|
Originally posted by Lloni at 4-9-2007 12:33 AM
26 cedera bantahan lantik rajaBH 03092007
JAKARTA: Sekurang-kurangnya 26 orang cedera apabila polis dan penunjuk perasaan bertempur di Pulau Sumatera ketika pertabalan raja muda tempatan baru ...
Harap2 Aceh tak bergolak lagi,cukup2lah tu dan harap2 kerajaan Indonesia boleh memberikan kuasa autonomi utk rakyat Aceh supaya mereka lebih bebas dalam mencorak wilayah mereka sendiri. |
|
|
|
|
|
|
|
....salute dgn perjuangan pahlawan Acheh dulu....ilmuwan mereka...perjuangan bersendi syarak mereka...sistem pemerintahan beraja mrk.
...kini,anak2 Acheh di Malaysia...ramai dh berjaya(meniaga buah...runcit...bundle..sayur...ikan..dll)...wujud koloni mrk di bbrapa tmpat d KL(asal kaw.Melayu...tp...). Pepatah modern utk org Acheh bg org2 dr dunia gelap ialah " Di Mana Ada Acheh , Di Situ Ada Batu" |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by rempo at 4-9-2007 12:40 AM
Sebab apa?
Er,bukankemasakita merdeka 1957 dulupun Patani dah memang dalamjajahantaklukThai,jadi bolehke Raja Thai lepaskan Patani ke TanahMelayu utkmerdekamacam tu aje?
Petikan Dari..
Saya di fahamkan juga bahawa Inggeris ingin menyerahkan Pattani, Satun,Yala,Ligor dan Songkhala untuk merdeka bersama kita dalam tahun 1957 dahulu tetapi ditolak oleh TAR kerana datuknya Raja Chulalongkorn tidak mengizinkannya (TAR cucu raja Siam itu). Inggeris tahu bahawa daerah ini jajahan Nagara Kedah,berdasarkan manuskrip Undang-Undang Kedah yangtercatat di m.s.15.
Mazlan Abdul Majid
Pensyarah Kanan
UiTM Kedah
[ Last edited by HangPC2 at 5-9-2007 10:53 AM ] |
|
|
|
|
|
|
|
aku mampu berdoa aje supaya Allah membantu orang yang benar.. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by rurouni_khairul at 13-8-2007 07:43 PM
Tapi yang sedihnya...Brunei menarik diri di saat2 akhir sewaktu hendak membuat keputusan menyertai Persekutuan...
ini kerana pemberontak azahari menekankan bahawa sekiranya brunei masuk alaysia,segala harta kekayaan akan jatuh ke kuala lumpur,seperti yang terjadi di aceh.itu adalah pikiran azahari yang smemeangnya mempunyai teman rapat di acheh.mungkin,pikiran azahari agak kedepan.......sultan brunei ketika itu yang pada mulanya bersetuju untuk menyertai malaysia,akhirnya menarik balik penyertaannya kerana pemberontakan azahari dan usul yang dibentang olehnya.sehingga hari ini,brunei kaya kerana hasil buah pikiran azahari.
dari segi positif,brunei mengaut kekayaannnya sendiri tanpa dikongsi oleh mana mana negeri atau kerajaan....tapi dari segi negatifnya,negara itu kecil,kekuasaan ketenteraan agak lemah dan menjadikan negara tersebut kemungkinan boleh dijajah lagi......
apapun,saya bangga menjadi warga malaysia.......walaupun pada suatu masa dahulu warga sabah dan sarawak sering di diskrimniasi kan oleh oirang smenanjung..... |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by sayapghaib at 13-8-2007 02:19 PM
Kita tidak mengambil Sabah dan Sarawak secara sepihak.Penduduk Sabah dan Sarawak sendiri yang memilih untuk bersatu dengan Semenanjung dan menjadi Malaysia.Malah kedua dua negeri tersebut terutam ...
ada referendum kan.. |
|
|
|
|
|
|
|
Originally posted by rempo at 4-9-2007 12:45 AM
Harap2 Aceh tak bergolak lagi,cukup2lah tu dan harap2 kerajaan Indonesia boleh memberikan kuasa autonomi utk rakyat Aceh supaya mereka lebih bebas dalam mencorak wilayah mereka sendiri.
GAM dah letak semua senjata ke ? ke ada lak kumpulan serpihan macam rira - real ira |
|
|
|
|
|
|
|
i believe this is the acheh's flag
is |
|
|
|
|
|
|
|
i believe this is the acheh's flag
is |
|
|
|
|
|
|
|
i believe this is the acheh's flag
is |
|
|
|
|
|
|
|
jawa pegang indon tu sebab masa kejatuhan belanda, belanda serahkan kuasa pada talibarut2 dan hamba2 suruhan dia selama ni. mana buleh bagi kuasa pada org yg halau dia.
sumber kekayaan gas asli dan petroleum di Leuksemaweu, aceh timor telah disapu oleh ExxonMobil yg kununnya hak indon. Indonesia dikenali sebagai pengeluar minyak antara terbesar dunia jugak (cek dalam website OPEC) tapi sebab negara di pegang tampuk pemerintahan yg bodoh piang diroang senang2 bagi pada american company utk pam minyak disitu sepuas2nya.
indon mmg lahanat!:@ :@ :@ :@ |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by HangPC2 at 23-3-2010 11:31
Artikel In Bahasa Indonesia
Kejahatan Christian terhadap Islam dan Aceh
Orientalis Kristen kelahiran Oosterhout ini tak percaya Tuhan. Tapi ia dijunjung sebagai pahlawan oleh Belanda atas keberhasilan memecah-belah ulama.
