CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 3002|Reply: 11

Sahabat Nabi

[Copy link]
Post time 6-5-2008 01:29 AM | Show all posts |Read mode
Sahabat NabiSahabat Nabi, dari kata shahabah (ash-shahaabah, الصحابه) adalah mereka yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad , membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim.
DefinisiIbnu Hajar al-Asqalani asy-Syafi'i pernah berkata:
"Ash-Shabi (sahabat) ialah orang yang bertemu dengan Rasulullah , beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam"
Para sahabat didefinisikan sebagai mereka yang mengenal Nabi Muhammad , mempercayai ajarannya, dan meninggal dalam keadaan Islam. Para sahabat utama yang biasanya disebutkan hingga 50 sampai 60 nama, yakni mereka yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad . Sahabat disebut pula murid Nabi Muhammad .
Identifikasi terhadap sahabat Nabi, termasuk status dan tingkatannya merupakan hal yang penting dalam dunia Islam karena dapat digunakan untuk mengevaluasi keabsahan suatu hadits maupun perbuatan Nabi yang diriwayatkan oleh mereka.
Tingkatan SahabatMenurut al-Hakim dalam Mustadrak, Sahabat terbagi dalam beberapa tingkatan, yaitu:
    Para sahabat yang masuk Islam di Mekkah, sebelum melakukan hijrah, seperti Khulafa'ur Rasyidin
      Khadijah binti Khuwailid
      Ali bin Abi Thalib
      Zaid bin Haritsah
      Abu Bakar ash-Shiddiq
      Umar bin Khattab
      Utsman bin Affan
      Abbas bin Abdul Muthalib
      Hamzah bin Abdul Muthalib
    • Ja'far bin Abi Thalib
    Para sahabat yang mengikuti majelis Darunnadwah
    Para sahabat yang ikut serta berhijrah ke negeri Habasyah
    Para sahabat yang ikut serta pada bai'at Aqabah pertama
    Para sahabat yang ikut serta pada bai'at Aqabah kedua
    Para sahabat yang berhijrah setelah sampainya Rasulullah ke Madinah
    Para sahabat yang ikut serta pada perang Badar
    Para sahabat yang berhijrah antara perang Badar dan perjanjian Hudaibiyyah
    Para sahabat yang ikut serta pada bai'at Ridhwan
    Para sahabat yang berhijrah antara perjanjian Hudaibiyyah dan fathu Makkah
      Khalid bin Walid
    • Amru bin Ash
    Para sahabat yang masuk Islam pada fathu Makkah,
      Abu Sufyan bin Umayyah
    • Mu'awiyah bin Abu Sufyan
  • Bayi-bayi dan anak-anak yang pernah melihat Rasulullah pada fathu Makkah
Beberapa Sahabat yang Terkenal
    Abdurrahman bin Auf
    Abdullah ibn Umar
    Abu Bakar
    Abu Dzar Al-Ghiffari
    Abu Hurairah
    Ali bin Abi Talib
    AlQamah
    Hamzah bin Abdul Muthalib
    Ubaidah bin Jarrah
    Umar bin Khattab
  • Usman bin Affan
    Bilal bin Rabah
    Khalid bin Walid
    Mua'dz bin Jabal
    Mua'wiyah bin Abu Sufyan
    Sa'ad bin Abi Waqqas
    Sa'id bin Zayd bin `Amr
    Usamah bin Zaid bin Haritsah
    Talhah
    Uwais Al-Qarny
    Wahsyi
  • Zubair bin Awwam
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


 Author| Post time 6-5-2008 01:31 AM | Show all posts
Abu Bakar

Abu Bakar(Bahasa Arab أبو بكر الصديق;) (lahir: 572 - wafat: 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13H) termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Nama sebenarnya adalah Abdul Ka'bah, yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah. Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Quhaffah. Nabi Muhammad  juga memberinya gelar As-Shiddiq (yang berkata benar), sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar menjadi khalifah yang pertama pada tahun 632.

Memeluk Islam
Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dari keturunan Bani Taim, suku bangsa Quraish. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad  lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).

Awalnya ia dikenal dengan nama Abdul Ka'bah (pelayan Ka'bah), setelah memeluk Islam ia menggunakan nama Abdullah (pelayan Tuhan). Namun, ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar (dari bahasa arab Bakr yang berarti unta muda) karena minatnya dalam berternak unta.

Era bersama Nabi
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.

Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain :

Bilal bin Rabah

Abu Fakih

Ammar

Abu Fuhaira
Lubainah

An Nahdiah

Ummu Ubays

Zinnira


Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad  pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.

Menjadi Khalifah
Selama masa sakit Rasulullah  saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musnyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam.

Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek yang sangat kontroversiol dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum sunni dan syi'ah. Di satu sisi kaum syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah  sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah  menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah  mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.

Perang Ridda
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad  dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi Ibnu Habib al-Hanafi yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad . Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.

Ekspedisi ke utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke suriah juga meraih sukses.

Qur'an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghapal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghapal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah team yang diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad . Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.

