|
KISAH CANDI-CANDI & SITUS BERSEJARAH DI INDONESIA
[Copy link]
|
|
Lokasi Sejarah
Situs Purbakala Buni, Peradaban Tertua di Pantai Utara Jawa Barat
Karawang, Kompas - Penelitian yang dilakukan di situs percandian di Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, menghasilkan temuan cukup penting, yaitu fosil manusia. Bukti penemuan tersebut dinilai semakin menjelaskan peradaban tua di wilayah pantai utara Jawa Barat.
Sejak pertengahan 2005 hingga Juli 2006 lalu, telah ditemukan sebanyak 32 individu fosil manusia di bawah struktur bata di sekitar Situs Batujaya. Sembilan individu di antaranya ditemukan pada penggalian tahun 2005.
Fosil manusia tersebut menunjukkan ciri tengkorak bundar sedang, dahi bulat dengan rongga mata tinggi dan persegi, serta mulut menonjol. Keseluruhan ciri itu menunjuk pada ras Mongoloid. Mereka diduga turunan dari koloni Austronesia yang bermigrasi dari utara, yaitu sekitar Kalimantan dan Taiwan.
Individu tersebut kemudian disebut sebagai manusia buni. Buni adalah nama sebuah kampung di tepian Kali Bekasi, tempat pertama ditemukan benda-benda arkeologi sisa kegiatan manusia seperti beliung persegi yang terbuat dari batu terupam halus, tembikar, manik-manik berbahan kaca, gelang batu, serta perkakas logam.
Sonny C Wibisono, peneliti yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Data dan Publikasi Pusat Penelitan dan Pengembangan Arkeologi Nasional, mengatakan, manusia itu diperkirakan hidup dalam kurun waktu 200 tahun sebelum hingga 200 tahun sesudah Masehi. Perkiraan itu lebih tua dari umur candi yang dibangun sekitar abad ke-5 hingga ke-6 Masehi.
"Kami sedang menunggu hasil uji karbon C-14 di laboratorium untuk mengetahui umurnya. Individu-individu yang ditemukan itu diduga sebagai kelompok masyarakat yang membina bangunan candi karena kompleks bangunan suci biasanya tidak berdiri begitu saja. Ada manusia yang membangun dan membinanya," Sonny menambahkan.
Ia mengatakan, hasil penelitian pertanggalan dari beberapa laboratorium menunjukkan bahwa bangunan-bangunan situs di Batujaya memperlihatkan rentang waktu abad ke-5 hingga ke-6 Masehi. Hal itu berarti bahwa situs-situs tersebut merupakan bangunan tertua yang ditemukan di Jawa.
Sadar sejarah
"Ketika hasil penelitian sudah final, kami berharap warga semakin sadar akan pentingnya melestarikan benda-benda itu," ujar Uar Warliyah, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Penerangan, Pariwisata, dan Budaya Kabupaten Karawang, Kamis (12/10).
Lahan di beberapa kompleks candi sudah dibebaskan untuk mencegah kerusakan. Pemerintah daerah setempat juga terus membangun infrastruktur agar akses menuju tempat bersejarah itu semakin mudah dan cepat. (MKN) |
|
|
|
|
|
|
|
Sejarah
Temuan-temuan Itu Semakin "Nyambung"
Seperti diperkirakan sebelumnya, penemuan arca Wisnu di Desa Cibuaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, tahun 1951 lalu akan berlanjut ke penemuan-penemuan selanjutnya. Wilayah penemuan juga semakin luas mulai dari Tangerang, DKI Jakarta, Bekasi, hingga Karawang.
"Adanya temuan kerangka manusia itu menjadi bukti adanya peradaban tua di wilayah utara Jawa Barat," ujar Bambang Budi Utomo, peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Di bagian kaki dan atas kepalanya terdapat wadah tembikar dengan motif hiasan khas Buni, yaitu lingkaran konsentris. Demikian juga dengan kerangka-kerangka manusia lainnya yang ditemukan dengan tembikar di sekitarnya.
Tembikar Buni ditemukan dalam bentang wilayah yang luas, yaitu dari Kali Bekasi hingga Sungai Cilamaya di wilayah timur Karawang. Sonny C Wibisono, peneliti lain dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, menambahkan, temuan dari lapisan tanah atas nyambung dengan temuan di lapisan-lapisan tanah di bawahnya, mulai dari reruntuhan candi berbahan bata, tembikar di lapisan di bawahnya, hingga temuan kerangka manusia yang berada di bawah struktur bata.
Bambang Budi Utomo menjelaskan, sejumlah temuan menjadi bukti peradaban masa lampau di wilayah utara Jawa Barat. Dimulai dengan permukiman sederhana, komunitas di wilayah itu kemudian mengadakan kontak dagang dengan India, kemudian membangun stupa.
Bukti adanya kontak dagang tersebut adalah tembikar. Di sejumlah tempat di beberapa daerah itu ditemukan tembikar yang berasal dari Arikamedu, India Selatan.
Proses tersebut kemudian melahirkan interaksi budaya Hindu dan Budha. Candi dan stupa yang ditemukan menjadi bukti adanya interaksi budaya. (Mukhamad Kurniawan)
Info lebih lanjut mengenai peradaban Buni dapat dilihat disini:
http://bekasiheritage.multiply.com/photos/album/4
http://www.britannica.com/eb/article...2/Tarumanegara
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tarumanegara |
|
|
|
|
|
|
|
Candi Bumi Ayu
牋燵img]http://w1.melayuonline.com/image/image.gif[/img]
Candi Bumi Ayu merupakan kompleks percandian yang terletak di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Dari Muara Enim jaraknya berkisar 85 km. Di kompleks percandian Bumi Ayu ini telah ditemukan tidak kurang dari 9 candi, 4 di antaranya telah dipugar, yaitu Candi I, Candi 2, Candi 3, dan Candi 8. Hingga kini, secara keseluruhan kompleks percandian ini masih dalam proses pemugaran dan pengkajian oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala Provinsi Sumatra Selatan.
