CariDotMy

 Forgot password?
 Register

ADVERTISEMENT

View: 8619|Reply: 14

Abdul Kahar Muzakkar

[Copy link]
Post time 14-1-2012 03:05 PM | Show all posts |Read mode
Post Last Edit by nobito at 14-1-2012 15:16

Ramai di antara kita tak pernah tahu pun bahawa di Sulawesi dulu juga pernah ada penentang terhadap Republik Indonesia sama seperti di Aceh..antara pejuang tersebut adalah Kahar Muzakar.

Bawah ni adalah rakaman pidato Kahar Muzakar berkenaan Republik Islam Indonesia


[youtube]HMaFjMttA8A[/youtube]

Rate

1

View Rating Log

Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 15-1-2012 11:44 AM | Show all posts
So,kenapa Sulawesi masih tak merdeka lagi? Macam nyamuk lawan ngan gajah lar, sampai bila pun takkan menang.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 15-1-2012 11:55 AM | Show all posts
Yang aku tahu...mereka ni x kan keluar dari Indonesia...sama macam PERMESTA..mereka x kan keluar dari Indonesia. Perjuangan Permesta bukan menuntut Daulah Islamiyah...tapi lebih kepada hak2 Wilayah Timur Indonesia.

Perjuangan Kahar Muzakkar lebih kepada Daulah Islamiyah...tapi Disebabkan Kahar Muzakkar menentang Pancasila maka dia diburu...perjuangan dia ni diteruskan oleh Hasan Tiro di Aceh...kawan2 beliau gak. Kalau didengar dari pidato beliau, Hasan di Tiro adalah Menteri Luar Republik Persatuan Islam Indonesia.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 15-1-2012 11:56 AM | Show all posts
Post Last Edit by nobito at 15-1-2012 12:02

Undang2 Islam (qisas n hudud) pernah dilaksanakan di Sulawesi Selatan...maksudnya pemerintahan Islam sempat diwujudkan di Sulawesi Selatan...yg peliknya kenapa TNI memburu dia tapi x dapat2...lepastu saat TNI dah hampir lemah n berputus asa dalam operasi KILAT..kenapa tiba2 keluar cerita Kahar Muzakkar sudah meninggal dunia ditembak?
Reply

Use magic Report

Post time 16-1-2012 01:25 PM | Show all posts
Reply 1# nobito

ape???????????? Abdul ZAKAR???
hahahaahahahahahhhaaa
Reply

Use magic Report

Post time 17-1-2012 12:15 PM | Show all posts
menarik ni...
more info please!....
Reply

Use magic Report

Follow Us
Post time 17-1-2012 04:46 PM | Show all posts
cam best cite ni..nak lagi
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-1-2012 02:52 PM | Show all posts
Reply 7# din_pc


    Actually aku pon x tahu pasal ni....n apa kaitan Aceh dgn Sulawesi...bila ada yg upload beberapa video dlm youtube baru la aku faham tentang Abdul Kahar Muzakkar.

Video2 yg awal diuploadkan adlh pasal Dokumentari Abdul Kahar Muzakkar...then baru2 ni Acehwatch uploadkan sepenuhnya pidato Kahar Muzakkar..

Kita tahu sekarang kuasa Autonomi telah diberikan kepada Aceh Darussalam...adakah ini bermaksud tiba masa provinsi2 laen menuntut hak yg sama seperti di Aceh...terutama provinsi Sulawesi Selatan.

Aku rasa ni lah salah satu ancaman kepada sekularisme Indonesia yg diamalkan melalui Pancasila...
Reply

Use magic Report


ADVERTISEMENT


Post time 18-1-2012 03:18 PM | Show all posts
Membincang tentang Kahar Muzakkar (orang bugis luwu) ni xleh terlepas dari Sekarmadji KARTOSUWIRYO (orang jawa). Kedua-duanya saling berkaitan.

Satu masa dahulu Kartosuwiryo menubuhkan Negara Islam Indonesia a.k.a Darul Islam ketika Indonesia baharu saja merdeka.
Ide Kartosuwiryo ni la yg diambil oleh Kahar Muzakkar (sulawesi) dan Daud Beureueh (Acheh) bagi memisahkan diri dari Indonesia.
Jadi Kahar bukanlah pengasas ide tersebut.
Reply

Use magic Report

Post time 18-1-2012 03:28 PM | Show all posts
Namun motif sebenar bukanlah nak tubuhkan Negara Islam, ia merupakan satu tindakan Kahar yang tak puas hati kepada struktur organisasi dalam militer Indonesia. Kahar menghendaki jawatan tinggi dalam militer.
Jadi, separatisme dari mamat tentera asal bugis Luwu ini bukanlah pure kerana agama, melainkan lebih kepada kekuasaan dan jawatan.
Reply