Kematian
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Kematiannya disebutkan karena sebab-sebab alami (beberapa mengatakan karena diracuni). Abu Bakar dimakamkan di Masjid Nabawi, di samping makam Rasulullah  dan Umar bin Khattab.

Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas (dikenal juga dengan nama Ibnu Abbas, 619 - Thaif, 687/68H) adalah seorang Sahabat Nabi, dan merupakan anak dari Abbas bin Abdul-Muththalib, paman dari Rasulullah Muhammad .

Ibnu Abbas merupakan salah satu sahabat yang berpengetahuan luas, dan banyak hadits sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta beliau juga menurunkan seluruh Khalifah dari Bani Abbasiyah
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 6-5-2008 01:32 AM | Show all posts
Abdullah bin Umar


Abdullah bin Umar (lahir 612 - wafat 693/696 atau 72/73 H) adalah anak Umar bin Khattab, masuk Islam bersama ayahnya, sedang ia masih kecil.

Pada usia 13 tahun, ia ingin menyertai ayahnya dalam Perang Badar. Namun Rasulullah menolaknya. Perang pertama yang diikutinya adalah Perang Khandaq. Kemudian ikut berperang bersama Ja'far bin Abu Thalib dalam Perang Mu'tah, dan ia datang pula dalam Perang Yarmuk, ia menaklukan Mesir, dan daerah lain di Afrika.

Beliau adalah seorang Sahabat Nabi yang dikenal sebagai periwayat hadits terbanyak kedua setelah Abu Hurairah, yaitu sebanyak 2.630 hadits, karena beliau selalu mengikuti jejak-jejak Rasulullah kemana ia pergi. Bahkan Aisyah istri Rasulullah memujinya dan berkata :"Tak seorang pun mengikuti jejak langkah Rasulullah di tempat-tempat pemberhentiannya, seperti yang telah dilakukan Ibnu Umar". Tabi'in yang paling banyak meriwayatkan darinya ialah Salim dan hamba sahayanya Nafi'.

Pujian terhadap kesalehannya muncul dari orang-orang saleh. Jabir bin Abdullah berkata :" Tidak ada di antara kami disenangi oleh dunia dan dunia senang kepadanya, kecuali Umar dan putranya Abdullah."

Ia hidup sampai 60 tahun setelah wafatnya Rasulullah dan biasanya memberi fatwa pada musim haji atau lainnya. Ia wafat dalam usia lebih dari 80 tahun.

Abdurrahman bin Auf
Abdurrahman bin Auf (bahasa Arab: عبد الرحمن بن عوف;) (meninggal 652) adalah salah seorang dari sahabat Nabi Muhammad  yang terkenal. Ia adalah salah seorang dari delapan orang pertama (assabiqunal awwalun) yang menerima agama Islam, yaitu dua hari setelah Abu Bakar.

Abdurrahman bin Auf berasal dari Bani Zuhrah. Salah seorang sahabat Nabi lainnya, yaitu Saad bin Abi Waqqas, adalah saudara sepupunya. Abdurrahman juga adalah suami dari saudara seibu Utsman bin Affan, yaitu anak perempuan dari Urwa bint Kariz (ibu Utsman) dengan suami keduanya.

Kaum muslimin pada umumnya menganggap bahwa Abdurrahman adalah salah seorang dari Sepuluh Orang yang Dijamin Masuk Surga.

Amru bin Ash
Nama sebenarnya adalah Amru bin Ash bin Wa'il bin Hisyam. Amru bin Ash pernah mengambil bagian dalam peperangan menetang Rasulullah . dan kaum muslim. Beliau masuk Islam bersama Khalid bin Walid.

Enam bulan setelah masuk Islam, beliau bersama Rasulullah  berjaya menalukan Mekah. Beliau adalah panglima perang yang bijak mengatur strategi perang. Beliau adalah panglima perang yang 慴erjaya
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 6-5-2008 01:33 AM | Show all posts
Hamzah bin Abdul-Muththalib
Hamzah bin Abdul-Muththalib (bahasa arab :حمزه بن عبدالمطلب ) adalah sahabat sekaligus paman dan saudara sepersusuan Nabi Muhammad . Ia memiliki julukan "Singa Allah" karena kepahlawanannya saat membela Islam.

Kelahiran & Kehidupan Keluarga
Hamzah lahir diperkirakan hampir bersamaan dengan Muhammad. Ia merupakan anak dari Abdul-Muththalib dan Haulah binti Wuhaib dari Bani Zuhrah. Menurut riwayat, pernikahan Abdul-Muththalib dan Abdullah bin Abdul-Muththalib terjadi bersamaan waktunya, dan ibu dari Nabi, Aminah binti Wahab, adalah saudara sepupu dari Haulah binti Wuhaib.

Kematian
Hamzah syahid pada Perang Uhud, dibunuh oleh Wahsyi bin Harb, seorang budak Ethiopia milik Hindun bin Utbah, istri dari Abu Sufyan bin Harb, yang ayahnya dibunuh oleh Hamzah pada Perang Badar. Hindun menjanjikan kebebasan untuk Wahsyi bila ia mampu membalaskan dendam Hindun dengan membunuh Hamzah.