Nama lengkapnya, Christian Snouck Hurgronje, lahir di pada 8 Februari 1857 di Tholen, Oosterhout, Belanda. Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta Protestan, Snouck pun sedari kecil sudah diarahkan pada bidang teologi.
Tamat sekolah menengah, dia melanjutkan ke Universitas Leiden untuk mata kuliah Ilmu Teologi dan Sastra Arab, 1875. Lima tahun kemudian, dia tamat dengan predikat cum laude dengan disertasi Het Mekaansche Feest (Perayaan di Mekah).
Tak cukup bangga dengan kemampuan bahasa Arab-nya, Snouck kemudian melanjutkan pendidiklan ke Mekah, 1884. Di Mekah, keramahannya membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dan untuk kian merebut hati ulama Mekah, Snouck memeluk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Ghaffar.
Christian Snouck Hurgronje alias Abdul Ghaffar
Snouck Hurgronje adalah sosok kontroversiol khususnya bagi kaum Muslimin Indonesia, terutama kaum muslimin Aceh. Bagi penjajah Belanda, dia adalah pahlawan yang berhasil memetakan struktur perlawanan rakyat Aceh. Bagi kaum orientalis, dia sarjana yang berhasil. Tapi bagi rakyat Aceh, dia adalah pengkhianat tanpa tanding.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan peran Snouck sebagai orientalis ternyata hanya kedok untuk menyusup dalam kekuatan rakyat Aceh. Dia dinilai memanipulasi tugas keilmuan untuk kepentingan politik.
Seorang peneliti Belanda kontemporer Koningsveld, menjelaskan bahwa realitas budaya di negerinya membawa pengaruh besar terhadap kejiwaan dan sikap Snouck para perkembanagan selanjutnya.
Snouck berpendapat bahwa Al-Quran bukanlah wahyu dari Allah, melainkan adalah karya Muhammad yang mengandung ajaran agama. Pada saat itu, para ahli perbandingan agama dan ahli perbandingan sejarah sangat dipengaruhi oleh teori "Evolusi" Darwin. Hal ini membawa konsekuensi khusus dalam teori peradaban di kalangan cendikiawan Barat, bahwa peradaban Eropa dan Kristen adalah puncak peradaban dunia.
Sementara, Islam yang datang belakangan, menurut mereka, adalah upaya untuk memutus perkembangan peradaban ini. Bagi kalangan Nasrani, kenyataan ini dianggap hukuman atas dosa-dosa mereka. Ringkasnya, agama dan peradaban Eropa adalah lebih tinggi dan lebih baik dibanding agama dan peradaban Timur. Teori peradaban ini berpengaruh besar terhadap sikap dan pemikiran Snouck selanjutnya.
Pada tahun 1876, saat menjadi mahasiswa di Leiden, Snouck pernah mengatakan, "Adalah kewajiban kita untuk membantu penduduk negeri jajahan -maksudnya warga Muslim Indonesia- agar terbebas dari Islam". Sejak itu, sikap dan pandangan Snouck terhadap Islam tidak pernah berubah.
Snouck pernah mengajar di Institut Leiden dan Delf, yaitu lembaga yang memberikan pelatihan bagi warga Belanda sebelum ditugaskan di Indonesia. Saat itu, Snouck belum pernah datang ke Indonesia, namun ia mulai aktif dalam masalah-masalah penjajahan Belanda.
Pada saat yang sama perang Aceh mulai bergolak. Saat tinggal di Jedah, ia berkenalan dengan dua orang Indonesia yaitu Raden Abu Bakar Jayadiningrat dan Haji Hasan Musthafa. Dari keduanya Snouck belajar bahasa Melayu dan mulai bergaul dengan para haji jemaah Dari Indonesia untuk mendapatkan informasi yang ia butu*kan.
Pada saat itu pula, ia menyatakan ke-Islam-annya dan mengucapkan Syahadat di depan khalayak dengan memakai nama "Abdul Ghaffar."
Seorang Indonesia berkirim surat kepada Snouck yang isinya menyebutkan "Karena Anda telah menyatakan masuk Islam di hadapan orang banyak, dan ulama- ulama Mekah telah mengakui ke-Islaman Anda". Seluruh aktivitas Snouck selama di Saudi ini tercatat dalam dokumen-dokumen di Universitas Leiden, Belanda.
Snouck menetap di Mekah selama enam bulan dan disambut hangat oleh seorang 'Ulama besar Mekah, yaitu Waliyul Hijaz. Ia lalu kembali ke negaranya pada tahun 1885. Selama di Saudi Snouck memperoleh data-data penting dan strategis bagi kepentingan pemerintah penjajah. Informasi itu ia dapatkan dengan mudah karena tokoh-tokoh Indonesia yang ada di sana sudah menganggapnya sebagai saudara seagama.
Kesempatan ini digunakan oleh Snouck untuk memperkuat hubungan dengan tokoh-tokoh yang berasal dari Aceh yang menetap di negeri Hijaz saat itu. Snouck kemudian menawarkan diri pada pemerintah penjajah Belanda untuk ditugaskan di Aceh. Saat itu perang Aceh dan Belanda mulai berkecamuk. Snouck masih terus melakukan surat menyurat dengan 'Ulama asal Aceh di Mekah. Snouck tiba di Jakarta pada tahun 1889. Jendral Benaker Hourdec menyiapkan asisten-asisten untuk menjadi pembantunya. Seorang di antaranya adalah warga keturunan Arab Pekojan, yaitu Sayyid Utsman Yahya Ibn Aqil al Alawi. Ia adalah penasehat pemerintah Belanda dalam urusan Islam dan kaum Muslim atau asisten honorair.
