CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 3293|Reply: 15

Gunung Tambora & Alam Melayu

[Copy link]
Post time 30-11-2007 09:48 PM | Show all posts |Read mode
Aku tengah baca kat wiki tentang letupan gunung Tambora tahun 1815, dan kesannya bukan sahaja kat Indonesia tapi hampir seluruh dunia sehingga mengubah cuaca kat kawasan Eropah dan menjejaskan pertanian di sana.

Tup tup terfikir plak aku, bagaimana pulak dikepulauan Melayu zaman tu ek? Adakah kita pun ada direct impact dari kejadian tersebut atau sebaliknya? Maybe ada sesiapa pernah terjumpa catatan bertulis tentang perkara nie?
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 1-12-2007 12:29 AM | Show all posts
Letusan Gunung Tambora, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), 11 April
1815 dinilai sebagai letusan gunung terbesar dan paling menghancurkan dalam
sejarah umat manusia.

"Letusan Gunung Tambora merupakan letusan paling dasyat di dunia, menyebabkan
setengah populasi penduduk Sumbawa atau sekitar 92.000 jiwa tewas," kata
peneliti gunung api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,
Departemen ESDM Igan Sutawijaya dalam seminar Jelang 2 abad letusan Tambora
di LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (22/4/2006).

Akibat letusan ini, volume material yang dimuntahkan 3 kali lebih banyak dari
letusan Krakatau. Hujan abu ini sejauh 1.300 Km, dengan dentuman dari kawah terdengar hingga jarak 2.600 Km.

Semburan abu dari letusan Gunung Tambora menutupi permukaan bumi sehingga
membuat wilayah utara bumi mengalami penurunan suhu sampai beberapa tahun
tanpa musim panas.

Selain itu, aliran lava yang menuju laut mengakibatkan tsunami dengan tinggi
gelombang 4 meter. Aliran lava dan debu ini menyebar di area 874 Km persegi
dengan ketebalan 7 meter.

Lava dan debu ini menghanguskan apa pun yang dilewatinya, termasuk manusia,
pohon dan buah-buahan. Suhu awan panas mencapai 1.000 derajat Celsiuc sehingga menghanguskan apapun yang ditemuinya.

credits : detik.com
Reply

Use magic Report

Post time 1-12-2007 12:30 AM | Show all posts
Jakarta - Para ilmuwan AS telah menemukan kota Pompeii baru di salah satu pulau di Indonesia. Kota itu selama ini terkubur abu akibat letusan gunung berapi paling dahsyat, Gunung Tambora.

Kalangan sains yakin bahwa kota yang mereka temukan itu merupakan peninggalan terakhir sebuah peradaban yang terkubur oleh letusan hebat Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 1815 silam.

Pompeii sendiri merupakan nama kota Romawi di dekat Naples, Italia yang disapu oleh Gunung Vesuvius yang meletus pada tahun 79. Gunung itu mengubur kota tersebut di bawah timbunan abu raksasa dan lenyap selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tidak disengaja.

Sejak itu, hasil penggalian memberikan detail gambaran menakjubkan atas kota Pompeii yang berdiri semasa Kerajaan Romawi itu. Kini, Pompeii merupakan salah satu tujuan wisata ternama di Itali dan dinobatkan sebagai Lokasi Warisan Dunia UNESCO.

Satu tim dari Indonesia dan AS telah menggali sisa-sisa sebuah rumah jerami di lokasi meletusnya Tambora. Diyakini bahwa temuan ini cuma sudut kecil dari keseluruhan kota yang dulu dihuni sekitar 10 ribu orang dan terkubur di bawah abu.

"Ada kemungkinan bahwa Tambora menjadi Pompeii di timur dan ini bisa menjadi kepentingan budaya yang besar," ujar Profesor Haraldur Sigurdsson dari Universitas Rhode Island, AS, yang memimpin proses penggalian.

"Semua orang, rumah dan kebudayaan mereka masih ditampilkan di sana seperti layaknya tahun 1815 lampau," imbuhnya seperti diberitakan media Inggris, The Independent, Rabu (1/3/2006).

Letusan Gunung Tambora pada 10 April 1815 merupakan yang terbesar sepanjang zaman modern. Ini empat kali lebih dahsyat daripada muntahan Gunung Krakatau pada 1883. Suara letusannya begitu kuat sampai terdengar hingga jarak 1.700 mil. Guncangannya dirasakan oleh orang-orang yang jaraknya sekitar 1.000 mil dari Tambora.