Aminah binti Wahab
Aminah bint Wahab (???-577) (Bahasa Arab: آمنة بنت وهب) adalah ibu yang melahirkan Muhammad, Nabi Islam. Aminah merupakan anak dari Wahab bin Abd al-Manaf yang berasal dari Bani Zuhrah.

Abdullah bin Syaibah
Abdullāh bin Syaibah atau lebih dikenal dengan Abdullah bin Abdul-Muththalib (Bahasa Arab: عبدالله بن عبد المطلب‎)‎ (545-570) adalah ayah dari Muhammad, Ia anak Abdul-Muththalib. Ia meninggal di perjalanan kafilah antara Mekkah dan Madinah. Saat ia meninggal Muhammad masih dalam kandungan ibunya Aminah.

Silsilah lengkapnya adalah:

عبدالله بن عبد المطلب ابن هاشم بن عبد مناف بن قصي بن كلاب بن مرة بن كعب بن لؤي بن غالب ابن فهر بن مالك بن النضر بن كنانة بن خزيمة بن مدركة بن الياس بن مضر بن نزار بن معد بن عدنان

Dalam huruf latin, 'Abdullah bin 'Abdul-Muththalib bin Hasyim (Amr) bin Abdul Manaf (al-Mughira) bin Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka`b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.

Syaibah bin H鈙yim
Syaibah bin H鈙yim (lahir 497
Reply

Use magic Report

Post time 7-5-2008 12:20 AM | Show all posts
Alhamdulillah thread yang bagus   Serta selawat keatas junjungan Nabi Muhammad S.A.W.. Moga kita semua dapat menjiwai kisah perjuangan Sahabat R.A dalam menegakkan syiar ISLAM.. perjuangan mereka amatlah hebat sekali dan kerana jasa mereka yang mulia  ini maka kita semua hari ini dapat menjadi umat Muhammad S.A.W

[ Last edited by  rez7779 at 7-5-2008 12:21 AM ]
Reply

Use magic Report

Post time 23-9-2010 10:44 AM | Show all posts
Abdullah Mas'ud

NAMA sebenar beliau ialah Abdullah bin Mas‘ud bin Ghafil. Beliau merupakan seorang sahabat Nabi Muhammad yang terawal memeluk agama Islam dan merupakan penulis wahyu yang memahami lebih mendalam mengenai al-Quran. Bacaan al-Quran yang dilagukannya juga sedap didengar.

Nabi Muhammad berkata: “Abdullah bin Mas‘ud pandai membaca al-Quran dengan baik. Bagi sesiapa yang mahu membaca al-Quran, bacalah sepertimana yang dibaca oleh Abdullah bin Mas‘ud.”

Abdullah juga merupakan sahabat Nabi Muhammad yang terkenal sebagai pentafsir al-Quran. Beliau juga mengetahui sebab-sebab sesuatu surah itu diturunkan dan tidak ketinggalan turut serta dalam semua siri peperangan bersama Nabi Muhammad demi menegakkan agama Islam.

Beliau juga merupakan seorang penyair yang baik. Suaranya sedap di dengar ketika bersyair selain menguasai bidang fekah dan hadis.

Abdullah adalah sahabat yang setia kepada ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Kesetiaannya dapat dilihat semasa mengikuti semua siri peperangan bersama Nabi Muhammad.

Setiap kali tentera Islam berperang dengan tentera musuh, Abdullah di lantik oleh Nabi Muhammad menjadi pembantunya. Beliau sedia membantu Nabi Muhammad demi keselesaan baginda semasa peperangan. Antara khidmat yang diberikan oleh beliau kepada Nabi Muhammad ialah membawa kasut Nabi Muhammad apabila diminta.

Apabila Nabi Muhammad mahu berehat atau tidur, beliau bersedia memberikan bantal kepada Nabi Muhammad. Begitu juga apabila Nabi Muhammad mahu bersiap bagi bersembahyang, Abdullahbersedia menyediakan air bagi Nabi Muhammad berwuduk.

Kerelaan Abdullah memberi khidmat kepada Nabi Muhammad menyebabkan beliau digelar sebagai pengurus kasut, pengurus bantal dan pengurus wuduk.

Nabi Muhammad ada berkata: “Abdullah bin Mas‘ud adalah ketua yang saya lantik sendiri tanpa mendapat persetujuan daripada sesiapa.”

Begitulah Nabi Muhammad memandang tinggi Abdullah. Malah menurut Nabi Muhammad apa yang dilaporkan oleh Abdullah mengenai Nabi Muhammad adalah benar.

Nabi Muhammad ada berkata: “Apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Mas‘ud mengenai diri saya, semuanya adalah benar-benar belaka. Kamu semua harus mempercayainya.”

Pernah suatu hari Abdullah dan ibunya pergi ke rumah Nabi Muhammad. Abdullah dan ibunya sering ke rumah Nabi Muhammad.