Luas kompleks percandian ini adalah 110 Ha (data lain menyebutkan 75,56 Ha), yang dibatasi dengan tujuh buah sungai parit. Penemuan kompleks percandian ini bermula dari ditemukannya enam reruntuhan bangunan bata di tepian Sungai Lematang, cabang dari Sungai Musi, tepatnya di Desa Bumi Ayu. Penemuan ini dilaporkan oleh Tombrink pada tahun 1864 M. Penemuan ini mulai diperhatikan sebagai obyek penelitian arkeologis pada tahun 1973, 1976, dan 1990-an. Namun demikian, penelitian secara intensif baru dilakukan pada tahun 1991 hingga sekarang, termasuk dalam hal pemugaran seluruh bangunannya.
Bangunan Candi I yang selesai dipugar berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,21 x 10,47 meter. Ditemukan ada lima buah arca dari reruntuhan bangunan Candi I, yaitu Agastya, Siwa Mahadewa, Arca Gajasimha, Arca Nandi, dan dua buah arca tokoh tanpa atribut kedewaan. Tangga naik ke candi ini berada di sisi timur. Di sisi kanan dan kiri tangga ini terdapat hiasan berupa kereta yang ditarik oleh seekor singa. Di depan tangga ini terdapat sisa bangunan yang disebut sebagai regol (pavilium).
Sementara itu, bangunan Candi 3 berdenah segi delapan yang berdiri di atas kaki-kaki bangunan yang berdenah bujur sangkar. Bangunan candi ini terdiri dari satu buah candi induk dan tiga buah candi perwara. Keempat bangunan tersebut diletakkan di sisi timur, utara, dan selatan. Jika tangga naik dijadikan pusat arah, candi ini menghadap ke arah timur laut. Dari reruntuhan bangunan Candi 3 ditemukan sejumlah fragmen, seperti kepala arca yang berwajah raksasa (ugra), arca perempuan yang sedang memegang ular, arca perempuan yang mengenakan kalung berupa untaian tengkorak, dan arca-arca binatang.
Berdasarkan bentuk-bentuk bangunan yang ditemukan, maka dapat diperkirakan bahwa Candi Bumi Ayu ini awalnya mengandung nilai-nilai keagamaan Hindu (Siwa), tepatnya pada abad 9-10 Masehi. Pada abad 10-12 M, mulai masuk aliran Tantrisme (ajaran dalam agama Hindu dan Buddha yang mengandung mistik dan magi), yang ditandai dengan adanya bukti tulisan pada lempengan emas. Rupanya, Tantrisme makin berkembang pada abad 13 M, yang ditandai dengan adanya Arca Camundi dan sebuah arca singa yang sedang menarik kereta. Umumnya, aliran ini berasal dari India dan Singasari. (HS/sej/43/04-08).
[ Last edited by jf_pratama at 20-4-2008 12:12 AM ] |
|
|
|
|
|
|
|
Bangga sungguh aku melihat kehebatan orang Melayu di Nusantara...Jawa pun terpaksa tunduk pada ajaran yang dibawa oleh pendeta Melayu...
Untuk pengetahuan anda semua, keSultanan Negeri Perak merupakan penerus dinasti Sailendra.... |
|
|
|
|
|
|
|
Di samping pendeta-pendeta India secara aktifmenyebarkan agamanya di Indonesia, terdapat orang-orang Indonesia yangpergi ke India untuk belajar agama. Hal ini disebutkan minimal oleh duabuah prasasti. Bahkan, menurut salah satu prasasti itu, seorang rajaSriwijaya telah minta kepada raja dari Dinasti Pala untuk membuatkanasrama untuk tempat tinggal para pelajar Indonesia tersebut di Nalanda.Para pelajar inilah yang memegang peranan penting dalam pendiriancandi-candi di Jawa.
jf_pratama Post at 15-6-2007 21:21
Macam bodoh je cerita engko ni...Indon wujud zaman apa? Takkan tanggal kemerdekaan sendiri pun tak tahu...
Mod pun ikut sama layan melulu... |
|
|
|
|
|
|
|
Gambar ni aku ambil tahun lepas masa pergi ke Borobudur...
Proud to be Malaysian |
|
|
|
|
|
|
|
India pun ada sponsor....hmm...mmg patut pun..Indonesia kan India punya... |
|
|
|
|
|
|
|
Laaa, watpe nk bertekak, hahaha.. memang tanah Jawa tu dah terbukti sebagai "Bumi Tua" maksudnyer ketamadunannya dikatakan seiring dengan ketamadunan Sumeria, Yunani n lain2nya. Cuma yg kita harapkan agar dijumpai bukti2 seperti binaan2 seperti candi batu pahat di lembah bujang (merbok). Ayah aku ckp, pengkaji sejarah dah dapat mengesan beratus2 binaan candi yg bertaburan di sekeliling gunung jerai.. cuma masalah kewangan je ar untuk memulakan expedisi sbb dah la dlm hutan rimba pastu atas gunung pulak tu huhuhu... so kerajaan kene ar aktif siket.. bukan apa untuk menaikkan nama negara jugak kan2? huuu |
|
|
|
|
|
|
|
lawa jari tu..laen macam jer... |
|
|
|
|
|
|
| |
|