CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

Author: eltoro

INDONESIA = DEFENCE -MILITARY ISSUES [ PART V ]-[R.P.1]

 Close [Copy link]
Post time 3-12-2012 03:18 PM | Show all posts
habibie - bapak pemodenan industri aeroangkasa indon
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 4-12-2012 07:37 PM | Show all posts
Pasar Pesawat Angkutan lebih menguntungkan Daripada  Pasar Pesawat Tempur



Putra sulung mantan Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie mengaku lebih tertarik mengembangkan pesawat angkutan massal (komersial) ketimbang pesawat tempur.

Menurutnya, pesawat angkutan massal secara bisnis lebih menguntungkan. “Jelas (pesawat tempur secara bisnis) tidak terlalu menguntungkan,” ujar Ilham Akbar Habibie, Presiden Director PT. Ilthabi Rekatama yang juga tengah merintis pesawat terbang baling-baling, Regio Prop kepada Okezone di kantornya di kawasan Mega Kuningan Jakarta.

Ia mencontohkan, ketika masih bekerja di PTDI (PT Dirgantara Indonesia). Waktu itu PTDI masih fokus pada satu produk pesawat terbang, yakni pesawat tempur. “Itu dilemanya PTDI, mereka punya produk, mereka bisa secara leluasa jual kemana-mana, namun pasarnya terlalu merugikan,” tuturnya.

Karena, menurut Ilham, bila ia terlibat dalam shopping list di angkatan udara, maka shoping list terkait pesawat udara angkutan militer adalah prioritas yang paling rendah. “Dulu, yang lebih disukai itu pesawat tempur, pesawat pengintai dan sebagainya,” tambahnya.

Apalagi, yang namanya pesawat terbang dapat terbang boleh dikatakan selamanya, dengan catatan, apabila dirawat dengan baik. Dengan baik berarti setiap kali ada retakan atau komponen rusak atau salah, itu perlu digantikan. Sehingga, dengan penggantian komponen ini, meskipun relatif kecil, namun bisa mencegah terjadi kecelakaan atau yang membahayakan pesawat.

Kerusakan pesawat itu terkait intensitas pemakaian pesawat. “Jadi, untuk airlines yang bisa 8 kali take off dan landing per hari, tentu kerusakan lebih cepat. Namun untuk pesawat angkutan militer, belum tentu dia setiap hari terbang, yaitu bila ada misi saja,” tuturnya

Putra sulung BJ Habibie itu mengatakan, pesawat tempur bisa diganti bukan karena rusak. Akan tetapi, perlu upgrade, karena bila lawan punya armada yang lebih canggih, maka dia bisa mengalami kekalahan. Sedangkan pesawat angkut militer, itu hanya untuk mengangkut tentara misalnya, pesawat ini tidak dibuat untuk memenangkan perang, tetapi pesawat ini mendukung untuk yang menang perang.

“Oleh karena itu, pasar transport militer/pesawat tempur menurut saya kurang bagus menjadi andalan.  Makanya, waktu itu di PTDI atau masih IPTN, kita buat N-250, karena kita sudah tahu, kalau IPTN hanya produksi pesawat tempur saja, (maka ini akan) mati, tidak bisa. (Ketika itu), hanya satu produknya, maka kita harus buat yang kedua, tetapi akhirnya tidak jadi. Ini hal yang dilematis,” sesalnya.

Dukungan Pemerintah

Ilham mengatakan, dalam hal ini dirinya berharap bahwa pemerintah bisa mendukung proyek pengembangan pesawat Regio Prop, yang merupakan pengembangan dari pesawat terbang N-250.

“Kami juga bermaksud untuk kerjasama, dalam arti kata bekerjasama dengan PTDI (Dirgantara Indonesia). Kami sudah berkali-kali diskusi dengan teman di sana, juga dengan BUMN,” terangnya.

Akan tetapi, Ilham mengungkapkan bahwa saat ini, tampaknya pemerintah sudah cukup puas di posisi minoritas.  “Namun kita tetap kerja, nanti PTDI sebagai mitra,” tambahnya.

Lebih lanjut Ilham menjelaskan, saat ini pengembangan Regio Prop masih ditahap konseptual. “Kami swasta, dalam fase ini kita tidak harus dapat dukungan pemerintah. Kalau kita sudah punya produk, (barulah) kita mulai bicara dengan mereka,” tegasnya.

Dirinya berharap, ke depan dapat bekerjasama dengan baik dengan pemerintah. Meskipun demikian, saati ini atau fase konseptual ini, pihaknya belum merasa perlu untuk berkoordninasi dengan pihak pemerintah.

“Karena ini uang kita sendiri, kita tidak meminta uang ke pemerintah. Untuk koordinasi lebih ke dukungan dari PTDI, apakah mereka punya kapasitas untuk mmbuat pesawat, insinyur dan sebagainya,” tutupnya.

http://techno.okezone.com/read/2 ... -kurang-menjanjikan
Reply

Use magic Report

Post time 4-12-2012 07:46 PM | Show all posts
Next Generation  N-250, Terbitlah Regio Prop




Pesawat N-250 (photo : Wijanarko)

Sepintas pesawat itu mirip dengan pendahulunya N-250. Karena wajar, terlebih pesawat masa depan Indonesia ini, merupakan turunan dari pendahulunya yang baru saja dirancang pada tahun 2004.

Mendapat dukungan dari sang ayah yang juga merupakan perintis pesawat terbang nasional sekaligus arsitek terbangunnya pesawat N-250, Ilham Akbar Habibie mencoba merancang sendiri pesawat yang digadang-gadang bakal menjadi kebanggan bangsa Indonesia.

“Namun, ini masih sebatas rancangan kasar, belum selesai secara keseluruhan,” kata Ilham Habibie saat berbincang santai dengan Okezone di kantornya, di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, lanjut putra sulung presiden RI ke-3 ini, setidaknya orang Indonesia telah mampu berpikir jauh bagaimana menciptakan pesawat yang mampu mengangkut jutaan masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Dengan Regio Prop yang mampu mengangkut 50 hingga 70 penumpang, diharapkan dapat terealisasi dengan mulus. Sang arsitek yang telah lama mengenyam pendidikan di Jerman itu, mengaku bangga bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negeri ini melalui karya-karyanya.

Pesawat rancangannya ini juga tidak asal-asalan, terlebih ini didukung juga dengan sistem keamanan, dengan menggunakan teknologi tinggi semacam software atau sistem yang memberi batasan kontrol pada pilot ketika tengah mengendalikan pesawat itu di udara.

“Dulu 1998, belum banyak pesawat yang menggunakan teknologi fly-by-wire, kalau sekarang di buat fly-by-wire dibandingkan dengan fly-by-hidrolic dan cable. Itu mungkin kalau dihitung secara biaya, lebih mahal yang konvensional,” paparnya.

Ilham pun meyakini bahwa pesawat yang kini tengah dikembangkannya (Regio Prop) adalah primadona yang bakal laris manis di pasaran pesawat terbang, khususnya di Indonesia.

“Saat ini kalau kita lihat di lapangan, di pasar, yang diperlukan adalah pesawat itu (Regio Prop). Pesawat ini bisa dibeli atau dijual ratusan di Indonesia, karena itu yang diperlukan,” jelasnya.

Ilham mengungkapkan, sejak dahulu telah memprediksi bahwa di masa mendatang, dengan sendirinya akan diperlukan pesawat terbang dan bila perkembangannya terus belanjut, juga bisa sebagai tulang punggung daripada infrastruktur.