Letusannya mendatangkan asap tebal yang bergulung-gulung jauh ke atas. Abu beterbangan hingga 800 mil jauhnya. Lebih dari 10 ribu orang tewas seketika akibat lahar, batu dan abu panas yang disemburkan Gunung Tambora.

Beberapa minggu kemudian, sekitar 117 ribu orang lainnya meninggal akibat penyakit serta gagal panen di ladang-ladang yang dipenuhi abu. Peradaban Tambora pun mati.

Namun akhirnya kota yang hilang itu ditemukan oleh Profesor Sigurdsson dan rekan-rekannya pada tahun 2004 setelah mengikuti seorang pemandu tur yang mengatakan, warga setempat telah menemukan peninggalan kuno di daerah itu. Dari hasil penggalian ditemukan sisa-sisa perunggu, tembikar dan kaca.

Letusan Gunung Tambora mengundang perhatian besar karena terkait dengan masalah perubahan iklim. Gunung itu mengeluarkan begitu banyak debu ke atmosfir sehingga menyebabkan "pendinginan global" sampai-sampai tahun 1816 dikenal sebagai "tahun tanpa musim semi" atau "mati membeku".

Bahkan di negara bagian Maine, panen terus digagalkan oleh cuaca dingin pada Juni, Juli dan Agustus 1816. Secara global, temperatur turun 1 derajat Celcius.

credits : detik.com
Reply

Use magic Report

Post time 1-12-2007 12:34 AM | Show all posts


[size=100%]Gunung Tambora termasuk tipe gunung strato vulkanik, gunung tersebutdiperkirakan mencapai lebih dari 4.000 mdpl terkenal dengan peristiwapada tanggal 5 April 1815 letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.Letusan dahsyat gunung tersebut telah menyemburkan materi paling banyakdalam sejarah manusia, diperkirakan menyemburkan sebanyak 36 mil kubik,menciptakan kawah dengan diameter tujuh kilometer dengan kedalamankawah 800 meter, dan keliling kawahnya 16 kilometer, mengalahkanletusan Gunung Krakatau yang menyemburkan lima kilometer kubik danletusan tersebut menimbulkan lubang kawah selebar lima kilometer dengankedalaman kawah 500 meter. Ledakan dahsyat tersebut menyebabkan GunungTambora dengan ketinggaian di atas 4.000 mdpl menjadi 2.851 mdpl.


[size=100%]Debuhalus yang disemburkan dari letusan Gunung Tambora menutupi langit diatas wilayah yang luas sekali dengan radius 200 mil yang mengakibatkandaerah tersebut menjadi hujan abu di kawasan seluas 900 mil. Hal yangmenarik dari peristiwa ini adalah lapisan debu yang menyembur ternyatatelah menghambat sinar Matahari untuk mencapai Bumi yang mengakibatkanterjadinya perubahan musim secara tiba-tiba di beberapa bagian Bumi dantemperatur udara mengalami perubahan drastis di dunia. Pada musim panastahun 1815 di belahan Bumi sebelah utara menjadi musim dingin karenakurangnya sinar matahari yang mampu menembus ke Bumi. Masyarakat diPulau Sumbawa mengalami kelaparan. Tanah pertanian tertutup debu dantidak bisa diolah sehingga dalam waktu singkat sekitar 700.000 sampai80.000 penduduk tewas karena kelaparan yang melanda Pulau Sumbawa danjuga Pulau Lombok.



[size=100%]Sebelumnyapernah terjadi pula letusan Gunung Tambora pada tahun 1812 sehinggapenduduk Sanggar menyaksikan kejadian tersebut, walaupun tidaksedahsyat tahun 1815. pada tanggal 5 April 1815 dentuman letusan gunungini terdengar sampai ke Jakarta (1.250 kilometer) dan Ternate (1.400kilometer). Hujan abu pertama jatuh di Besuki, Jawa Timur. Pada tanggal10 dan 11 April 1815 dentuman letusan Gunung Tambora terdengar sampaike Pulau Bangka (1.500 kilometer) dan Bengkulu (1.775 kilometer) dangempa bumi yang terjadi bersamaan dengan letusan gunung ini terdengarsampai Surabaya (600 kilometer) dan mengakibatkan 92.000 orangmeninggal dunia. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah korban letusanGunung Krakatau yaitu sejumlah 36.000 orang.

