[size=0.85em]Dibuat: 07 September 2009 Ditulis oleh Era Baru / Secret China
Ketika ilmu pengetahuan modern telah menyadari kemampuan untuk terbang, penjelajahan ruang angkasa dan telah menemukan obat untuk banyak penyakit, manusia telah menjadi kagum akan kekuatannya. Tapi mari kita ingat bahwa meskipun banyak fenomena di dunia memiliki penjelasan ilmiah, tidak semua fenomena dapat dijelaskan oleh pengetahuan ilmiah saat ini. Seperti banyak misteri besar di dunia dan di alam semesta kita masih belum terpecahkan, ilmu pengetahuan kita tiba-tiba terasa, yah .... terbatas. Sebagai contoh, ilmu pengetahuan belum memberikan jawaban yang pasti tentang proses asal mula terbentuknya alam semesta. Demikian pula ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan terbentuknya keyakinan keagamaan. Melangkah ke dalam alam supranatural, ada manifestasi misterius yang belum diberi penjelasan ilmiah yang masuk akal, karena metode ilmiah tidak dapat diterapkan untuk mengukur atau mempelajari fenomena tersebut. Mari kita lihat beberapa fenomena yang tak jelas ini dan mengingatkan diri kita sendiri bahwa alam dengan sendirinya merupakan suatu keajaiban dan banyak hal masih tetap menjadi misteri. 1. Efek Plasebo[size=0.88em]
Efek plasebo (placebo effect) telah menjadi teka-teki medis yang menyentuh pada bagaimana kekuatan pikiran dapat mempengaruhi kesehatan dan penyembuhan fisik manusia. Karya pionir H. K. Beecher memperkenalkan gagasan tentang plasebo di zaman modern (The Powerfull Placebo, 1955). Sayangnya selama bertahun-tahun, efektivitas dan hal-hal yang dapat diukur dari plasebo telah dianggap tidak dapat diandalkan oleh ilmu pengetahuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan metode pengujian ilmiah atau hasil yang dipengaruhi oleh perubahan kondisi pasien, keadaan mental, tingkat ketidaknyamanan, evaluasi diri, serta perilaku dan percakapan dari staf medis, dan lingkungan rumah sakit secara keseluruhan. Tapi di samping hal ini, ada banyak kasus di mana kekuatan penyembuhan diri manusia adalah mengejutkan dan bahkan kadang-kadang melebihi sarana medis yang tersedia untuk membantu menyembuhkan tubuh fisik. 2) Indera Keenam - Intuisi[size=0.88em]
Panca indera dari penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan dan penciuman membantu kita untuk mengeksplorasi dan mengenal dunia fisik kita. Ada juga indra keenam, suatu persepsi kekuatan batin - yang dikenal sebagai intuisi. Kata intuisi adalah dari bahasa Latin; intueri yang umumnya berarti 'untuk melihat ke dalam'. Intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami tanpa menggunakan penalaran atau analisa logis dan umum bagi semua orang dalam berbagai tingkat ketajaman. Intuisi secara populer dikenal sebagai "memiliki firasat" atau "firasat", batin mengetahui tentang sesuatu, atau keadaan tanpa pengetahuan terlebih dahulu. Ini merupakan pengetahuan cepat tentang kebenaran. Pada tingkat praktis, dalam dunia bisnis dan kepemimpinan, "mengikuti naluri" dalam membuat keputusan bisa berarti perbedaan antara keberhasilan atau kegagalan. Pada PR Week / Burson-Marsteller CEO Survey tahun 2006 ditemukan bahwa 62 persen dari para CEO (Chief Executive Officer - pimpinan perusahaan) cenderung untuk membuat keputusan bisnis yang didasarkan pada intuisi mereka daripada analisis data. Pemahaman ini tercermin dalam studi tahun 2007 oleh University College London berjudul, Mempercayai naluri Anda mengarah ke jawaban yang tepat. Lingkup potensial dari intuisi menyentuh ke dalam dan di luar alam ilmu pengetahuan yang dapat diukur, ketika fenomena intuisi melampaui apa yang dapat diukur atau dijelaskan ilmu pengetahuan. Clairvoyance, kemampuan psikis, tanggapan di luar panca indera, ramalan, dan pengembangan kesadaran yang lebih tinggi merupakan perluasan dari kemampuan ini dan telah menjadi sumber keheranan sepanjang sejarah umat manusia. Lao Tzu, filsuf Tiongkok kuno menyatakan, "Kekuatan pemahaman intuitif akan melindungi Anda dari bahaya sampai akhir hari-hari Anda". Albert Einstein menyatakan, "Satu-satunya hal yang berharga adalah intuisi." Tapi dari mana datangnya intuisi? Studi tentang otak manusia menunjuk pada kelenjar pineal sebagai kemungkinan jawaban terhadap misteri ini. René Descartes (1596-1650), bapak filsafat modern menyebut kelenjar pineal sebagai "kursi jiwa". Pemikiran oriental kuno menganggap intuisi berada di daerah kelenjar pineal, menjadi titik untuk menerima pencerahan dari jiwa dalam bentuk pengetahuan dan pikiran. Ketika pengetahuan ini disampaikan ke akal pikiran dan ditindaklanjuti secara akurat, manusia menjadi bijak. 3) Pengalaman Menjelang Kematian (Mati Suri)[size=0.88em]
