Author|Post time 8-4-2017 06:07 PMFrom the mobile phone|Show all posts
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.
In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.
Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.
Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.
Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya
Perjalanan Critical Eleven berawal ketika novelnya pertama kali diterbitkan pada bulan Agustus 2015. Buku karya Ika Natassa ini laku terjual hingga 1.111 eksemplar hanya dalam waktu kurang dari 11 menit. Pre-order bukunya kemudian memunculkan kehebohan di dunia maya dan sempat menjadi trending topic di twitter. Dalam tiga bulan awal saja, novel tersebut telah dicetak ulang hingga tujuh kali. Wow!
2. Banyak pertimbangan
Sebelum filmnya diangkat ke layar lebar oleh Starvision dan Legacy Pictures, Ika Natassa mengaku telah menerima banyak tawaran yang datang dari beberapa rumah produksi. Namun setelah melalui pertimbangan yang cukup panjang hingga memakan waktu 7 bulan, akhirnya Ika menerima pinangan Starvision, tentunya dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi.
3. Syuting film dilakukan di 3 lokasi
Syuting film Critical Eleven dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu New York, Amerika Serikat, Lamongan, Jawa Timur dan Jakarta. Film ini akan memanjakan mata para penontonnya dengan setting indah pemandangan di kota New York.
4. Reuni Reza dan Adinia
Critical Eleven menjadi film ketiga Reza Rahadian dan Adinia Wirasti sebagai sepasang kekasih. Sebelumnya mereka pernah beradu akting dalam film Jakarta Maghrib (2011) dan Kapan Kawin? (2015) yang sama-sama mendaulat mereka sebagai pasangan kekasih.
5. Chemistry tak terbantahkan
Reza Rahadian berperan sebagai Ale, sementara Adinia sebagai Anya di film Critical Eleven. Ale dan Anya adalah sepasang suami istri yang dipertemukan di pesawat dalam perjalanan bisnis menuju Sydney, Australia. Chemistry Reza dan Adinia tidak terbantahkan, bahkan saat beradegan mesra sekalipun.
6. Adegan ciuman yang intens
Banyak kejutan yang muncul di film Critical Eleven, seperti dalam novelnya, versi filmnya juga akan menampilkan banyak adegan mesra antara Ale dan Anya. Untuk ukuran film Indonesia, Critical Eleven terbilang menampilkan adegan ciuman yang lebih intens dibanding film-film Indonesia yang lain. So jika ingin menyaksikan film ini, pastikan kamu tidak mengajak anak kecil ya!
7. Kolaborasi pemain lama dan pendatang baru
Critical Eleven dibintangi oleh para pemain lama dan berpengalaman seperti Reza Rahadian, Adinia Wirasti, Hamish Daud, Hannah Al Rashid, Slamet Rahardjo, Widyawati, dan Astrid Tiar. Selain itu hadir juga pemain pendatang baru seperti Refal Hady, Aci Resti, dan Anggika Bolsterli.
8. Comeback-nya Astrid Tiar
Critical Eleven menjadi penanda comeback-nya Astrid Tiar ke dunia hiburan Tanah Air. Sejak tahun 2014 lalu, Astrid vakum dari dunia hiburan karena harus menemani sang suami melanjutkan pendidikannya di Inggris. Welcome back Astrid!
9. Muncul tokoh baru
Ada beberapa perbedaan antara versi novel dan filmnya, salah satunya dengan munculnya karakter baru bernama Donny yang diperankan oleh Hamish Daud. Meski begitu Ika menekankan, ia dan tim produksi film tidak akan membuat banyak perbedaan dalam versi filmnya.
10. Film terakhir Reza Rahadian
Film ini kabarnya akan menjadi film terakhir Reza Rahadian di tahun 2017. Setelah Critical Eleven dirilis, Reza tidak akan terlihat lagi di bioskop setidaknya hingga penghunjung tahun 2017. Ia menuturkan, semua film yang sedang ia kerjakan akan tayang di tahun depan.
Sebelum menonton film ini, saya sempat berpikir dalam hati “Bosen banget semua film isinya Reza Rahadian sama Adinia Wirasti.” Tetapi saya rasa memang tidak ada artis lain yang bisa memerankan Ale dan Anya sebagus mereka berdua.
Jam terbang serta kualitas kedua aktor ini memang tidak dapat diragukan lagi. Akting yang sangat total dari Reza dan Asti mampu membawa saya —dan beberapa penonton lainnya di dalam studio yang sama dengan saya— ikut terbawa perasaan saat Ale dan Anya sedang bercanda dan tertawa. Mereka juga bisa membawa penonton hanyut dalam kesedihan hingga berlinang air mata.
Selain dua aktor tersebut, Critical Eleven juga dibintangi oleh para aktor yang mumpuni, mulai dari Widyawati, Slamet Rahardjo, hingga pendatang baru Refal Hadi — pemeran Galih dalam film Galih dan Ratna.
Perjalanan Critical Eleven berawal ketika novelnya pertama kal ...
tekejut banget bila baca frasa 'filem terakhir Reza Rahadian' ....
rupanya filem terakhir yang ditayang pada 2017 ......
apa2 pun all the best to Reza ... my fav actor ....
teringin gak nak tgk CE ni kat pawagam tp mcm tak masuk je kat cni ..... tgu dvd je lah nanti ....
Adinia senior 3 tahun kot kalo tak salah dr Reza tp chemistry depa mmg superb .... dalam filem Kapan Kawen pun dah best ....