Enam mayat daripada pesawat AirAsia Indonesia QZ8501 ditemui setakat ini, termasuk seorang anak kapal, kata Ketua Badan Mencari dan Menyelamat Nasional (Basarnas) Indonesia Bambang Soelistyo hari ini, lapor CNN Online.
Empat hari selepas Airbus 320-300 itu terhempas di Laut Jawa ketika dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura, pasukan mencari kini memberi tumpuan di kawasan berhampiran di mana serpihan dan mayat dikesan semalam di Selat Karimata, di perairan barat daya Kalimantan di pulau Borneo.
Pakar penerbangan percaya fiuslaj mungkin boleh ditemui dengan mudah kerana pesawat itu barangkali hanya pecah ketika ia mencecah air, iaitu hanya pada kedalaman kira-kira 40 meter.
Penyelam, kapal dan pesawat memulakan pencarian baru hari ini, selepas menemui petanda pertama serpihan daripada QZ8501 semalam. Pencari semalam turut menemui “bayang” seperti pesawat di dasar laut dan kini menggandakan usaha mengesannya sekali lagi selepas terhalang arus deras semalam. Peralatan sonar diturunkan ke dasar laut, kata CNN memetik Pengarah Operasi Basarnas SB Supriyadi sebagai berkata.
CNN turut melaporkan berdozen ambulans bersedia di Surabaya, untuk membawa mana-mana mayat yang berjaya dibawa keluar.
Penerbangan QZ8501 yang membawa 162 penumpang dan anak kapal terputus hubungan dengan menara kawalan pada pagi Ahad selepas meminta kebenaran untuk terbang lebih tinggi bagi mengelak ribut.
Rakaman televisyen menunjukkan mayat terapung di lautan semalam mencetuskan kemarahan di kalangan keluarga dan waris yang menunggu berita mengenai nasib insan kesayangan mereka yang menaiki pesawat itu.
Presiden Indonesia Joko Widodo malam tadi mengumumkan keutamaan akan diberikan untuk mengenal pasti mayat yang dapat ditemui.
Kira-kira 30 kapal dan 21 pesawat dari Indonesia, Australia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan Amerika Syarikat terbabit dalam pencarian pesawat itu
TNI Siapkan 47 Penyelam Untuk Pencarian Lanjutan Korban Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI, Jenderal Moeldoko menyatakan tentara bakal sepenuhnya membantu tim pencari dalam proses pencarian lanjutan terhadap korban dan bagian kapal Air Asia QZ8501. Dengan kekuatan yang mereka miliki, TNI bakal menerjunkan 47 orang penyelam dari TNI Angkatan Laut yang diiikutkan ke dalam tim SAR, esok hari.
“Semua akan berfokus kepada satu objek dan titik pencarian,” katanya menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan jajaran tim SAR Nasional di kantor Badan SAR Nasional, Jakarta, Selasa (30/12). Pilihan Redaksi
Selain penyelam menurut Moeldoko, TNI juga bakal menurunkan semua kekuatannya untuk melakukan evakuasi dan penerbangan jenazah hingga ke Surabaya. Satu Hercules mereka siapkan untuk kemudian bisa melakukan penerbangan korban ke keluarga mereka.
“Prinsipnya semua yang mempercepat tugas SAR akan kami lakukan,” ujarnya.
Lima negara, kata Moeldoko, melalui armada lautnya kini sudah berada di perairan dekat lokasi penemuan serpihan dan korban AirAsia QZ8501. Mereka adalah kapaldari Australia, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat dan Koera Selatan. “Semua sudah dibagi ke dalam sektor pencarian, dan sudah mendapatkan restu dari pemerintah,” katanya.
Badan SAR Nasional (Basarnas) dipastikan telah menemukan puing pesawat AirAsia QZ8501 dan enam jasad diduga penumpang, Selasa (30/12).
Kronologi penemuan pesawat mulai jelas ada pukul 10.05 WIB hari ini setelah pesawat C-295 milik TNI Angkatan Udara menemukan benda berwarna putih. Setelahnya, pada 11.30 WIB, pesawat C-130 TNI Angkatan Udara juga menemukan potongan logam.
Setelah itu, puing-puing lain seperti pintu darurat pesawat kemudian ditemukan. Kepala Basarnas Masdya TNI F Henry Bambang Soelistyo menyatakan, 95 persen yakin bahwa puing yang ditemukan berasal dari AirAsia QZ8501. -cnnindonesia
Kisah Pramugari Nisa dan Salam 'I Love You dari 38 Ribu Kaki'
Jakarta - Salah satu awak pesawat di AirAsia QZ8501 adalah pramugari Khairunisa Haidar Fauzi (22). Perempuan yang akrab disapa Nisa ini cukup aktif di media sosial.
Instagram menjadi salah satu media sosial tempat Nisa aktif bersosialisasi. Dia banyak memposting foto-foto kegiatannya di media sosial yang berbasis foto tersebut.
Setelah hilangnya AirAsia QZ8501, ada salah satu foto dari Instagram Nisa yang banyak tersebar di media sosial. Foto itu diambil sekitar dua pekan lalu.