Mengudara 2018

Pesawat terbang baling-baling (Regio Prop), yang akan dibuat melalui PT Regio Aviasi Industri, masih perlu dirumuskan serta dikembangkan, baik dari sisi desain, kapasitas penumpang, sistem pesawat serta teknologi yang diusungnya. Meskipun masih konseptual, namun Agung Nugroho, Direktur Utama PT Regio Aviasi Industri, optimis pesawat ini sudah dapat mengudara di wilayah Nusantara pada 2018.

“Proyek (Regio Prop) ini dimulai di 2004, di mana N-250, merupakan semangat untuk kami meneruskan pesawat terbang tersebut. Namun dari sisi teknologi, sistem serta desain lebih canggih dari N-250,” ujar Agung kepada Okezone melalui sambungan telefon.

Ia menjelaskan, ketika itu (di 2004), proyek ini mendapatkan bantuan dari IDB (Islamic Development Bank) sebesar USD200 juta atau sekira Rp1,9 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, nantinya, akan menggandeng PTDI untuk memberdayakan kembali, apakah nantinya para tenaga ahli di PTDI bisa direkrut kembali, baik kalangan tua atau mudanya.

“Saat ini masih tahapan konseptual design, dari situ kemudian ada tes dengan pasar kepada airlines. Kemudian apa-apa saja yang diperlukan, lalu mengelola seperti operating serta biaya,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, nantinya Regio Prop akan melewati proses sertifikasi pesawat melalui pemerintah Indonesia, dalam hal ini Direktorat Jenderal Penerbangan Udara.  “Insya Allah pada 2018, pesawat ini akan meluncur setelah melalui uji coba tersebut,” tuturnya.

Uji coba ini akan dilakukan guna menguji sistem pesawat terbang seperti tes aerodinamika, struktur pesawat, sistem electrical dan lain-lain. “Ini akan memakan waktu 4-5 tahun,” tambahnya.

Lebih detail Agung menjelaskan, Regio Prop berjarak tempuh sekira 400-600 kilometer. Pesawat ini dirancang sebagai pesawat cepat dan penerbangan jarak menengah. Meskipun belum fix dan masih tahap konseptual, namun kabarnya pesawat ini, direncanakan berkapasitas sekira 50-70 penumpang. “Awal 2013, kita akan mulai visibility study, technical serta market,” imbuhnya.

Ekonomis, Pesawat Regio Prop Cocok di Langit Indonesia
Masyarakat Indonesia bersiap dimanjakan dengan Regio Prop, armada angkasa sebagai pengembangan terbaru sekaligus perwujudan dari kobaran semangat pesawat terbang N-250 yang sempat terhenti lebih dari satu dasawarsa.

Pesawat buatan dalam negeri itu akan dilanjutkan pengembangannya melalui PT Regio Aviasi Industri yang digawangi oleh Ilham Akbar Habibie, putra sulung Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie.

Pesawat terbang ini memiliki keunggulan dari berbagai sisi, di samping cocok untuk kondisi geografis wilayah Indonesia, juga memiliki sisi ekonomis terkait harga tiket yang nantinya bisa semakin terjangkau.

Ilham Akbar Habibie, yang bertindak sebagai Program Director Regio Prop  kepada Okezone menegaskan, ide pembuatan pesawat terbang ini dimulai sejak 2004. Biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, diperkirakan proyek ini menelan dana hingga USD500 juta (Rp4,8 triliun) untuk sekira 10 sampai dengan 12 armada pesawat terbang (Regio Prop).

Lalu apa yang membuatnya tertarik untuk melanjutkan proyek ini. Secara terknologi pesawat terbang tidak hanya menarik, tetapi juga dari sisi kompleksitas tingkat tinggi yang ada pada bidang pesawat terbang tersebut. Ia juga mengaku, mengimplementasikan rancangan pesawat terbang adalah tidak mudah.

“Ini menjadi tantangan tersendiri, karena untuk pengembangan ini butu* lima tahun, bisa Anda bayangkan ini terbilang cepat. Sementara banyak perusahaan seperti Boeing dan Airbus yang mengembangkan pesawat bisa sampai 7 hingga 8 tahun, karena kompleksitas, banyak juga tantangan  dari segi management, finance dan sebagainya,” jelasnya.

Kendati sulit dan terjal, kekecewaan Ilham beberapa tahun silam bakal terjawab, di mana waktu itu industri pesawat terbang nasional kurang mendapatkan apresiasi. Namun, lanjutnya, kini zamannya telah berbeda, banyak orang yang ditemuinya mendukung dan bersemangat untuk pengembangan pesawat terbang, khususnya pesawat terbang Regio Prop yang kini masih dalam fase konseptual.

“Bisa dilihat dengan mata kepala kita, apabila kita ke lapangan udara, itu sudah seperti stasiun bus. Jadi, ini menunjukkan bahwa banyak orang senang (dengan moda transportasi tersebut). Dulu mungkin orang tidak mengerti, kini orang biasa juga (memilih) naik pesawat, dan itu sangat bermanfaat,” tuturnya.

Dengan preferensi masyarakat yang lebih senang memilih pesawat terbang sebagai alat transportasi, maka menurutnya, ini menunjukkan daya beli masyarakat semakin meningkat. “Harga tiket pesawat tidak setinggi langit seperti dulu. Ini sudah sangat affordable (terjangkau),” tambahnya.

Pria kelahiran Jerman ini melihat masyarakat kini sudah mulai mengerti di Indonesia, perlu pesawat terbang. Sebab, pesawat terbang menurutnya sangat layak secara ekonomis, serta sangat mendukung untuk negara yang besar dan luas, seperti di Indonesia.

Orang kini mulai melihat, ternyata pesawat terbang itu sangat layak secara ekonomis dan pesawat yang diperlukan itu rupanya, yang selalu ia katakan “persis kijang terbang”. Namun, dengan harga yang relatif murah, handal, bandel, tidak cepat rusak, bisa terbang kemanapun dan mendarat di landasan bandar udara yang juga tidak terlalu panjang.

“Terkadang kendala yang ada, masih agak pendek landasan itu, untuk pesawat jet terlalu pendek. Oleh karena itu, ini menjadi salah satu keunggulan dari pesawat terbang baling-baling, (selain mendukung landasan yang tidak terlalu panjang), pesawat baling-baling bisa lebih murah, serta dari segi konsumsi bahan bakar lebih irit,” jelasnya.

Sumber : Okezone
Reply

Use magic Report

Post time 4-12-2012 08:43 PM | Show all posts
Kegagalan N-250 Murni Kesalahan Politik Asing (IMF)




Presdir PT Ilhabi Rekatama, Ilham Habibie sekaligus perancang Regio Prop (Foto: Runi Sari/Okezone)

JAKARTA - Indonesia sebetulnya tidak kalah hebatnya dengan negara-negara maju penghasil pesawat terbang. Buktinya tahun 1995, N-250 yang merupakan pesawat karya anak bangsa sempat mengudara di atas awan Indonesia.

Hanya saja, karya cipta dari mantan Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie itu harus terhenti produksinya lantaran masalah politis. Dimana kegagalan N-250 lebih disebabkan karena Dana Moneter Internasional (IMF) menyarankan untuk menghentikan proyek tersebut.

“Pertama, saya ingin menegaskan kenapa kita tidak bisa terus (melanjutkan N-250), karena dipaksa IMF untuk menghentikan. Itu merupakan bagian dari paket, jadi IMF menuntut ke pemerintah, dan itu sangat kritis,” ujar Ilham.

“Sehingga, bisa dikatakan berhentinya N-250 ini tidak ada katian dengan visi ekonomi,” lanjutnya.

Terlebih, kata Ilham, visi ekonomi di Indonesia bukan karena pesawat, tetapi karena perusahaan-perusahaan kebanyakan pinjam uang ke luar dan ditambah lagi waktu itu nilai rupiah terhadap dollar sedang terperosok.