Dalam buku Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, Utsman bin Abdullah Al-Alawi dikenal seorang pengabdi Pemerintah Kolonial Belanda yang amat setia. Untuk kesetiaannya yang luarbiasa itu, ia dianugerahi Bintang Salib Singa Belanda tanggal 5 Desember 1899 tanpa upacara resmi. Ia bahkan pernah mengarang khotbah jumaat yang mengandung doa dalam bahasa Arab untuk kesejahteraan Ratu Belanda Wilhelmina. Khotbah dan doa itu kemudian dikenal di kalangan umat Islam sebagai Khotbah Penjilat.
Dalam upaya memadamkan pemberontakan Islam, Sayyid Utsman Al-Alawi ini dikenal pula dengan fatwanya yang menyatakan bahwa jihad itu bukanlah perang melawan orang kafir, melainkan perang melawan nafsu-nafsu jahat yang bersarang pada diri pribadi setiap orang. Selain Al-Alawi, Snouck juga dibantu sahabat lamanya ketika di Mekah, Haji Hasan Musthafa yang diberi posisi sebagai penasehat untuk wilayah Jawa Barat. Snouck sendiri memegang jabatan sebagai penasehat resmi pemerintah penjajah Belanda dalam bidang bahasa Timur dan Fiqh Islam. Jabatan ini masih dipegangnya hingga setelah kembali ke Belanda pada tahun 1906.
bersambung....
|
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by HangPC2 at 23-3-2010 11:34
Pembersihan Aceh
Misi utama Snouck adalah "membersihkan" Aceh. Setelah melakukan studi mendalam tentang semua yang terkait dengan masyarakat ini, Snouck menulis laporan panjang yang berjudul kejahatan-kejahatan Aceh. Laporan ini kemudian jadi acuan dan dasar kebijakan politik dan militer Belanda dalam menghadapai masalah Aceh.
Pada bagian pertama, Snouck menjelaskan tentang kultur masyarakat Aceh, peran Islam, 'Ulama, dan peran tokoh pimpinannya. Ia menegaskan pada bagian ini, bahwa yang berada di belakang perang dahsyat Aceh dengan Belanda adalah para 'Ulama.
Sedangkan tokoh-tokoh formalnya bisa diajak damai dan dijadikan sekutu, karena mereka hanya memikirkan bisnisnya. Snouck menegaskan bahwa Islam harus dianggap sebagai faktor negatif, karena dialah yang menimbulkan semangat fanatisme agama di kalangan muslimin. Pada saat yang sarna, Islam membangkitkan rasa kebencian dan permusuhan rakyat Aceh terhadap Belanda. Jika dimungkinkan "pembersihan" 'Ulama dari tengah masyarakat, maka Islam takkan lagi punya kekuatan di Aceh. Setelah itu, para tokoh-tokoh adat bisa menguasai dengan mudah.
Bagian kedua laporan ini adalah usulan strategis soal militer. Snouck mengusulkan dilakukannya operasi militer di desa-desa di Aceh untuk melumpuhkan perlawanan rakyat yang menjadi sumber kekuatan 'Ulama. Bila ini berhasil, terbuka peluang untuk membangun kerjasama dengan pemimpin lokal. Perlu disebut di sini, bahwa Snouck didukung oleh jaringan intelijen mata-mata dari kalangan pribumi.
Cara yang ditempuh sama dengan yang dilakukannya di Saudi dulu, yaitu membangun hubungan dan melakukan kontak dengan warga setempat untuk mendapatkan informasi yang dibutu*kan. Orang-orang yang membantunya berasumsi bahwa Snouck adalah seorang saudara semuslim. Dalam suatu korespondensinya dengan 'Ulama Jawa, Snouck menerima surat yang bertuliskan "Wahai Fadhilah Syekh AIlamah Maulana Abdul Ghaffar, sang mufti negeri Jawa. "
Lebih aneh lagi, Snouck menikah dengan putri seorang kepala daerah Ciamis, Jawa Barat pada tahun 1890. dari pernikahan ini ia peroleh empat anak: Salamah, 'Umar, Aminah dan Ibrahim. Akhir abad 19 ia menikah lagi dengan Siti Sadijah, putri khalifah Apo, seorang 'Ulama besar di Bandung. Anak dari pernikahan ini bernama Raden Yusuf.
Portrait of Nodeke Snouck juga melakukan surat menyurat dengan gurunya Theodor Nodeke, seorang orientalis Jerman terkenal. Sekedar catatan, Nodeke adalah orientalis dan pakar Kearaban dari Jerman. Tahun 1860 aia menerbitkan bukunya, Geschichte des Qurans (Sejarah al-Quran). Karyanya ini dikembangkan bersama Schwally, Bergstraser, dan Otto Pretzl, dan ditulis selama 68 tahun sejak edisi pertama.
Sampai saat ini, Geschichte des Qorans menjadi karya standar bagi para orientalis khususnya dalam sejarah kritis penyusunan Al-Quran. Musthafa Al-hami, dalam bukunya, The History of The Quranic Text, mengutip satu artikel di Encyclopedia Britannica (1891), dimana Nodeke menyebutkan banyaknya kekeliruan dalam Al-Quran karena, kata Nodeke, Kejahilan Muhammad tentang sejarah awal agama Yahudi kecerobohan nama-nama dan perincian yang lain yang ia curi dari sumber-sumber Yahudi.
