagai staf pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 1974, hingga akhirnya menjadi Kepala Lab Ilmu-ilmu Fisika Terbang Jurusan Teknik Mesin ITB, dan menjadi Ketua Jurusan Teknik Penerbangan hingga Guru Besar ITB sampai akhir hayatnya.
Alumni ITB Jurusan Teknik Penerbangan sejak 1973 itu meneruskan kuliahnya ke perguruan tinggi bergengsi di MIT Jurusan Aeronautics and Astronautics yang mendapat gelar master pada 1978, dan kembali meneruskan studi di tempat yang sama di jurusan astrodynamics hingga lulus pada 1982 bergelar doktor.
Selama kuliahnya di AS, Said juga sempat menjadi asisten dosen dan menjadi asisten penelitian di universitas ternama itu, bahkan bersama MIT sempat bekerjasama dengan Badan Antariksa AS (NASA).
Pada masa mudanya itu, ia juga sempat menjadi peneliti di Divisi Riset Independen Charles Stark Draper Lab di AS, dan peneliti di universitas tekbik (TU) Delft, Belanda.
Said meski ditinggal wafat ayahnya sejak usia setahun, bersama Prof DR Umar Anggara Jenie, saudara kembarnya yang Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang lahir di Solo 22 Agustus 1950, dan dua saudaranya yang lain, tetap berprestasi.
Karir Said di luar dosen juga mengagumkan, dari mulai menjadi Kepala Program Uji Terbang Pengembangan dan Sertifikasi CN-235 di IPTN pada 1982 sampai menjadi Direktur Teknologi di IPTN pada 1999, juga menjadi Staf Ahli Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) sejak 1989, dan Instruktur Guidance and Control Program Roket Kendali di Pusat Teknologi Dirgantara Lembaga Antariksa Nasional (Lapan) sejak 1987.
Di BPPT, ia mengawali karir menjadi Kepala Tim Pengembangan Laboratorium Mekanika Terbang pada 1987 sampai menjadi pejabat tertinggi di badan tersebut sampai dengan tutup usia.
Said juga menjadi anggota dari berbagai organisasi nasional dan internasional, seperti Himpunan Astronomi Indonesia (HAI), hingga Institut Aeronotika Astronautika Indonesia (IAAI).
Powerplants
Two 2439kW (3271shp) Allison AE 2100C turboprops driving six blade constant speed Dowty Rotol propellers.
Performance
N25050 - Max cruising speed 610km/h (330kt), economical cruising speed 555km/h (300kt). Initial rate of climb 1970ft/min. Service ceiling 25,000ft. Range with 50 passengers and standard fuel 1480km (800nm), range with 50 passengers and optional fuel 2040km (1100nm).
Weights
N25050 - Operating empty 13,665kg (30,125lb), max takeoff 22,000kg (48,500lb). N-250100 - Operating empty 15,700kg (34,612lb), max takeoff 24,800kg (54,675lb).
Dimensions
N25050 - Wing span 28.00m (91ft 11in), length 26.30m (86ft 4in), height 8.37m (27ft 6in). Wing area 65.0m2 (700sq ft). N-250100 - Same except length 28.12m (92ft 3in), height 8.78m (28ft 10in).
Capacity
Flightcrew of two. Typical accommodation in N25050 for 50 to 54. N250100 will seat up to 62 to 64 passengers at four abreast at 81cm (32in) pitch, 68 at 76cm (30in) pitch, or 60 at 81cm (32in) with optional extra cargo.
Production
At late 1998 firm orders stood at over 30.
Type
64/68 seat turboprop regional airliner
Selain itu, ia juga tercatat menjadi anggota Society of Flight Test Engineers (SFTE), American Institute of Aeronautics and Astronautics (AIAA), Planetary Society, dan Institute for Electrical and Electronics Engineer (IEEE) yang semuanya di AS. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by kiblatku30 at 29-8-2009 03:52
ada 1 lagi neh!!.....
jf_pratama-PEJUANG PROVOKE SANA SINI!!
hebat BIN pelaq!!!
huhuhu....huhuhuhu.... |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by jf_pratama at 29-8-2009 08:20
Post Last Edit by jf_pratama at 29-8-2009 08:17
Post Last Edit by jf_pratama at 29-8-2009 08:15
74# kiblatku30
gue baca komentar yang sangat skeptis dari anda ...