Use magic Report

Post time 18-1-2012 03:29 PM | Show all posts
Ia berbeza dengan pemikiran Kartosuwiryo di Jawa Barat yang memang betul2 menghendaki negara Islam.
Reply

Use magic Report

 Author| Post time 18-1-2012 04:08 PM | Show all posts
Post Last Edit by nobito at 18-1-2012 16:19
Namun motif sebenar bukanlah nak tubuhkan Negara Islam, ia merupakan satu tindakan Kahar yang tak puas hati kepada struktur organisasi dalam militer Indonesia. Kahar menghendaki jawatan tinggi dalam militer.
Jadi, separatisme dari mamat tentera asal bugis Luwu ini bukanlah pure kerana agama, melainkan lebih kepada kekuasaan dan jawatan.
bibir Post at 18-1-2012 15:28



    Ye..ada yg berpendapat begitu...ada follow citer dia ni gak ka?

Iye dia Bugis Luwu asal Palopo...dulu di Indonesia ramai tentera gerilia...tentera ni bukan bawah APRI

Dan mmg dulu dia pernah bersahabat baek dengan Sukarno semasa membentuk Indonesia di bawah KGSS (Komando Gerilya Sulawesi Selatan)...mungkin atas sebab x puas hati dia berseteru dgn Sukarno dan..Andi Sose bawa dia ke markas KGSS di Baraka...kemudian dia bergabung dgn Kartosuwiryo yg sememangnya berjuang untuk membentuk negara Islam di Jawa Barat...dan Kahar membawa tentera sendiri dr Baraka ke Palopo...
Reply

Use magic Report

Post time 19-1-2012 02:01 PM | Show all posts
Reply 12# nobito

pemes die ni kat sulawesi selatan.
eehhehee..
Reply

Use magic Report

Post time 19-1-2012 02:11 PM | Show all posts
keep it up, gud info bro.
Warga acheh tak nk mengaku diorg ni indonesia,tp org acheh
sepatutnya acheh sndiri dah lame kluar dari republik indonesia,tp politik kan ...
Reply

Use magic Report

Post time 6-3-2012 07:24 PM | Show all posts
Profil Abdul Kahar Muzakkar

Abdul Kahar Muzakkar (ada pula yang menuliskannya dengan nama Abdul Qahhar Mudzakkar; lahir di Lanipa, Kabupaten Luwu, 24 Maret 1921 – meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama kecilnya Ladomeng) adalah seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah Luwu, yang merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi. Ia adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overste pada masa itu.

Ia tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintahan presiden Soekarno pada masanya, sehingga balik menentang pemerintah pusat dengan mengangkat senjata. Ia dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkan dan pemberontak.
Pada awal tahun 1950-an ia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Pada tanggal 3 Februari 1965, melalui Operasi Tumpas, ia dinyatakan tertembak mati dalam pertempuran antara pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di Lasolo. Namun tidak pernah diperlihatkan pusaranya, mengakibatkan para bekas pengikutnya mempertanyakan kebenaran berita kejadiannya. Menurut kisah, jenazahnya dikuburkan di Kilometer 1 jalan raya Kendari.



Abdul Kahar Muzakkar, (Pejuang Sulsel Yang Dikhianati Bangsanya Sendiri)

Dalam buku Revolusi Ketatanegaraan Indonesia, Abdul Kahar Muzakkar pernah menuliskan keterangan tentang dirinya.

“Sedjak masa ketjil saja tidak pernah ditundukkan oleh lawan-lawan saja dalam perkelahian dan sedjak dewasa saja tidak pernah mendjadi “Pak Toeroet” pendapat seseorang di luar adjaran Islam.”

Pada bukunya lain, yang berjudul Tjatatan Bathin Pedjoang Islam Revolusioner, ia kembali mempertegas siapa dirinya dengan mengeja arti namanya.

Abdul artinya hamba, Kahar artinya Tuhan yang Gagah Perkasa, sedangkan Muzakkar memiliki makna jantan. “Jadi, Abdul Kahar Muzakkar berarti: Hamba Tuhan jang bersifat djantan.”
Kira-kira begitulah watak dan kepribadian Abdul Kahar Muzakkar. Sebuah pemahaman sekaligus penyerahan diri pada nilai-nilai Islam yang ditunjukkan oleh seorang pejuang.

Kahar Muzakkar, lahir dari keluarga Bugis berdarah panas, yang tak mengenal kata gentar dalam kamus hidupnya. Lahir 24 Maret 1921, di Kampung Lanipa, Pinrang, Sulawesi Selatan. Pada usia remaja, ia telah diminta oleh sang ayah untuk merantau menimba pengetahuan, dan
Jawa menjadi tujuannya.