Ilham yang waktu itu menjabat sebagai direktur marketing IPTN mengaku dalam posisi serba sulit, apalagi IPTN tidak dapat berbuat banyak, karena perusahaan sebagai penggagas proyek N-250 lebih memilih untuk menyelamatkan negara dibandingkan meneruskan proyek N-250.

Untuk itulah Ilham mengajak rekan yang dahulu aktif di IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang kini bernama PTDI (Dirgantara Indonesia), kembali merumuskan pesawat terbang dengan fitur baling-baling serta teknologi yang jauh lebih maju ketimbang teknologi pesawat terbang di hampir dua dekade lalu.

Indonesia Incaran Asing

Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat, apalagi wilayah Indonesia yang strategis rupanya banyak dibidik oleh para produsen pesawat terbang asing, untuk menjual produk pesawat terbang buatannya.

“Secara alamiah, dari segi pasar, Indonesia sangat berpotensi,” kata Presiden Ilham Akbar Habibie.

Banyak pemain asing, baik dari Itali maupun Kanada yang menarget pasar utama di Asia Tenggara untuk jenis pesawat terbang baling-baling. “Pasar utama di Asia Tenggara adalah jenis pesawat terbang seperti itu (Propeller Aircraft atau pesawat baling-baling) dan pasar terbesar di Asia Tenggara itu adalah Indonesia,” jelasnya.

Maka dari itu, dengan kondisi geografis yang mendukung di wilayah Nusantara ini, seharusnya Indonesia justru lebih mampu untuk bersaing dengan mengembangkan pesawat terbang buatan negeri sendiri, dari orang-orang serta tenaga-tenaga ahli dari negeri sendiri.

“Kita sebagai bangsa bisa membuat produk, selain daripada turunan dari sumber daya alam kita. Ada paradigma, mungkin lebih nyaman dengan posisi bahwa kita ini negara kaya. (Namun justru) ini sebagai bagian dari kutukannya. Karena semua ada, tapi kita belum membuat sendiri, selalu beli, dan ini yang (justru) salah,” paparnya.

Banyak sekali pekerjaan yang bisa kita lakukan sendiri. Misalnya, memanfaatkan potensi dari orang kita sendiri yang bekerja di bidang pesawat terbang tersebut. “Namun ini (malah) diserahkan kepada orang lain. Padahal pasarnya di kita, itu dilemanya,” ungkapnya.

Karena menurutnya, dengan produk buatan sendiri, maka selain dari munculnya kebanggaan, juga berdampak pada berkurangnya tingkat pengangguran. Karena di industri pesawat terbang, merupakan bidang pekerjaan yang cukup menjanjikan, serta perusahaan pun bisa mendapatkan untung yang melimpah, apabila pasar telah dikuasai.

Di bidang pertambangan, perkebunan dan sebagainya memiliki kadar teknologi dan nilai tambah yang relatif kecil. Namun ini, seperti pesawat terbang, mobil, motor memiliki kadar teknologi yang bisa terus dikembangkan.

“Ironisnya, kita pasar motor tiga besar di dunia, setelah China, India, Indonesia. Mirisnya, baik China maupun India, mereka punya produk. Lalu, bagaimana dengan kita? “Ini bukan soal kepintaran, tetapi ini soal komitmen, rajin, disiplin dan yang pertama dan penting adalah kita harus mau mencoba," tegasnya.

http://techno.okezone.com/read/2 ... i-kesalahan-politik
Reply

Use magic Report

Post time 4-12-2012 08:44 PM | Show all posts
Kegagalan N-250 Murni Kesalahan Politik Asing (IMF)




Presdir PT Ilhabi Rekatama, Ilham Habibie sekaligus perancang Regio Prop (Foto: Runi Sari/Okezone)

JAKARTA - Indonesia sebetulnya tidak kalah hebatnya dengan negara-negara maju penghasil pesawat terbang. Buktinya tahun 1995, N-250 yang merupakan pesawat karya anak bangsa sempat mengudara di atas awan Indonesia.

Hanya saja, karya cipta dari mantan Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie itu harus terhenti produksinya lantaran masalah politis. Dimana kegagalan N-250 lebih disebabkan karena Dana Moneter Internasional (IMF) menyarankan untuk menghentikan proyek tersebut.

“Pertama, saya ingin menegaskan kenapa kita tidak bisa terus (melanjutkan N-250), karena dipaksa IMF untuk menghentikan. Itu merupakan bagian dari paket, jadi IMF menuntut ke pemerintah, dan itu sangat kritis,” ujar Ilham.

“Sehingga, bisa dikatakan berhentinya N-250 ini tidak ada katian dengan visi ekonomi,” lanjutnya.

Terlebih, kata Ilham, visi ekonomi di Indonesia bukan karena pesawat, tetapi karena perusahaan-perusahaan kebanyakan pinjam uang ke luar dan ditambah lagi waktu itu nilai rupiah terhadap dollar sedang terperosok.

Ilham yang waktu itu menjabat sebagai direktur marketing IPTN mengaku dalam posisi serba sulit, apalagi IPTN tidak dapat berbuat banyak, karena perusahaan sebagai penggagas proyek N-250 lebih memilih untuk menyelamatkan negara dibandingkan meneruskan proyek N-250.

Untuk itulah Ilham mengajak rekan yang dahulu aktif di IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang kini bernama PTDI (Dirgantara Indonesia), kembali merumuskan pesawat terbang dengan fitur baling-baling serta teknologi yang jauh lebih maju ketimbang teknologi pesawat terbang di hampir dua dekade lalu.

Indonesia Incaran Asing

Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat, apalagi wilayah Indonesia yang strategis rupanya banyak dibidik oleh para produsen pesawat terbang asing, untuk menjual produk pesawat terbang buatannya.

“Secara alamiah, dari segi pasar, Indonesia sangat berpotensi,” kata Presiden Ilham Akbar Habibie.

Banyak pemain asing, baik dari Itali maupun Kanada yang menarget pasar utama di Asia Tenggara untuk jenis pesawat terbang baling-baling. “Pasar utama di Asia Tenggara adalah jenis pesawat terbang seperti itu (Propeller Aircraft atau pesawat baling-baling) dan pasar terbesar di Asia Tenggara itu adalah Indonesia,” jelasnya.

Maka dari itu, dengan kondisi geografis yang mendukung di wilayah Nusantara ini, seharusnya Indonesia justru lebih mampu untuk bersaing dengan mengembangkan pesawat terbang buatan negeri sendiri, dari orang-orang serta tenaga-tenaga ahli dari negeri sendiri.

“Kita sebagai bangsa bisa membuat produk, selain daripada turunan dari sumber daya alam kita. Ada paradigma, mungkin lebih nyaman dengan posisi bahwa kita ini negara kaya. (Namun justru) ini sebagai bagian dari kutukannya. Karena semua ada, tapi kita belum membuat sendiri, selalu beli, dan ini yang (justru) salah,” paparnya.

Banyak sekali pekerjaan yang bisa kita lakukan sendiri. Misalnya, memanfaatkan potensi dari orang kita sendiri yang bekerja di bidang pesawat terbang tersebut. “Namun ini (malah) diserahkan kepada orang lain. Padahal pasarnya di kita, itu dilemanya,” ungkapnya.

Karena menurutnya, dengan produk buatan sendiri, maka selain dari munculnya kebanggaan, juga berdampak pada berkurangnya tingkat pengangguran. Karena di industri pesawat terbang, merupakan bidang pekerjaan yang cukup menjanjikan, serta perusahaan pun bisa mendapatkan untung yang melimpah, apabila pasar telah dikuasai.