====================================

kesan dari letusan gunung berapi tu, suhu global turun mendadak.. sampaikan tahun tu digelar "tahun tanpa musim panas". of cos kat kepulauan melayu kesannya lebih teruk.


[ Last edited by  naden at 1-12-2007 12:36 AM ]
Reply

Use magic Report

Post time 2-12-2007 09:34 AM | Show all posts
Kena check balik rekod nih....

Kesan atmosfera sebenarnya tidak begitu teruk di Asia / latitud rendah kerana kedudukan matahari relatif dengan sendeng paksi bumi...di kawasan latitud tinggi kesannya lebih teruk kerana sudut matahari yang lebih rendah.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 2-12-2007 08:54 PM | Show all posts

Reply #5 alphawolf's post

Aku masih ingat masa Pinatubo meletup dulu, walaupun taklah seteruk mana, tapi kesan debu dia agak banyak gak........
Reply

Use magic Report

Follow Us
 Author| Post time 2-12-2007 09:35 PM | Show all posts
BTW, letupan Krakatoa tahun 1883 pun dikatakan antara yang terhebat didalam sejarah dunia kan?
Reply

Use magic Report

Post time 2-12-2007 11:02 PM | Show all posts

Reply #7 St.Yeepi's post

Dikatakan letupan dari Gunung Berapi Krakatoa dapat didengari sehingga ke Australia.
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 3-12-2007 12:36 PM | Show all posts

Reply #6 St.Yeepi's post

Tak seteruk Tambora tapi lebih teruk dari Mt St Helens.

BTW aku ada buku yang tunjukkan ashfall Tambora tak sampai Malaysia...at least yang tebal gilos la...
Reply

Use magic Report

Post time 3-12-2007 12:45 PM | Show all posts
Assalamualaikum......
rasa2 ianya akan meletus balik sepertimana sejarah krakatoa dulu?
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 3-12-2007 04:08 PM | Show all posts

Reply #9 alphawolf's post

Agak agaknya apa presepsi orang Melayu masa tu ek? Dunia nak kiamat kot?

Meaning kita takde direct impact selain debu debu yang tak menjejaskan sektor pertanian lah masa tu, atau sektor pertanian kita zaman tu pada skala kecil, sehingga boleh dikawal jumlah kerosakkan oleh debu debu tu?
Reply

Use magic Report

Post time 4-12-2007 08:51 AM | Show all posts

Reply #10 Nujum^Rewang's post

Boleh....sama juga dengan kawah Toba.
Reply

Use magic Report

Post time 4-12-2007 08:54 AM | Show all posts

Reply #11 St.Yeepi's post

Tu yang aku kata...nak kena gali arkib mengenai hal ni. Setakat ni sumber yang paling banyak dipetik ialah dari Raffles...tapi masa tu Raffles kat Batavia.

Aku lupa nak tengok buku tu...nanti aku tengok balik nak confirm litupan ashfall.
Yang lebih mengancam dan membuat Year Without Summer ialah asid sulfurik yang membalikkan pancaran dan haba matahari.
Reply

Use magic Report

Post time 4-12-2007 11:48 AM | Show all posts
tetst;.....
Reply

Use magic Report

Post time 5-12-2007 01:55 PM | Show all posts
Originally posted by St.Yeepi at 3-12-2007 04:08 PM
Agak agaknya apa presepsi orang Melayu masa tu ek? Dunia nak kiamat kot?

Meaning kita takde direct impact selain debu debu yang tak menjejaskan sektor pertanian lah masa tu, atau sektor pertan ...



Rasanya orang Melayu masa tu dah biasa dan faham dengan fenomena alam yang berlaku.Sebab itu wujud istilah gunung berapi dan gerak gempa.Sains orang tua-tua dulu pun hebat juga seperti meramal cuaca seperti angin dan hujan.Contohnya bila awan hitam berarak dari arah tertentu diorang dapat tentukan samaada akan hujan atau tidak.Begitu juga dalam meramal angin ribut samada melalui kawasan diorang atau tidak.Lagipun diorang juga boleh mendengar cerita tentang gunung berapi dari orang melayu yang merantau dari Sumatera atau Tanah Jawa ke Semenanjung.
Reply

Use magic Report

Post time 5-12-2007 02:45 PM | Show all posts

Reply #15 sayapghaib's post

betul...betul....

Ok pasal ashfall Tambora...tak smpai Malaysia...habih kuat utara Kalimantan dengan Pulau Bangka...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

18-12-2024 12:53 PM GMT+8 , Processed in 0.082863 second(s), 29 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list