CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 1946|Reply: 7

Mengenai Tarekat...

[Copy link]
Post time 13-8-2007 03:58 PM | Show all posts |Read mode
Saya nak tanya pada yang arif mengenai ilmu tasauf, khususnya tarekat...

Kawan saya ada bercerita bahawa ada seorang mursyid tarekat di sebuah negeri di M'sia ni hidup mewah dirumah yang besar dan menaiki kereta mewah... Dia mendapat kemewahan hasil dari sumbangan anak-anak muridnya yg terdiri dari peg2 tinggi kerajaan dan badan berkanun, businesman, pensyarah, cikgu... dari brunei, s'pore dll.

Apa yang saya tau... seorang mursyid itu mestilah zuhud... bukan hidup bermewah2...

Tolong komen...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 13-8-2007 11:16 PM | Show all posts
Harus diingat zuhud itu bukan bermaksud meninggalkan dunia sehingga jadi miskin papa kedana.

Zuhud itu bermaksud kemewahan atau kemiskinan itu tak ada beza bagi individu yang zuhud itu, ada atau tak ada sama saja, redha dengan apa yang dikurnia Allah kepadanya. Semuanya diperolehi dan digunakan mengikut syariat yang ditentukan Allah swt.  Halal semua.

Lawan zuhud adalah pencinta dunia.

Pencinta dunia ni tak semestinya kaya, yang miskin pun ramai ...!  Hidup sering berangan-angan mahu jadi kaya penuh rasa hasad dengki dan tipu daya, tak kira halal haram semua disapunya...

Allah berfirman yang bermaksud:
Dan sesiapa yang bertakwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya), nescaya Allah
akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya) serta memberi rezeki dari jalan yang
tidak terlintas di hatinya.  Surah At Thalaq : 65: 2-3
Reply

Use magic Report

Post time 14-8-2007 10:24 AM | Show all posts
salam

bukan seorg yg arif
hanya sekadar berbicara utk difikirkan bersama

kalaulah manusia tahu
bahawa hidup hanya seketika di dunia
dan melakukan kebaikan dgn keihlasan diri
dan berjihad dgn nyawa dan harta
agar diREDHOI dan REDHO....

89:27. "Wahai jiwa yang tenteram,

89:28. Kembalilah kepada Pemelihara kamu, dengan REDHO dan DIREDHOI

89:29. Masuklah kamu di kalangan hamba-hamba-Ku!

89:30. Masuklah kamu Taman-Ku!"

hanya mereka yang berfikir mendapat pengajaran
Reply

Use magic Report

anggrek_hutan This user has been deleted
Post time 14-8-2007 11:53 AM | Show all posts
Originally posted by always_typo at 13-8-2007 11:16 PM
Harus diingat zuhud itu bukan bermaksud meninggalkan dunia sehingga jadi miskin papa kedana.

Zuhud itu bermaksud kemewahan atau kemiskinan itu tak ada beza bagi individu yang zuhud itu, ada a ...


Terima kasih kerana penjelasan yang jelas.
Reply

Use magic Report

Post time 28-8-2007 09:13 PM | Show all posts
SEMINAR PEMURNIAN TAREQAT SUNNI NEGERI PERAK 1428H/2007M

22/08/07
Lokasi : Dewan Serbaguna INTIM, Ipoh, PERAK.
Anjuran : Bahagian Penyelidikan JAIP.
Perasmi : Dato Hj Jamry Hj Sury (Pengarah Jabatan Agama Islam Perak)
Pembentang Kertas Kerja : Dr Abd. Manam Mohd
(salah seorang khalifah Tareqat Qadariah Naqsyabandiah) Fakulti Pengajian Kontemporari Islam UKIM, Trengganu.


1) Mendedahkan salah faham terhadap istilah2 sufi dan tareqat.

Contohnya: MAJZUB dlm kamus dertikan sebagai orang gila yang berpura menjadi orang soleh/wali. Yang sebenarnya adalah orang yang Tuhan kurniakan makrifah, zuhud dan kuat beribadah.

2) Di perjelaskan tarekat adalah jalan untuk mencapai tasawuf yg merupakan satu juzuk utama di dalam ajaran Islam. Ada nasnya.

3) Mengatakan penggunaan istilah syariat, tarikat dan hakikat sebagai salah satu ciri ajaran sesat - adalah  tersalah dalam menghukum.

4)  Soal tasawuf adalah  soal rasa hati - bukan ilmu.

5) Beliau membawa cerita seorang ulama dari Maghribi:

揝eorang guru sufi telah menyuruh anak muridnya pergi ke satu tempat untuk bertemu dengan seorang tokoh sufi yg arifbillah. Bila anak murid untuk bertemu dengan tokoh sufi tersebut, dia merasa terkejut dan hairan kerana dilihatnya tokoh itu kaya raya dan baru pulang dari istana, tapi kerana ingat pesan gurunya diberanikan dirinya memperkenalkan gurunya dan bertanya apakah pesanan/nasihat yg tokoh itu boleh berikan kepada gurunya.
Kata tokoh itu, 揝ampai bila kamu hendak memiliki dunia ini?
Reply

Use magic Report

Post time 29-8-2007 11:17 PM | Show all posts
Saja nak share story, kebenaran cerita tidak saya dapat pastikan hehehe

Seorang nelayan salih di Tunisia tinggal di sebuah gubuk yang sederhana dari tanah liat. Setiap hari ia melayarkan perahunya untuk menangkap ikan. Setiap hari, ia terbiasa menyerahkan seluruh hasil tangkapannya pada orang-orang miskin dan hanya menyisakan sepotong kepala ikan untuk ia rebus sebagai makan malamnya.