Di bidang pertambangan, perkebunan dan sebagainya memiliki kadar teknologi dan nilai tambah yang relatif kecil. Namun ini, seperti pesawat terbang, mobil, motor memiliki kadar teknologi yang bisa terus dikembangkan.

“Ironisnya, kita pasar motor tiga besar di dunia, setelah China, India, Indonesia. Mirisnya, baik China maupun India, mereka punya produk. Lalu, bagaimana dengan kita? “Ini bukan soal kepintaran, tetapi ini soal komitmen, rajin, disiplin dan yang pertama dan penting adalah kita harus mau mencoba," tegasnya.

http://techno.okezone.com/read/2 ... i-kesalahan-politik
Reply

Use magic Report

Post time 4-12-2012 09:52 PM | Show all posts
✪ Avionik Pesawat Tempur Lokal Buatan Kota Buaya






Kokpit upgrade pesawat tempur F-5 (Foto Defense Studies)


Alumni Sepuluh November membuat terobosan yang canggih


Avionik Pesawat bukan lagi hanya buatan pabrikan Eropa dan Amerika yang bisa bikin Avionik kelas wahid. Di Surabaya, kota yang terkenal sebagai kota buaya, anda akan bangga melihat sekelompok teknisi putra bangsa yang bisa membuat sendiri avionic pesawat tempur. Beberapa malah telah dimodifikasi hingga berkemampuan lebih tinggi.

Rumah Produksi yang didirikan sekelompok insinyur Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ini, sebenarnya sudah berdiri sejak 1992, namun baru berjalan beberapa tahun belakangan namanya terpublikasikan. Nama Adi Sasongko, Kepala Divisi Defence PT Infoglobal, terpilih menjadi satu dari enam peraih penghargaan Indigo Fellow 2010.

Indigo Fellow adalah penghargaan tahunan dari Telkom Group dan majalah Warta Ekonomi yang diadakan untuk mengangkat teladan di bidang pengembangan industri kreatif digital nasional.

Profil Adi dari kreasi yang dipamerkan sebenarnya tidak begitu eye catching. "Tapi setelah barang yang saya bawa dan di terangkan secara terbalik, barulah tim juri tersadar. Sebab, dibalik barang ini tertera jelas bahwa Indonesia sudah bisa membuat piranti elektronik untuk pesawat terbang.

" kenang Adi Sasongko sambil menunjuk Inertial Navigation Unit (INU-Avionik pemandu navigasi) dan penjagaorintasi pesawat tempur, barang yang mengantarnya sebagai peraih penghargaan yang cukup bergensi itu.

Beberapa Juri kaget dan kagum waktu dirinya menjelaskan bahwa INU adalah salah satu piranti elektronik vital pengendali misi penerbangan pesawat tempur. Lalu dijelaskan bahwa peranti tersebut merupakan computer mini dan giroskop - komponen langka nan mahal yang biasa digunakan untuk menjaga keseimbangan rudal.

Menurut Adi, meniru avionik buatan negara maju bukanlah pekerjaan sederhana karena harus ditopang misi yang jelas, biaya yang tidak sedikit, peralatan canggih, serta berhadapan dengan resiko gagal. Hal terakhir tak tak bisa ditolak mengingat hampir semua peralatan dengan spesifikasi militer telah "dikunci" oleh pembuatnya, alias sedemikian rupa hingga mustahil bisa ditiru. Pada kenyataannya, semua ini bisa dilalui.

Sejauh apakah kehebatan industri kreatif yang dikembangkan Adi dan teman-temannya itu? Apakah kreasi mereka hanya sebatas INU?

Ketika Angkasa bertandang kerumah produksi Infoglobal yang tergolong sederhana, yang hanya dihuni puluhan insiyur, teknisi dan staf administarsi, Divisi Defence Infoglobal ternyata telah membuat pula Multi Purpose Display, Digital Video Recorder, Head Up Monitor, Radar Display Unit, dan Multi Function Display.

"Kalau dipadukan, semua ini sebenarnya sudah merupakan kesatuan avionik yang utuh, seperti yang biasa terlihat di dashboard pesawat tempur sendiri.

Jadi Kalau ditanya, apakah Indonesia bisa membuat pesawat tempur sendiri? Jawabanya adalah bisa! Untuk airframe serahkan saja pada Dirgantara Indonesia, sedang untuk avionik biar kami yang buat," sahut Adi penuh percaya diri.


Yang lebih mencengangkan, tak jarang dalam avionik rancangan Surabaya ini dicangkokan sub-sistem modifikasi yang amat diperlukan penerbang.

Dalam DVR, avionik perekam maneuver penerbangan yang tergolong vital untuk pesawat tempur F-6, Hawk 100/200 dan F5E Tiger II, misalnya, telah dipasang hard disk yang bisa merekam data gerakan pesawat jauh lebih banyak.

"Kalau DVR orisinil buatan BAE (British Aerospace) hanya bisa merekam 45 menit, kami telah membuatnya sampai 11 jam, " ujar Adi. Dengan kapasitas rekam yang lebih besar, penerbang maupun instruktur selanjutnya bisa leluasa mengevauasi proses latihannya di udara.

Alih-alih menyesuaikan dengan kebutu*an masa kini, mereka juga telah "menanam" modul pengisian data berikut *****tor USB rancangan sendiri pada CDU. Berkat modul ini, penerbang tak perlu lagi terburu-buru memasukan data penerbangan di kokpit pesawat.

Mereka bisa mempersiapkannya selagi di markas. Data tersebut tinggal di transfer lewat flashdisk. Cara ini jauh lebih hemat dan praktis ketimbang cara lama yang harus langsung diisi di kokpit dalam keadaan mesin pesawat hidup.

"Belakangan kami juga telah merapungkan Multi Fuction Display yang bisa menyederhanakan sederetan avionic analog C-30 Hercules hanya pada satu layar CRT saja, " tambahnya.

Kebijakan Teknis

Begitupun, semua kehebatan ini tidak datang dengan sendirinya. Adi dan teman-temannya harus menempuh jalan berliku dan kerja tak kenal menyerah. Teknisi dibagian workshop, misalnya, telah memecahkan sepuluh keeping LCD yang cukup mahal demi mengetahui teknik memotong LCD yang benar. Untuk menguasai cara kerja giroskop, mereka juga harus "mengorbankan" sebuah giroskop hanya untuk dibedah.

Jalan pintas yang terbilang "riset" ini diyakini harus dilalui karena dengan cara seperti itu mereka bisa memahami piranti yang akan "ditiru" atau :diciptakan".

Dengan cara seperti ini mereka juga yakin menguasai cara membuat piranti canggih yang tak pernah diajarkan di bangku sekolah, yang uniknya hanya karena didapat setelah melalui kegagalan demi kegagalan di bengkel.

"Bagaimanapun, semua harus kami cari sendiri, karena tak satupun Negara mau bermurah hati memberinya secara gratis. Dalam industri piranti canggih, pilihannya hanya dua: mencuri atau membuat sendiri. masaklah kita harus mencuri?" ujar Adi.

Ketika perusahaan ini didirikan pada tahun 1992, para pendirinya tak membayangkn akan menggeluti industy avionic. Awalnya perusahaan yang lebih ingin disebut kelompk peneliti ini lebh tertarik merancang perangkat lunak dan system informasi untuk mengatasi problem dibidang manajemen.

Seperti merancang Route Management System, Flight management System dan Crew Management System untuk perusahaan penerbangan.

Mereka juga merancang Automated Mapping/ Facility Management (AM/FM) untuk jaringan listrik, pesanan PT PLN. Lalu, sistem pemantau situasi udara pesanan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) yang selanjutnya membuka cakrawala atau ide pembuatan piranti elektronik yang diperlukan angkatan udara.