“Apa khabar Abdullah dan makcik, sihatkah?" tanya Nabi Muhammad yang pada ketika itu mahu menjamah makanan.

“Saya sihat. Cuma ibu saya baru sahaja baik dari demam,” balas Abdullah.

“Syukur kepada Allah kerana mengurniakan kami kesihatan yang baik,” kata Abdullah bin Mas‘ud lagi.

“Orang yang sentiasa bersyukur atas kesihatannya, ditambahkan lagi nikmat kesihatan,” kata Nabi Muhammad pula.

Semasa mereka rancak berbual-bual, tiba-tiba datang serombongan orang ke rumah Nabi Muhammad. Rombongan itu datang dari negeri Yaman. Mereka mahu berjumpa dengan Nabi Muhammad. Pada masa itu Abdullah dan ibunya ada di rumah Nabi Muhammad.

“Assalamualaikum. Kami datang dari Yaman. Kami mahu berjumpa dengan Nabi Muhammad,” kata salah seorang daripada ahli rombongan itu.

“Waalaikumsalam. Silakan masuk,” jawab Abdullah dan ibunya.

Pada ketika itu Nabi Muhammad berada di dapur rumahnya. Rombongan dari Yaman itu menyangka Abdullah dan ibunya adalah ahli keluarga Nabi Muhammad.

“Adakah kamu berdua ini ahli keluarga Nabi Muhammad?" Tanya ahli rombongan itu.

Tidak sempat Abdullah menjawab, Nabi Muhammad muncul di ruang tamu rumahnya itu.

Kemudian Nabi Muhammad berkata: “Masuklah. Tadi, saya dengar ada rombongan dari Yaman mahu berjumpa saya.”

Kedatangan rombongan itu disambut baik oleh Nabi Muhammad. Abdullah juga turut membantu Nabi Muhammad melayani tetamu yang datang itu.

Kesetiaan dan keakraban Abdullah dengan Nabi Muhammad secara tidak langsung terjalin hubungan yang rapat dan ikatan yang erat.

Menurut cerita, hanya Abdullah sahaja yang dibenarkan melawat Nabi Muhammad pada bila-bila masa.

Selepas Nabi Muhammad meninggal dunia, Abdullah dilantik menjaga Baitulmal di Kufah.

Semasa pemerintahan Khalifah Usman, Abdullah kembali semula ke Madinah.

Akhirnya, beliau meninggal dunia pada tahun 32 Hijrah bersamaan 652 Masihi.
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 23-9-2010 10:46 AM | Show all posts
Muadz bin Jabal cendekiawan Muslimin

MUADZ bin Jabal termasuk dalam golongan pertama yang masuk Islam. Beliau merupakan seorang pemuda yang mempunyai wajah yang berseri-seri, berperwatakan yang menarik, bergigi putih bersih dan menarik perhatian apabila melihatnya serta ketenangan jelas terpancar di wajahnya.

Semasa Rasulullah mengambil bai'at dengan orang-orang Ansar pada Perjanjian Aqabah kedua, Muadz termasuk dalam ahli rombongan tersebut. Walaupun pada ketika itu usianya masih muda, namun kebijaksanaannya telah diakui dan amat menonjol terutama dalam bidang fikah. Rasulullah SAW sendiri juga pernah memuji kepintaran Muadz dan beliau juga mendapat pujian daripada para sahabat.

Ketika usianya masih muda lagi, Muadz telah dilantik sebagai pemimpin agama bagi masyarakat Yaman. Namun begitu, sebelum beliau dihantar ke sana, Rasulullah telah menguji kepintarannya. "Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, wahai Muadz?" tanya Rasulullah. "Kitabullah," ujar Muadz.

"Jika tidak kamu temui dalam kitabullah?" Tanya Rasulullah lagi.

"Saya putuskan dengan sunnah Rasul," ujar Muadz. "Jika tidak kamu temui dalam sunnah Rasulullah?"

"Saya pergunakan fikiranku untuk berijtihad dan saya takkan berlaku sia-sia."

Maka berseri-serilah wajah Rasulullah dan baginda bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufik kepada utusan Rasulullah."

Rasulullah SAW amat berpuas hati dengan jawapan yang diberikan oleh Muadz. Sebab itulah Rasulullah tidak ragu-ragu untuk menghantar Muadz ke Yaman walaupun jauh daripadanya. Kecerdasan akal dan kebijaksanaannya amat meyakinkan hati baginda untuk memberi tunjuk ajar kepada penduduk Yaman.

Muadz bukanlah seorang yang banyak cakap. Beliau seorang yang pendiam dan gemar memerhati sahaja. Beliau hanya akan bercakap apabila diminta oleh hadirin.

Muadz akan menjadi sumber rujukan apabila sahabat menemui jalan buntu mengenai suatu hukum. Pengetahuan yang tinggi inilah menyebabkan beliau mendapat penghormatan daripada kaum muslimin sama ada ketika Rasulullah masih hidup mahupun selepas ketaatan baginda.