Sebagaimana dikutip dalam bukunya, Musthafa Al-hami, The History of The Quranic Text, Nodeke, telah menuduh Nabi Muhammad sebagai penulis Al-Quran dan orang jahil. Selanjutnya, dalam suratnya, Snouck menegaskan bahwa keIslaman dan semua tindakannya adalah permainan untuk menipu orang Indonesia demi mendapatkan informasi.
Ia menulis "Saya masuk Islam hanya pura-pura. Inilah satu-satulnya jalan agar saya bisa diterima masyarakat Indonesia yang fanatik. " Temuan lain Koningsveld dalam surat Snouck mengungkap bahwa ia meragukan adanya Tuhan. Ini terungkap dari surat yang ia tulis pada pendeta Protestan terkenal Herman Parfink yang berisi, 'Anda termasuk orang yang percaya pada Tuhan. Saya sendiri ragu pada segala sesuatu. "
Devide et impera
Yang jelas, selama tujuh bulan Snouck berada si Aceh, sejak 8 Juli 1891, baru pada 23 Mei 1892, ia mengajukan Atjeh Verslag, laporannya kepada pemerintah Belanda tentang pendahuluan budaya dan keagamaan, dalam lingkup nasehat strategi kemiliteran Snouck.
Sebagian besar Atjeh Verslag kemudian diterbitkan dalam De Atjeher dalam dua jilid yang terbit 1893 dan 1894. Dalam Atjeh Verslag-lah pertama disampaikan agar kotak kekuasaan di Aceh dipecah-pecah. Itu berlangsung lama, karena sampai 1898, Snouck masih saja berkutat pada perang kontra-gerilya.
Nasehat Snouck mematahkan perlawanan para ulama, karena awalnya Snouck sudah melemparkan isu bahwa yang berhak memimpin Aceh bukanlah uleebalang, tapi ulama yang dekat dengan rakyat kecil. Komponen paling menentukan sudah pecah, rakyat berdiri di belakang ulama, lalu Belanda mengerasi ulama dengan harapan rakyat yang sudah berposisi di sana menjadi takut. Untuk waktu yang singkat, metode yang dipakai berhasil. Snouck mendekati ulama untuk bisa memberi fatwa agama. Tapi fatwa-fatwa itu berdasarkan politik devide et impera.
Demi kepentingan keagamaan, ia berkotbah untuk menjauhkan agama dan politik. Selama di Aceh Snouck meneliti cara berpikir orang-orang secara langsung.
Dalam suratnya kepada Van der Maaten (29 Juni 1933), Snouck mengatakan bahwa ia bergaul dengan orang-orang Aceh yang menyingkir ke Penang. Van Heutsz adalah seorang petempur murni. Sebagai lambang morsose, keinginannya tentu menerapkan nasihat pertama Snouck; mematahkan perlawanan secara keras.
Tapi Van Heutsz ternyata harus melaksanakan nasihat lain dari Snouck, yang kemudian beranggapan pelumpuhan perlawanan dengan kekerasan akan melahirkan implikasi yang tambah sulit diredam. Akhirnya taktik militer Snouck memang diubah. Memang pada 1903, kesultanan Aceh takluk. Tapi persoalan Aceh tetap tak selesai. Sehingga Snouck terpaksa membalikkan metode, dengan mengusulkan agar di Aceh diterapkan kebijakan praktis yang dapat mendorong hilangnya rasa benci masyarakat Aceh karena tindakan penaklukkan secara bersenjata.
Inilah yang menyebabkan sejarah panjang ambivalensi dialami dalam menyelesaikan Aceh.
Sepionase?
Dr. P. Sj. Van Koningsveld, penulis Belanda yang gemar mengumpulkan tulisan-tulisannya bertalian kegiatan kontroversiol Snouk mencatat beberapa perilaku Snouck Hurgronje. Kumpulan tulisan Van Koningsveld ini banyak mendapat pertentantangan dikalangan akademisi yang masih menjadi almamaternya di Leiden.
Dalam bukunya Snouck Hurgronje dan Islam (Girimukti Pasaka, Jakarta, 1989), Koningsveld menggambarkan kemungkinan Snouck masuk Islam oleh Qadi Jeddah dengan dua orang saksi setelah Snouck pindah tinggal bersama-sama dengan Aboebakar Djajadiningrat (1989: 95-107).
Van Koningsveld juga memberikan petunjuk-petunjuk yang memberikan kesan ketidaktulusan Snouck Hurgronje masuk Islam. Dia masuk Islam hanyalah untuk melancarkan tugasnya atau tujuannya yang hendak mengukuhkan kekuasaan Belanda di Indonesia, jadi bersifat politik bukan ilmiah murni.
Veld berkomentar tentang aktivitas Snouck: "Ia berlindung di balik nama "penelitian Ilmiah" dalam melakukan aktifitas spionase, demi kepentingan penjajah".
Veld yang merupakan peneliti Belanda yang secara khusus mengkaji biografi Snouck menegaskan, bahwa dalam studinya terhadap masyarakat Aceh, Snouck menulis laporan ganda. Ia menuliskan dua buku tentang Aceh dengan satu judul, namun dengan isi yang bertolak belakang. Dari laporan ini, Snouck hidup di tengah masyarakat Aceh selama tiga puluh tiga bulan dan ia pura-pura masuk Islam.