Dengan sistem pemantau situasi udara ini, Kohanudnas bisa memantau seluruh pergerakan pesawat udara secara real-time, baik sipil maupun militer, yang ada di wilayah udara Indonesia.

Dalam perjalanannya, karena mereka juga merancang komponen elektronik pendukung modul aplikasi grafik, akhirnya terpikir pula untuk membuat perangkat yang lebih canggih. Sejak itulah mereka kemudian tertantang membuat avionik.

Namun demikian, apalah artinya kepiawaian yang mereka kuasai jika tidak ditopang pasar yang tidak pasti? Masalah inilah yang mengganjal antusiasme mereka untuk berkembang sembari dan memajukan Indonesia. Di mata Adi Sasongko, Pemerintah Indonesia belum memberikan kebijakan teknis agar industri semacam ini bisa terus maju dan berkembang.

"Kalaupun Presiden sudah menyatakan bahwa Indonesia harus mengutamakan produk dalam negeri, sayangnya pernyataanitu hanya berhenti dalam tataran political will. Sejauh ini tidak ada juklak tentang apa yang yang harus kami lakukan dan tentang bagaimana barang-barang ini bisa diserap untuk kebutu*an dalam negeri," ujarnya.

Alhasil, sejauh ini industri dalam negeri seperti Infoglobal masih gamang ditengah aliran piranti serupa dari luar negeri. Di sejumlah negara, hal seperti ini tidak terjadi karena pemerintah memberi semacam proteksi dan stimuli berupa loan atau proyek sebagai bekal untuk pengembangan diri.

Di Korea, misalnya, sejumlah elektronik dan otomotif (seperti Samsung dan Daewoo) kerap diberi obligasi untuk membuat sistem persenjataan yang akan dibeli untuk memenuhi kebutu*an angkatan bersenjatanya. Memang dengan harga murah, namun setelah produksi mencapai titik impas, mereka bisa mengekspornya dengan harga internasioanal.

Semoga Pemerintah bisa menerapkan kebijakan semacam itu, agar industri-industri menggiurkan yang dikelola Adi Sasongko tidak diserap kekuatan asing, yang tahu bagaimana mengekploitasi kemampuan langka ini.

Karena menurut info terakhir Malaysia berminat untuk menggunakan piranti ini untuk pesawat Hawk nya. Semoga dengan adanya UU Inhan , perusahaan kreatif seperti ini dapat maju dan mengharumkan Indonesia kedepan.

Sumber Majalah Angkasa Juli 2011
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 4-12-2012 10:42 PM | Show all posts
PT Dirgantara Indonesia lakukan pembenahan besar






Bandung (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (Persero) melaksanakan pembenahan diri skala besar melalui program restrukturisasi dan revitalisasi guna menghadapi tantangan bisnis kedirgantaraan kini dan masa depan.

"Pasar industri kedirgantaraan semakin kompetitif. PT DI sebagai industri pesawat terbang kebanggaan bangsa Indonesia harus siap menghadapi tantangan itu agar tetap eksis," kata I.P. Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PT DI kepada pers di Bandung, Selasa (4/12).

Windu mengatakan jajaran PT DI menyadari upaya menghadapi tantangan bisnis itu bukan pekerjaan mudah. Diperlukan kerja keras dan tekad bersama seluruh komponen bangsa terkait, dukungan Pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya, wacana saja tak cukup, kata Windu.

Untuk menjawab tantangan, PT DI telah melakukan Program Restrukturisasi dan Revitalisasi baik dalam hal organisasi, keuangan, SDM, perbaikan sistem Informasi Teknologi, permesinan, dan lainnya.

"Restrukturisasi ini berdasarkan arahan Pemerintah saat pelantikan manajemen baru Oktober lalu," kata Windu.

Untuk program Revitalisasi, katanya, PT DI sepenuhnya dibantu oleh para tenaga ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis utama saat ini. Sejarah panjang kerjasama PTDI dan Airbus Military dalam pembuatan dan pengembangan pesawat terbang di Indonesia sejak 1976.

"Dengan semakin meningkatnya kepercayaan Airbus Military terhadap kinerja PTDI, beberapa bentuk perjanjian baru telah dibuat dan ditandatangani," kata Windu yang menambahkan Airbus telah memutuskan pemindahan produksi pesawat C295-nya dari Sevilla di Spanyol ke Bandung.

Kerjasama PTDI-Airbus Military itu antara lain dalam Perjanjian Kerjasama Strategis (Strategic Collaboration Agreement), Perjanjian Beregu (Teaming Agreement), Perjanjian CN295, Perjanjian Kolaborasi Industri (Industrial Collaboration Agreement).

Khusus program revitalisasi untuk proyek CN295, kerjasamanya bertujuan memperluas kemampuan Industri Strategis Nasional, ditandatangani pada 21 Desember 2011, meliputi beberapa paket pekerjaan strategis, yaitu Rear Fuselage, Empennages, Delivery Center, In-Service Support dan Computer Based Training.

Dari kerjasama tersebut, PT DI berharap dapat memproduksi beberapa komponen penting dari pesawat CN295, baik yang diperuntukan bagi customer domestik maupun luar negeri, serta pengiriman pesawat ke customer tepat waktu.

Saat ini PT DI dan Airbus Military telah menyelesaikan Industrial Plan dan New Lay-out untuk Rear Fuselage, Empennages dan Delivery Center.

"Diharapkan pada awal tahun 2013 Delivery Center sebagai pusat pengiriman pesawat CN295 dapat dirampungkan pembangunannya," katanya.

Selain dari itu, pekerjaan program revitalisasi lainnya adalah pembenahan dengan mengubah sistem IT yang ada, semula dari sistem Integrated Resources Planning (IRP) menjadi sistem Enterprise Resources Planning (ERP).

Sistem ERP akan digunakan adalah SAP, yaitu sistem ERP yang kini banyak penggunanya baik di lingkungan BUMN maupun swasta dengan keunggulan antara lain data lebih akurat, visibilitas lebih baik, kontrol lebih bagus serta aliran data lebih mulus dia ntara seluruh unit dan direktorat yang ada di lingkungan perusahaan.

Tahapan implementasi berupa pembersihan data, pengujian sistem SAP serta pelatihan bagi pemakai. Dengan terealisasinya seluruh program revitalisasi di tubuh PTDI, diharapkan perusahaan pelat merah ini siap menghadapi tantangan pasar yang semakin komplek dan PTDI mampu menjawab semua itu, demikian Windu.

Sejak berdiri tahun 1976 hingga kini PTDI telah memproduksi lebih dari 300 pesawat, baik sayap tetap (fixed wing) maupun helikopter (rotary wing). Untuk produk Pesawat NC-212 di bawah lisensi CASA (sekarang Airbus Military), PTDI telah diproduksi lebih dari 102 unit baik versi sipil maupun militer.

PTDI juga telah memproduksi sebanyak 122 helikopter NBO-105 dibawah lisensi MBB (sekarang Eurocopter Jerman). Sebagian besar helikopter tersebut dioperasikan oleh militer Indonesia.

Selain itu PTDI juga telah memproduksi helikopter NBell-412 lebih dari 33 unit ditambah NBell-412 EP sebanyak 7 unit dibawah lisensi Bell Helicopter Textron (USA) serta helikopter Super Puma 22 unit dibawah lisensi Aerospatiale (sekarang Eurocopter Perancis).