Muadz merupakan seorang sahabat yang pemurah. Ketika berada di Yaman, beliau menjadi seorang yang kaya raya. Pernah suatu ketika Saidina Umar meminta sebahagian daripada hartanya untuk didermakan ke jalan Allah. Pada mulanya beliau enggan kerana itu adalah hartanya sendiri yang diperolehi secara sah. Selepas itu Umar datang lagi ke rumahnya. Melihat Umar, Muadz pun meluru dan memeluk Umar sambil menangis.

Katanya: "Semalam aku bermimpi masuk kolam yang airnya sangat dalam dan aku hampir-hampir lemas. Nasib baiklah kamu datang untuk menyelamatkan aku." Selepas kejadian itu, Muadz kemudiannya memberi sebahagian hartanya untuk jalan Allah.

Muadz meninggal dunia pada usia 33 tahun. Hingga di saat kematiannya pun dia masih bermunajat kepada Allah."Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku takut kepada-Mu tetapi hari ini aku mengharapkan-Mu…Ya Allah, Engkau mengetahui bahawa aku tidaklah mencintai dunia demi untuk mengalirkan air sungai atau menanam kayu-kayan, tetapi hanyalah untuk menutup haus di kala panas dan menghadapi saat-saat yang gawat serta untuk menambah ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaatan…"
Reply

Use magic Report

Post time 23-9-2010 11:07 AM | Show all posts
Mus'ab tinggalkan kemewahan

MUS'AB bin Umair ialah seorang pemuda yang segak dan tampan. Beliau adalah anak seorang bangsawan yang kaya raya dan keturunannya dianggap mulia oleh penduduk Mekah. Sebab itu Mus'ab menjadi bualan dan igauan wanita-wanita di Mekah.

Orang Quraisy juga menghormati keturunan keluarga Mus'ab. Sebelum Mus'ab memeluk Islam, beliau hidup dalam kemewahan. Pakaiannya mahal-mahal belaka. Beliau amat disayangi oleh kedua ibu bapanya.

Nabi Muhammad dan sahabat-sahabat lain juga mengenali Mus'ab. Malah Nabi sendiri berkata: "Tidak ada orang yang tinggal di Mekah ini hidupnya mewah seperti Mus'ab."

Namun kemewahan dan kesenangan yang dimiliki oleh Mus'ab hanya sementara. Mus'ab mendapat petunjuk daripada Allah. Beliau mula meminati ajaran Islam dan berjumpa dengan Nabi Muhammad.

Beliau mendengar segala ajaran dan kata-kata Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Kemudian beliau tertarik memeluk agama Islam. Mus'ab masuk Islam tanpa pengetahuan ibu dan bapanya. Beliau memeluk agama Islam pada usia kira-kira 24 tahun.

Mus'ab cuba merahsiakan keislamannya daripada pengetahuan ibu bapanya. Beliau mula bergiat aktif dalam mempelajari ajaran Islam dan mula mengikuti Nabi Muhammad ke rumah Arqam bin Abi Arqam dan berkumpul mempelajari ajaran Islam.

Namun, rahsia Mus'ab memeluk Islam terbongkar apabila ada seorang pemuda melihat Mus'ab bersembahyang cara Islam. Kemudian pemuda itu memberitahu ibu bapa Mus'ab mengenai keislamannya itu. Mendengar cerita mengenai Mus'ab, ibu dan bapanya menjadi marah dan kesal kerana anaknya mudah terpengaruh dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad.

Bermula hari itu, Mus'ab dilarang sama sekali berjumpa Nabi SAW. Malah ibu bapanya mengurung Mus'ab di dalam rumah.

Ibu Mus'ab berkata kepadanya dalam keadaan marah: "Saya tidak terpengaruh dengan agama yang kamu anuti. Saya menjadi tidak siuman sekiranya saya masuk agama kamu."

Mus'ab hanya berdiam diri mendengar penjelasan ibunya. Kemudian ibunya berkata lagi: "Mulai pada hari ini, saya tidak makan sehingga mati jika kamu tidak kembali semula kepada agama asal".

Selepas ibunya berkata begitu, Mus'ab menjawab: "Wahai ibu yang saya sayangi, walaupun ibu bernyawa seribu dan setiap nyawa ibu mati satu persatu, saya tetap menjadi orang Islam sehingga akhir hayat saya." Ibunya terkejut dengan jawapan anaknya itu. Ibunya sedih dan kesal dengan tindakan anaknya itu.

Hari demi hari Mus'ab terkurung di dalam rumahnya. Pada suatu hari, beliau mendapat peluang melepaskan dirinya.

Mus'ab terus berjumpa Nabi Muhammad. Pada masa itu para pengikut Nabi SAW mahu berpindah ke Habsyah. Mus'ab mengikuti rombongan itu berpindah ke Habsyah. Tidak lama di Habsyah, Mus'ab kembali ke Mekah dan berjumpa Nabi Muhammad.

Beliau mula belajar semula ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Pada masa itu, orang Islam yang belajar ajaran Islam dengan Nabi Muhammad diseksa oleh orang Quraisy. Tetapi Mus'ab tidak diseksa kerana orang Quraisy menghormati keturunannya.