Foto tersebut menampilkan sebuah kertas yang ditempelkan di jendela pesawat. Di kertas berwarna coklat itu terdapat tulisan tangan Nisa 'I LOVE YOU FROM 38000 ft'. Di balik kertas itu ada pemandangan sayap pesawat yang berada di atas awan.
Diduga foto itu diambil saat Nisa sedang bertugas sebagai pramugari di AirAsia. Nisa juga membuat caption tulisan atas foto tersebut, 'Yes! I love you :x #love #caption #wings #aircraft'.
Setelah QZ8501 dilaporkan hilang, ratusan komentar pengguna Instagram meramaikan foto tersebut. Kebanyakan memberi emoticon sedih, ada juga yang berharap Nisa bisa membaca semua komen tersebut.
Tersisip harapan dari keluarga dan kerabat agar perempuan berusia 22 tahun itu bisa selamat. Ayah Nisa, Haidar, sangat berharap putrinya bisa ditemukan dengan selamat.
"Harapanya semoga Nisa bisa ditemukan dengan selamat," ujar Haidar di kediamannya Jl Pipa Nomor, Kelurahan Pipa Reja, Kemuning, Palembang, Minggu (28/12) lalu.
Nisa menjadi pramugari AirAsia sejak 2013. Dia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara itu lahir di Palembang pada 11 Mei 1992. Setelah lulus SMA, dia diterima di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Namun karena cita-citanya, dia kemudian mendaftar sebagai pramugari AirAsia. Kontak terakhir Nisa kepada keluarga dilakukannya dari mess AirAsia di Surabaya pada malam sebelum dia bertugas di penerbangan jam pertama AirAsia QZ8501 pukul 05.35 WIB Minggu (28/12/2014). Saat itu dia menyebutkan rencananya bertahun baru di Palembang. -detik.com
Keluarga Penumpang MH370 Cemburu QZ8501 Dapat Ditemukan Lebih Cepat Washington - Serpihan dan beberapa jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 berhasil ditemukan. Ini yang membuat keluarga penumpang Malaysia Airlines MH370 merasa iri.
Pernyataan ini antara lain disampaikan oleh Sarah Bajc, salah satu kekasih penumpang Malaysia Airlines (MAS) MH370. MH370, hingga saat ini belum diketahui keberadaannya sejak hilang kontak pada Maret lalu. Sarah Bajc merasa iri karena keberadaan QZ8501 bisa ditemukan dalam waktu singkat.
"Saya sedikit merasa iri dalam hal karena, Anda tahu, setidaknya mereka memiliki kemampuan untuk mendapat kejelasan atas insiden tersebut," tutur Sarah Bajc kepada acara CNN 'New Day' seperti dilansir CNN pada Rabu (31/12/2014).
Pernyataan tersebut disampaikannya sesaat setelah serpihan AirAsia QZ8501 ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Kekasih Bajc yang warga negara Amerika Serikat dan juga eksekutif IBM, Phillip Woods, berada di dalam MAS MH370 yang hilang nyaris sejak 10 bulan lalu.
"Kami masih tidak jelas. Tidak ada bukti maupun kejelasan atas apa yang terjadi terhadap pesawat tersebut," ucapnya sembari menahan air mata.
Dalam keterangan sebelumnya, Bajc menyampaikan simpatinya bagi keluarga penumpang QZ8501. Dia menyebut dirinya juga merasakan rasa sakit yang sama dengan keluarga penumpang QZ8501.
"Ini merupakan rasa sakit fisik yang dirasakan di seluruh tubuh Anda. Dan membayangkan seluruh keluarga penumpang itu, saya bisa merasakannya, saya bisa membayangkannya. Saya tahu tepat apa yang mereka alami," sebutnya.
Tidak hanya Bajc, Danica Weeks yang suaminya berada di dalam MAS MH370 juga merasakan yang sama. Mengetahui ada insiden sama menimpa pesawat lain, seakan membangkitkan semua kenangan buruk dalam hidupnya.
"Beberapa hari terakhir bagai siksaan. Membangkitkan semuanya. Kami serasa menghidupkan lagi apa yang kami rasakan. Ini adalah mimpi buruk mengerikan," ujar Weeks.
Kendati demikian, Weeks mengaku tidak memiliki pilihan lain selain menunggu. "Kami tidak akan pernah mendapat kedamaian hingga kami melakukan hal yang benar bagi orang-orang terkasih kami, dan itu adalah membawa mereka pulang kepada kami," tandasnya. -detik.com
dengan penjumpaan satu mayat ber life jacket(itu pun kalau bukan propa ala jumpa mayat pegang tangan pelbagai) memungkin kan keluarga mangsa menaruh harapan.
bagi akak semua dah gone kecuali ada miracle.
see....mana pergi mh370??? qz8501 ni 3 hari je jumpa...mh370 berbulan2 dgn ramai negara kasi bantuan pencarian pun masih blur....nampak tak nampak tak?? ada sumthing fishy disitu...sapelah kidnap & dalangnya...
ada viral kat whatsapp group i. nak cakap b.box belum retrieve nanti ada pulak yg sentap. diam jelaa.. delete cepat2 sbelum terdload .. abih makan bandwidth plak nanti
Author|Post time 31-12-2014 04:00 PMFrom the mobile phone|Show all posts
KOMPAS.com — Pesawat AirAsia bernomor QZ8501 dinyatakan hilang pada Minggu (28/12/2014). Dua hari kemudian, temuan jenazah dan serpihan memberi jawaban dari pencarian yang dipimpin Badan SAR Nasional terhadap pesawat ini. Walau demikian, tragedi tersebut menyisakan beberapa pertanyaan.