|
|
|
|
|
|
|
|
Prof Dr. Mezakh Arnold Ratag - Ahli Planetary Nebula Cluster dari Manado
Professor Mezak Arnold Ratag is one of the most brilliant astronomers in the world. The International Astronomical Union has hailed his work on planetary nebula — a glowing shell of gas and plasma that certain types of stars form when they die — as “a major step forward in science.” His name has been perpetuated in 120 planetary nebula clusters, including the Ratag-Ziljstra-Pottasch-Menzies and Ratag-Pottasch clusters, which he helped discover. He has also received an award of the highest distinction for chivalry for pioneering work in climate modeling. Prof. Ratag has also worked as the director of the Indonesian Bureau of Meteorology, Climatology and Geophysics, as well as a researcher in the National Space and Aeronautics Bureau. He argues that astrology does not have a scientific basis because of its inability to explain the cause-and-effect relationship required in scientific methodology
Prof Dr. Mezak Arnold Ratag dilahirkan di Malang pada tanggal 24 September 1962 sebagai anak ketiga dari Prof. Alexander Ratag dan Grietje Kawengian. Pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama diperolehnya di SD dan SMP Laboratorium IKIP Manado. Pada bulan Agustus 1980 ia terpilih sebagai Pelajar Teladan tingkat SLTA Provinsi Sulawesi Utara dan selanjutnya sebagai salah satu dari tiga Pelajar Teladan Nasional tahun 1980. Beberapa bulan sebelum kelulusannya di SMA Negeri 1 Manado pada bulan Juni 1981, melalui program seleksi Perintis II, ia dibebaskan dari ujian saringan masuk perguruan tinggi dan diterima sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Setelah menyelesaikan keseluruhan program studi 9 semester dalam waktu kurang dari empat tahun dengan dibimbing oleh Prof. Bambang Hidayat, pada Oktober 1985 Mezak A. Ratag diwisuda sebagai Sarjana Astronomi dengan predikat cum laude. Universitas Kerajaan Belanda di Groningen, Rijksuniversiteit te Groningen membebaskannya dari keharusan untuk menempuh ujian doktoral (magister) dan memperbolehkannya langsung mengikuti program doktor pada tahun 1988. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Stuart Pottasch, Mezak Ratag memperoleh gelar doktor (summos honoris) pada bulan Juni 1991 dengan disertasi yang berjudul "A Study of Galactic Bulge Planetary Nebulae". Prof. Dr. Harm Habing dari Komisi Materi Antar Bintang IAU dalam komentar tertulisnya menyebut disertasi ini sebagai “a major step forward in science”. Laporan resmi Kapteyn Astronomical Institute memberi catatan tentang disertasi ini sebagai berikut: “It is the first time that a discussion of chemical composition in the bulge, taking into account planetary abundances, has been given. It may become a reference for some time to come”.
Mezak Ratag telah mempresentasikan dan mempublikasikan lebih dari seratus karya ilmiah nasional dan internasional. Lebih dari 100 buah planetary nebulae (PN) baru telah ditemukannya dan dipublikasikan bersama mitra kerjanya. Dalam katalog penemuan PN yang diterbitkan oleh Observatorium Strasbourg, sejumlah besar di antaranya diberi nama dengan namanya dan nama mitra kerjanya. Lebih dari 100 international citations tentang karya-karya ilmiahnya dapat dijumpai dalam berbagai jurnal, buku, dan prosiding internasional.
Ia menjadi anggota International Astronomical Union, UNEP-WMO IPCC Task Group on Climate Impact Assessment, Dutch Astronomical Society, Himpunan Astronomi Indonesia (HAI), Himpunan Fisika Indonesia (HFI), dan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi). Beberapa kali ia duduk sebagai anggota Delegasi RI dalam rangka UN Framework Convention on Climate Change COP dan pertemuan-pertemuan APEC IST-WG.
Menjadi Ahli Peneliti Utama pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang diangkat dengan Keputusan Presiden RI sebagai Profesor Riset Astronomi & Astrofisika pada usia yang relatif sangat muda, baginya sebenarnya tidak enak sebab dia selalu tertantang untuk mencapai hal yang lebih baik dan lebih tinggi, padahal karier dan gelar yang diperolehnya sudah pada tingkat paling tinggi. Di Indonesia, gelar profesor biasanya dicapai rata-rata pada usia lima puluh sampai enam puluh tahun. Dan bagi pendidik dalam lingkup Lembaga Pemerintah Non-Departemen, gelar profesor ini selain diusulkan dan ditetap kan oleh lembaga tempat dia mengabdikan ilmunya, juga harus melalui Surat Keputusan (SK) Presiden RI. |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by Avi at 31-8-2009 13:30
24# jf_pratama Haha...Dia ayah aku..and UAV bukannya hobby.Aeromodeling la...Tu la jgn ckp je fikir dulu..Tentera US menggunakan UAV Predator untuk oper asi spy di Afghanistan dan Iraq dan prospek UAV untuk Asia-Pasifik adalah besar. |
|
|
|
|
|
|
|
^^ Bukan saya yang berbicara seperti itu ... tapi forumer dari Malaysia .. |
|
|
|
|
|
|
|
buka minda.... fikir secara rasional...
apa yg baik kita ambil sebagai tauladan...
mengapa perlu berfikiran sempit?
contoh nyata.... indonesia telah ada angkasawan mereka sendiri...terlatih sebag ...
lambaian Post at 28-8-2009 09:23
btol tu bro....tp cuba kunjungi ci (current issue) sekali-sekala....kenapa jf_pratama ni sibuk tepek berita2 negatif psl msia...tp pd masa yg sama kenapa tak tunjuk berita2 yg postif psl msia...kita pun x tau apa niat dia.....harap maklum.. |
|
|
|
|
|
|
|
Nama - Noordin Mohammad Top
Kegeniusan
-beliau sungguh genius menipu seluruh rakyat indon yang beranggapan telah membunuh beliau. ternyata rakyat indon bodoh belaka ditipu oleh Noordin demikian rupa. masih lagi bebas sehingga kini. tentera2 dan polis indon yang bodoh masih tak dapat mnangkap beliau sejak sekian lama walaupun rakyat2 indon di seluruh donia mencanangkan tentera indon adalah paling hebat di dunia mengalahkan mossad israel. syabas buat indon... |
|
|
|
|
|
|
| |
|