Selepas memeluk Islam, kehidupan Mus'ab bertukar daripada kaya kepada miskin. Beliau sanggup berbuat demikian kerana patuh dan taat kepada perintah Allah dan Nabi Muhammad.

Tidak ada lagi pakaian mahal dan makanan enak baginya setiap hari. Malah Mus'ab sanggup berlapar bagi mempelajari ajaran Islam.

Pada suatu hari, datang utusan dari Madinah berjumpa dengan Nabi Muhammad. Perutusan itu memberitahu bahawa keadaan di Madinah kucar-kacir kerana berlaku permusuhan di antara suka Aus dan suku Khazraj.

Malah orang Yahudi juga semakin zalim.

Mereka berharap Rasulullah dapat datang ke Madinah bagi menyelesaikan masalah yang dihadapi. Mereka juga berharap Nabi SAW dapat menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk Madinah. Akhirnya baginda menghantar Mus'ab sebagai tenaga pengajar ke Madinah.

Di Madinah, Mus'ab di sambut baik oleh orang Islam Madinah. Beliau tinggal bersama-sama As'ad bin Zurarah. Mus'ab menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada penduduk Madinah.

Kegiatan Mus'ab akhirnya diketahui oleh para pemimpin Madinah iaitu Saad bin Muaz dan Usaid bin Hudairiah. Mereka tidak suka Mus'ab menyebarkan agama Islam di Madinah. Namun Mus'ab seorang yang bijak dan akhirnya kedua-dua pemimpin itu memeluk Islam. Ini diikuti oleh puaknya yang lain sehingga kesemua puaknya dari Bani Asyhal turut memeluk agama Islam.

Hasil usaha Mus'ab menyampaikan agama Islam di Madinah, Islam terus berkembang sehingga perpindahan Nabi Muhammad ke Madinah. Mus'ab meninggal dunia dalam perang Uhud ketika menentang orang Quraisy pada 3 Hijrah bersamaan 625 Masihi.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 23-9-2010 11:34 AM | Show all posts






Reply

Use magic Report

Post time 23-9-2010 11:35 AM | Show all posts
buku neh beli waktu sekolah menengah lagi...
tapi, ada yang kata buku nehh dah diharamkan
sbb kandungan nya agak mengelirukan dan menyesatkan ke apa lebih kurang

betul eh?
Reply

Use magic Report

Post time 20-10-2010 07:42 AM | Show all posts
Huzaifah suka menuntut ilmu

HUZAIFAH bin Yaman adalah sahabat Nabi Muhammad yang mempunyai kelebihan ilmu tasawuf. Beliau memberinya ilmu yang dapat mengetahui diri orang munafik dan sifat orang itu.

Huzaifah adalah perintis jalan membuat teori-teori ilmu tasauf. Ketinggian ilmu Huzaifah menyebabkan orang ramai yang berasa musykil datang bertanya kepadanya.

Pada suatu hari datang seorang lelaki bertanya kepada Huzaifah, "Kami dengar, kata-kata yang tuan keluarkan itu belum pernah diucapkan oleh sahabat Nabi Muhammad. Dari manakah tuan mempelajari ilmu itu?"

Huzaifah menjawab soalan itu, "Nabi Muhammad mengajar saya ilmu itu".

Huzaifah juga suka mencari ilmu. Tidak kira apa sahaja ilmu yang mahu dipelajarinya pasti didapati dengan cara yang baik. Boleh dikatakan, Huzaifah seorang yang cepat belajar dan pandai pula.

"Ramai orang yang berjumpa dengan Nabi Muhammad bertanya sesuatu perkara yang baik-baik sahaja. Tetapi saya suka bertanya mengenai perkara yang jahat-jahat. Selepas saya mengetahui perkara yang jahat itu, dapatlah saya menghindari daripada melakukan kejahatan itu," terang Huzaifah kepada orang itu dengan ikhlas.

"Mengapa kamu bertanya perkara yang jahat sahaja? Perkara yang baik bagaimana?" tanya orang itu lagi.

"Perkara yang baik-baik tidak menjadi masalah. kepada saya kerana saya suka melakukannya. Orang jahat tidak melakukan kebaikan sekiranya dia terus berada di dalam kejahatan," jawab Huzaifah lagi.

Orang yang bertanya itu kagum dengan jawapan Huzaifah dan kesungguhannya mempelajari ilmu daripada Nabi Muhammad.

Huzaifah menyambung lagi kata-katanya, "Ramai orang bertanya kepada Nabi Muhammad mengenai pahala yang mereka dapat apabila mengerjakan sesuatu perkara. Mereka terus bertanya mengenai kebaikan dan pahala daripada amalan-amalan yang mereka kerjakan.

"Tetapi saya suka bertanya mengenai perkara yang dapat mengurangkan pahala amalan itu dan apakah perbuatan yang dapat merosakkan amalan itu".

Orang yang mendengar penjelasan Huzaifah itu semakin kagum dan mendengar dengan teliti setiap kata-kata yang dikeluarkan oleh Huzaifah.