Selain tugas memata-matai Aceh, Snouck juga terlibat sebagai peletak dasar segala kebijakan kolonial Belanda menyangkut kepentingan umat Islam. Atas sarannya, Belanda mencoba memikat ulama untuk tak menentang dengan melibatkan massa. Tak heran, setelah Aceh, Snouck pun memberi masukan bagaimana menguasai beberapa bagian Jawa dengan memanjakan ulama.
Dalam rentang waktu itu, ia menyaksikan budaya dan watak masyarakat Aceh sekaligus memantau perisriwa yang terjadi. Semua aktivitasnya tak lebih dari pekerjaan spionase dengan mengamati dan mencatat. Sebagai hasilnya ia menulis dua buku. Pertama berjudul "Aceh," memuat laporan ilmiah tentang karakteristik masyarakat Aceh dan buku ini diterbitkan. Tapi pada saat yang sama, ia juga menulis laporan untuk pemerintah Belanda berjudul Kejahatan Aceh. Buku ini memuat alasan-alasan memerangi rakyat Aceh.
Dua buku ini bertolak belakang dari sisi materi dan prinsipnya. Buku ini menggambarkan sikap Snouck yang sebenarnya. Di dalamnya Snouck mencela dan merendahkan masyarakat dan agama rakyat Aceh. Laporan ini bisa disebut hanya berisi cacian dan celaan sebagai provokasi penjajah untuk memerangi rakyat Aceh. [Ditulis Indra Yogi. Tulisan ini disadur dari tulisan Dr. Daud Rasyid, MA, Fenomena Sunnah di Indonesia, Potret Pergulatan Melawan Konspirasi dan beberapa sumber lain/hidayatullah.com]
Sources : http://swaramuslim.net
|
|
|
|
|
|
|
|
Kesiannya Aceh...
Indon memang lahanat... ada ke dorang kata Malaysia nie berfikiran KOLOT kerana mengamalkan undang2 syariah... :@ :@ |
|
|
|
|
|
|
|
Reply #56 feldboy's post
dia org ni mmg bodo pun...
kira diaorg ni mcm melayu kasta rendah le.... |
|
|
|
|
|
|
|
Hikayat Perang Sabil
Salam alaikum walaik鬽 teungku meutuah
Katr鬹 neulangkah neulangkah neuw鬳 bak kam鬳
Amanah nabi ya nabi hana meu ubah-meu ubah
Syuruga indah ya Allah pahala prang sabi
Ureueng syahid la syahid bek ta khun mat |
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by HangPC2 at 23-3-2010 11:44
HIKAYAT PERANG SABIL
Bala tentara kolonial Belanda pada tanggal 26 Maret 1873 menyampaikan
manifesto perang kepada Kerajaan Aceh, karena ultimatum yang berisi
tuntutan agar Aceh mengakui kedaulatan Belanda tidak mendapat jawaban
yang memuaskan, maka Belanda pada tanggal 8 April 1873 mulai menyerang.
Armada laut Belanda yang terdiri dari enam buah kapal uap, lima buah
kapal layar, lima buah kapal barkhas, delapan buah kapal peronda, enam
buah kapal pengangkut, dua buah kapal angkatan laut, satu buah kapal
komando, dibawah komando Jenderal J.H.R. Kohler mendaratkan kekuatan
angkatan bersenjatanya di pantai Aceh besar.
Seri Paduka Bangta Muda Tuanku Hasyim menyerukan agar Tanah Aceh
dipertahankan matia-matian, meskipun tinggal sampai sebesar nyiru
sekalipun. Kepada masyarakat Aceh disampaikan melalui pelbagai jalur
komunikasi yang ada mengenai sebab-musabab ketegangan yang disebabkan
oleh serangan pihak Belanda, serta cara-cara mengatasinya. Jalan yang
ditempuh untuk mengatasi ketegangan ialah dengan bertempur melawan musuh
yang dianggap merusak sendi-sendi agama Islam.
Unsur perang sabil yang telah lama berada dalam masyarakat Aceh diangkat
sebagai basis ideologi, diaktifkan menjadi salah satu faktor yang
menentukan dalam perlawanan terhadap Belanda. Wajarlah jika para
pemimpin agama menimba ilmu dari kitab suci Al-Qur抋n yang merupakan
sumber hukum tertinggi dalam agama Islam, menggubah hikayat dengan
maksud agar setiap Muslim merasa terpanggil untuk memenuhi kewajiban
berperang di jalan Allah.
Ketika negeri Aceh dilanda serangan bangsa yang dianggap kafir, para
ulama berupaya agar umat dapat dididik dengan berbagai cara hingga mampu
memiliki motivasi yang padu dalam mengusir Belanda.
Hal demikian dapat terjadi dalam satu masyarakat, seperti masyarakat
Aceh, yang nilai keagamaannya memainkan peranan penting. Sehingga agama
dan politik dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang logam yang
sama.
Berbeda dengan sastra Melayu yang mengenal hikayat sebagai prosa, dalam
sastra Aceh, hikayat adalah puisi diluar jenis pantun, nasib, dan kisah.
Hikayat bagi orang Aceh tidak hanya berisi cerita fiksi belaka, tetapi
berisi pula butir-butir yang menyangkut pengajaran moral. Orang Aceh
sangat gemar mendengarkan pembacaan hikayat, yang sampai pada awal abad
XX merupakan hiburan utama yang bersifat mendidik.