Produk CN-235 dari hasil kerjasama dengan CASA Spanyol yang dimulai sejak tahun 1979 telah menghasilkan kurang lebih 260 unit dan telah tersebar di berbagai negara di dunia. Terbang perdana CN-235 dilakukan pada bulan Desember 1983 dan mulai masuk pasar pada tahun 1986.

http://www.antaranews.com/berita ... an-pembenahan-besar

Last edited by rifa on 4-12-2012 10:47 PM

Reply

Use magic Report

Post time 7-12-2012 08:22 PM | Show all posts
Indonesia Buka Peluang Industri Asing Produksi Peralatan Pertahanan dan Militer



JAKARTA - Indonesia telah membukakan peluang industri pertahanan bagi perusahaan asing untuk masuk. Syaratnya, perusahaan itu harus mengandeng perusahaan dalam negeri untuk memproduksi peralatan pertahanan dan militer.

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan, kepada perusahaan penerbitan, penelitian dan perusahaan konsultan global, Oxford Business Group (OBG) di Jakarta belum lama ini menyatakan aturan baru tersebut berarti sekarang perusahaan asing bisa bekerjasama dengan perusahaan dalam negeri.

"Waktu yang lalu, sektor pertahanan Indonesia tertutup bagi investor asing sementara dengan peraturan baru ini memungkinkan investor luar negeri untuk masuk ke sektor ini melalui kerjasama," tuturnya.

Yusgiantoro berbicara dengan OBG sebagai bagian dari penyusunan hasil penelitian untuk Laporan: Indonesia 2013, tentang panduan kegiatan ekonomi negara Grup dan peluang investasi yang disusun dengan bantuan penelitian dari BKPM, Kamar Dagang Indonesia & Industri (KADIN), Lubis Santosa & Maramis dan Pricewaterhouse Coopers (PWC).

Laporan ini akan mencakup panduan sektor-per-sektor secara rinci untuk investor asing, di samping berbagai wawancara dengan para pemimpin politik, ekonomi dan bisnis yang paling menonjol.

Menteri mengatakan, prioritas pemerintah adalah untuk menghasilkan industri pertahanan manufaktur yang akan memproduksi peralatan militer secara lokal bila memungkinkan, dengan memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan tersebut dialihkan kepada tenaga kerja lokal selama usaha kerjasama berlangsung.

"Dana sebesar US$ 15 milyar telah dialokasikan untuk produksi peralatan pertahanan di dalam negeri lima tahun ke depan," katanya.

"Pembelian peralatan militer dari luar negeri juga diperbolehkan dengan syarat alih teknologi yang tepat dijamin sepenuhnya. Yang penting bagi kami adalah setiap kesepakatan militer yang kami tandatangani dengan pemerintah asing harus memastikan adanya alih pengetahuan berkelanjutan."

Beliau menyoroti perusahaan patungan negara dengan Korea Selatan untuk memproduksi tiga kapal selam yang akan memastikan Indonesia secara bertahap mengambil peran yang lebih besar sebagaimana proyek tersebut bergulir.

"Kapal selam pertama akan dibangun di Korea Selatan, yang kedua akan dibangun di bawah skema usaha patungan (joint venture) antara Indonesia dan Korea Selatan, sementara kami berharap bahwa kapal selam ketiga akan sepenuhnya dibangun di Indonesia oleh Galangan Indonesia, PT PAL," katanya. (Eko Sutriyanto)

http://www.tribunnews.com/2012/1 ... tahanan-dan-militer
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 7-12-2012 08:46 PM | Show all posts
Modernisasi alutsista, TNI AU tambah 102 pesawat



Sindonews.com - Modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI Angkatan Udara (AU), akan membuat kekuatan dirgantara naik secara signifikan. Sesuai rencana strategis pembangunan TNI AU 2010-2014, akan ada penambahan sekitar 102 pesawat berbagai jenis.

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, TNI AU akan menambah alutsista secara signifikan yaitu, sekitar 102 pesawat.

"Terdiri atas pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, pesawat angkut CN-295, Hercules, Boeing 737-500, Helikopter Cougar, Grob, pesawat latih KT-1, maupun Radar," kata Imam Sufaat Sufaat, dalam pembukaan Rakernislog (Rapat Kerja Teknis Logistik) di Jakarta, Rabu (5/12/2012).

Menurut Kasau, Sebagian dari pesawat itu sudah tiba dan memperkuat TNI AU, seperti empat Super Tucano, dua CN-295, dan KT-1.

"Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI AU," ucapnya.

Guna menyikapi pembangunan kekuatan ini, Kasau menekankan kepada seluruh personel jajaran logistik, agar mengedepankan kejujuran dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga tidak menyalahi aturan maupun ketentuan yang telah ditetapkan.

"Personel logistik harus mampu mengoperasikan dan merawat semua alutsista dengan manajemen yang lebih baik, serta memperhatikan norma dan aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan logistik terutama dalam pengadaan barang dan pemeliharaan," ujarnya.

Menurut Imam, program modernisasi alutsista TNI AU yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat, cita-cita membangun the first class air force tidak akan dapat dicapai.

"Peran logistik dalam organisasi perang sangat strategis dan keputusan strategis di bidang logistik sangat menentukan keberhasilan misi dan operasi yang akan dilaksanakan," tandasnya.

http://nasional.sindonews.com/re ... -tambah-102-pesawat
Reply

Use magic Report

Post time 7-12-2012 08:51 PM | Show all posts
Indonesia kerja sama dengan Airbus Military Jangka Panjang



London (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama jangka panjang dengan Airbus Military, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia setelah keduanya menjalin kerja sama kembali dengan penandatanganan Team Agreement Contract pada April tahun ini.

Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah Alisjahbana ke pabrik pesawat udara Airbus Military di Sevilla, Spanyol, demikian disampaikan Counsellor KBRI Madrid Theodorus Satrio Nugroho kepada ANTARA London, Rabu.

Dikatakannya, MenteriPPN/Kepala Bappenas berkunjung ke Spanyol pada 3 Desember dan mengunjungi pabrik pesawat udara Airbus Military di Sevilla, Spanyol untuk menjajaki kerja sama jangka panjang antara Airbus Military dengan Pemerintah Indonesia, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia.

Hal itu dilakukan setelah keduanya menjalin kerja sama kembali dengan penandatangan Team Agreement Contract pada April tahun ini, ujar Theodorus Satrio Nugroho

Kerja sama jangka panjang ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai "production hub" untuk memasok pesawat ke seluruh dunia. Untuk menjadikan PT Dirgantara Indonesia sebagai perusahaan global, diperlukan investasi besar serta dukungan dari Pemerintah Indonesia.

Pihak Airbus Military menilai bahwa PT Dirgantara Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadi perusahaan penerbangan kelas dunia. Diharapkan kerja sama tersebut akan meningkatkan kemampuan PT DI.

Dubes Indonesia untuk Spanyol Adiyatwidi Adiwoso Asmady berharap kunjungan Menteri PPN/Kepala Bappenas tersebut dapat meningkatkan akses Indonesia di bidang teknologi dan kapasitas produksi pesawat terbang. Disamping itu kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan penetrasi Indonesia atas pasar global pesawat udara.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana melanjutkan kunjungan kerjanya ke Inggris untuk memimpin pertemuan Steering Committee Global Partnership for Efective Development Cooperation dan menghadiri High Level Meeting of Development Assistance Committee OECD yang berlangsung selama dua hari tanggal 4--5 Desember 2012.

Armida Alisjahbana adalah salah satu Co-Chairs Global Partnership yang memimpin pertemuan Steering Comittee bersama Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Iweala dan UK Secretary of State for International Development Juntin Greening.

http://www.antaranews.com/berita ... gan-airbus-military
Reply

Use magic Report

Post time 7-12-2012 09:31 PM | Show all posts
BPPT Terus Kembangkan PUNA Sriti







Para peneliti di BPPT terus berupaya memperbaiki kinerja Pesawat Udara Nir Awak alias PUNA rancangan mereka. Kali ini, yang terkena sentuhan lanjutan adalah PUNA Sriti. Sejauh ini, PUNA Sriti dikenal sebagai pesawat nir awak jarak pendek, dengan  jarak terbang jelajah 45 km dan daya tahan terbang kira-kira 1 jam.