Huzaifah menyambung lagi kata-katanya, "Ramai orang bertanya kepada Nabi Muhammad mengenai pahala yang mereka dapat apabila mengerjakan sesuatu perkara.

"Mereka terus bertanya mengenai kebaikan dan pahala daripada amalan-amalan yang mereka kerjakan. Tetapi saya suka bertanya mengenai perkara yang dapat mengurangkan pahala amalan itu dan apakah perbuatan yang dapat merosakkan amalan itu".

Orang yang mendengar penjelasan Huzaifah itu semakin kagum dan mendengar dengan dengan teliti setiap kata-kata yang dikeluarkan oleh Huzaifah.

Pernah dilaporkan oleh seorang ulama terkenal mengenai Huzaifah bin Yaman. Beliau mempunyai ilmu-ilmu khusus mengenai sifat-sifat munafik.

Pernah suatu hari, Huzaifah berjumpa Nabi Muhammad dan bertanya, "Wahai Nabi Muhammad, adakah maksiat bakal menular lagi di kalangan manusia sedangkan kamu sudah menjelaskan mengenai keburukan maksiat itu kepada mereka?"

Lalu, Nabi Muhammad menjawab mengenai pertanyaan Huzaifah itu dan berkata, "Maksiat sering berlegar-legar di kalangan manusia. Ia sentiasa berlaku".

Huzaifah tidak berpuas hati dengan ilmu yang sedikit itu lalu beliau bertanya lagi kepada Nabi Muhammad, "Selepas manusia melakukan maksiat, adakah kebaikan selepas itu?"

"Wahai Huzaifah, pergilah kamu mengambil wuduk dan bacalah al-Quran. Di dalam al-Quran terdapat jawapannya. Ikutilah ajaran yang terkandung di dalam al-Quran," kata Nabi Muhammad kepada Huzaifah.

Huzaifah masih tidak berpuas hati dan beliau mahu mengetahui dengan lebih lanjut mengenai perkara yang diperkatakan itu.

"Wahai Nabi, beritahulah kepada saya. Adakah manusia melakukan kebaikan selepas mereka melakukan kemaksiatan?" tanya Huzaifah lagi.

"Wahai Huzaifah, kebaikan tetap ada dengan syarat orang yang melakukan maksiat itu bertaubat dan sedar kesilapan yang dilakukan," jawab Nabi Muhammad.

"Saya mahu bertanya lagi. Adakah selepas manusia membuat kebaikan dan mahu bertaubat, muncul lagi maksiat dalam dirinya?" tanya Huzaifah.

Dengan pantas, Nabi Muhammad menjawab pertanyaan Huzaifah.

"Ya, Huzaifah. Manusia cepat terpengaruh dengan manusia lain. Apabila ada manusia yang mempengaruhi manusia lain melakukan maksiat, maka maksiat berlaku lagi dan mereka hidup dalam kesesatan," jawab Nabi Muhammad.

Huzaifah juga mempunyai rahsia dan mengetahui ilmu-ilmu halus. Beliau dapat membaca fikiran dan tahap keyakinan yang tersembunyi dalam diri sahabat-sahabat Nabi Muhammad yang lain. Contohnya, beliau dapat membaca fikiran Umar al-Khattab semasa Umar enggan menyembahyangkan jenazah seseorang apabila Huzaifah tidak ada bersama dalam majlis itu.

Kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Huzaifah bin Yaman adalah anugerah yang diberikan oleh Allah kepadanya. Sifatnya yang suka menimba ilmu menjadikan Huzaifah terkenal dengan ilmu-ilmu batin yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Oleh yang demikian, kita sebagai hamba Allah seharusnya mempelajari sesuatu ilmu itu dengan bersungguh-sungguh. Ilmu yang dipelajari itu digunakan dengan sebaik-baiknya.
Reply

Use magic Report

Post time 9-11-2010 07:30 AM | Show all posts
Jabir menjamu tetamu

JABIR bin Abdullah adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad. Beliau sudah berumah tangga. Beliau seorang yang berhati mulia.

Semasa orang Islam di Kota Madinah sibuk menyelamatkan Madinah daripada serangan kafir Quraisy Mekah, salah satu kaedah yang digunakan ialah menggali parit. Ia bertujuan menghalang serangan musuh Islam.

Idea menggali parit itu dicadangkan oleh Salaman al-Farisi. Menurut sejarah Islam, pada tahun itu, tercetusnya perang yang dikenali sebagai Perang Khandak. Perkataan Khandak diambil sempena nama parit yang digali oleh orang Islam Madinah.

Kerja menggali parit dilakukan oleh 1,000 orang penduduk Islam Madinah. Mereka melakukannya dengan penuh semangat supaya pihak musuh dapat ditewaskan. Jabir bin Abdullah adalah antara salah seorang daripada penggali parit itu.

Turut serta adalah Nabi Muhammad sendiri. Baginda tidak duduk diam atau memberi arahan semata-mata. Tetapi baginda juga bekerja keras supaya parit itu dapat disiapkan dengan segera.