Sesungguhnya, hikayat-hikayat perang sabil ini telah ada semenjak Aceh
bertempur melawan Portugis pada tahun 1521. Salah satu diantaranya
adalah Hikayat Malem Dagang, yang terus diwariskan turun-temurun kepada
generasi-generasi berikutnya. Syaikh Muhammad Ibn Abbas alias Tgk Chik
Kutakarang dalam kitabnya yang berjudul Tadhkirat al-Radikin merujuk
Hikayat Malem Dagang sebagai peristiwa perang melawan kafir dimasa lalu
dan menasihatkan kepada semua orang Aceh agar menarik pelajaran dari
kisah-kisah perlawanan seperti itu.
Selain daripada itu, ada juga naskah hikayat perang sabil yang ditulis
pada 5 Oktober 1710 (11 Syaban 1122 H) yang mencantumkan sumber
gubahannya dari kitab yang bernama Mukhtasar Muthirim-gharam yang
berasal dari Syaikh Ahmad Ibn Musa. Ada pula naskah lainnya tentang
hikayat perang sabil yang ditulis pada tahun 1834. Gubahan tersebut
bersumber dari kitabnya Syaikh Abd al-Samad al-Falimbani murid dari
Syaikh Abdussamad yang bertempat tinggal di Mekkah.
Dari segi isinya, hikayat-hikayat perang sabil dapat dibagi dalam 3
kategori, yaitu : (1) yang berisi anjuran untuk berperang sabil dengan
menunjukkan pahala, keuntungan, dan kebahagiaan yang akan diraih, (2)
yang berisi berita mengenai tokoh atau keadaan peperangan di suatu
tempat yang patut disampaikan kepada masyarakat untuk mendorong semangat
orang-orang Muslimin yang sedang berjihad, (3) yang mencakup kedua-dua
kategori yang tersebut terdahulu.
Selain daripada itu, disampaikan pula mengenai faedah yang akan
diperoleh bagi mereka yang mengeluarkan dana untuk kepentingan perang
sabil. Dimana Allah SWT akan membalasnya dengan imbalan berlipat ganda
dan mereka pun akan dimasukkan ke dalam surga.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT berfirman : ...orang yang
menafkahkan hartanya pada jalan kebajikan (sabilillah) seperti buah biji
yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai itu berbuah
seratus biji, Allah mempunyai karunia luas lagi mengetahui.
Dalam masa perang dengan belanda, orang Aceh membaca hikayat perang
sabil di dayah-dayah atau pesantren, di meunasah-meunasah, dan di
rumah-rumah, ataupun di tempat lainnya sebelum orang pergi bertempur
melawan Belanda. Di daerah-daerah yang sudah dikuasai oleh Belanda,
orang membaca dan mendengarkan hikayat perang sabil secara
sembunyi-sembunyi, khawatir ditangkap oleh pihak Belanda.
Belanda menganggap hikayat perang sabil itu sangat berbahaya, sebab
dapat membangkitkan semangat melawan Belanda. Begitu besar kekhawatiran
Belanda terhadap pengaruh hikayat perang sabil, sehingga Gubernur Aceh
朅.H. Philips- dalam memori serah terima jabatannya menyatakan bahwa
membaca hikayat perang sabil yang diadakan dihadapan umum dapat
merangsang pembaca atau pendengarnya sedemikian rupa sehingga dapat
menghilangkan keseimbangan jiwa yang kemudian disalurkan dalam tindakan
membunuh Kaphe -Kafir Belanda- , sebab itu adalah penting sekali apabila
hikayat-hikayat seperti itu di dan dimusnahkan menjadi makanan api.
Hikayat-hikayat perang sabil ditulis dalam bahasa Aceh, adapun kutipan
yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dari sebagian kecil
hikayat-hikayat perang sabil tersebut adalah sebagai berikut :
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah khaliqul asyya, segala hal ciptaan Rabbi
Arasy kursi surga neraka, semua langit dunia dan bumi
Kemudian selawat salam hamba, kepada junjungan penghulu Nabi
Kepada waris bersama sahabat, termasuk sekalian Muhajir Anshari
Setelah selesai puji selawat, berilah hidayat hamba yang fakir
Insya Allah dengan tolong tuhan, hamba berkabar hal perang sabil
Kabar kitab hamba kan karang, biarlah kukarang yang mana jadi
Hamba perbuat atas kebajikan, mudah-mudahan pahala diberi...
...Jikalau kacau serta salah, janganlah marah pada fakir ini
Aku menulis dipihak Allah, semata-mata karena Illahi
Wahai tuan adik dan abang, jangan hindari berperang sabil
Jangan hitung para hulubalang, sudah dirasuki jin dan pari
Wahai tuan dunia akhir, agama tak lagi di segala negeri
Semua ulama berdiam diri, akan perang kafir tiada perduli
Lidah ulama semau lah kelu, tak lagi perduli kerja perang sabil
Melainkan yang ada dengan izin Allah, Tengku di Tiro mewakili Nabi
Ulama lain di setiap negeri, berdiam diri tiada perduli
Mereka sangka dapat lepas, ketika diperiksa di hari nanti
Pada hari menghadap Allah, takkan lepas wahai sayidi
Demikian dikatakan dalam kitab, firman Alllah dengan hadith Nabi
Wahai tuan adinda sahabat, firman Hadarat Tuhanku Rabbi
Dari semua ibadat yang ada, yang terlebih mulia berperang sabil
Kutipan hadith tak hamba baca, hanya makna tertulis disini
Untuk peringatan jaga-jaga, barangkali lupa semua akhi
Wahai tuan baik-baik fahami, bukan tak menentu yang kukabari
Sengaja kuambil uraian ini, dari Mathirilgharam kitab perang sabil
Didalam Al-Quran diriwayatkan, firman Hadarat Tuhanku Rabbi
Beserta hadith pemimpin umat, sungguh jangan lupa wahai akhi
Hadith Nabi sangat sekali saheh, tak ada jalan lari dari perang sabil
Imbalan diberi tanpa alasan, memang lah tersedia surga nan tinggi
Demikian didapat disetiap kitab, utama ibadat memang perang sabil
Dengarlah tuan kubaca ayat, firman Hadarat Tuhanku Rabbi
Surga untuk mereka. Meraka berperang pada jalan Allah,
Lantas mereka membunuh atau terbunuh.