Dari proyeksi kebutu*an dan visi pengembangan PUNA-Sriti ke depan, pesawat ini diharapkan mampu terbang dengan jarak jelajah lebih dari 70 km dan  daya tahan terbang lebih lama.  Salah satunya adalah melakukan Rekonfigurasi  aerodinamika.  Dengan berkurangnya hambatan udara disaat terbang, maka PUNA Sriti  yang baru diharapkan mampu memenuhi target pengembangan.

Puna Sriti sendiri merupakan jenis UAV yang unik. Ia tidak memiliki roda untuk lepas landas pendaratan. Untuk menerbangkannya digunakan ketapel, sementara untuk mendarat dengan cara ditangkap. PUNA jenis ini sangat cocok dioperasikan oleh satuan Kavaleri atau Artileri.

Dimana PUNA diterbangkan untuk mengintip pasukan musuh, lalu melaporkannya kepada satuan kawan. Seusai serbuan, PUNA juga bisa kembali diterbangkan untuk menilai hasil gempuran. Hanya saja, setelah mampu mengembangkan daya jelajah, harus juga dilakukan pengembangan alat pengintaian dan pengiriman data.

arc
Reply

Use magic Report

Post time 8-12-2012 06:31 PM | Show all posts
Pangkostrad Tinjau Pembangun Garasi Tank Leopard Yonkav 1



Pangkostrad Letnan jenderal TNI M. Munir pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 mengunjungi pembangunan Garasi Leopard di Yonkav 1 Kostrad Cijantung. Pada kesempatan itu Pangkostrad melihat lihat pembangunan garasi. Dalam kunjungan pangkostrad tersebut didampingi oleh Komandan Batalyon Kav 1 Kostrad Mayor Kav Eko.

Sebagai salah satu satuan yang berada di bawah komando Divisi Infanteri 1 Kostrad, Batalyon Kavaleri 1/ Tank merupakan salah satu satuan banpur yang menjadi pemukul di jajaran Kostrad pada khususnya dan di jajaran TNI AD pada umumnya.

Pemerintah RI melalui Angkatan Darat akan mendatangkan kendaraan tempur baru jenis MBT dari Jerman yaitu Leopard dan Batalyon Kavaleri 1/Tank merupakan Satuan Kavaleri yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima dan mengoperasikan Leopard ini dengan kekuatan 1 Batalyon lengkap.

Wujud nyata dari persiapan tersebut adalah mulai dibangunnya garasi untuk Leopard di dalam satuan Batalyon Kavaleri 1/Tank. Garasi Tank Leopard sedang dipersiapkan dan direncanakan akan selesai secepatnya.

Sumber: Pen Kostrad
Reply

Use magic Report

Post time 8-12-2012 06:56 PM | Show all posts
Indonesia Akan Latih Polisi Afghanistan



Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan United Nations Development Program (UNDP), berencana akan memberikan pelatihan kepada 50 anggota Kepolisian Afghanistan.

Rencananya program pelatihan tersebut akan dilaksanakan di Indonesia, 10 hingga 23 Desember 2012. “Pelatihan ini merupakan bagian dari realisasi komitmen Pemerintah RI untuk membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi Afghanistan dengan memberikan bantuan capacity building,” ucap Duta Besar LBBP RI untuk Afghanistan, Mayjen TNI (Purn) Anshory Tadjudin, seperti dilansir oleh situs Kementerian Luar Negeri.

Pelatihan kepolisian difokuskan pada tiga bidang, yaitu lalu lintas, reserse kriminal, dan public police.

Menjelang keberangkatan peserta pelatihan ke Indonesia, Dubes Anshory Tadjudin menerima 6 orang perwakilan dari anggota polisi Afghanistan calon peserta pelatihan dan satu orang perwakilan dari UNDP M. Salim Qayoumi di kantor KBRI Kabul,  Rabu (5/12/2012).

Anshory menuturkan pada pertemuan itu, pihaknya memberikan pembekalan atau briefing singkat kepada para calon peserta pelatihan.

Secara singkat ia menjelaskan mengenai Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, populasi dan cuaca.

Di samping itu, dijelaskan pula sejarah dan struktur POLRI secara singkat dan padat. Sebelum akhir pertemuan.

Ia juga menyampaikan pesan agar para peserta dapat mengikuti semua materi pelatihan dengan baik dan berharap bahwa pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan dapat berguna dan diterapkan di Afghanistan.

Salah satu wakil polisi Afghanistan, Bahauddin Durrani, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyediakan program pelatihan kepada polisi Afghanistan.

Pelatihan yang diberikan diharapkan akan mampu memperkaya ilmu dan pengetahuan para peserta pelatihan sebagai bekal dalam menjalankan tugas-tugas mereka sekembalinya di Afghanistan.

Sumber : Tribunnews
Reply

Use magic Report

Post time 10-12-2012 08:47 AM | Show all posts
lanjoeeeeeeet........
Reply

Use magic Report

Post time 10-12-2012 06:15 PM | Show all posts
Camo T-50 TNI AU Untuk Tim Aerobatik



Korea Aerospace Industries (KAI), the next year by the end of last year in Indonesia T-signed a contract to export 50 trainer 16 India plans to a finished product. Indonesia plans to take advantage of the T-50 flying for the Air Force pilot training and special.

This KAI Indonesia for special flight training dragon painting needs. Of Korea Air Force, such as the 'Black Eagles' special flight for half of the six is the use of the aircraft.

Indonesia led the government to build an integrated aviation training center plans to conduct training to pilots of other aircraft in the Air Force here. T-50 seems to be achieved when the pilot training aircraft such as the Police, Forest Service, including here in the tri-export.

Indonesian special flight team painted T-50 design is similar to the steam of our Air Force Black Eagles. But in the other hand, consists of a black and yellow Black Eagle steam Indonesian special flight team of the T-50 in blue and yellow main part.

Officinalis optical PFC design of our Air Force's Black Eagles conspiracy after a design for the last 2009 years, the Air Force, Air Force Training Command works submitted finalized. Design emphasizes the dynamism and sulfur PFC submitted eagle symbolizes the sleek, black, white and yellow samgo curve representation.

On the other hand, farewell flight in October 2007 after the official activities of the Black Eagles of past models, the Black Eagles of aging aircraft A37 deepwater They never stopped. The Black Eagles selected Korean supersonic trainer T50 training flight.

http://www.asiae.co.kr/news/view.htm?idxno=2012120810051737412


Last edited by rifa on 10-12-2012 07:58 PM

Reply

Use magic Report

Post time 10-12-2012 11:11 PM | Show all posts
Video GARDA SAMUDRA



GARDA SAMUDRA mulai desember.......

KOMPAS TV tgl 26-28 desember 2012 jam 21.00 wib
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 11-12-2012 06:23 PM | Show all posts
Menteri Malaysia: Habibie Pengkhianat Indonesia!



REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia untuk kesekian kalinya melecahkan bangsa Indonesia. Setelah tidak pernah serius menyelesaikan kasus tenaga kerja Indonesia (TKI), kali ini mereka menghina presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie.

Dalam tulisan opini yang dikutip Themalaysianinsider.com, awal pekan ini, Menteri Penerangan Malaysia Tan Sri Zainuddin Maidin menuding, Habibie sebagai pengkhianat bangsa.

Itu lantaran semasa menjabat presiden, Indonesia harus kehilangan Timor Timur (sekarang Timor Leste). Bahkan, dengan kasarnya Zainuddin menyebut, lengsernya Habibie yang merupakan pemerintahan tersingkat dan jatuh dalam kehinaan.