Pertanyaan pertama, apakah penyebab kecelakaan yang menewaskan semua penumpang dan kru yang terdiri dari 162 orang di low cost carrier itu karenafaktor cuaca atau faktor manusia (human error)?
Bahwa cuaca buruk di lintasan yang dilalui dari Surabaya menuju Singapura, hal itu rasanya tidak terbantahkan lagi.
Ada juga satu fakta, pilot AirAsia minta izin naik ke ketinggian untuk menghindari cuaca buruk. Izin tidak diberikan menara pengawas. Setelah itu, Airbus 320 itu hilang kontak.
Koran The Straits Times Singapura pada Rabu (31/12/2014) ini menampilkan grafis yang memperlihatkan posisi pesawat di jalur itu, sesaat sebelum kecelakaan terjadi.
AirAsia 8501 terbang di ketinggian 32.000 kaki, dan berada pada posisi paling rendah. Di atas AirAsia 8501 terdapat tujuh pesawat lain (lihat grafis).
Courtesy The Straits Time
Masuk akal kalau menara pengawas (ATC) tidak memberi izin ke pilot AirAsia 8501 untuk menambah ketinggian. Itulah titik awal penyelidikan.
Namun, dua pertanyaan lain menyusul. Pertama, mengapa AirAsia 8501 tetap diizinkan terbang padahal jalur penerbangan pada jam itu demikian padatnya? Cuaca juga merah di beberapa spot.
Kedua, mengapa (atau apakah boleh dibenarkan jika) AirAsia memajukan jadwal penerbangan dari semula pukul 08.00 pagi ke pukul 05.30 pagi?
Stasiun televisi CNN menyoroti pertanyaan kedua. Memajukan jadwal penerbangan ke jam yang sibuk dan pada saat cuaca buruk dianggap sebagai keputusan yang salah.
Masalahnya, seperti terlihat pada grafis, dalam kondisi cuaca buruk, pilot membutuhkan ruang manuver yang lebih besar dan lebih tinggi.
Hal itulah yang tidak diperoleh pilot berpengalaman dari AirAsia QZ8501. Cuaca buruk, pilot tidak memiliki ruang untuk menaikkan pesawat, dan jadwal dimajukan ke jam sibuk.
Beberapa hari ke depan, publik menunggu penjelasan yang lebih komprehensif mengenai apa yang terjadi.
Kecelakaan AirAsia bukan cuma soal AirAsia dan korban beserta keluarga.
Ini soal yang lebih besar: Apakah kita bisa menggantungkan nasib kita, nasib keluarga kita, pada pengelola industri penerbangan?
Apakah maskapai dengan penerbangan murah benar-benar memberi harga murah atau nyawa manusia yang dinilai murah?
Inilah inti soalnya: Seberapa kuat otoritas penerbangan dan pengelola low cost carrier berpihak pada nasib manusia? (Dahlan Dahi dari Singapura)
A Look At Some Of The 162 People On AirAsia Flight QZ8501
Some faces behind the numbers.
1. Capt. Iriyanto, 53, was happiest when he was flying, his father told Bloomberg.Iriyanto’s daughter posted a picture of the two of them to her Facebook account. “Papa pulang. Kakak masih butuh papa. Kembalikan papaku. Papa pulang pa, papa harus ketemu,” she wrote, which translates to, “Papa come home. I still need you. Return my papa to me. Papa come back, we have to meet.”
2. Oscar Desano is a “proud steward” with AirAsia, the Daily Telegraphreported. He’s also a father-to-be.
His Twitter account is filled with pictures from his trips around the world, as well as photos of his friends and his wife, who is pregnant with the couple’s first child.
Speaking to BuzzFeed News, Desano’s cousin Meriyanti Meri said that he was “praying and waiting for their safe return.”
“His family is still waiting in Surabaya,” said Meri. “Oscar will have a baby soon since his wife is six months pregnant now. We’re still hoping for his safe return.”
Haidar Fauzi Khairunisa, 22
Haidar Fauzi Khairunisa, who was nicknamed Nisa by her family and friends, was one of the flight attendants aboard the AirAsia flight.
The youngest of four siblings, with three older brothers, she started working as a flight attendant in 2012, and joined AirAsia in 2013.
The flight attendant originally wanted to be a lawyer, Lensa Indonesiareported, but she eventually decided to become a flight attendant “for fun.”