Nelayan itu lalu berguru kepada syaikh besar sufi, Ibn Arabi. Seiring dengan berlalunya waktu, ia pun menjadi seorang syaikh seperti gurunya.

Suatu saat, salah seorang murid sang nelayan akan mengadakan perjalanan ke Spanyol. Nelayan itu memintanya untuk mengunjungi Syaikhul Akbar, Ibn Arabi. Nelayan itu berpesan agar dimintakan nasihat bagi dirinya. Ia merasakan kebuntuan dalam jiwanya.

Pergilah murid itu ke kota kediaman Ibn Arabi. Kepada penduduk setempat, ia menanyakan tempat tinggal sang syaikh. Orang-orang menunjukkan kepadanya sebuah puri indah bagai istana yang berdiri di puncak suatu bukit. "Itulah rumah Syaikh," ujar mereka.

Murid itu amat terkejut. Ia berfikir betapa amat duniawinya Ibn Arabi dibandingkan dengan gurunya sendiri, yang tak lebih dari seorang nelayan sederhana.

Dengan penuh keraguan, ia pun pergi mengunjungi rumah mewah yang ditunjukkan. Sepanjang perjalanan ia melewati ladang-ladang yang subur, jalanan yang bersih, dan kumpulan sapi, domba, dan kambing. Setiap kali ia bertanya kepada orang yang dijumpainya, selalu ia memperoleh jawaban bahwa pemilik dari semua ladang, lahan, dan ternak itu tak lain ialah Ibn Arabi. Tak henti-hentinya ia bertanya kepada diri sendiri, bagaimana mungkin seorang materialistik seperti itu boleh menjadi seorang guru sufi.

Ketika tiba ia di puri tersebut, apa yang paling ditakutinya terbukti. Kekayaan dan kemewahan yang disaksikannya di rumah sang syaikh tak pernah ia bayangkan, bahkan dalam mimpinya. Dinding rumah itu terbuat dari marmer, seluruh permukaan lantainya ditutupi oleh karpet-karpet mahal. Para pelayannya mengenakan pakaian dari sutra. Baju mereka lebih indah dari apa yang dipakai oleh orang terkaya di kampung halamannya.

Murid itu meminta untuk bertemu dengan sang syaikh. Pelayan menjawab bahwa Syaikh Ibn Arabi sedang mengunjungi khalifah dan akan segera kembali. Tak lama kemudian, ia menyaksikan sebuah arak-arakan mendekati puri tersebut. Pertama muncul pasukan pengawal kehormatan yang terdiri dari tentara khalifah, lengkap dengan perisai dan senjata yang berkilauan, mengendarai kuda-kuda arabia yang gagah. Lalu muncullah Ibn Arabi dengan pakaian sutra yang teramat indah, lengkap dengan surban yang lazim dipakai para sultan.

Si murid lalu dibawa menghadap Ibn Arabi. Para pelayan yang terdiri dari para pemuda tampan dan gadis cantik membawakan kue-kue dan minuman. Murid itu pun menyampaikan pesan dari gurunya. Ia menjadi tambah terkejut dan geram ketika Ibn Arabi mengatakan kepadanya, "Katakanlah pada gurumu, masalahnya adalah ia masih terlalu terikat kepada dunia."

Tatkala murid itu kembali ke kampungnya, guru nelayan itu dengan antusias menanyakan apakah ia sempat bertemu dengan syaikh besar itu. Dipenuhi keraguan, murid itu mengaku bahwa ia memang telah menemuinya. "Lalu," tanya nelayan itu, "apakah ia menitipkan kepadamu suatu nasihat bagiku?"

Pada awalnya, si murid enggan mengulangi nasihat dari Ibn Arabi. Ia merasa amat tak pantas mengingat betapa berkecukupannya ia lihat kehidupan Ibn Arabi dan betapa berkekurangannya kehidupan gurunya sendiri.

Namun karena guru itu terus memaksanya, akhirnya murid itu pun bercerita tentang apa yang dikatakan oleh Ibn Arabi. Mendengar itu semua, nelayan itu berurai air mata. Muridnya tambah kehairanan, bagaimana mungkin Ibn Arabi yang hidup sedemikian mewah, berani menasihati gurunya bahwa ia terlalu terikat kepada dunia.

"Dia benar," jawab sang nelayan, "ia benar-benar tak peduli dengan semua yang ada padanya. Sedangkan aku, setiap malam ketika aku menyantap kepala ikan, selalu aku berharap seandainya saja itu seekor ikan yang utuh.
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 30-8-2007 01:50 AM | Show all posts
nabi dulu masuk tareqat mana?
Reply

Use magic Report

Post time 30-8-2007 10:25 AM | Show all posts
Originally posted by tobby at 30-8-2007 01:50 AM
nabi dulu masuk tareqat mana?


nabi tk perlu masuk tarekat mana2, sebb RSAW itu sendiri adalah tarekat....

walaupun sekrg ada pelbagai nama yg diberikan kepd tarekat, tetapi semuanya bersanad kepada RSAW...
itulah tarekat yg HAQ...

[ Last edited by  rainbows at 30-8-2007 10:27 AM ]
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

18-1-2025 06:58 PM GMT+8 , Processed in 0.054171 second(s), 22 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list