"Habibie sebagai 'The Dog of Imperialism' serta pengkhianat bangsa Indonesia. (Habibie) adalah ibarat gunting dalam lipatan ketika pemerintahan Soeharto," demikian pernyataan Zainuddin.

Meski dalam tulisan itu, ia menekankan hal itu merupakan pandangan pribadi, bukan pemerintah, sontak saja sepertinya kontroversi bakal memanaskan hubungan kedua negara.

Kedatangan Habibie ke Selangor, Malaysia atas undangan Anwar Ibrahim. Wakil presiden di era Soeharto itu memberi pidato akademik di Dewan Pro Canselor Universiti Selangor (Unisel) Shah Alam Selangor.

Pemerintah Malaysia menyoroti kedatangan Habibie ke Malaysia yang di undang Partai Keadilan Rakyat (PKR). Itu lantaran PKR dikenal sebagai partai oposisi yang dipimpin mantan deputi perdana menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim.

http://www.republika.co.id/berit ... ngkhianat-indonesia



Kedatangan Habibie Ditakuti Pemerintah Malaysia?
http://www.republika.co.id/berit ... pemerintah-malaysia

Habibie Dituding Penyebab Perpecahan Indonesia
http://www.republika.co.id/berit ... erpecahan-indonesia

Reply

Use magic Report

Post time 12-12-2012 07:36 PM | Show all posts
Oleh-oleh Dari Armada Timur

Dalam rangka memeriahkan peringatan hari Armada RI 2012, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menggelar Naval Base Open Day (NBOD) yang diselenggarakan pada hari Minggu 9/12/12. Acara yang diperuntukan bagi masyarakat umum di Surabaya dan sekitarnya ini tidak hanya memamerkan alutsista-alutsista yang dimiliki TNI AL.

Tetapi juga digelar berbagai acara lain diantaranya funbike, bazaar, open ships, panggung hiburan dan lain-lain. Berikut sedikit oleh-oleh dari Adi Suseno rekan ARC Surabaya yang kebetulan hadir ke acara open day tersebut.
































sumber : arc
Reply

Use magic Report

Post time 12-12-2012 07:45 PM | Show all posts
DeFNder To Defend Anoa















Kualitas Panser Anoa 6x6 produksi Pindad sejauh ini sudah lumayan baik. Akan tetapi, berbagai penyempurnaan terus dilakukan, baik oleh PT.Pindad sendiri maupun 'user'nya yaitu TNI Angkatan Darat.

Salah satu penyempurnaan yang dilakukan adalah mengawinkan Sistem Senjata Remot (RCWS) ke Panser Anoa. Dan seperti diketahui, PT.Pindad sendiri saat ini sedang menyeleksi berbagai tipe RCWS produk luar.

Salah satu kandidat kuat adalah RCWS DeFNder lansiran raksasa senjata FN Herstal. Bahkan sistem senjata DeFNder ini telah diujicoba  beberapa bulan lalu, serta disaksikan pejabat TNI-AD dari berbagai satuan seperti Dislitbangad, Batalyon mekanis serta Batalyon Kavaleri.

Dalam uji coba tersebut, digunakan Anoa 'pinjaman' batalyon mekanis TNI-AD. Untuk memasang DeFNder ini mudah saja ternyata, dan tidak memerlukan modifikasi khusus. Hanya saja, jika nantinya benar-benar dibeli, jalur kabel dari sistem senjata ke pengendali perlu diperhatikan dan dirapihkan.

Tipe RCWS yang diuji coba adalah DeFNder medium yang cocok dipasangkan dengan Senapan Mesin Berat type M2HB atau M3 kaliber 12,7mm. Jika cocok dengan SMB kaliber 12,7mm, maka menggabungkan sistem senjata kaliber lain seperti 7,62 atau AGL 40mm bukan hal yang sulit. Hasil uji tembak pun berlangsung dengan baik dan tepat mengenai target.

Uji coba juga berlangsung secara intensif dengan berbagai kondisi termasuk penembakan di malam hari. Istimewanya DeFNder adalah berbagai modul pembidikan bisa dipasang dan dilepas sesuai kebutu*an.

Untuk penembakan malam, tentu yang sangat dibutu*kan adalah pembidik infra merah. Dan lihatlah bidikan DeFNder ditengah malam gelap. Hasil tangkapan kameranya sungguh terlihat jelas.

Bukan hanya uji tembak, uji ketahanan pun dilakukan. RCWS DeFNder dilepas dan disimulasikan terkena hujan, angin dan pasir. Namun, DeFNder bisa lolos uji itu dengan baik.

Dan sebagai ganjaran dari semua uji coba yang berlangsung sukses, Dislitbang TNI AD mengeluarkan sertifikat lolos uji. Apakah Anoa nantinya akan bersenjatakan DeFNder?? kita lihat saja nanti.

Sumber : ARC
Reply

Use magic Report

Post time 14-12-2012 07:46 PM | Show all posts
KSAU Aktifkan ACMI di Lanud Pekanbaru



Jurnas.com | KEPALA Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, secara resmi mengaktifkan kembali pengoperasian Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Kamis (13/12). Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti dan pembukaan kain selubung papan nama ACMI.

KSAU menyampaikan pentingnya pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan penerbang TNI Angkatan Udara, terutama dalam melaksanakan pertempuran di udara. Selain mampu memantau secara langsung pergerakan pesawat, ACMI secara real time juga mampu menyajikan data tentang posisi, kecepatan dan akurasi penembakan yang dilakukan oleh pesawat tempur saat melaksanakan pertempuran udara, baik pada saat melaksanakan roketing, bombing maupun penembakan dari udara ke udara dan dari udara ke darat.

“Pengoperasian ACMI merupakan langkah strategis bagi TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan tugas kedepan,” katanya melalui siaran pers Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Sus Filfadri yang diterima Jurnal Nasional.

Danlanud Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb Bowo Budiarto mengatakan fasilitas ACMI merupakan fasilitas latihan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan tempur penerbang Skadron Udara 12. Pada awalnya, ACMI yang diresmikan KSAU merupakan fasilitas latihan yang dulunya bekerja sama dengan RSAF. Seiring dengan kebijakan Mabes TNI, kerja sama tersebut direvisi dan tidak dilanjutkan lagi pada tahun 2003.

“Mengingat pentingnya fasilitas ACMI bagi penerbang tempur dalam melaksankan pertempuran udara maka Mabesau mengaktifkan kembali sarana dan prasarana latihan ini. Ini merupakan langkah maju dan menunjukkan kepada negara lain bahwa kita mampu mengoperasikan sendiri fasilitas ACMI secara mandiri,” kata Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Lebih lanjut, Danlanud menyampaikan bahwa seluruh peralatan ACMI sudah direnovasi sesuai kebutu*an latihan. Demikian juga dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Setelah melalui proses renovasi, ACMI Lanud Roesmin Nurjadin juga telah melaksanakan uji coba dengan menggunakan pesawat Hawk 100/200 dengan hasil baik.

Setelah meresmikan pengaktifan kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin, KSAU yang didampingi oleh Asisten Logistik KSAU, Pangkoopsau I, Pangkoopsau II beserta para pejabat Mabesau meninjau langsung ruangan BCDS ACMI yang berfungsi memantau seluruh pergerakan pesawat saat melaksanakan pertempuran di udara termasuk saat melaksanakan roketing, bombing maupun melihat akurasi dari hasil penembakan tersebut.

http://www.jurnas.com/news/78214 ... al/Politik-Keamanan
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

25-2-2025 01:54 AM GMT+8 , Processed in 0.602226 second(s), 29 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list