Hari semakin panas. Orang Islam berusaha menggali parit dengan sedaya upaya mereka. Selepas selesai, mereka semua berehat kerana letih dan penat. Jabir melihat keadaan Nabi Muhammad yang juga kelihatan penat.

"Nampaknya Nabi Muhammad sudah penat. Kelihatan baginda sangat lapar. Baik saya sediakan makanan bagi Nabi Muhammad," bisik Jabir seorang diri.

Tanpa membuang masa, Jabir segera pulang ke rumah. Beliau terus mendapatkan isterinya yang pada masa itu berada di dapur.

"Wahai isteriku, adakah barang makanan yang dapat kita sediakan bagi Nabi Muhammad? Selepas menggali parit tadi, saya lihat Nabi Muhammad penat dan berada di dalam keadaan lapar. Saya berhajat menyediakan makanan baginya," kata Jabir kepada isterinya.

"Di rumah kita hanya ada sebungkus kecil gandum. Di luar rumah, ada seekor kambing yang masih kecil," jawab isterinya sambil menunjukkan bungkusan kecil gandum kepada suaminya.

"Saya rasa gandum ini cukup untuk diberikan sebagai makanan kepada Nabi Muhammad. kamu masaklah gandum ini dengan masakan yang istimewa. Sementara saya pergi ke luar rumah menyembelih kambing itu," jelas Jabir kepada isterinya.

"Suamiku, kambing itu masih kecil. Bukankah kita mahu menunggu hasil daripada kambing itu?" Tanya isterinya.

"Tidak mengapa, isteriku. Allah menambah rezeki kepada kita apabila kita membantu orang lain. Kita patut sentiasa bersyukur," jawab Jabir pula.

Mendengar penjelasan itu, isterinya segera menggiling gandum dan dijadikan tepung. Sementara Jabir pergi ke tempat kambingnya dan terus menyembelihnya. Selesai melapah kambing itu, Jabir membawa daging kambing itu ke dapur rumahnya.

"Sudahkah kamu menguli tepung gandum itu?" Tanya Jabir.

"Sudah," jawab isterinya.

"Kambing itu kita masak dengan masakan yang sedap supaya Nabi Muhammad gembira menikmati hidangan yang kita sediakan ini," ujar Jabir kepada isterinya.

"Baiklah, suamiku," jawab isterinya sambil mengambil daging kambing itu.

Kemudian, Jabir keluar semula menemui Nabi Muhammad. Sebelum Jabir keluar, isterinya berpesan: "Suamiku, jemputlah Nabi Muhammad sahaja, jangan jemput orang lain kerana makanan itu tidak cukup bagi orang yang ramai itu."

"Baiklah," kata Jabir sambil berlalu pergi.

Sampai di kawasan parit, Jabir melihat Nabi Muhammad sedang berehat. Beliau berjalan menuju ke arah Nabi Muhammad.

Jabir mendekati Nabi Muhammad dan berkatanya kepadanya dengan suara yang perlahan: "Jemputlah datang ke rumah saya. Saya ada sediakan makanan buat tuan. Cuma makanan itu sedikit. Saya tidak dapat menjemput ramai orang kerana risau ia tidak cukup."

Mendengar khabar itu, Nabi Muhammad melaung-laungkan suaranya menjemput semua yang terlibat ke rumah Jabir.

"Dengar sini semua, hari ini Jabir berbesar hati menyediakan makanan bagi kita semua. Mari kita beramai-ramai menuju ke rumah Jabir!"

Para pekerja yang mendengar laungan Nabi Muhammad itu berasa gembira. Mereka beramai-ramai menuju ke rumah Jabir. Sebelum bergerak, Nabi Muhammad berpesan kepada Jabir supaya tidak menyediakan makanan itu sehingga Nabi Muhammad sampai.

Sampai sahaja mereka di rumah, isteri Jabir terkejut melihat ramai orang datang ke rumahnya.

"Bukankah saya sudah berpesan kepada kamu tadi. Kamu mesti bertanggungjawab sekiranya makanan ini tidak cukup bagi menampung seramai 1,000 orang ini," kata isteri Jabir kepada suaminya.

Kemudian, Nabi Muhammad menuju ke dapur rumah Jabir. Beliau berdoa kepada tepung gandum itu. Kemudian, beliau menuju ke tempat periuk memasak daging dan berdoa pada periuk itu.

Selepas mendoakan makanan itu, Nabi Muhammad berpesan kepada isteri Jabir supaya mencari seorang pembantu bagi membantunya memasak. Nabi Muhammad juga berpesan supaya periuk yang berisi kambing itu dibiarkan masak di atas tungkunya dan hanya dicedok terus dari periuk itu.

Selepas makanan itu siap dimasak, Jabir menghidangkan kepada tetamu-tetamunya. Berkat keikhlasan mereka, Jabir dan isterinya tidak menyangka makanan yang sedikit itu cukup untuk 1,000 orang tetamu.

lPetikan daripada buku Sayap Dari Syurga terbitan PTS Islamika Sdn. Bhd.
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

5-2-2025 05:43 PM GMT+8 , Processed in 0.059579 second(s), 26 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list