Di perguruan Muhammadiyah Solo, ia memintal ilmu agama. Di sini pula ia untuk pertama kali bergerak dalam gerakan Hizbul Wathon.
Kisah perjuangannya dimulai sejak Jepang memasuki Sulawesi.

Tak seperti banyak pemuda, yang menganggap Jepang pembebas dari Timur, Kahar Muzakkar yang menolak menjadi Pak Turut tak mudah percaya. Pembelotan pertama yang ia jalani adalah menentang sikap Kerajaan Luwu yang kooperatif dengan penjajah Jepang.

Hukuman pun dijatuhkan, Kahar Muzakkar dituduh menghina kerajaan dan diganjar vonis adat ri paoppangi tana, hukuman yang memaksa ia pergi dari tanah kelahiran.

Pada periode inilah ia terjun total dalam kancah perjuangan kemerdekaan.
Ia mendirikan sebuah toko bernama Toko Luwu yang ia jadikan sebagai markas gerakannya.
Kiprah ini pula yang mengantar beberapa muda menemui Kahar Muzakkar suatu malam dan meminta ia membantu pembebasan pemuda-pemuda berjumlah 800 di Nusakambangan.

Pembebasan itu terjadi pada Desember 1945, dan 800 orang yang dibebaskan menjadi cikal bakal lasykar yang dibentuknya.
Lasykar yang diberinama Komandan Groep Seberang ini pula yang menjadi motor perlawanan secara militer di Sulawesi Selatan.

Tapi, dalam perjalanannya, lasykar yang dipimpinnya dipaksa bubar oleh pemerintahan Soekarno yang baru berdiri. Dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel, ia menjadi perwira tanpa pasukan yang diterlantarkan.

Setelah itu, ia masih mencoba untuk berkiprah dengan mendirikan Partai Pantjasila Indonesia.

Pada tanggal 7 Agustus 1953, ia memproklamirkan Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia. Dan proklamasi ini adalah awal dari babak baru perjuangan Abdul Kahar Muzakkar. Gerakan yang diusungnya ini mendapat simpati dari rakyat, bahkan kemudian, banyak anggota TNI yang disertir, melarikan diri masuk hutan dan bergabung bersama NII Sulawesi Selatan.

Perlawanan terhadap pemerintahan Soekarno masih terus dilakukan, dan tercatat sebagai perlawanan terpanjang dalam sejarah TNI di Sulawesi.

Sebenarnya ia menaruh harapan yang sangat besar pada Soekarno. Ia berharap Soekarno mengawal Indonesia menjadi sebuah negara berdasarkan Islam, yang akan mengantarkannya pada kebesaran.

Dalam sebuah suratnya untuk Soekarno, ia mengutarakan hal tersebut.

“Bung Karno yang saja muliakan. Alangkah bahagia dan Agungnja Bangsa Kita dibawah Pimpinan Bung Karno, jika sekarang dan sekarang djuga Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Islam, Pemimpin Besar Bangsa Indonesia, tampil ke muka menjeru Masjarakat Dunia yang sedang dipertakuti Perang Dunia III, dipertakuti kekuasaan Nuklir, kembali kedjalan damai dan perdamaian jang ditundjukkan oleh Tuhan dalam segala Adjarannja jang ada di dalam kitab sutji Al Qur’an….”

Tapi sayang, seruan Kahar Muzakkar seperti gaung di dalam sumur. Harap tak bertemu, malah petaka yang dituai. Kahar Muzakkar menjemput ajalnya di tangan tentara Divisi Siliwangi yang dikirim khusus menghabisi gerakannya.

Kematiannya semakin menambah panjang daftar para pejuang yang dikhianati oleh sejarah bangsanya sendiri.



Anak2 Kahar Musakkar sekarang banyak yang jadi orang besar/ kenamaaan , diantaranya

1. Andi Muzakkar, seorang politisi dan menjadi Bupati Luwu
2. Ir. Abdul Azis kahhar seorang anggota DPR RI
3. Ir. Buchari Kahar seorang anggota DPRD Sul-Sel




P/S : Saya nak tahu lebih lanjut tentang beliau..Boleyh terangkan..Please anyone?
Reply

Use magic Report

You have to log in before you can reply Login | Register

Points Rules

 

ADVERTISEMENT



 

ADVERTISEMENT


 


ADVERTISEMENT
Follow Us

ADVERTISEMENT


Mobile|Archiver|Mobile*default|About Us|CariDotMy

18-1-2025 05:23 PM GMT+8 , Processed in 0.066498 second(s), 33 queries , Gzip On, Redis On.

Powered by Discuz! X3.4

Copyright © 2001-2021, Tencent Cloud.

Quick Reply To Top Return to the list