Itulah janji Allah yang pasti didalam Taurat, Injil, dan Quran.
Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah ?.
Sebab itu bergembiralah kamu dengan perjanjian yang telah kamu ikat itu.
Dan itulah kemenangan yang besar.
Agar sangat dimuliakan wahai sayidi, kita dibeli Rabbul Karim,
Sebagai harganya surga nan tinggi.
Siapa menyerahkan nyawa dan harta, dibelanjakan pada perang sabil...
...Kemana pergi wahai sahabat, memanglah kita kan wajib mati
Seperti firman dari Hadarat, dalam ayat terlihat bukti
Dimana juga kamu berada maut itu pasti menghampiri, walau kamu berada
dalam benteng yang tinggi, kuat dan kokoh
Walau sembunyi di peti besi, mati takkan bisa dihindari
Demikianlah kukatakan lelaki pujaan, semua ingat masing-masing diri...
...Jikalau mati di kamar tidur, keadaan terdesak tiada terperi
Sangat sakit nayawa diambil, yang bukan terkena senjata kafir
Biar dalam saf perang waktu dihantam, biar terlentang membunuh kafir
Wahai tuan adinda yang berbahagia duduk termenung janganlah lagi...
...Dipihak kita wahai saudara, melawan kafir bimbang di hati
Demikian Tuhan memberi anda, mengapa tuan syak di hati
Ya Allah Wahidul Qahhar, Rabban Ghafurun Tuhanku Rabbi
Berilah hamba ketetapan hati, melawan Belanda kafir harbi
Wahai adinda semua saudara, wahai tuan jangan berdiam lagi...
bersambung....
|
|
|
|
|
|
|
|
Post Last Edit by HangPC2 at 23-3-2010 11:43
...Saksi hamba adalah Allah, Rasulullah Penghulu kami
Ketiga dengan tuan guru payung hamba, itulah tiga menjadi saksi
Takkan hamba ubah yang telah terucapkan, takkan hamba inginkan dunia ini
Seusai sang bintang timur, disembahnya tuan guru jari dan kaki
Bangkit ia segera berlalu, heran guru bibir terkunci...
...Yang dahulu wahai buah hati, tak pernah kafir ke pulau Ruja
Saat ini sudahlah kesampaian, telah datang kafir mengantar surga
Begitulah kukatakan istri pujaan, semua kita berbahagia raya
Zaman ketika nenek moyang kita, tiada pernah begini wahai bintara
Setelah zaman dahulu kala, masih ada Nabi Sayidil Anbia
Semenjak itu tak pernah lagi berperang sabil, karunia Rabbi kini baru
ada
Tuhan kita Rabbul Azzah, amat mengasihi semua hamba
Diberi jalan yang besar sekali, jalan pulang kedalam surga
Wahai teungku raja bahagia, jangan lagi tergiur berniaga
Jika tidak memerangi seteru Allah, sesal kemudian putus asa
Hai teungku yang bangsawan, firman Tuhan lahir nyata
Patuhlah kepada ayat-ayat Quran, firman Tuhan Rabbul Ala
Jika kamu tiada mau berperang, niscaya Allah menyiksamu dengan azab
yang pedih
dan Dia akan menukar kamu dengan kamu yang lain
Itulah firman wahai buah hati
Dijatuhi siksa bukan kepalang, yang tidak memerangi kafir Belanda
Itulah yang kukatakan wahai abang, hai saudara bukan main-main lagi
Sebelum diberikan pengganti lain, jangan hindari semua perkara
Jika kita tak mau melaksanakan, disuruh yang lain lawan Belanda
Misal kisah Ashabi Fil, ketika Nabi belum lahir di dunia...
...Begitulah Allah membuat kita suka, mengapa tidak juga memerangi
Belanda
Hai teungku adik buah hati, tak ada tandingan perang Belanda
Niatkan saja melawan kafir, dosa tidak lagi pada anggota
Turun dari rumah sebuah langkah, niat pergi memerangi Belanda
Segala dosa habislah sudah, ibarat budak baru dilahirkan...
...Diberi pahala oleh Tuhan, sepuluh budak diberi merdeka
Begitulah diberi hai buah hati, sekali membedil atas Belanda
Jika banyak seteru dibedil, coba pikir berapa banyak pahala
Pergi ke tanah Arab hai lelaki pujaan, kita merugi dengan harta
Kita berada disana beribu hari, tidak hai adik sama pahala...
...Satu malam yang ini seribu yang lain, sungguh sangat lebih Tuhan
karunia
Ini lain lagi yang sangat terlebih, satu saat tegak dalam perang
Perang lawan kafir satu saat, itulah yang terbaik dari yang pernah ada
Lebih dari Lailatul Qadar, demikian sabda Nabi kita
Satu saat ini semalam yang lain, sungguh sangat lebih hai saudara...