Ada banyak laporan dari berbagai pengalaman aneh yang dialami orang-orang yang mendekati saat kematian (near death experience - NDE), seperti melewati terowongan menuju cahaya terang, bertemu dengan orang-orang yang dicintai, merasakan suatu ketenangan, perasaan tenteram. Paling menonjol adalah pengalaman Dr. George Rodonaia, yang punya "pengalaman klinis menjelang kematian" merupakan kasus paling ekstensif yang pernah dicatat pada tahun 1976. Pengalaman tersebut telah merubah Dr. Rodonaia yang sebelumnya seorang atheis dan kemudian dinobatkan menjadi pendeta di Gereja Ortodoks Timur. Pengalamannya mengisyaratkan kepada kita bahwa ada dunia lain di luar dunia fisik manusia ini. Meskipun orang telah benar-benar melewati pengalaman-pengalaman ini, ilmu pengetahuan belum mampu memberikan penjelasan atas fenomena pengalaman menjelang kematian tersebut. Beberapa ilmuwan mencoba untuk menyatakan bahwa pengalaman menjelang kematian ini dapat dijelaskan sebagai akibat dari halusinasi dari otak yang terluka. Tapi cedera otak tidak selalu demikian. Jadi, tidak ada teori ilmiah konkret yang mampu menawarkan baik penjelasan maupun alasan mengapa orang-orang memiliki pengalaman ini dan mengapa mereka sering kali, merubah kehidupan. 4) Unidentified Flying Object (UFO)[size=0.88em]
Unidentified Flying Object (UFO) adalah istilah yang diciptakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) pada tahun 1952 untuk mengklasifikasikan benda-benda yang tidak dapat diidentifikasi oleh para ahli setelah penyelidikan. Dalam budaya populer, konsep UFO biasanya digunakan oleh orang-orang untuk mengartikan sebuah pesawat ruang angkasa yang diterbangkan oleh alien. UFO telah terlihat dan dicatat sejak awal Dinasti Song Tiongkok. Pada abad ke-11, cendikiawan dan jenderal militer Shen Kuo (1031-1095) menulis dalam bukunya Dream Pool Essay (1088) mengenai objek terbang berbentuk mutiara dengan interior cahaya menyilaukan yang dapat bergerak pada kecepatan luar biasa. Kenneth Arnold, seorang pengusaha Amerika, dilaporkan telah melihat sembilan objek cahaya terang terbang di dekat Gunung Rainier di Washington pada tahun 1947. Arnold menggambarkan benda-benda itu sebagai piringan "pipih seperti loyang kue" berbentuk cakram. Ceritanya menerima perhatian media yang signifikan dan menarik perhatian publik yang besar. Sejak saat itu, penampakan UFO telah meningkat secara eksponensial. Fenomena UFO telah dipelajari baik oleh pemerintah maupun peneliti independen di seluruh dunia. Dr. Josef Allen Hynek (1910-1986) bekerja untuk angkatan udara Amerika Serikat guna menyelidiki penampakan UFO. Pada awalnya Dr. Hynek adalah sangat kritis, tetapi setelah memeriksa ratusan lebih laporan UFO selama tiga dekade, pendapatnya berubah. Dalam tahun-tahun terakhir karirnya Dr. Hynek menjadi vokal dalam mengungkapkan kekecewaannya pada cara sederhana kebanyakan ilmuwan menganggap UFO; tidak mau dan keras kepala untuk mengakui ketidakjelasan. 5) Déjà Vu[size=0.88em]
Déjà vu, bahasa Perancis dari "sudah melihat", adalah pengalaman tentang perasaan umum yang mengerikan berada dalam suatu tempat atau peristiwa sebelumnya, ketika diketemukan pertama kalinya. Seseorang mungkin merasakan suatu perasaan aneh yang sangat akrab tentang suatu penglihatan di depan mereka seolah-olah hal itu telah terjadi sebelumnya, tetapi mereka tahu bahwa itu pertama kalinya mereka menghadapi hal semacam itu. Penelitian neurofisiologis telah mencoba menjelaskan pengalaman-pengalaman seperti itu sebagai suatu kelainan ingatan, atau patologi otak, atau efek samping dari obat-obatan. Sebuah penelitian di tahun 2008 yang dilakukan oleh psikolog Anne Cleary menyelidiki bahwa Déjà vu mungkin berkaitan dengan pengenalan ingatan. Penjelasan alternatif mengaitkan Déjà Vu dengan ramalan, kenangan kehidupan masa lalu, clairvoyance atau rambu mistik yang menunjukkan pemenuhan suatu kondisi yang telah ditetapkan dalam perjalanan kehidupan. Apapun penjelasannya, Déjà vu tentunya merupakan sebuah fenomena universal bagi kondisi manusia yang penyebab fundamentalnya masih merupakan misteri.
|