...Jihad itu wajib atas kamu, maknanya demikian hai saudara
Memerangi kafir fardhu Ain, yakinlah semuanya
Begitu hadith Sayidil Mursalin, Muhammad Amin pelita dunia
Wahai kaum wajib fahami, sendi Islam tiga perkara
Pertama Syahadat, kedua Sembahyang, ketiga Memerangi Kafir
Jika tidak demikian kurang imbang, percaya abang hadith Mustafa
Sungguh wajib di masa ini, sebab negeri diduduki Belanda
Jangan lagi berdiam diri, menyesal nanti dalam neraka
Jangan percaya orang alim, jika tak mau melawan Belanda
Meski mampu terbang bak burung, jangan abang mempercayainya
Jangan disitu anda warisi ibarat, orang alim yang sudah setan perdaya
Cari dalih dalam berniaga, ringggit ditabung satu dua
Ayat menganjurkan perang hirau tiada, hati gelap mata pun buta
Cari jalan dekat dengan kafir, ulama jahil setan perdaya
Itulah ilmu ia ketahui, suruh Rabbi dilupakannya
Dirinya enggan orang lain tak disarankan, tunggulah dipendam dalam
neraka
Dikira dapat melepaskan diri, di hari nanti depan Rabbana
Semisal hadith Nabi kita, dengarlah teungku semua
Man katana Alman al-janahuAlahu taala bilujamin minalaari
Barangsiapa menyembunyikan ilmu Allah, disumpal ke mulut api neraka
Itulah hadith Rasulullah, disampaikan kepada ummat semua
Yang percaya mendapat tuah, yang mengubah mendapat hina
Agama kurang perniagaan punah, menyata sudah akhir dunia
Para ulama hanya memikirkan menerima upah dan pusaka
Berdiam di kampung dalam keseronokan, suruhan Tuhan disepikan saja
Dalih dicari berbagai cara, agar tak serta dalam perang Belanda
Jalan sabil semestinya, disambut lekas serta-merta
Jika tidak demikian, tunggulah dipanggang dalam neraka
Mendapat siksa yang amat pedih, yang tak mau memerangi Belanda
Sekalipun ia raja Quraisy, walau ahli-ahli Sayidil Anbia
Teungku kini telah dikecoh setan, memandang sepi perang Belanda
Merasa lebih tinggi dari Nabi yang memerangi musuh sepanjang masa
Kukatakan ini umpama, anak negeri tua-muda
Guru tercinta adik-abang, kita dan orang lain tiada beda
Jangan kecewa dengan perkataanku, banyak begitu yang ulama
Sebelah timur sampai Peusangan, tiada yang mengimani kalam Rabbana
Banyak ulama dikaruniai Tuhan, kitab Qur抋n bagai air bah
Banyak jumlahnya sedikit yang menghayati, takut menghadapi kafir Belanda
Jarang-jarang yang beriman tangguh, hanya dialah lain tiada...
...Disuruh ibadat tak pernah alpa, memerangi kafir tiada reda
Ibadat utama hanya perang sabil, tiada yang lain padanannya
Firman tuhan Rabbul Jalil, hadith Nabi Sayidil Anbia
Jalan terbaik menghadap Rabbi, hanya perang sabil lain tiada
Begitu wasiat Sayidil Anbia, disuruh lawan kafir Belanda...
...Jangan lagi demikian wahai taulan, menjadikan rekan kafir Belanda
Kafir celaka harus dilawan, musuh Tuhan dengan Mustafa
La Ilaha Illallah, kembali kisah ujung ayat
Muhammad Rasullah, sungguh indah perang dibangkit
Tak ada yang sama suatu pun, dengan perang sabil wahai sahabat...
...Wahai saudara adik dan abang, dengan dagangan jangan lalai amat
Walau banyak gedung emas berpeti, sendirian kita didalam kubur
Jika bukan mati didalam perang, wahai abang sakit amat
Sembilan ribu bala yang datang, kesakitan nyawa dalam jasad
Satu persatu bala itu diberi, seribu kali ditetakan yang kuat
Dihantam pedang seribu kali, pikirkan akhi menderita sangat
Sembilan ribu yang seberat itu, datang ke situ menyiksa jasad
Adakah sakit lebih dari itu, hai budiman camkan sangat
Mati dalam perang Sabilillah, teingku bertuah senanglah sangat
Tamsil minum selagi haus, seolah begitu hanyut lezat...
...Bukalah semua hidayat, setiap tempat kafir diperangi
Kalahkan dengan cepat, dengan mukjijat Penghulu Nabi
Beserta doa segala sahabat, yang yakin amat dengan perang ini
Berkat doa segala Syaikh, semoga menyingkir kafir ini
Tamat hikayat hari selasa, waktu dluha naik matahari
Tarikh seribu tiga ratus, lagi dua puluh hijrah Nabi
Dua puluh tujuh bulan Muharram, hamba selesaikan o ya sayidi
Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada sebaik-baik ciptaan-Nya
Muhammad dan para keluarga serta sahabat beliau sekalian
Ya Tuhan Rabbal Alamin.
Amin
Tamat
Wallahualambishawab.
* * *
Dikutip dan dicuplik dari sumber : Sastra Perang - Sebuah Pembicaraan
mengenai Hikayat Perang Sabil, yang ditulis oleh Prof. DR. Ibrahim
Alfian. MA, dan diterbitkan oleh Penerbit Balai Pustaka.
* * *
si-Pandir, Jakarta, 25 Nopember 2005.
|
|
|
|
|
|
|
| |
|